1. SITUASI
1.1. Bangunan yang akan direhabilitasi dilaksanakan pada:
Lokasi : SD Negeri 2 Bojonglopang
Kecamatan : Jampangtengah
Kabupaten : SUKABUMI
1.2. Lokasi yang akan dibangun akan diserahkan kepada pelaksana, sebagaimana keadaaannya
pada waktu rapat penjelasan, untuk itu para calon rekanan wajib meneliti lokasi / medan
terutama kondisi tanah, dan luasnya pekerjaan dan hal-hal lain yang berpengaruh terhadap
harga penawaran.
1.3. Kelalaian dan kekurang telitian dalam hal-hal tidak dapat dijadikan alasan untuk mengajukan
klaim dikemudian hari, bagi yang mendapatkan Pelulusan Pekerjaan.
1.4. Dalam rapat penjelasan akan ditunjukan lokasi bangunan dan ruang lingkup pekerjaan yang
akan dibangun.
2. URAIAN PEKERJAAN
2.1. Pekerjaan pembangunan yang akan dilaksanakan adalah:
"Rehab Berat SDN. Bojongjengkol Kecamatan Jampangtengah "
2.2. Rekanan harus melaksanakan pekerjaan secara teliti seperti yang tercantum pada uraian
Pekerjaan dalam Bill of Quantity (BQ) dan gambar. Untuk itu rekanan harus mempelajari
secara teliti uraian pekerjaan dlalam blanko RAB dan Gambar, yang terlampir dalam Rencana
Kerja dan Syarat - syarat (RKS) ini.
2.3. Untuk pelaksanaan pekerjaan pembangunan tersebut rekanan harus menyediakan:
2.3.1 Tenaga Kerja, tenaga ahli yang cukup memadai dengan jenis Pekerjaan.
2.3.2 Alat - alat bantu, yang sesuai dengan jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan.
2.4. Pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang tertera dalam uraian rencana
kerja dan syarat-syarat, blanko RAB dan Gambar bestek & Detail serta keputusan direksi.
3. LINGKUP PEKERJAAN
3.1. Perencanaan rehabilitasi ruang kelas rusak berat bagi sekolah penerima program, dilakukan
berdasarkan hasil pendataan dan pemetaan komponen bangunan yang mengalami
kerusakan pada masing-masing sekolah.
3.2. Lingkup pekerjaan rehabilitasi ruang kelas rusak berat antara lain meliputi:
a. Pekerjaan Persiapan
b. Pekerjaan Galian dan Urugan
c. Pekerjaan Pondasi
d. Pekerjaan Beton
e. Pekerjaan Rangka Atap dan Penutup Atap
rencana kerja dan syarat-syarat (rks)
4. PELAKSANAAN PEKERJAAN
4.1. Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan persiapan pada intinya adalah kegiatan mengkoordinasikan dan menyiapkan
segala sesuatu yang berkaitan dengan keseluruhan pekerjaan rehabilitasi berat ruang kelas
rusak berat.
Pekerjaan persiapan antara lain adalah:
a) Pembersihan lahan; meliputi penebangan pohon, pembuangan sampah dan hal-hal yang
tidak diperlukan untuk pekerjaan.
b) Pengukuran lahan; meliputi penentuan batas lokasi, kemiringan tanah.
c) Penyediaan air kerja: dilakukan untuk menyediakan air untuk pelaksanaan pekerjaan.
d) Mempersiapkan los/area kerja untuk fabrikasi komponen (mis:kusen, pintu, rangka
besi/baja, dll).
rencana kerja dan syarat-syarat (rks)
e) Membuat atau menentukan ruang untuk gudang sebagai tempat penyimpanan bahan
material dan peralatan kerja.
f) Melakukan pengukuran dan pemasangan bouwplank (ramburambu) jika ada pekerjaan
ini.
g) Mempersiapkan format-format untuk mengendalikan, mengevaluasi, dan melaporkan
pelaksanaan pekerjaan.
h) Mempersiapkan gambar kerja, RAB, dan jadwal kerja.
i) Membuat dokumentasi pekerjaan mulai tahap awal sampai akhir, baik keseluruhan hasil
pelaksanaan pekerjaan maupun setiap jenis/masing-masing bagian pekerjaan.
