Anda di halaman 1dari 3

STANDAR PELAYANAN OPERASIONAL

HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN


No.Dokumen :

STANDAR No Revisi :
OPERASIONAL
PROSEDUR Tanggal terbit :

Halaman : 1/ 2

Ditanda tangani oleh : Kepala Puskesmas


Cikalong

PUSKESMAS CIKALONG drg. Novita Utami


Jl. Raya Pangalengan km 27 Sumitra
Kab. Bandung
NIP. 19821125
201001 2 007

1. Pengertian : Adalah timbulnya desakan darah sistolik lebih dari 140 mmHg
dan diastolik lebih dari 90 mmHg, diukur dua kali selang 4 jam
setelah penderita istirahat.

KLASIFIKASI

1. Hipertensi Kronik
Hipertensi yang di dapatkan sebelum kehamilan,
dibawah 20 minggu umur kehamilan, dan hipertensi
tidak menghilangkan setelah 12 minggu pasca
persalinan.
2. Preeklamsia- Ekklampsia
Hipertensi dan proteinuria yang didapatkan setelah
umur kehamilan 20 minggu.
3. Hipertensi Kronik (Superimposed preeclampsia)
Hipertensi kronik yang di sertai proteinuria
4. Hipertensi gestasional
Timbulnya hipertensi pada kehamilan yang tidak
disertai proteinuria hingga 12 minggu pasca
persalinan.
Bila hipertensi menghilang setelah 12 minggu
persalinan, maka dapat disebut juga Hipertensi
Transien.
2. Tujuan : Mampu melakukan penilaian klinik, klasifikasi dan
penatalaksanaan serta mencegah komplikasi hipertensi
karena kehamilan.

3. Referensi : MNH, 2002


PONED, 2008
OBSTETRI, 2015
4. Kebijakan :

5. Prosedur : Dilakukan
1. Anamnesis pada pasien / keluarganya
Adanya gejala- gejala : Nyeri kepala, gangguan visus,
rasa panas dimuka, dyspneu, nyeri dada, mual
muntah, kejang.
a. Penyakit terdahulu : adanya hipertensi dalam
khamilan, penyulit pada pemakaian
kontrasepsi hormonal, penyakit ginjal, dan
infeksi saluran kencing.
b. Riwayat penyakit keluarga : Ditanyakan
riwayat kehamilan dan penyulitnya pada ib
dan saudara perempuannya.
2. Riwayat gaya hidup : Keadaan lingkungan sosial,
apakah merokok dan minum alkohol.
3. Pemeriksaan fisik :
a. Kardiovaskuler : evaluasi desakan darah,
suara jantung, pulsasi
b. Perifer
c. Paru :auskultasi paru untuk mendiagnosis
edema paru
d. Abdomen : palpasi untuk menentukan adanya
nyeri pada hepar
e. Refleks : adanya klonus
f. Fundoskopi : untuk menentukan adanya
retinopati grade I- III
4. Pemeriksaan Obstetri : Tinggi Fundus Uteri, Denyut
jantung janin
5. Pemeriksaan penunjang : Protein Urine
PEMERIKSAAN KESEJAHTERAAN JANIN
Hipertensi gestasional
Pada waktu pertama kali diagnosis,
Pemeriksaan perkiraan petumbuhan janin.
PENGELOLAAN DALAM KEHAMILAN
Jika kehamilan kurang dari 35 minggu, lakukan pengelolaan
rawat jalan
1. Lakukan pemantauan tekanan darah dan proteinuria
serta kondisi janin setiap minggu.
2. Jika tekanan darah meningkat, kelola sebagai
preeklampsia.
3. Jika kondisi janin memburuk, atau terjadi
pertumbuhan janin yang terhambat, rawat dan
pertimbangkan terminasi kehamilan.
PENGELOLAAN HIPERTENSI KRONIK
1. Jika pasien sebelum hamil sudah mendapatkan
pengobatan dengan obat anti hipertensi dan
terpantau dengan baik, maka lanjutkan pengobatan
tersebut.
2. Jika tekanan diatolik lebih dari 110 mmHg, atau
tekanan sistolik lebih dari 160 mmHG, berikan anti
hipertensi.
3. Jika terdapat proteinuria, pertimbangkan
superimposed preeclampsia.
4. Pasien harus istirahat
5. Lakukan pemantauan pertumbuhan dan kondisi janin.
6. Jika tidak terdapat komplikasi, tunggu persalinan
sampai aterm.
7. Jika terdapat preeklampsia, pertumbuhan janin
terhambat atau gawat janin, lakukan :
Jika serviks matang, lakukan induksi dengan
oksitosin 2-5 IU 500 ml dekstrose melalui infus
10 tetes/menit atau dengan protaglandin.
Jika serviks belum matang, berikan
prostaglandin, misoprostol, kateter foley.
Observasi komplikasi seperti solusio plasenta atau
superimposed preeclampsia.
6. Dokumen Terkait : DOKTER UMUM
BIDAN

Anda mungkin juga menyukai