Anda di halaman 1dari 9

ASIMILASI, AKULT RASI, DAN

INTEGRASI NA IONAL
Hari Poerwan o

1 . Pendahuluan Rob rt E . Park mengatakan bahwa ada


ejak lama, para ahli antropologi terta- emp t bentuk proses sosial yang penting,

S rik pada peristiwa pertemuan dua ke-


budayaan atau Iebih, terutama sejauh
manakah hal tersebut dapat menyebabkan
ialah konflik (conflict), akomodasi (accomo-
datio ), persaingan (competition), dan
asim Iasi (assimilation) .
Untuk mengkaji masalah integrasi nasio-
perubahan, baik sosial maupun budaya .
Sementara itu, juga disadari bahwa beru- nal, enggunaan istilah asimilasi di Indone-
sia lurang pupuler . Pada dekade 1960-an,
bahnya unsur-unsur suatu kebudayaan ti-
kon psi tersebut lebih diberikan arti seba-
dak selalu dapat diartikan sebagai kemaju-
gai erkawinan campur, terutama antara
an, namun dapat pula dianggap sebagai ke-
munduran suatu masyarakat. ketu unan Cina dengan bumiputera . Agar ti-
Untuk memahami pertemuan dua kebu- dak diartikan sebagai 'perkawinan campur',
dayaan atau lebih di kalangan suku-suku mun ul padanan kata yang dipakai sebagai
bangsa dan kebudayaan di Indonesia yang pentganti konsepsi asimilasi, ialah pem-
beranekawarna, perlu dikaji berbagai ben- bau an . Dalam kenyataannya, penggunaan
tuk interaksi sosial mereka . Kelompok so- istil h tersebut menjadi semakin tidak jelas,
sial dan lembaga kemasyarakatan di ka- teru ama jika dikaitkan dengan tujuan anali-
langan berbagai suku bangsa tersebut ada- sis, ruang lingkup, dan pendekatan atas
lah bentuk struktural dari masyarakat, dan per asalahan yang akan dipecahkan atau
dinamikanya tergantung pada pola perilaku dip hami . Sementara itu, di kalangan antro-
warganya dalam menghadapi suatu situasi pol gi dan sosiologi, ruang Iingkup konsep-
si t rsebut juga masih dijumpai perbedaan,
tertentu .
Dalam Encyclopaedia of the Social dan sering diartikan sama dengan konsepsi
aku turasi . Sementara itu, dalam konteks di
Sciences (1957), Max Lerner meletakkan
proses-proses sosial sebagai aspek dina- Ind nesia, mengkaji masalah asimilasi di
mik dari hubungan-hubungan sosial . Se- kal ngan berbagai kebudayaan yang ber-
mentara itu, dinamika suatu masyarakat ter- be a adalah suatu hal penting untuk me-
cermin dari perkembangan dan perubahan ne patkan studi masalah integrasi nasional
yang terjadi, balk sebagai akibat hubungan se ara proporsional .
orang per orang, antarkelompok, maupun
antara orang per orang dengan kelompok- 2 . Asimilasi dan Akulturasi
kelompok . Berbagai bentuk interaksi sosial Kajian tentang akulturasi yang dilakukan
tersebut ditandai dengan terjadinya kontak ole semua ahli antropologi di masa lalu
dan komunikasi . Karenanya, pengetahuan bia anya dilakukan berdasarkan suatu ke-
tentang proses-proses sosial akan dapat ra gka kerja yang hampir sama, balk di
dipakai untuk mengetahui perilaku apakah ne ara-negara persemakmuran, di Amerika
yang akan terjadi, terutama apabila terjadi S rikat maupun Amerika Latin . Untuk perta-
perubahan-perubahan yang berakibat pada m kalinya, istilah akulturasi dijumpai dalam
goyahnya sendi-sendi kehidupan lama W bster's Unbridged Dictionary (1928)
(Gillin dan Gillin, 1954) . Dalam Ency- ya g diartikan . . . the approximation of one
clopaedia of the Social Sciences (1957),

'Doktor, Staf pengajar Jurusan Antropologi, Fakultas Sastr , UGM .

