Bu Mar Uas
Bu Mar Uas
Disusun oleh:
Drs. (2122150
Mansur 32)
Dosen Pengampu:
Dr. Hj. Mardiyah, M.Ag
KELAS/SEMESTER: MPI. B / I
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
PROGRAM PASCASARJANA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PONOROGO
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pendidikan merupakan bagian integral dari pembangunan kehidupan
bangsa dan negara. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 (pasal satu)
tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan: Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1
Guru adalah ujung tombak dalam mencapai tujuan pembelajaran yang
efektif. Berhasil atau tidaknya proses belajar mengajar salah satunya
dipengaruhi oleh kompetensi guru dalam mengelola kelas serta menjalankan
perannya sebagai fasilitator, motivator, evaluator dan sejenisnya. Dapat
dikatakan bahwa guru sangat menentukan keberhasilan peserta didik,
terutama dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar.2 Dengan demikian
guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya
proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Kepala sekolah sangat berperan
penting dalam peningkatan kompetensi dan kinerja tenaga kependidikannya
karena peran kepala sekolah tidak hanya sebagai pemimpin akan tetapi
sebagai juga berperan membantu dan membina guru agar terus berkembang
kompetensinya.
Kompetensi pedagogik diartikan sebagai kemampuan mengelola
pembelajaran yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan
dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan
peserta didik untuk mengaktualisasi potensi yang dimiliki peserta didik.3
Kompetensi pedagogik guru sangat berpengaruh terhadap kesuksesan belajar
1 Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan (Tk: Dirjen Pendidikan Islam
Depag RI, 2006), 5.
2 Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2007),
5.
3 Direktorat Jenderal Pendidikan Islam. Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang
Pendidikan. Jakarta: Departemen Agama RI, 2006.
siswa baik dari segi proses pembelajaran sampai kepada pencapaian tujuan
belajar. Dalam hal ini guru wajib memahami peserta didik, membuat
rancangan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran dengan baik,
melakukan evaluasi pembelajaran serta mengembangkan potensi peserta
didik. Karena dalam hal ini guru bertindak sebagai manajer dalam
pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal.
Namun dalam praktek masih ada diantara para guru yang menganggap
hal biasa dan wajar. Padahal sekecil apapun kesalahan yang dilakukan oleh
guru, khususnya dalam pembelajaran, akan berdampak negatif terhadap
perkembangan peserta didik. Salah satu dari kesalahan guru yaitu tidak
mengelola pembelajaran dengan baik, misalnya dengan tidak membuat
rancangan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dengan hanya
menggunakan metode konvensional dan sumber belajar yang minimal, tidak
memahami peserta didik baik perkembangan kognitif maupun
kepribadiannya, dan bahkan tidak menggunakan evaluasi belajar dengan
efektif. Padahal mengelola pembelajaran tersebut harus terpenuhi dalam
kompetensi pedagogik seorang guru untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan sekolah dalam meningkatkan
atau mengefektifkan kompetensi pedagogik guru, salah satunya yaitu melalui
supervisi pendidikan. Supervisi pendidikan dilakukan oleh supervisor yaitu
kepala sekolah dan juga pengawas sekolah. Tugas kepala sekolah dan pejabat
yang ditunjuk untuk melaksanakan supervisi itulah yang berkewajiban untuk
melakukan perbaikan dan penyempurnaan terhadap apa yang dilaksanakan.
Supervisi kompetensi pedagogik guru dimaksudkan untuk meningkatkan
kemampuan dan ketrampilan guru dalam merencanakan, melaksanakan,
mengevaluasi pembelajaran, serta mengembangkan potensi peserta didik.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti mengadakan
penelitian untuk mengetahui dan menguji sejauh mana korelasi supervisi
akademik kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru
sehingga menjadi lebih baik. Dengan ini peneliti mengambil judul
KORELASI ANTARA SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH
DENGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SMKN 1
PONOROGO.
A. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah
pada penelitian ini adalah :
B. TUJUAN PENELITIAN
C. KEGUNAAN PENELITIAN
Adapun kegunaan penelitian yang diharapkan dari penelitian ini adalah
sekurang-kurangnya ada dua aspek yaitu :
1. Secara Teoritis
2. Secara Praktis
a. Bagi Kepala Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran bagi kepala sekolah dalam mengetahui kompetensi
pedagogik guru sehingga dapat meningkatkan supervisi pendidikan
di sekolahnya.
b. Bagi guru
Sebagai pedoman bagi guru untuk meningkatkan kompetensi
pedagogiknya agar pembelajaran berjalan secara optimal.
c. Bagi peneliti
Menambah dan mengembangkan wawasan pengetahuan dan
cakrawala pengalaman menulis tentang hal yang berkaitan dengan
supervisi pendidikan dan kompetensi pedagogik guru.
disertifikatkan.
SMKN 1 Ponorogo terletak di tengah-tengah kota
tanggal 5 Mei 1969 beralamat di Jalan Jenderal Sudirman No. 105 Ponorogo
merupakan sekolah Filial atau cabang dari SMEA Negeri Madiun. Kepala
Timur, dengan Jurusan Tata Buku, Tata Usaha, Tata Niaga sekaligus
menunjuk M. Soedarman, B. A.
Selanjunya berdasarkan Surat keputusan Menteri Pendidikan dan
Tata Kerja SMK maka SMEA Negeri Ponorogo berganti nama menjadi
F. KAJIAN TERDAHULU
1. Rudiyanto, tahun 2006 dengan judul: pengaruh Pelaksanaan Supervisi
Pendidikan Kepala Sekolah terhadap Kemampuan Profesional Guru
Pendidikan Agama Islam di MTsN Ketanggungan Kabupaten Brebes. Hasil
penelitiannya menunjukkan: (1) Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan di MTs N Ketanggungan, Brebes, telah didapatkan bahwa
Pelaksanaan Supervisi pendidikan Kepala sekolah adalah Baik sekali. Hal
ini terbukti dengan diperolehnya hasil nilai rata-rata jawaban respoden
yaitu 3,31 yang berada pada interval : 3,1-4,0; (2) Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan di MTS N Kertanggungan, Brebes, telah didapat
bahwa Kemampuan Profesional mengajar guru Pendidikan Agama Islam
adalah baik sekali. Hal ini didasarkan pada hasil penelitian yang peneliti
lakukan, dimana nilai rata-rata yang diperoleh melalui jawaban responden
adalah 3,404 yang berada pada interval 3,1-4,0; (3) Berdasarkan hasil
penelitian yang peneliti lakukan, maka diperoleh: data kuantitatif yang
menunjukan bahwa pelaksanaan supervisi pendidikan kepala sekolah
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan profesional
mengajar guru Pendidikan Agama Islam. Hal ini dapat dibuktikan sebagai
berikut :Taraf Signifikansi 5%, Freg = 14.3655267, Ft = 4,20, Maka Freg>
Ft 0.05, Berarti Signifikan. Taraf Signifikianisi 1%, Freg = 14.3655267, Ft
= 7,64, Maka Freg > F 0.01, Berarti Signifikan. Dengan demikian, maka
hipotesis yang diajukan oleh Penulis pada bab. I yang berbunyi Ada
pengaruh yang signifikan Pelaksanaan Supervisi Pendidikan Kepala
sekolah terhadap Kemampuan Profesional Mengajar Guru Pendidikan
Agama Islam, adalah benar atau di terima.