Membongkar sebagian atau seluruh pondasi yang sudah ada yang akan diganti dengan
pondasi baru, pemasangan profil pondasi, galian tanah dan urugan tanah, pekerjaan anti
rayap (untuk daerah yang banyak rayap), dan pembuatan pondasi baru.
(2) Bahan yang digunakan adalah batu kali atau batu belah ukuran antara 10 cm s/d 20 cm,
pasir pasang/cor dan semen/PC.
(3) Penjelasan pekerjaan:
Menyiapkan lantai kerja dari pasir dengan tebal 5-10 cm, kemudian menyemprotkan
anti rayap (jika diperlukan).
Menghamparkan atau meletakkan batu kosong (aanstamping) dengan posisi berdiri
bagian meruncing berada di bawah, dan berdiameter antara 20-25 cm.
Membuat pasangan batu kali di atas aanstamping dengan menggunakan adukan spesi
1PC:4Ps.
Pada lokasi yang tidak ditemukan tanah keras, maka dapat dibantu/diperkuat dengan
cara memasang cerucuk kayu atau bambu yang dipasang/dimasukan sampai mencapai
tanah keras.
b) Pondasi Beton Bertulang (foot plat)
Pondasi beton yang dimaksud adalah pondasi dari bahan dasar beton yang dibuat untuk
memperbaiki/meningkatkan kekuatan pondasi, terutama jika akan ada ruang yang dibangun
di atas bangunan yang sudah ada sebelumnya tetapi pondasi sebelumnya tidak dipersiapkan
untuk bangunan bertingkat. Pondasi beton biasanya dibuat pada bagian-bagian tertentu
yang diperlukan untuk penguatan, seperti pada bagian struktur kolom.
Pondasi beton tidak harus dibuat jika keadaan pondasi dari bangunan yang ada sudah baik,
kuat, stabil dan atau bangunan tidak digunakan untuk ditingkatkan (untuk menumpu lantai
2).
Pondasi beton yang dibuat harus memenuhi ketentuan mutu beton K175 atau dengan
campuran 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr dengan syarat dan ketentuan pelaksanaan seperti pada pekerjaan
beton.
(1) Lingkup Pekerjaan:
Pekerjaan galian dan urugan tanah, pekerjaan anti rayap (untuk daerah yang banyak rayap)
dan pembuatan pondasi.
(2) Bahan yang digunakan, PC/Semen, pasir beton (Ps), kerikil/split (Kr), besi beton dan kawat
bendrat.
Gambar 4 menunjukan hubungan antara kolom dengan ring balk dan pasangan dinding.
Untuk bangunan yang akan dijadikan bertingkat, maka pekerjaan konstruksi beton ruang
kelas di lantai 1 yang direhabilitasi/dibangun, yang meliputi pondasi, sloof, kolom, balok, plat
dak beton dan tangga harus memenuhi persyaratan dan ketentuan konstruksi untuk
bangunan bertingkat baik diameter tulangan, jumlah dan jarak pasangnya, serta tingkat
kekuatan beton, sesuai ketentuan pekerjaan beton bangunan bertingkat sebagaimana diatur
dalam SK SNI T-15.1991.03 dan PBI1971. Perencanaan struktur beton untuk bangunan
tersebut harus disertai bukti tertulis penghitungan struktur yang ditandatangani oleh ahli
struktur.
Demikian juga untuk rencana pembangunan ruang kelas baru pada lantai 2, kondisi ruang
kelas pada lantai 1 harus sudah memenuhi persyaratan dan ketentuan konstruksi untuk
bangunan bertingkat. Diameter tulangan, jumlah dan jarak pasangnya harus sesuai
ketentuan pekerjaan beton bangunan bertingkat sebagaimana yang diatur dalam SK SNI
T15.1991.03 dan PBI 1971, baik untuk pondasi, sloof, kolom, balok, plat dak.
Untuk mendukung kestabilan bangunan terhadap gempa, perlu dibuat pondasi setempat
dari beton (foot plat) dengan dimensi dan ketebalan sesuai dengan kebutuhan, selain itu
menggunakan pengkaku sendi yang diletakkan pada pertemuan sloof dan kolom, antara
kolom dan ring balok, dan pengikat antar sloof. Pengkaku sendi menggunakan besi panjang
40 cm dengan diameter besi 12 mm dan pengikat sloof panjang siku-siku minimal 1 meter.