Humaniora No . 12 September- Desember 1999 29


Hari Poerwanto

yang diartikan " . . . the approximation of one katan fungsionalis . Akhirnya, kajian tentang
human race of tribe to another in culture or hal tersebut diterapkan untuk suatu pende-
arts by contact ." Sampai dengan 1933, pe- katan yang lebih balk daripada yang biasa-
ngertian yang terkandung dalam istilah nya dilakukan oleh para fungsionalis, yaitu
akulturasi sifatnya masih terlampau umum ; mendekatinya dalam kerangka kerja dina-
misalnya yang tercantum dalam Supple- mika perubahan . Amat cepatnya suatu per-
ment New English Dictionary (1933), yaitu ubahan yang terjadi dalam situasi kolonial
'. . . the adaption and assimilation of an alien seperti yang telah dikaji oleh para fungsio-
culture ." Dalam edisi Webster's Unbridged nalis klasik B . Malinowski memperlihatkan
Dictionary pada 1934, arti yang diberikan bahwa dimensi waktu kurang mendapatkan
dalam istilah akulturasi mengalami peru- perhatian .
bahan, yaitu . . . the approximation of one Seperti halnya di Inggris, Perancis dan
social group of people to another in culture Belanda, kegunaan studi akulturasi lebih di-
or arts by contact; the transfer of culture tujukan untuk memecahkan masalah-
elements from one social group of people to masalah praktis di daerah jajahan ; juga
another." merupakan faktor utama yang menyebab-
Kajian tentang pertemuan dua kebuda- kan semakin populernya kajian ini . Semen-
yaan atau Iebih bukan hanya berlaku di ka- tara itu, di Amerika perkembangan pesat
langan tribe dari suatu ras tertentu, . melain- dari studi akulturasi adalah lebih berkaitan
kan juga lebih menekankan pada suatu dengan timbuinya berbagai masalah sosial
kelompok kemasyarakatan (social groups) . sebagai akibat masa depresi ekonomi (ma-
Pada tahun-tahun berikutnya, pembatasan laise) . Untuk itu, B . Malinowski mengatakan
akulturasi mengandung pengertian yang ` . . . a new branch of anthropology must
Iebih fleksibel, misalnya tampak dalam New sooner or later be started: the anthropology
Standard Dictionary (1936), ialah . . . the im- of the changing Native".
porting of culture by one people to another ." Dalam ilmu sosial, istilah asimilasi dan
Perhatian terhadap studi akulturasi di akulturasi seringkali dipergunakan
Amerika diperkirakan bermula dari reaksi tumpang-tindih . Ada sebagian pendapat
terhadap suatu upaya rekonstruksi berda- yang mengatakan bahwa istilah asimilasi
sarkan memory culture, atau lebih didasar- Iebih sexing dipakai oleh para ahli sosiologi,
kan atas suatu rekonstruksi yang hipotetis sedangkan istilah akulturasi lebih sexing
(Beals, 1962) . Pada awal abad XX, perhati- digunakan oleh ahli antropologi (Gordon,
an terhadap kajian kebudayaan telah sema- 1964 : 61) ; dan lebih merupakan istilah
kin pelik mengingat semakin luasnya per- spesifik yang lazim dipakai para ahli antro-
sebaran kebudayaan dan semakin pesat- pologi di Amerika (Herskovits, 1958) . Di
nya perkembangan kebudayaan kontem- kalangan sebagian mahasiswa di Jerman,
porer . Sebagai akibatnya, para peneliti lebih lapangan studi akulturasi lebih dikenal de-
tertarik untuk memusatkan perhatiannya ngan kajian tentang perubahan kebudaya-
terhadap studi tentang kontak-kontak kebu- an, sedangkan di Inggris lebih populer de-
dayaan, yaitu sejalan semakin pesatnya ngan studi perihal pertemuan dua kebu-
perkembangan kebudayaan kontemporer dayaan atau lebih .
pada masa itu karena pengetahuan tentang Pada dasarnya, pengertian yang terkan-
hal tersebut dirasakan masih relatif ter- dung dalam istilah asimilasi maupun akul-
batas . turasi, selain mengandung pengertian yang
Di Inggris minat terhadap fenomena per- sama, juga menunjukkan ada dimensi yang
temuan dua kebudayaan atau lebih banyak berbeda . Sebagai contoh, pembatasan asi-
dilakukan oleh penganut fungsionalisme, te- milasi yang dibuat oleh Ernest W . Burgess
tapi umumnya juga bermula dari reaksi ter- dalam Encyclopaedia of the Social Scien-
hadap studi tentang memory culture . Rasa ces (1957), antara lain mengatakan " . . . a
tertarik untuk mengkaji masalah tersebut di process of interpretation and fusion in which
Inggris adalah juga disebabkan oleh (1) ur- persons and groups aquire the memories,
gensi aplikasi praktis dari ilmu antropologi sentiments, and attitude of other persons or
di daerah jajahan, dan (2) sebagai bagian groups, and, by sharing their experience
dari reaksi akan keterbatasan akan pende- and history, are incorporated with them in a

