Disusun oleh :
Maratus sholihah
Miftah kamil
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
psikiatri harus belajar untuk menguasai observasi yang teliti dan penjelasan yang
psikiatri termasuk pengenalan dan definisi tanda dan gejala perilaku dan emosional.
diri, ketergantungan obat, intoksikasi alkohol, depresi akut, adanya delusi, kekerasan,
serangan panik, dan perubahan tingkah laku yang cepat dan signifikan, serta beberapa
kondisi medis lainnya yang mematikan dan muncul dengan gejala psikiatriks umum.
penting.
kondisi darurat. Kondisi ini menuntut intervensi psikiatriks seperti percobaan bunuh
pasien kegawat daruratan psikiatrik sangat kompleks. Para profesional yang bekerja
kekerasan akibat keadaan mental pasien mereka. Pasien biasanya datang atas
kemauan pribadi mereka, dianjurkan oleh petugas kesehatan lainnya, atau tanpa
meliputi stabilisasi krisis dari masalah hidup pasien yang bisa meliputi gejala atau
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
Mengetahui dan mengerti konsep medis dan konsep keperawatan dari psikiatri
A. Pengertian
oleh perawat yang kompeten untuk memberikan asuhan keperawatan di ruang gawat
darurat.
Unit Gawat Darurat Adalah tempat/unit di RS yang memiliki tim kerja dengan
kemampuan khusus & peralatan yang memberikan pelayan pasien gawat darurat,
merupakan rangkaian dari upaya penanggulangan pasien dengan gawat darurat yang
terorganisir
diri, ketergantungan obat, intoksikasi alkohol, depresi akut, adanya delusi, kekerasan,
serangan panik, dan perubahan tingkah laku yang cepat dan signifikan, serta beberapa
kondisi medis lainnya yang mematikan dan muncul dengan gejala psikiatriks umum.
penting.
ilmu keperawatan gawat darurat & tehnik keperawatan gawat darurat berbentuk
kelompok usia yang sedang mengalami masalah kesehatan yang bersifat urgen , akut
membayar. Semua petugas medis harus diberi kompensasi yang adekuat, adil dan
pembayaran penggantian atas pelayanan gratis, hingga tenaga dan sarana tetap tejaga
untuk setiap pelayanan. Ini termasuk mekanisme kompensasi atas penderita yang
tidak memiliki asuransi, bukan penduduk setempat atau orang asing. Semua pasien
harus mendapat pengobatan, tindakan medis dan pelayanan memadai yang diperlukan
agar didapat pemulihan yang baik dari penyakit atau cedera akut yang ditindak secara
gawat darurat.
di samping psikiater. Untuk fasilitas, kadang dirawat inap di rumah sakit jiwa, bangsal
jiwa, atau unit gawat darurat, yang menyediakan perawatan segera bagi pasien selama
yang sesuai untuk pasien, dan untuk memberikan penanganan pada pasien dalam
jangka waktu tertentu. Bahkan diagnosis tepatnya merupakan suatu prioritas sekunder
jam , mengerahkan tim untuk menyelesaikan intervensi pada tempat kediaman pasien,
lanjut, memberikan peringatan pada pasien rawat inap dan pasien rawat jalan, dan
1. Bunuh diri
Bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat
disebabkan karena stress yang tinggi dan kegagalan mekanisme koping yang
digunakan dalam mengatasi masalah (Keliat, 1993). Perilaku bunuh diri atau
destruktif diri langsung terjadi terus menerus dan intensif pada diri kehidupan
ingin bunuh diri, luka atau nyeri (Rawlin dan Heacock, 1993).
dinikmati.
5. Perubahan pola tidur: tidur berlebihan, insomnia dan jenis gangguan tidur
berat badan.
8. Harga diri rendah: gejala bunuh diri ini bisa diperlihatkan melalui emosi
10. Kurangnya harapan akan masa depan: tanda bunuh diri lainnya adalah
seseorang merasa bahwa tidak ada harapan untuk masa depan dan segala
Beberapa tanda bunuh diri lainnya meliputi pernah mencoba bunuh diri,
2. Perilaku kekerasan
Rumah sakit Jiwa. Sering tampak klien diikat secara tidak manusiawi disertai
diri sendiri baik secar fisik, emosional, dan atau sexua litas ( Nanda, 2005 ).
1993 dalam Depkes, 2000). Marah merupakan perasaan jengkel yang timbul
merusak lingkungan.
1. Observasi:
tinggi, berdebat.
2. Wawancara
(dendam), jengkel.
keringat,sakitfisik,
meremehkan.