(2) Bahan yang digunakan; baja dengan mutu baja BJ37 yang diberi lapisan pelindung anti karat,
atau baja ringan dengan mutu baja yang sesuai dengan ketentuan persyaratan konstruksi yang
berlaku dan dijamin oleh produsen
(3) Penjelasan pekerjaan;
Sambungan kuda-kuda baja dapat menggunakan las atau baut. Khusus untuk baja ringan
bahan sambungan seperti yang sudah disyaratkan oleh produsen.
Jika menggunakan kuda-kuda baja harus dilakukan pengecatan anti karat dulu pada
seluruh permukan baja yang digunakan untuk melindungi dari karat/korosi.
Jika menggunakan baja ringan (truss), maka baja yang digunakan harus berasal dan
dikerjakan oleh pabrikan yang telah memiliki lisensi dan garansi yang pasti dan jelas.
b) Bahan yang digunakan; batu bata atau bahan dinding lainnya yang banyak terdapat di sekitar
lokasi (misalnya: papan, batako dll), pasir pasang, dan PC/semen.
c) Penjelasan pekerjaan;
Pekerjaan pasangan batu bata untuk dinding disesuaikan dengan kebutuhan. Dimulai dari
sloof sampai dengan setinggi 30 cm dari permukaan lantai, pasangan dinding ruang kelas dan
dinding lain yang berhubungan langsung dengan air harus menggunakan spesi kedap air
(trasraam) campuran 1 pc : 3 ps.
Pasangan dindingan biasa menggunakan spesi 1 PC: 6 Psr atau campuran 1 Pc: 3 Kp: 10 Psr.
Batu bata sebelum dipasang harus dibasahi sampai jenuh sehingga dapat melekat dengan
sempurna.
Batu bata pecah terpasang tidak lebih dari 20 % dari jumlah batu utuh terpasang.
Pasangan dinding bata dilaksanakan dengan hubungan verband siar/nat masing-masing
lapisan tidak saling bertemu, tegak lurus, siku dan rata.
Ketinggian perhari dalam pemasangan dinding bata adalah 1,5 m, untuk menjaga kekuatan.
Bidang dinding yang luasnya lebih besar dari 12 m2 harus ditambahkan kolom praktis.
Bagian dinding yang berhubungan dengan pekerjaan beton kolom diberi penguat stek besi
beton 10 mm jarak 50 cm, yang ditanam lebih dahulu pada bagian pekerjaan beton.
Pekerjaan plesteran trasram (kedap air) dengan campuran 1 pc : 3 ps harus dilakukan pada
dinding ruangan setinggi 30 cm dari permukaan lantai, pada kaki bangunan atau dinding
lainnya yang berhubungan langsung dengan air, benangan sudut tembok dan sudut beton.
Komposisi campuran spesi untuk pasangan dan plesteran biasa digunakan spesi dengan
campuran 1 PC : 6 Ps atau campuran 1PC : 3 Kp : 10 Ps.
Seluruh permukaan yang akan diplester harus dibasahi dengan air bersih, baru kemudian di
plester dengan rata, halus dan merupakan satu bidang tegak lurus dan siku.
Pada bagian luar diberi lapisan acian dengan rata dan halus sehingga bebas dari keretakkan
ataupun cacat-cacat lainnya.
Apabila dinding bangunan dibuat dari papan kayu, maka papanpapan kayu tersebut harus disusun
dengan rapi, rapat dan kuat sehingga dapat menciptakan rasa aman dan nyaman bagi pemakai ruang
tersebut serta dapat mengurangi kebisingan atau gangguan suara sehingga aktivitas pada masing-
masing ruang kelas tidak saling mengganggu.
Jika menggunakan bahan dari kayu, dipilih kayu minimal kelas kuat II dan diupayakan kayu tersebut
dilindungi dari kemungkinan gangguan hama perusak kayu. Dalam hal ini banyak cara yang dapat
dilakukan, misalnya dengan cara pencelupan, pengolesan bahan anti rayap dan sebagainya.