30 Humaniora No. 12 September - Desember 1999


Hari Poerwa to

common cultural life ." Lebih lanjut Ernest ada masa-masa mendatang konsepsi
W . Burgess mengatakan bahwa dalam ak turasi masih selalu dicoba untuk disem-
kontak-kontak sosial tersebut yang diawali pur akan, misalnya, dilakukan oleh Hersko-
dengan terjadinya interaksi yang bersifat v dalam Outline for the Study of Accultu-
pribadi dan mendalam, terutama, akan ber- rati n (Herskovits, 1958) . 2 Lebih lanjut Her-
guna untuk meletakkan dasar-dasar dari sk v its (1958 :10) berpendapat bahwa mak-
suatu hubungan lebih lanjut. na yang terkandung dalam akulturasi ber-
Selanjutnya, diterimanya secara bulat be a dengan perubahan kebudayaan (cul-
akulturasi sebagai lapangan studi disiplin tur 1 change) . Akulturasi hanyalah meru-
antropologi di Amerika Serikat dapat dikata- pa an salah satu aspek dari perubahan ke-
kan masih relatif baru . Untuk pertama kali- bu ayaan, sedangkan akulturasi merupa-
nya, kajian tentang akulturasi mulai dikemu- ka salah satu tahapan dari asimilasi . Se-
kakan pada pertemuan tahunan dari Ameri- lai itu, is juga mengatakan bahwa akultu-
can Anthropological Association tahun ra juga berbeda dengan difusi (diffusion),
1930 . Berdasarkan perumusan yang dibuat d n semua bentuk akulturasi mengandung
oleh Robert Redfield, Ralph Linton, dan p ngertian tersebut, terutama dalam kon-
Melville J .Herskovits dari Sub Komite Akul- te s suatu hubungan tanpa melalui kontak
turasi dalam kongres Social Science Re- fi ik dari para pendukung suatu kebudaya-
search Council 1930, yang dimuat sebagai a . Menurut Herskovits (1948), difusi meru-
"Memorandum for the Study of Accultura- p kan achieved cultural transmission se-
tion", American Anthropologist, Vol .38 No .1 d ngkan akulturasi lebih cultural trans-
(Januari-Maret 1936), hlm .136 ; dikatakan mission in process .
bahwa akulturasi adalah . . . comprehends Lebih lanjut Arnold M .Rose (1956) juga
those phenomena which result when enjelaskan perbedaan antara asimilasi
groups of individuals having different culture d n a kulturasi . l a menyatakan bahwa asimi-
comes into continous first hand contact, I si adalah . . . the adoption of the culture of
with subsequent changes in the original cul- a other social group a complete extent that
tural patterns of either or both groups" .' t e person or group no longer has any
Jika diamati, kedua pembatasan terse- c aracteristic identifying him with his former
but berisikan suatu pengertian mengenai Iture and no longer has any particular
terjadinya pertemuan orang-orang atau pe- loyalities to his former culture. Or, the pro-
rilaku budaya . Sebagai akibat pertemuan .ess leading to this adoption ." Atas dasar
tersebut, kedua belah pihak saling mempe- e mbatasan tersebut maka leading to this
ngaruhi dan akhirnya kebudayaan mereka doption atau suatu adopsi kebudayaan
saling berubah bentuk. Yang tampak mem- sing yang demikian luas dan lengkap lebih
bedakannya adalah tidak ditemukannya ciri- epat disebut dengan asimilasi, sedangkan
ciri struktural dalam pembatasan akulturasi . kulturasi dikatakannya hanya, . . . the adop-
Dalam pembatasan asimilasi, hubungan ion by a person or group of the culture of
yang bersifat sosio-struktural tercermin dari not her social group" adalah akulturasi . Lo-
kata-kata " . . . sharing their experience" dan alitas mereka terhadap kebudayaan asal
" . . . incorporated with in in a common cultu- emakin kecil, dan akhirnya kelompok ter-
ral life". ebut mengidentifikasikan dirinya ke dalam
Terwujudnya rumusan dari subkomite uatu kebudayaan baru .
akulturasi tersebut di atas tidak terlepaskan Sebagai akibat perkembangan yang ter-
dari perkembangan ruang lingkup dan objek adi pada masyarakat di Amerika, konsepsi
yang selalu mengalami perubahan, teruta- asimilasi mulai dikaitkan dengan aspek po-
ma sejak awal abad XX . Sebagai akibat litik. Karenanya, Robert E . Park (1957 :281)
pengaruh Ero-Amerika, bangsa-bangsa pri- memberikan istilah sebagai asimilasi sosial,
mitif mulai menghilang ; sementara itu, se- yaitu ". . . the process or processes by which
bagai akibat perkembangan yang terjadi di people of diverse racial origins and different
Amerika, konsepsi asimilasi juga mengala- cultural heritage, accupying a common terri-
mi perubahan karena mulai dikaitkan de- tory, achieve a cultural solidarity sufficient
ngan aspek politik. at least to sustain a national existence ."
Para migran di Amerika dianggap telah ber-

