Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

LOG SPONTANEOUS POTENTIAL (SP)

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Well Logging

Dosen Pengampu:
Irjan, M.Si

Disusun oleh:
Rohmatul Wahidah
13640068

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2016
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Logging merupakan metode pengukuran besaran-besaran fisik batuan reservoir
terhadap kedalaman lubang bor. Loging sumur (well logging) juga dikenal dengan
borehole logging adalah cara untuk mendapatkan rekaman log yang detail mengenai
formasi geologi yang terpenetrasi dalam lubang bor. Log dapat berupa pengamatan visual
sampel yang diambil dari lubang bor (geological log), atau dalam pengukuran fisika yang
dieroleh dari respon piranti instrumen yang di pasang didalam sumur (geohysical log).
Well loging dapat digunakan dalam bidang eksplorasi minyak dan gas, batubara, air
bawah tanah dan geoteknik.
Logging sumur adalah pengukuran dalam lubang sumur menggunakan instrumen
yang ditempatkan pada ujung kabel wireline dalam lubang bor. Sensor yang terletak
diujung kabel wireline akan mendeteksi keadaan dalm sumur. Loging sumur dilakukan
setelah drill string dikeluarkan dari sumur. Terdapat dua kabel yang terkoneksi dengan
permukaan, kedalaman sumur direkam ketika sensor turun dan diangkat kembali untuk
memulai pendeteksian. Subset kecil dari data pengukuran dapat ditransmisikan ke
permukaan real time menggunakan pressure pulses dalam wells mud fluid colomn.
Ada beberapa jenis log berdasarkan prinsip fisikanya, yaitu Log Radioaktif, log
elektrik, log akustik dan log mekanik. Dalam log listrik dibagi menjadi 2 jenis yaitu log
Spontaneous Potential (SP) dan log resistivitas.pada makalah ini dibahas tentang log SP.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu log Spontaneous Potential (SP)?
2. Apa kegunaan log Spontaneous Potential (SP)?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi log Spontaneous Potential (SP)
2. Mengetahui kegunaan log Spontaneous Potential (SP)
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kurva Log SP


SP log merupakan pencatatan perbedaan potensial antara elektrode tetap di
permukaan dengan elektrode yang bergerak di dalam lubang bor, terhadap kedalaman
lubang bor.
Pada sumur yang mempunyai kandungan hidrokarbon perlu dilakukan logging
dengan berbagai jenis alat log. Log tersebut dapat berupa Log Listrik, Log Radioaktif
serta berbagai jenis log lainnya. tahap pertama dalam analisa log adalah mengenal
lapisan permeable dan serpih yang non permeable. Log yang digunakan adalah
Spontaneous Potential (SP) Log.
Log SP merupakan rekaman perbedaan potensial listrik antara elektroda di
permukaan yang tetap dengan elektroda yang terdapat di dalam lubang bor yang bergerak
naik turun, pada sebuah lubang sumur yang terdiri dari lapisan permeable dan non
permeable. Secara alamiah karena perbedaan kandungan garam air, arus listrik hanya
dapat mengalir di sekeliling perbatasan formasi di dalam lubang bor. Pada lapisan serpih
yang tidak terdapat aliran listrik, potensialnya adalah konstan dengan kata lain
pembacaan log SP nya rata.
Log SP adalah rekaman perbedaan potensial listrik antara elektroda di permukaan
yang tetap dengan elektroda yang terdapat di dalam lubang bor yang bergerak turun naik
(Harsono,1997). Potensial listrik tersebut disebut potentiels spontanes, atau
spontaneous potentials oleh Conrad Schlumberger dan H.G. Doll yang menemukannya
(Rider,1996). Supaya SP dapat berfungsi, lubang harus diisi oleh lumpur konduktif.
Secara alamiah, karena perbedaan kandungan garam air, arus listrik hanya mengalir
di sekeliling perbatasan formasi di dalam lubang bor (Harsono,1997). Pada lapisan
serpih, tidak ada aliran listrik sehingga potensialnya konstan. Hal ini menyebabkan kurva
SP-nya menjadi rata dan menghasilkan garis yang disebut sebagai garis dasar
serpih (shale base line) (lihat gambar 4.4). Kurva SP akan menunjukkan karakteristik
yang berbeda untuk tiap jenis litologi.
Saat mendekati lapisan permeabel, kurva SP akan mengalami defleksi ke kiri
(negatif) atau ke kanan (positif). Defleksi ini dipengaruhi oleh salinitas relatif dari air
formasi dan lumpur penyaring (Harsono,1997). Jika salinitas air formasi lebih besar
daripada salinitas lumpur penyaring maka defleksi akan mengarah ke kiri sebaliknya
apabila salinitas lumpur penyaring yang lebih besar daripada salinitas air formasi maka
defleksi akan mengarah ke kanan (Harsono,1997).
Penurunan kurva SP tidak pernah tajam saat melewati dua lapisan yang berbeda
melainkan selalu mempunyai sudut kemiringan (Harsono,1997). Jika lapisan permeabel
itu cukup tebal maka kurva SP menjadi konstan bergerak mendekati nilai maksimumnya
sebaliknya bila memasuki lapisan serpih lain maka kurva akan bergerak kembali ke nilai
serpih secara teratur (Harsono,1997).
Kurva SP tidak dapat direkam di dalam lubang bor yang diisi dengan lumpur non-
konduktif, hal ini karena lumpur tersebut tidak dapat menghantarkan arus listrik antara
elektroda dan formasi (Harsono,1997). Selanjutnya apabila resistivitas antara lumpur
penyaring dan air formasi hampir sama, defleksi akan sangat kecil dan kurva SP menjadi
tidak begitu berguna (Harsono,1997).