3. Gaduh/Gelisah
Tanda dan gejala pada pasien yang mengalami gaduh gelisah diantaranya:
1. Gelisah
2. Mondar-mandir
3. Berteriak-teriak
4. Loncat-loncat
5. Marah-marah
6. Curiga +++
7. Agresif
8. Beringas
9. Agitasi
Dipandang dan segi hukum dan medikolegal, pelayanan gawat darurat berbeda
isu khusus dalam pelayanan gawat darurat membutuhkan pengaturan hukum yang
khusus dan akan menimbulkan hubungan hukum yang berbeda dengan keadaan bukan
gawat darurat.
tersebut sebenamya merupakan hak setiap orang untuk memperoleh derajat kesehatan
termasuk fakir miskin, orang terlantar dan kurang mampu. Tentunya upaya ini
pelayanan gawat darurat 24 jam sehari sebagai salah satu persyaratan ijin rumah sakit.
Dalam pelayanan gawat darurat tidak diperkenankan untuk meminta uang muka
rumah sakit dan fase rumah sakit. Pengaturan pelayanan gawat darurat untuk fase
rumah sakit telah terdapat dalam Peraturan Menteri Kesehatan No.159b/1988 tentang
Rumah Sakit, di mana dalam pasal 23 telah disebutkan kewajiban rumah sakit untuk
Untuk fase pra-rumah sakit belum ada pengaturan yang spesifik. Secara umum
ketentuan yang dapat dipakai sebagai landasan hukum adalah pasal 7 UU No.23/1992
pelayanan gawat darurat fase pra-rumah sakit Bentuk peraturan tersebut seyogyanya
kesehatan.
tentang Kesehatan sebagai berikut: tenaga kesehatan adalah setiap orang yang
mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau
kewenangan khusus karena tindakan yang dilakukan mengandung risiko yang tidak
kecil.
Kesehatan dapat dilihat dalam pasal 32 ayat (4) yang menyatakan bahwa
pelaksanaan pengobatan dan atau perawatan berdasarkan ilmu kedokteran dan ilmu
keperawatan hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian
masyarakat dari tindakan seseorang yang tidak mempunyai keahlian dan kewenangan
sesuai dengan bidang keahlian dan atau kewenangan tenaga kesehatan yang
rumah sakit, di mana pada dasarnya setiap dokter memiliki kewenangan untuk
melakukan berbagai tindakan medik termasuk tindakan spesifik dalam keadaan gawat
darurat. Dalam hal pertolongan tersebut dilakukan oleh tenaga kesehatan maka yang
pertama dilakukan oleh masyarakat awam baik yang tidak terlatih maupun yang
teriatih di bidang medis. Dalam hal itu ketentuan perihal kewenangan untuk
melakukan tindakan medis dalam undang-undang kesehatan seperti di atas tidak akan
diterapkan, karena masyarakat melakukan hal itu dengan sukarela dan dengan itikad
yang baik. Selain itu mereka tidak dapat disebut sebagai tenaga kesehatan karena
Jika tindakan fase pra-rumah sakit dilaksanakan oleh tenaga terampil yang
telah mendapat pendidikan khusus di bidang kedokteran gawat darurat dan yang
hukumnya tidak berbeda dengan tenaga kesehatan di rumah sakit. Penentuan ada
Hal-hal yang disoroti hukum dalam pelayanan gawat darurat dapat meliputi
hubungan hukum dalam pelayanan gawat darurat dan pembiayaan pelayanan gawat
privilege tertentu bagi tenaga kesehatan maka perlu ditegaskan pengertian gawat
darurat adalah. An emergency is any condition that in the opinion of the patient, his
family, or whoever assumes the responsibility of bringing the patient to the hospital-
determination has been made by a health care professional that the patients life or
karena diduga terdapat kekeliruan dalam penegakan diagnosis atau pemberian terapi
maka pihak pasien harus membuktikan bahwa hanya kekeliruan itulah yang menjadi
kondisi dan situasi saat peristiwa tersebut terjadi. Jadi, tepat atau tidaknya tindakan
berkuamelakukanlifikasi sama, pada pada situasi dan kondisi yang sama pula.
consent). Hal itu telah diatur sebagai hak pasien dalam UU No.23/1992 tentang
Persetujuan Tindakan Medis. Dalam keadaan gawat darurat di mana harus segera
dilakukan tindakan medis pada pasien yang tidak sadar dan tidak didampingi pasien,
No.585/1989). Dalam hal persetujuan tersbut dapat diperoleh dalam bentuk tertulis,
maka lembar persetujuan tersebut harus disimpan dalam berkas rekam medis.