Humaniora No . 12 September - Desember 1999 31


Hari Poerwanto

asimilasi apabila mereka itu secepatnya da- dan akhirnya mereka loyal dan mengidenti-
pat menggunakan bahasa Inggris dan ber- fikasikan dirinya ke dalam kebudayaan
peran serta dalam berbagai aktivitas sosial, baru .
ekonomi, dan politik tanpa menyebabkan Sementara itu, Frederich E . Lumley da-
timbulnya prasangka . Oleh karenanya, da- lam Dictionary of Sociology mengatakan
lam salah satu tulisannya, Milton M .Gordon bahwa asimilasi adalah "The process by
(1964) menunjuk adanya tujuh variabel which different cultures, or individuals or
yang harus dikaji dalam asimilasi . Ketujuh groups representing different cultures, are
variavel tersebut adalah sebagai berikut . merged into a homogenous units". IN ber-
arti bahwa asimilasi merupakan two way
1. Asimilasi budaya atau asimilasi perila- traffic . Karenanya, dalam suatu asimilasi
ku atau lazim disebut dengan akultura- akan dihasilkan suatu kebudayaan baru
si ; terjadinya perubahan pola-pola ke- (melting-pot) .
budayaan ke arah penyesuaian terha-
dap kebudayaan kelompok mayoritas .
3 . Asimilasi dalam rangka Integrasi
2. Asimilasi stuktural, yaitu dalam skala Nasional
besar mereka memasuki berbagai je-
nis perkumpulan, klik, dan kelembaga- Asimilasi sebagai salah bentuk proses-
an kelompok mayoritas, terutama pada proses sosial erat kaitannya dengan proses
level dasar atau paling bawah . dan pertemuan dua kebudayaan atau Iebih .
Ernest W .Burgess dalam Encyclopaedia of
3. Asimilasi perkawinan atau amalgamasi the Social Sciences (1957) mengatakan
(amalgamation), yaitu terjadinya per- bahwa akomodasi tidak selalu dapat men-
kawinan campuran dalam skala besar. ciptakan asimilasi, terutama apabila kontak
4. Asimilasi identifikasi, yaitu berkem- yang intensif dan mendalam tidak terjadi .
bangnya perasaan sebagai satu bang- Akomodasi lebih merupakan ` . . . the process
sa seperti halnya yang dimiliki oleh of making social adjustment to conflict
kelompok mayoritas. situations by maintaning social distances
5. Attitude receptional assimilation, yaitu between groups and persons, . . . is the
suatu asimilasi yang dicerminkan oleh process by which cultures and personalities
tidak timbulnya suatu sikap berpra- interpenetrate and fuse ."
sangka . Sesuatu yang terjadi dalam akomodasi
adalah . . . old habits are broken-up, and a
6. Behavior receptional assimilation, yaitu new coordination are made" (Balwin, 1957) .
suatu asimilasi yang dicerminkan oleh IN berarti bahwa selama proses penyesuai-
tidak munculnya suatu sikap diskrimi- an berlangsung, berbagai konflik berusaha
nasi . untuk dihindari, dan berbagai kebiasaan
lama diupayakan diubah untuk disesuaikan
7. Asimilasi yang dikaitkan dengan status
sehingga mereka yang sating terlibat mem-
kewarganegaraan atau civic assimila-
tion, antara lain, yang terwujud dalam peroleh sesuatu yang berbeda atau sesuatu
yang baru . Lebih lanjut J . Mark Malwin me-
bentuk tidak adanya konflik nilai dan
ngatakan bahwa akomodasi merupakan " . . .
konflik kekuatan .
the process of making social adjustment to
Dalam hal ini, suatu asimilasi mengha- situations by maintaining social distances
ruskan para migran untuk menyesuaikan between groups and persons which might
dirinya pada kelompok kebudayaan yang otherwise come into conflict " . Kare-
didatangi (host society) . IN berarti bahwa nanya, akomodasi harus dibedakan dengan
kebudayaan golongan mayoritaslah yang adaptasi, sekalipun keduanya merupakan
dijadikan ukuran untuk menilai keberhasilan bentuk dari adjustment. Istilah adaptasi le-
orang-perorangan atau suatu kelompok da- bih sering dipakai dalam konteks perubah-
lam menyesuaikan dirinya . Konsepsi ini se- an struktural yang disebabkan oleh variasi
suai dengan pandangan Arnold M .Rose di dan seleksi biologis . Sebaliknya, yang ter-
atas, yaitu identifikasi dan loyalitas mereka cakup dalam pengertian akomodasi adalah
terhadap kebudayaan asal semakin kecil erat kaitannya dengan perubahan fungsio-