2.2 Kegunaan Log SP


Kegunaan dari log SP adalah untuk :
Identifikasi lapisan-lapisan permeabel
Mencari batas-batas lapisan permeabel dan korelasi antar sumur berdasarkan batasan
lapisan itu.
Menentukan nilai resistivitas air formasi, Rw
Memberikan indikasi kualitatif lapisan serpih

2.3 Pengukuran log SP


Pengukuran log SP dilakukan dengan cara menurunkan / memasang suatu alat / tool ke
dalam lubang dan di permukaan. Dimana suatu elektroda diturunkan ke dalam lubang
sumur lalu alat tersebut akan merekam potensial listrik pada berbagai titik dengan
reference potensial elektroda di permukaan tanah. Lumpur yang digunakan harus bersifat
conductif. Logging speed yang dicapai alat ini bisa mencapai 1500 m/hr.

2.4 Kelebihan dan Kekurangan Log SP


Log SP memiliki kelebihan kelebihan sebagai berikut :
1. Bereaksi hanya pada lapisan permeable
2. Mudah pengukurannya
3. Sebagai indicator lapisan permeable dan non permeable
4. Dapat menentukan batas antara lapisan permeable dan non permeable

Adapun kekurangan kekurangan dari Log SP yaitu :


1. Tidak bekerja pada oil base mud
2. Tidak bereaksi bila Rmf = Rw
3. Dapat terpengaruh arus listrik
4. Tidak berfungsi baik pada formasi karbonat.

2.5 Asal usul SP


Penyimpangan SP disebabkan oleh aliran arus listrik didalam lumpur. Penyebab
utamanya adalah dari 2 kelompok tenaga elektromotive didalam formasi, yaitu
komponen elektrokimia dan elektrokinetik. Mereka berasal dari pemboranlubang, yang
memberikan kontak listrik kepada berbagai jenis cairan formasi. '
7.1.1 Komponen elekirokimia dari SP
Perhatikan gambar 7.1, bayangkan suatu lapisan permeabel yang diapit oleh dua lapisan
serpih dengan filtrasi lumpur dan air formasi terdiri dari larutan garam NaCl.Karena
struktur lempung berlapis dan terjadi muatan listrik pada lapisan, maka serpih bersifat
permeabel terhadap ion positif /kation Na+ tetapi tak-permeabel bagi ion negatif / anion
Cl-. Bila serpih berada diantara dua larutan dengan kadar garam yang berbeda, maka
kation Na+ (kutub positif) akan berpindah melewati serpih dari larutan dengan
konsentrasi tinggi ke yang lebih rendah. Perpindahan ionion yang bermuatan listrik ini
adalah aliran arus listrik, dan gaya yang menyebabkan mereka berpindah membentuk
suatu potensial listrik sepanjang lapisan serpih. Karena serpih hanya melewatkan kation,
maka serpih bertindak sebagai membran seleksi ion, dan potensial sepanjang serpih
disebut teganganmembran (membrane potential), lihat gambar 7.2.

Nilai tegangan membran pada 77F adalah: Em = -59.1 log aW/amf


Komponen tegangan elektrokimia yang lain dihasilkan dari kontak antara filtrasi lumpur
dan air formasi, yaitu pada tepian daerah rembesan. Disini Na+ dan Cl dapat pindah
dengan mudah dari satu larutan ke larutan lain. Karena ion Cl memiliki mobilitas yang
lebih besar dari ion Na+, sehingga menghasilkan aliran dari muatan negatif (ion-ion Cl-)
dari larutan dengan konsentrasi tinggi ke yang lebih rendah. Ini ekivalen dengan aliran
arus listrik pada arah yang berlawanan yang di hasilkan oleh gaya gerak listrik (emf )
dengan nama liquid-junction potential. Lihat gambar 7.3. Tegangan Elj ini kira-kira 1/5
dari tegangan membran.
Nilai tegangan liquid-junction pada 77F adalah Elj = -11.5 log aW/a mf.