Terkait dengan penerangan dan penghawaan alami bangunan yang harus digunakan secara optimal
maka desain dan peletakan kusen pintu dan jendela serta ventilasi harus sedemikian sehingga cahaya
dapat masuk secara optimal dan merata ke seluruh ruang kelas dan proses penggantian udara dalam
ruangan terjadi secara silang (sistem penghawaan silang/cross ventilation). Desain jendela dan
ventilasi hendaknya dibuat sesederhana mungkin sehingga mudah dibersihkan, menggunakan
material bening (tembus pandang).
Untuk memperoleh penerangan alami bangunan yang cukup baik disyaratkan luas jendela minimal
20% dari luas lantai, sedangkan luas ventilasi disyaratkan 6% sampai dengan 10% dari luas lantai agar
dapat diperoleh sirkulasi udara yang cukup baik.
Desain jendela, ketinggian ambang bawah jendela pada sisi selasar bangunan harus dibuat/dipasang
pada ketinggian tertentu dari muka lantai ruang kelas agar siswa tidak kehilangan konsentrasi (siswa
tidak dapat melihat keluar ruang ketika duduk dibangku), Sedangkan ketinggian ambang bawah
jendela pada sisi dinding yang tidak berbatasan dengan selasar dibuat/dipasang untuk
memungkinkan ruang kelas mendapatkan intensitas cahaya lebih banyak.
Tata letak pintu harus mempertimbangkan arah intensitas cahaya yang paling tinggi yang masuk ke
dalam ruang kelas.
Daun pintu dibuat panil dengan tebal slimaran 4 cm (bahan dasar kayu 4/12 atau 4/15 sebelum
diketam/dihaluskan) dan isian panil tebal 3 cm (bahan dasar kayu 3/10, 3/15, 3/25 atau 3/30
sebelum diketam/dihaluskan) dengan lebar minimal 90 cm untuk pintu berdaun tunggal (satu) dan
minimal 75 cm untuk pintu berdaun ganda (dua) (Gambar 5), tinggi minimal 200 cm.
a) Lingkup pekerjaan; pembuatan dan pemasangan kusen, daun pintu, daun jendela.
b) Bahan yang digunakan; kayu dengan kelas kuat dan kelas awet II dan tidak cacat serta kering dan
cukup tua, kaca.
c) Lingkup pekerjaan;
1) Kusen:
Kayu harus utuh dan tidak cacat, dilindung/dihindari dari hujan dan pekerjaan lain yang
akan menyebabkan cacat.
Sambungan-sambungan kayu, baik untuk kusen maupun untuk daun pintu dan jendela
dibuat sambungan lubang dan pen dan dikunci dengan nagel (pantek/pen)
Bekas pemakuan harus ditutup dengan bahan penutup (dempul kayu) agar rapi dan
hindari terlalu banyak pemakuan pada permukaan kayu.
Ambang batas bawah jendela pada dinding dibagian sisi selasar harus dipasang pada
ketinggian yang tidak memungkinkan konsentrasi belajar dalam ruangan terganggu
karena dapat melihat keluar.
Pada sisi lain ambang batas bawah jendela dipasang pada ketinggian yang
memungkinkan pencahayaan yang lebih besar.
Untuk memperoleh ikatan yang kuat terhadap dinding, kusen pintu harus diberi angkur
dari besi 10 mm sebanyak yang diperlukan (minimal 6 angkur, 3 dipasang pada tiang
kusen di sekitar engsel pintu dan 3 lagi di tiang kusen seberangnya).
2) Pekerjaan daun pintu dan jendela
rencana kerja dan syarat-syarat (rks)
Sebelum pemasangan, daun pintu dan jendela harus disimpan pada ruang dengan
sirkulasi udara baik, tidak terkena cahaya langsung dan terlindung dari kerusakan dan
kelembaban.
Semua kayu harus diserut halus, rata, lurus dan siku sudutnya.
Harus memperhatikan sambungan siku/sudut untuk rangka kayu dan penguat lainnya
sehingga kekuatannya terjamin.
Seluruh daun pintu dari papan kayu panil/solid, kecuali untuk ruangan kamar mandi.