32 Humaftore No . 12 September- Desember 1999


nal, misalnya berubahnya kebiasaan, tata- berj Ian tersendat . Untuk mengatasinya,
cara, dan adat-istiadat seseorang atau se- asp k yang menghambat harus segera diu-
kelompok orang. pay kan diketahui . Sementara itu, dalam
Ruang lingkup pengertian akomodasi ju- En lopaedia of the Social Sciences dije-
gs dapat pula lebih dipahami melalui pem- las an bahwa dalam suatu konversi "i . .
batasan yang dibuat oleh Hornell Hart cha ge of heart, an emotional regeneration,
dalam Dictionary of Sociology (1942) ; ialah typi ally sudden in its advent or consumma-
"(1) Any social process, whether concious tio affecting radically the outlook, the inner
or unconcious which consists in the altera- adj stment and the habits of life an individu-
tion of functional relations between perso- al." Mereka harus mengubah perasaan dan
nalities and groups so as to avoid, reduce per lakunya sehingga asimilasi dapat diwu-
or eliminate conflict and to promote re- jud an, dan akhirnya berbagai sumber kon-
ciprocal adjustment (q. v.), provided that the flik dapat dieliminasi .
altered behavior pattern is transmitted by Secara garis besarnya, pengertian yang
social learning rather than biological here- ter akup dalam konsep konversi menurut
dity; and (2) the social relationships which En yclopaedia of the Social Sciences
result from this process. Among the varie- (1 57) menunjuk " . . . change of heart, an
ties (or methods) of accomodation most e otional regeneration, typically sudden in
often mentioned are arbitration, compro- its advent or consummation, affecting
mise, concialiation, conversion, subordina- radically the outlook, the inner adjustment
tion, and toleration". an the habits of life an individual." Tanda-
Berdasarkan pembatasan tersebut, di ta da awal dimulainya konversi adalah
satu pihak akomodasi berarti menunjuk pa- m nculnya sikap mendua, dan terjadinya
da suatu proses, juga menunjuk pada suatu p rubahan pada salah satu unsur-unsur ke-
keadaan . Akomodasi sebagai suatu proses b dayaan atau lebih . Untuk menyesuaikan
ditandai oleh upaya menciptakan keseim- k pribadian, suatu akomodasi dalam ben-
bangan dan menjauhkan berbagai hal yang tu konversi amat menekankan arti penting
dapat menimbulkan konflik . Ada kalanya m ngadopsi secara sukarela berbagai pola
upaya tadi dilakukan secara sadar, tetapi d n etos dari out-group . Apabila hal terse-
juga dapat dilakukan secara paksa . Suatu b t dapat terjadi, sikap mendua akan sema-
akomodasi yang menunjuk pada suatu kea- ki berkurang, dan bahkan hilang sama se-
daan ditandai oleh terciptanya keseimbang- k Ii ; yang akhirnya in-group akan terlibat
an hubungan antara orang per orang mau- s cara menyeluruh dengan kebudayaan
pun antarkelompok. Akhirnya, hasil dari o t-group . Ini berarti, berbagai sikap dan
suatu akomodasi dapat berupa arbitration, s stem nilai lama yang dimilikinya telah
compromise, concialiation, conversion, sub- d pat diganti oleh sikap dan sistem nilai
ordination, ataupun toleration" . y ng baru . Sekalipun demikian, kuatnya
Selanjutnya, akomodasi sebagai suatu atan terhadap akar kebudayaan suku
proses dan yang menunjuk sebagai suatu angsa mereka adalah sesuatu yang tidak
keadaan tertentu erat terkait dengan kom- apat dihindari seperti ungkapan Horace
promi dan konversi . Dalam Dictionary of allen yang dikutip oleh Milton M .Gordon
Sociology (1944), Frederich E .Lumley (1964 :145), yaitu "Men may change their
memberikan batasan kompromi sebagai lothes, their wive, their religion, their philo-
"An agreement reached by mutual con- ophies, to a greater or lesser extent; their
cession ; conciliatory process consisting of annot change the grandfather ." Timbulnya
the exchange of value until parties are more ngkapan tersebut erat kaitannya dengan
less satisfied at least more of them satisfied uatu stereotipe yang lazim dikenakan ter-
than before the exchange the characteris- adap orang Yahudi, yaitu 'sekali Yahudi
tic". Mengingat hasil akomodasi dalam ben- etap Yahudi' . Meskipun orang Yahudi hi-
tuk kompromi belum tentu memuaskan ke- up tersebar di berbagai negara, mengingat
dua belah pihak, antara lain karena masing- uatnya ikatan perasaan mereka terhadap
masing memiliki dasar argumentasi dan keluarga, akar kebudayaan Yahudi sangat
pandangan yang berbeda, akan mengaki- mewarnai sepak terjang kehidupannya
batkan hubungan intensif dan mendalam Epstein, 1978 :139) .

