Proposal Penelitian (6!06!2017)
Proposal Penelitian (6!06!2017)
Disusun Oleh:
YOGYAKARTA
2017
BAB 1
PENDAHULUAN
1.4 Tujuan
Tujuan yang akan dicapai dari pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Menyusun model matematika ratio control pada tangki pencampur dengan
larutan garam sebagai arus liar dan air sebagai Manipulated Variable (MV)
2. Melakukan percobaan dinamika openloop.
3. Menyetel parameter kendali Proportional Integral Control (PI Control)
berdasarkan analisa kestabilan Routh-Hurwitz.
4. Melakukan simulasi closed loop pengendalian ratio control laju alir air
dan larutan garam.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Ratio control adalah jenis khusus dari feedforward control yang dimana
dua buah gangguan (load) diukur dan dijaga pada rasio yang tetap untuk
keduanya. Jenis control ini banyak digunakan untuk mengendalikan rasio laju alir
dari dua arus. Kedua arus dapat diukur tetapi hanya satu yang dapat dikontrol.
Arus yang laju alirnya tidak dikontrol biasanya disebut sebagai arus liar atau wild
stream. (Stephanopoulos G., 1984)
Ratio control secara umum dapat dibagi menjadi dua jenis konfigurasi
sebagai berikut:
2.2.1 Konfigurasi 1
2.2.2 Konfigurasi 2
Pada konfigurasi yang kedua kita mengukur laju alir arus liar A dan
mengalikannya dengan rasio yang telah ditentukan. Hasilnya adalah laju
alir yang harus dimiliki arus B dan merupakan set point actual yang
nilainya akan dibandingkan dengan pengukuran laju alir dari arus B.
Deviasi yang terjadi akan menjadi sinyal actual untuk pengendali, yang
dimana akan menyesuaikan laju alir arus B.
Gambar 2. Konfigurasi Ratio Control ke-2
Untuk menentukan suatu sistem tersebut stabil atau tidak stabil, digunakan
cara yang berbeda, tergantung pada definisi dan utilitas praktis untuk aplikasi
yang nyata.Sistem dinamis dianggap stabil jika untuk semua bounded input
menghasilkan bounded output, terlepas dari keadaan awal. Setiap sistem yang
tidak stabil berdasarkan definisi tentang sistem dinamis dinamakan sistem tidak
stabil.
Sebuah respon disebut stabil jika sistem tersebut akan tetap dalam
nilai tertentu, atau respon yang pada waktu tertentu akan mencapai kondisi
stabil (steady). Agar suatu sistem stabil maka semua pole pada fungsi
transfer harus berada di bagian sebelah kiri pada bidang kompleks.
Misalnya: respon step, osilasi terjaga.
Gambar 3. Respon Stabil
1 a an2 1 a an4
b1 = | n | b2 = | n |
an1 a n1 an3 an1 a n1 an5
1 a a 1 a a
c 1= | n1 n3 | c 2= | n1 n5 |
b1 b1 b2 b 1 b1 b3
Persamaan karakteristik :
1 + KG(s) = 0
KG(s) = -1
KG(s) = -1 +j0
Integral_Derivative (PID)
LANDASAN TEORI
2. Volume larutan dalam tangki (Vt) konstan serta suhu larutan sama
dengan suhu ruangan.