Daun jendela dapat dibuka keluar dengan pemasangan engsel dibagian ambang atas..
Sambungan-sambungan kayu, baik untuk kusen maupun untuk daun pintu dan jendela
dibuat sambungan lubang dan pen dan dikunci dengan nagel (pantek/pen) sehingga
diperoleh sambungan yang kuat.
Semua pekerjaan kayu yang dicat, harus dimeni dan diplamir terlebih dahulu. Pengecatan
dilakukan dengan pelapisan lebih dari satu kali sehingga diperoleh hasil yang baik, rapi, halus
dan rata.
c) Penjelasan pekerjaan:
Setiap daun pintu dipasang 3 (tiga) buah engsel, dipasang 30 cm dari tepi atas dan
bawah, dan 1 buah dipasang di tengah.
Daun jendela dipasang 2 (dua) buah engsel di ambang atas, membuka keluar.
Pada daun pintu dipasang pengunci lengkap dengan handelnya (kunci tanam) dipasang
setinggi 90 100 cm dari lantai atau sesuai gambar.
Pada daun jendela dipasang grendel dan hak angin.
Kaca yang digunakan/dipasang harus memiliki permukaan yang halus dan rata dengan
tebal 5 mm. Dipasang dengan rapi.
Pemasangan engsel, handle, kunci, hak angin dan kaca setelah pengecatan dilakukan.
Sekrup-sekrup harus cocok dengan barang yang dipasang, tidak boleh memukul sekrup,
cara memasang harus dengan diputar.Sekrup yang rusak harus diganti.
c) Penjelasan pekerjaan:
Saat memasang rangka kayu harus memperhatikan rencana tata letak lampu dan bentuk
rumah lampu.
Rangka kayu menggunakan kayu kelas kuat III, yang diberi pelindung hama perusak kayu
dan diketam halus pada bagian bawah.
Jika menggunakan rangka aluminium, dipasang dengan bahan-bahan penunjang yang
sesuai dengan rangka aluminium.
Rangka plafon kayu menggunakan ukuran 5/7 dan setiap mencapai luasan 9 m2 dipasang
balok penggantung plafon ukuran 6/10 untuk menahan beban pekerja instalasi dan
perawatan atap maupun plafon, serta mencegah penurunan plafon akibat berat sendiri
plafon.
Penutup plafon dapat menggunakan eternit/asbes datar, kayu lapis dengan ketebalan,
atau bahan lain yang tersedia di sekitar lokasi rehabilitasi berat pembangunan ruang
kelas dilaksanakan.
c) Penjelasan pekerjaan:
(1) Lantai bukan Kayu:
Jika penutup lantai akan dipasang langsung di atas tanah maka tanah harus
dipadatkan sehingga permukaan menjadi rata dan memiliki daya dukung tanah
yang merata. Pemadatan tanah dengan menggunakan alat penumbuk.
Memberi/menaburkan pasir urugan yang bersih, bebas dari bahan organik
dengan tebal minimal 10 cm atau sesuai gambar kemudian disiram air dan
dipadatkan.
Di atas pasir diberi adukan rabat beton setebal 5 cm dgn campuran 1 PC/semen:
3 Ps: 5 Kr.
Jika akan dipasang di atas penutup lantai yang lama atau permukaan beton
(lantai 2) maka cukup diberi urugan pasir setebal 10 cm kemudian pasangan
penutup lantai.
Pemasangan keramik menggunakan adukan PC yang cukup padat agar tidak
terjadi rongga udara, dengan terlebih dahulu merendam keramik dalam air.
rencana kerja dan syarat-syarat (rks)
Bidang lantai keramik harus benar-benar rata, dan harus dihindari dari injakan
selama 3 x 24 jam setelah pemasangan.
Lebar nat keramik maksimal 5 mm membentuk garis lurus. Nat diisi oleh bahan
pengisi/grouting semen warna. Pengisian nat minimal setelah 3x24 jam setelah
pemasangan keramik
Pada pertemuan dinding dan lantai keramik dibuat plint.