Humaniora No . 12 September - Desember 1999 33


Hari Poerwanto

Lebih lanjut juga perlu disadari bahwa out of many small societies a closer
dalam suatu interaksi sosial, dalam kenya- approximation of the one nation" (Watson,
taannya berbagai suku-bangsa yang ada ti- 1944) . Ini berarti bahwa kedua definisi
dak berada pada suatu posisi yang sama . tersebut menekankan bahwa dalam suatu
Ada suku-suku bangsa yang menduduki integrasi nasional terkandung cultural
suatu posisi sebagai kelompok superordi- differentiations atau Bhinneka Tunggal Ika .
nat, sebaliknya ada pula suku-bangsa yang Schermerhorn (1970) mengingatkan
berada pada kelompok subordinat . Adaka- agar dalam mengkaji masalah integrasi
lanya, kelompok superordinat juga merupa- nasional hendaknya mengaitkan konteks
kan kelompok dominan yang memiliki ke- campuran dari sistem kemasyarakatan sua-
dudukan lebih tinggi dan hak-hak istimewa tu komunitas . Ini berarti bahwa aspek
(privileges) tertentu . Oleh karena itu, untuk sosial-budaya dan politik yang tercakup
lebih memahami bentuk-bentuk kehidupan dalam konsepsi integrasi harus pula diper-
dalam suatu masyarakat yang majemuk, timbangkan ; misalnya terintegrasinya ke-
Schermerhorn (1970 :13) memberikan con- budayaan suku-suku bangsa tanpa harus
toh model paradigma . Melalui model para- menghilangkan ciri-ciri kebudayaan dari
digma tersebut tampak bahwa ruang ling- setiap suku bangsa . Karenanya, paling ti-
kup kelompok dominan dan subordinat di- dak studi tentang integrasi nasional men-
dasarkan atas dua dimensi, ialah size Qum- cakup tiga masalah utama, ialah (1) inte-
lah) dan power (kekuasaan) . Paradigma di grasi sebagai masalah yang erat kaitannya
bawah ini dapat dipakai sebagai pengeta- dengan legitimasi; (2) integrasi sebagai ma-
huan untuk memahami berbagai bentuk salah yang erat kaitannya dengan konku-
hubungan dalam masyarakat majemuk ; bu- rensi kebudayaan ; dan (3) integrasi sebagai
kan hanya yang muitietnik tetapi juga multi- masalah yang dapat menimbulkan ketidak-
golongan . sesuaian pandangan, terutama yang me-
nyangkut posisi suatu suku bangsa atau
Paradigma Kelompok Dominan golongan subordinat .
dan Subordinat Di Indonesia, misalnya, selain terdapat
berbagai suku-bangsa yang memiliki suatu
Kelompok Dominan wilayah tertentu di Nusantara, juga terdapat
Jml Kekuasaan kolektiva yang diklasifikasikan sebagai go-
Kelompok A + + Gol . mayoritas longan minoritas, yaitu Cina, India, dan
Kelompok B - + Elite Arab . Guna mewujudkan asimilasi dalam
rangka suatu integrasi nasional, terdapat
dua aliran pemikiran, yaitu apakah asimila-
Kelompok Subordinat sionis ataukah pluralis . Kesemuanya itu ti-
Jml Kekuasaan dak terlepas dari perkembangan peristiwa
Kelompok C + - yang terjadi di berbagai bangsa yang multi-
Subjek massa
Kelompok D - - etnik . Kebijakan asimilasi pada suatu nega-
Gol . minoritas
ra tergantung pada kebijakan yang ditem-
puh oleh suatu pemerintahan ; terutama un-
Untuk mewujudkan suatu integrasi, ha- tuk menemukan pola-pola ideal manakah
rus diciptakan harmoni dari berbagai kesa- yang dapat dipakai untuk mempersatukan
tuan yang potensial bagi munculnya konflik keanekaragaman dalam suatu wadah nega-
seperti dikemukakan oleh Amey E . Watson ra kebangsaan tertentu .
(1944) dalam Dictionary of Sociology, an- Louis Wirth (1945 :347) mengatakan
tara lain "That social process tends to har- bahwa kebijakan yang bersifat asimilasionis
monize and unify diverse and conclicting lebih menekankan agar para anggota mino-
units, whether those units be elements of ritas di suatu negara bergabung ke dalam
personality, individuals, groups or larger so- masyarakat lebih luas dengan cara mela-
cial aggregations ." Suatu kehidupan yang rang kebudayaan mereka dan mengharus-
harmoni akan memungkinkan ` . . . bringing kannya mengadopsi sistem nilai dan gaya
together of the disparate parts of a society hidup kelompok dominan atau superordinat .
into a more integrated whole, or to make Sebaliknya, yang bersifat pluralis menghen-