2. Nisfurida, tahun 2011 dengan judul: hubungan supervisi kepala sekolah
dan motivasi berprestasi dengan kompetensi pedagogik guru SMP di
Stabat Langkat hasil penelitiannya menunjukkan bahwa: (1) terdapat
hubungan yang positif dan signifikan antara supervisi kepala sekolah (X1)
dengan kompetensi pedagogik guru SMP di Kecamatan Stabat Kabupaten
Langkat (Y) dengan besar koefisien korelasi sebesar 0,532 dengan
sumbangan efektifnya mencapai 20,30 %, (2) terdapat hubungan yang
positif dan signifikan antara motivasi berprestasi (X2) dengan kompetensi
pedagogik guru SMP di Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat (Y) besar
koefisien korelasi mencapai 0,499 dengan sumbangan efektifnya 16,82 %,
dan (3) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara supervisi
kepala sekolah (X1) dan motivasi berprestasi (X2) secara bersama-sama
dengan kompetensi pedagogik guru SMP di Kecarnatan Stabat Kabupaten
Langkat (Y) dengan besar kontribusi yang diberikan mencapai 37,12 %
sisanya yaitu sebesar 62,88 % diperkirakan dipengaruhi oleh beberapa
faktor lain di luar variabel yang dikaji dalam penelitian ini.
3. Kiswaty Zubdatun Nikmah, tahun 2010 dengan judul: hubungan antara
pelaksanaan pendekatan supervisi oleh kepala madrasah dengan
kompetensi guru dalam mengajar di Madrasah Tsanawiyah Negeri
(MTsN) se Kabupaten Pamekasan Madura, hasil penelitian menunjukkan
bahwa: (1) pelaksanaan pendekatan supervisi oleh kepala madrasah dalam
klasifikasi baik, pelaksanaan pendekatan ilmiah dalam klasifikasi baik,
pelaksanaan pendekatan artistik dalam klasifikasi cukup, serta pelaksanaan
pendekatan klinik juga dalam klasifikasi baik; (2) kompetensi guru dalam
mengajar termasuk dalam klasifikasi baik; (3) Hasil pengujian hipotesis
menyimpulkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara
pelaksanaan pendekatan supervisi oleh kepala sekolah dengan kompetensi
guru dalam mengajar di MTsN se Kabupaten Pamekasan.
BAB II
KAJIAN TEORI
1. Pengertian Supervisi
Supervisi secara etimologi berasal dari kata super dan visi
yang mengandung arti melihat dan meninjau dari atas atau menilik dan
menilai dari atas yang dilakukan oleh pihak atasan terhadap aktivitas,
kreatifitas, dan kinerja bawahan. Dalam Carter Goods Dictionary of
Education, dikemukakan definisi supervisi sebagai berikut :
9 Ibid., 88.
10 Moh. Afuk zamroni, skripsi studi korelasi kepribadian guru dengan kompetensi guru di MTsN
Ngunut Babadan Ponorogo, 2010, hal. 19.
11 Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam, (jogjagarta:Lkis Jogjakarta, 2009), hal. 52-53.
pengembangannya. Yakni dengan memahami semua aspek potensi peserta
didik, menguasai teori dan strategi belajar serta pembelajarannya, mampu
merancang pembelajaran, menata latar dan melaksanakannya, dan mampu
melakukan pengembangan akademik dan non akademik. 12
c. Pengembangan kurikulum/silabus
Guru harus tahu batas-batas materi yang harus disajikan dalam
kegiatan belajar mengajar, baik keluasan materi, konsep, maupun tingkat
kesulitannya sesuai dengan yang digariskan dalam kurikulum.
d. Perancangan pembelajaran.
Perancangan pembelajaran merupakan salah satu kompetensi
pedagogik yang harus dimiliki guru, yang akan bermuara pada pelaksanaan
15 Ibid.
16 Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007),
79.
pembelajaran. Perancangan pembelajaran sedikitnya mencakup tiga
kegiatan yaitu identifikasi kebutuhan, identifikasi kompetensi, penyusunan
program pembelajaran (mampu membuat RPP). 17
17 Ibid., 100.
18 Ibid., 111.