2.6 Komponen elektrokinetik dari SP


Tegangan elektrokinetik Ek, (juga dikenal sebagai potensial berarus, atau potensial
elektrofiltrasi), dihasilkan oleh gerakan dari elektrolit melalui suatu medium media
berpori bukan logam. Besarnya ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah
perbedaan tekanan yang menghasilkan aliran, dan resistivitas dari elektrolit. Lihat
gambar 7.3. Suatu gaya gerak listrik elektro kinetik Emc dihasilkan oleh pergerakan
filtrasi melalui keraklumpur, sedangkan tegangan Esh berada di sepanjang lapisan serpih,
kontribusi total untuk SP adalah perbedaan antara keduanya. Keadaan nyata adalah
kontribusi bersih dari elektrokinetik umumnya sangat kecil sehingga bisa diabaikan.
2.7 Tegangan Total
Total SP, yang ditandai dengan SSP adalah sama dengan kontribusi elektrokimia:

2.8 SP Statis
Pada kasus normal dimana lumpur lebih tawar dari pada air formasi, SP akan
menyimpang ke bagian kiri dari garis dasar serpih. Jika sebaliknya air formasi yang lebih
tawar dari pada lumpur, maka SP akan menyimpang ke kanan (SP positif).
SP yang diukur hanya menunjukkan suatu bagian dari penurunan tegangan total, karena
juga terdapat penurunan-penurunan potensial didalam formasi. Jika arus listrik dicegah
mengalir, maka akan diukur SP statis, atau SSP. Ini dapat diamati pada formasi bersih
yang tebal. SSP diukur dari garis dasar serpih.
2.9 Bentuk dari kurva SP
Kemiringan kurva pads setiap kedalaman adalah sebanding dengan intensitas arus SP
dalam
lumpur pada kedalaman tersebut. Intensitas dari arus listrik dalarn lumpur adalah
maksimum pada batasbatas formasi permeabel, sehingga kemiringan dari kurva SP
adalah maksimum pada batas-batas tersebut (ada titik belok). Mk pada titik belok kurva
SP suatu batas lapisan dapat dicari. Lihat gambar 4.2.
- Bentuk kurva dan besarnya defleksi SP tergantung pada beberapa faktor
- Rasio dari filtrasi lumpur dengan resistivitas air, Rmf/Rw,
- Ketebalan h dan resistivitas sesungguhnya Rt, dari lapisan permeabel.
- Resistivitas RX0, dan diameter di dari daerah rembesan oleh filtrasi Lumpur.
- Resistivitas Rs dari formasi-formasi yang berdekatan.
- Resistivitas Rm dari lumpur, dan diameter dh dari lubang bor.
Grafik SP-3 digunakan untuk koreksi ketebalan lapisan dan/atau rembesan

2.10 Formasi yang resistif


Dalam formasi yang sangat resistif, arus SP dapat meninggalkan atau masuk kedalam
lubang bor pada lapisan permeabel atau serpih. Kurva SP akan menunjukkan suatu
rangkaian dari bagian yang lurus dengan perubahan sudut pada setiap interv al
permeabel dan lapisan serpih. Batasan dari lapisan permeabel tidak dapat dicari dengan
tepat oleh penggunaan SP dalam formasi dengan resistivitas yang tinggi. Lihat gambar
7.4.

Pergeseran Garis,Dasar Serpih. Kadang-kadang garis dasar serpih bergeser sehingga


mempersulit pencarian SSP. Ini akan terjadi bilamana air formasi dengan kadar garam
yang berbeda dipisahkan oleh lapisan serpih yang bukan merupakan suatu membran-
ion yang sempurna. Gambar 7.5.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. SP log merupakan pencatatan perbedaan potensial antara elektrode tetap di permukaan
dengan elektrode yang bergerak di dalam lubang bor, terhadap kedalaman lubang bor
2. Kegunaan dari log SP adalah untuk : identifikasi lapisan-lapisan permeabel, mencari batas-
batas lapisan permeabel dan korelasi antar sumur berdasarkan batasan lapisan itu,
menentukan nilai resistivitas air formasi, Rw dan memberikan indikasi kualitatif lapisan
serpih.

Anda mungkin juga menyukai