Jika penutup lantai berupa plester semen PC, maka pada bagian bawah lantai
diberi pasangan bata patahan setelah pemadatan tanah dan setelah diberi
lapisan pasir setebal 10 cm. Apabila menggunakan penutup lantai pada lantai
dasar, pekerjaan plester semen PC penutup lantai dilakukan dengan baik
sehingga diperoleh permukaan yang halus dan rata.
c) Penjelasan pekerjaan:
(1) Pengecatan dinding/plafon
Sebelum dilakukan pengecatan, permukaan dinding diplamur secara rata dan
halus. Diplamur sampai pori-pori permukaan tertutup rapat.
Pengecatan dinding dilakukan setelah penutup plafon terpasang.
Pengecatan dinding harus merata, berwarna sama dan tidak mengelupas ketika
sudah kering.
Pengecatan pada plafon dimulai dengan membersihkan permukaan plafon dan
memberi plamur secara merata. Setelah diplamur plafon dicat secara merata
dengan warna sama dan tidak boleh mengelupas setelah kering.
(2) Pengecatan Kayu dan besi
Sebelum dicat, kayu harus di meni terlebih dahulu dengan pengecatan minimal 2
(dua) kali dan dengan warna sama.
Urutan pengecatan kusen baru adalah pertama 2 (dua) kali pengecatan meni
kayu/cat dasar, kedua 1 (satu) kali mengisi pori-pori kayu dengan plamur kayu, ketiga
menghaluskan dengan kertas gosok/amplas secara merata, terakhir mengecat kayu
secara merata minimal 2 (dua) kali.
Jika pekerjaan menggunakan politur maka urutan pelaksanaan adalah pertama
menutupi lubang-lubang pada permukaan kayu dengan dempul, kedua
menghaluskan dengan amplas, ketiga pengelapan dengan kain kompon (compound),
terakhir pemolesan dengan politur secara merata, halus dan tidak kusam atau luntur.
Untuk pekerjaan instalasi listrik harus dilakukan oleh orang yang memiliki keahlian tentang
instalasi listrik. Pada prinsipnya pemasangan instalasi listrik harus memenuhi persyaratan
teknis dan semua bahan yang digunakan hendaknya berkualitas baik sehingga dapat
berfungsi dengan baik dalam waktu yang cukup lama.
a) Lingkup Pekerjaan; adalah seluruh sistem kelistrikan secara lengkap sehingga instalasi
dapat bekerja dengan sempurna dan aman.
a) Bahan yang digunakan; kabel daya tegangan rendah, stop kontak, saklar, lampu, bahan
isolasi, armatur dan junction box (jika pemasangan baru). Kabel yang digunakan
memilikli standar industri Indonesia (SII) atau standar PLN.
b) Penjelasan pekerjaan
Semua kabel distribusi ditanam dalam tembok dan berada dalam pipa conduit PVC
yang disesuaikan dengan ukuran.
Tidak diperkenankan ada pencabangan atau sambungan kecuali pencabangan
connectornya menggunakan konduktor dan pada outlet/kontak penghubung.
Stop kontak yang dipakai adalah stop kontak satu phasa rating 250 volt, yang
dipasang rata dinding dan pada ketinggian kurang lebih 150 cm dari permukaan
lantai atau pada posisi yang tidak mudah dijangkau siswa. Sangat disarankan
menggunakan stop kontak yang berpengaman.
Saklar bertipe pemasangan rata dinding dengan rating 250 volt, dapat berupa saklar
double atau tunggal. Saklar ditempatkan dekat pintu dipasang pada ketinggian
kurang lebih 150 cm di atas permukaan lantai.
4. 13 Pekerjaan Finishing
Pekerjaan finishing meliputi pekerjaan antara lain: pengecatan dinding, pengecatan plafon,
pengecatan pintu dan jendela, pengecatan lisplang. Sedangkan pekerjaan perapihan pada
dasarnya merupakan penyempurnaan atau perapihan pekerjaan yang telah selesai namun
masih diperlukan penyempurnaan. Sebagai contoh, misalnya terdapat pintu yang tidak dapat
dibuka/tutup dengan sempurna; jika terdapat cat yang masih kurang rata, plesteran retak-
retak, dan sebagainya.
Pedoman Teknis bahan dan pekerjaan sesuai dengan peraturan (SNI) yang berlaku.