f1(t),c1(t) f2(t),c2(t)
f3(t),c3(t)
c3(t), Vt
Gambar 13. Konfigurasi Sistem Tangki Pencampur
d m3 (t)
=f 1 (t). c 1 ( t )+ f 2 (t ). c 2 ( t )f 3 (t). c 3 ( t ) .................................(3.1)
dt
d c3 ( t )
Vt =a0 . F 1 ( t ) +a1 . F 2 ( t ) + a2 . C 1 ( t )+ a3 .C 2 ( t ) +a 4 .C 3 (t ) ..........(3.2)
dt
k0 k1 k2 k3
C3 ( s )= . F 1 ( s )+ . F 2 ( s )+ . C1 ( s )+ . C (s )
1+ P . s 1+ P . s 1+ P . s 1+ P . s 2
...............................................................................................................(3.3)
[perhitungan terlampir]
Gambar 14. Diagram Open Loop
f1
F1 ( s ) = , sedangkan f 2 , c 1 , c 2 konstan sebagai berikut:
s
k0
C3 ( s )= ( 1+ P . s). F1 ( s )
k0 f 1
( 1+ P . s
.) s
k0
1
P
( )
P
+s
f
. 1 ........................................................................(3.4)
s
C3 ( t )=k 0 . f 1k 0 . f 1 . exp
[ ( t )]
P
(
k 0 . f 1 . 1exp
( ))
t
P
..................................................................(3.5)
atau,
(
c 3 ( t )= c3 + k 0 . f 1 . 1exp
( )) ....................................................(3.6)
t
P
3.2 Pemodelan Matematika Close Loop pada Sistem Ratio Control Tangki
Pencampur
Konfigurasi ratio control pada sistem tangki pencampuryang akan ditinjau
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
KR FC
f2sp= f1.KR
FT FT
f1(t),c1(t) f2(t),c2(t)
f3(t),c3(t)
c3(t), Vt
+
+ +
Nilai gain pada diagram blok sistem close loop ini diketahui sebagai
berikut:
Nilai GC (s)
Kc
Gc ( s ) =PI Control m ( t )=m+ K c e ( t )+
I
e ( t ) dt .......................(3.7)
Term deviasi persamaan (3.7):
Kc
M ( t )=K c E ( t )+
I
E ( t ) dt ............................................................(3.8)
Transformasi Laplace persamaan (3.8):
1
M ( s ) =K c E ( s ) 1+( I s ) ...................................................................(3.9)
Maka diperoleh nilai GC(s)
M ( s) 1
GC ( s )=
E( s)
=K c 1+ (
Is ) .............................................................(3.10)
Nilai GP (s) dan GL (s)
Dari diagram blok sistem open loop, diperoleh nilai GP(s) dan GL(s)
k1
G P ( s )= ................................................................................(3.11)
1+ P . s
k0
G L ( s )= ................................................................................(3.12)
1+ P . s
Nilai KR
f 2 (t )
KR= ..............................................................................................(3.14)
f 1 (t )
GC . GF
F2 ( s )= . F sp (s )
( 1+GC .G F ) 2
sp
G SP . F 2 ( s ) ......................................................................................(3.16)
Dengan
GC . GF
GSP=
( 1+GC .G F )
K c 1+ ( I . s ) ........................................................................(3.17)
( (
1+ K c 1+
1
I. s ))
Subtitusi persamaan (3.17) kepersamaan (3.16) diperoleh sebagai berikut :
1
F2 ( s )=
(
K c 1+
I. s ) . F sp
2 ( s ) ......................................................(3.18)
( ( 1+ K c 1+
1
I . s ))
3.2.2 Perhitungan Diagram Blok Close Loop Kedua
+
+
1
k0 k1 (
K c 1+
I . s )
C3 ( s )= ( 1+ P . s). F1 ( s ) + (
1+ P . s
. ) . F sp
2 ( s ) ........(3.20)
( (
1+ K c 1+
1
I .s ))
atau,
{( ) }
k0 K Rc1 . ( I . r 1 +1 ) K Rc 1 . ( I .r 2+1 )
P ( r 1r 2 ) ( r 2r 1 )
C3 ( s )=F 1 ( s ) . + + ...........(3.21)
1 ( sr 1 ) ( sr 2 )
+s
P
atau,
c 3 ( t )=
{ ( )
k0
P
exp
t K Rc 1 . ( I . r 1 +1 )
P
+
r
( 1 2)r
exp ( r 1 . t ) +
K Rc1 . ( I . r 2 +1 )
r
( 2 1)r }
exp ( r 2 . t ) ( f 1 ( t ) f1 ) + c3
...............................................................................................................(3.23)
[perhitungan terlampir]
1
1+ K c 1+ ( I . s )
=0 ...........................................................................(3.24)
( I + K c . I ). s + K c =0 ...................................................................(3.25)
Persamaan karakteristik (3.25) digunakan dalam penyusunan Routh Array
sebagai berikut :
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Bahan
4.2 Alat
Rangkaian alat percobaan yang akan dibuat dapat dilihat pada Gambar
17:
8b f1(t) f2(t) 8c
5
7a 7b
8a 3(t) 8d
f3(t)
1
3
2
6a 1 2 6b
4
pembuangan
Keterangan :