mental berulang yang ditandai dengan gejala-gejala psikotik yang khas dan oleh
mengidapnya pada usia 16-25 tahun. Usia remaja dan dewasa muda memang berisiko
tinggi karena tahap kehidupan ini penuh stresor. Kondisi penderita sering terlambat
disadari keluarga dan lingkungannya karena dianggap sebagai bagian dari tahap
penyesuaian diri. Pengenalan dan intervensi dini berupa obat dan psikososial sangat
penting karena semakin lama ia tidak diobati, kemungkinan kambuh semakin sering
dan resistensi terhadap upaya terapi semakin kuat. Seseorang yang mengalami gejala
psikiatrik. Menentukan sumber psikosis dapat menjadi sulit. Kadang pasien masuk ke
dalam status psikosis setelah sebelumnya putus dari perawatan yang direncanakan.
jangka panjang untuk pasien jenis ini, cukup dengan istirahat ringkas dan
memberikan lagi pengobatan psikiatrik yang diperlukan. Suatu kunjungan pasien yang
menderita suatu gangguan mental yang kronis dapat menandakan perubahan dalam
Seseorang dapat juga sedang menderita psikosis akut. Kondisi seperti itu dapat
ini, tenaga kesehatan dapat memperoleh suatu diagnosa diferensial dan menyiapkan
psikosis akut dapat sukar ditentukan karena keadaan mental dari pasien.
KONSEP ASKEP
A. PENGKAJIAN
C. Evaluasi
Menilai kondisi pasien yang sedang dalam krisis secara cepat dan tepat adalah
tujuan utama dalam melakuka evaluasi kedaruratan psikiatrik. Tindakan segera yang
harus dilakukan secara tepat adalah:
a. Menentukan diagnosis awal
b. Melakukan identifikasi faktor-faktor presipitasi dan kebutuhan segera pasien
c. Memulai terapi atau merujuk pasien ke fasilitas yang sesuai
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan psikiatrik standar meliputi: riwayat perjalanan penyakit,
pemeriksaan status mental, pemeriksaan status fisik/neurologik dan jika perlu
pemeriksaan penunjang. Yang pertama dan terpenting yang harus dilakukan oeh
seorang dokter di unit gawat darurat adalah menilai tanda-tanda vital pasien.
Tekanan ddarah, suhu, nadi adalah sesuatu yang mudah diukur dan dapat
memberikan informasi bermakna. Misalnya seorang yang gaduh gelisah dan
mengalami halusinasi, demam, frekuensi nadi 120 per menit dan tekanan darah
meningkat, kemungkinan besar mengalami delirium dibandingkan dengan suatu
gangguan psikiatrik. Lima hal yang harus ditentukan sebelum menangani pasien
selanjutnya:
a. Keamanan pasien
Sebelum mengevaluasi pasien, dokter harus dapat memastikan bahwa
situasi di UGD, jumlah pasien di ruangan tersebut aman bagi pasien. Jika
intervensi verbal tidak cukup atau kontraindikasi, perlu dipikirkan pemberian
obat atau pengekangan.
b. Medik atau psikiatrik?
Penting bagi dokter untuk menilai apakah kasusnya medik, psikiatrik
atau kombinasi keduanya, sebab penanganannya akan jauh berbeda. Kondisi
medik umum seperti trauma kepala, infeksi berat dengan demam inggi,
kelainan metabolisme, intoksikasi atau gejala putus zat seringkali
menyebabkan gangguan fungsi mental yang menyerupai gangguan psikiatrik
umumnya. Dokter gawat darurat tetap harus menelusuri semua kemungkinan
penyebab gangguan fungsi mental yang tampak.
1. Elvira, Sylvia D dan Gitayanti Hadisukanto ed. 2010. Buku Ajar Psikiatri. Jakarta:
2. Kaplan dan Sadock. 1997. Sinopsis Psikiatri, Edisi 7, Jilid 1 dan 2. Jakarta: Bina
Rupa Aksara.
Press.
4. Maramis, W.F. dan Maramis, A.A. 2009. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Edisi 2.
5. Sadock, B.J., Sadock, V.A., et al. 2007. Kaplan & Sadock's Synopsis of Psychiatry:
7. http://astaqauliyah.com/2006/12/falsafah-dasar-kegawatdaruratan/trackback/
8. http://www.lintasberita.com/Lifestyle/Kesehatan/tahukah-anda-tanda-tanda-jika-
orang-ingin-bunuh-diri-