34 Humaniora No . 12 September- Desember 1999



daki agar kelompok dominan lebih bersikap C D


toleran terhadap kebudayaan kelompok
subordinat, atau suku bangsa dan golongan Sf Sp Cenderung ke arah
minoritas tetap diperkenankan memperta- at konflik
hankan kebudayaan mereka masing-
SP Sf
masing .
Jika kedua aliran tersebut dicermati, ada
perbedaan implikasi yang ditimbulkan, teru- Forced Forced
tama jika dikaitkan dengan sejauh manakah Segre- Assimilation
kelompok superordinat mampu menerap- gation resistance
kan dan memperkenankan kelompok subor- with
dinat melaksanakan kebijakan tersebut . Se- resistance
lain itu, timbul pula suatu pertanyaan lain,
yaitu apakah kelompok superordinat begitu Suatu kebijakan yang cenderung bersi-
saja percaya bahwa suku bangsa dan go- fat sentripetal biasanya lebih terkait dengan
longan minoritas akan berasimilasi, ataukah ha -hal yang bersifat kultural, misalnya da-
mereka akan tetap mempertahankan kebu- ta bentuk diterimanya sistem nilai dan ga-
dayaannya . Apabila itu terjadi, apakah ke- ya hidup yang lazim berlaku di masyarakat.
lompok dominan dapat menerima kemung- S lain itu, dapat pula dalam bentuk sema-
kinan berbagai hal kontradiktif yang akan k' meningkatnya partisipasi mereka di ber-
ditimbulkan oleh kelompok subordinat ter- b gal kelompok perkumpulan dan kelem-
sebut . Oleh karenanya, jika berbagai hal b gaan . Selanjutnya, suatu kebijakan yang
tadi dapat diterima, suatu integrasi nasional c nderung bersifat sentrifugal adalah apa-
akan berjalan dengan balk, dan sebaliknya, bi a ada keinginan di kalangan subordinat
jika tidak, akan timbul konflik, baik secara u tuk memisahkan diri dari kelompok do-
terbuka maupun yang bersifat laten . man atau dari berbagai ikatan yang lazim
Berbagai hal lain yang juga penting di- t rdapat di masyarakat . Secara kultural,
perhatikan dalam mengidentifikasikan suatu b asanya hal itu terjadi karena kelompok
integrasi adalah di manakah posisi kelom- s bordinat masih sering dan masih tetap
pok superordinat . Dalam hal ini, ada dua i gin menjaga berbagai tradisi, sistem nilai,
konsep utama yang dapat dipakai sebagai b hasa, agama, pola-pola rekreasi mereka,
model untuk analisis, yaitu apakah cende- an lain sebagainya . Untuk melindungi ber-
rung itu akan bersifat sentripetal (Sp) atau- agai hal tersebut, diperlukan persyaratan
kah sentrifugal (So . uktural, antara lain, tampak dari kebia-
aan melakukan perkawinan di kalangan
Paradigma Orientasi Sentripetal (Sp) elompok sendiri, mendirikan perkumpulan
dan Sentrifugal (Sf) ang terpisah atau eksklusif ; dan bahkan
ereka ini lebih memusatkan dirinya pada
uatu lapangan pekerjaan tertentu yang
A B ksklusif terhadap out-group . Untuk melihat
danya perbedaaan dalam tingkat analisis,
Super- SP Sf Cenderung ke arah ang pertama (sentripetal) disebut dengan
ordinat Integrasi similasi, sedangkan yang kedua (sentri-
ugal) adalah inkorporasi (Schermerhorn,
Sub- SP Sf 1970) .
ordinat

Assimi- Cultural 4 . Penutup


let ion Autonomy
Suatu integrasi nasional dapat diupaya-
Incorpo-
ration kan melalui assimilation incorporation atau-
pun melalui cultural autonomy. Sementara
itu, asimilasi merupakan the last product,
yang mampu menciptakan suatu keadaan
bagi terciptanya . . . a cultural solidarity suffi-
cient at least to sustain a national exis-

Humaniora No . 12 September -Desember 1999 35


Hari Poerfvanto

tence ." Untuk menuju integrasi nasional


yang kuat, diperlukan "old habits are 3. Cara menganalisis akulturasi, antara lain
broken-up, and a new coordination are meliputi (a) tipe suatu kontak dalam akul-
made." Karena asimilasi lebih merupakan turasi, (b) gambaran situasi dalam suatu
suatu political policy, apakah didasarkan masyarakat yang sedang mengalami
atas paham asimilasionis ataukah pluralis ; akulturasi, dan (c) proses akulturasi .
kesemuanya akan tergantung pada kese-
4. Seleksi dan mekanisme psikologis yang
pakatan bersama di kalangan warganegara
berkaitan dengan unsur-unsur integrasi
suatu bangsa ; demikian pula apakah bersi- dalam suatu akulturasi, yaitu meliputi (a)
fat sentripetal ataukah sentrifugal . peranan individu, (b) tipe-tipe kepribadian
Akhirnya, suatu integrasi nasional juga pihak yang menerima maupun yang
mengandung aspek psikologis, antara lain, menolak unsur-unsur budaya baru, (c)
berkaitan dengan tingkat kepuasan tertentu perbedaan dalam menyeleksi dan me-
dari suatu suku-bangsa atau golongan yang nerima unsur-unsur budaya daru yang
terlibat dalam asimilasi . Dalam upaya me- dikaitkan dengan jenis kelamin, perbeda-
wujudkan integrasi nasional, apakah itu ba- an lapisan sosial, perbedaan pekerjaan,
sil dari suatu agreement (permufakatan) dan perbedaan kepercayaan, (d) gam-
ataukah sekedar merupakan congruency baran keramah-tamahan seseorang se-
atau persesuaian ; terutama yang berkaitan bagai akibat rekonsiliasi dalam kebuda-
apakah itu dihasilkan dari kebijakan yang yaan yang baru, dan hal ini dianggap se-
bersifat sentripetal ataukah sentrifugal . bagai faktor integratif dan unsur-unsur
Apabila terjadi disagreement atau discre- kebudayaan baru, (e) konflik fisik sebagai
pancy (ketidaksesuaian), berarti kelompok akibat upaya rekonsiliasi penlaku sosial
tradisional, termasuk berbagai perbedaan
superordinatlah yang menang atas kebijak-
sangsi-sangsi sosial .
an yang bersifat sentripetal ; sementara ke-
lompok subordinat lebih menghendaki yang 5. Hasil dad suatu akulturasi, apakah beru-
bersifat sentrifugal . Jika hal ini terjadi, akan pa acceptance, adaptation, ataukah reac-
timbul konflik yang dapat menyebar luas . tion .

1
Pembatasan tersebut mendapatkan ber- DAFTAR PUSTAKA
bagai kritik, sekalipun demikian banyak pula
yang tetap berpegang pada definisi dengan di-
sertai beberapa catatan untuk memahaminya, Beals, Ralp, 1962, "Acculturation", Anthro-
terutama harus selalu dikaitkan dengan kese- pology Today: Selections, Sol Tax
luruhan dan isi memorandum . Menurut Beals (ed .), Chicago, The University of Chi-
(1962), paling tidak ada lima hal yang masih cago Press, Hlm .375-395 .
sulit untuk ditafsirkan adalah (1) apa sebe-
narnya pengertian continous first-hand con- Epstein, A.L ., 1978, Ethos and Identity:
tact; (2) apa pengertian dari groups of indivi- Three Studies in Ethnicity, London,
duals ; (3) bagaimanakah hubungan antara Tavistock Publication .
akulturasi dengan konsep perubahan kebuda-
yaan dan diffusi; (4) bagaimanakah hubungan Gillin, J .I . and Gillin J .P ., 1954, Cultural So-
antara akulturasi dan similasi ; dan (5) apakah
ciology, New York, The Macmillan
akulturasi sebagai suatu proses ataukah me-
Company .
nunjukkan pada suatu keadaan (a process or
a condition) .
`Dalam Outline for the Study of Accultu- Gordon, M .M ., 1964, Assimilation in Ame-
ration yang ditulis oleh Herskovits (1958), di- rican Life, Oxford University Press,
kemukakan ada sejumlah pokok yang perlu New York .
mendapatkan perhatian, ialah :
Herskovits, M .J ., 1948, Man and His Work,
1 . Pembatasan akulturasi .
A .A . Knopf, New York
2. Pendekatan, antara lain meliputi (a) daftar
mated studi akulturasi, (b) cara mengkla-
sifikasikan, (c) teknik analisis hasil studi .

36 Humeniore No. 12 Septernber- Desember 1999


Hari Poerwrnto

Herkovits, M .J ., 1958, Acculturation : The W 'th, L ., 1945, "The Problem of Minority


Study of Culture Contact, New York, Groups", The Science of Man in the
Peter Smith . World Crisis, R .Linton (ed .), New
York, Columbia University Press,
Martin, J .G . and C .W.Franklin, 1973, HIm .347-372 .
Minority Group Relations, Charles E .
Merrill Publishing Company, Ohio . W - iggins, Howard, 1966, "National Integra-
tion", Modernization : The Dynamica
Schermerhorn, R .A ., 1970, Comparative of Growth, Myron Weiner (ed .), Cam-
Ethnic Relations : A Framework of bridge, Voice of Americam Forum
Theory and Research, Random Lectures, Him . 197-207 .
House, New York .

Humaniora No . 12 September- Desember 1999 37

Anda mungkin juga menyukai