Anda di halaman 1dari 16

SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH SEBAGAI

UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK


GURU DI SMKN 1 PONOROGO
Disusun untuk Memenuhi Tugas pada Mata Kuliah
Perilaku Organisasi dan Kepemimpinan dalam Pendidikan Islam

Disusun oleh:
Drs. (2122150
Mansur 32)

Dosen Pengampu:
Dr. Hj. Mardiyah, M.Ag

KELAS/SEMESTER: MPI. B / I
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
PROGRAM PASCASARJANA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PONOROGO
2015
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pendidikan merupakan bagian integral dari pembangunan kehidupan
bangsa dan negara. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 (pasal satu)
tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan: Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1
Guru adalah ujung tombak dalam mencapai tujuan pembelajaran yang
efektif. Berhasil atau tidaknya proses belajar mengajar salah satunya
dipengaruhi oleh kompetensi guru dalam mengelola kelas serta menjalankan
perannya sebagai fasilitator, motivator, evaluator dan sejenisnya. Dapat
dikatakan bahwa guru sangat menentukan keberhasilan peserta didik,
terutama dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar.2 Dengan demikian
guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya
proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Kepala sekolah sangat berperan
penting dalam peningkatan kompetensi dan kinerja tenaga kependidikannya
karena peran kepala sekolah tidak hanya sebagai pemimpin akan tetapi
sebagai juga berperan membantu dan membina guru agar terus berkembang
kompetensinya.
Kompetensi pedagogik diartikan sebagai kemampuan mengelola
pembelajaran yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan
dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan
peserta didik untuk mengaktualisasi potensi yang dimiliki peserta didik.3
Kompetensi pedagogik guru sangat berpengaruh terhadap kesuksesan belajar
1 Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan (Tk: Dirjen Pendidikan Islam
Depag RI, 2006), 5.
2 Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2007),
5.
3 Direktorat Jenderal Pendidikan Islam. Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang
Pendidikan. Jakarta: Departemen Agama RI, 2006.
siswa baik dari segi proses pembelajaran sampai kepada pencapaian tujuan
belajar. Dalam hal ini guru wajib memahami peserta didik, membuat
rancangan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran dengan baik,
melakukan evaluasi pembelajaran serta mengembangkan potensi peserta
didik. Karena dalam hal ini guru bertindak sebagai manajer dalam
pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal.
Namun dalam praktek masih ada diantara para guru yang menganggap
hal biasa dan wajar. Padahal sekecil apapun kesalahan yang dilakukan oleh
guru, khususnya dalam pembelajaran, akan berdampak negatif terhadap
perkembangan peserta didik. Salah satu dari kesalahan guru yaitu tidak
mengelola pembelajaran dengan baik, misalnya dengan tidak membuat
rancangan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dengan hanya
menggunakan metode konvensional dan sumber belajar yang minimal, tidak
memahami peserta didik baik perkembangan kognitif maupun
kepribadiannya, dan bahkan tidak menggunakan evaluasi belajar dengan
efektif. Padahal mengelola pembelajaran tersebut harus terpenuhi dalam
kompetensi pedagogik seorang guru untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan sekolah dalam meningkatkan
atau mengefektifkan kompetensi pedagogik guru, salah satunya yaitu melalui
supervisi pendidikan. Supervisi pendidikan dilakukan oleh supervisor yaitu
kepala sekolah dan juga pengawas sekolah. Tugas kepala sekolah dan pejabat
yang ditunjuk untuk melaksanakan supervisi itulah yang berkewajiban untuk
melakukan perbaikan dan penyempurnaan terhadap apa yang dilaksanakan.
Supervisi kompetensi pedagogik guru dimaksudkan untuk meningkatkan
kemampuan dan ketrampilan guru dalam merencanakan, melaksanakan,
mengevaluasi pembelajaran, serta mengembangkan potensi peserta didik.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti mengadakan
penelitian untuk mengetahui dan menguji sejauh mana korelasi supervisi
akademik kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru
sehingga menjadi lebih baik. Dengan ini peneliti mengambil judul
KORELASI ANTARA SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH
DENGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SMKN 1
PONOROGO.

A. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah
pada penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah supervisi akademik kepala sekolah di SMKN 1


Ponorogo ?

2. Bagaimanakah kompetensi pedagogik guru di SMKN 1 Ponorogo ?

3. Adakah korelasi antara supervisi akademik kepala sekolah dengan


kompetensi pedagogik guru di SMKN 1 Ponorogo ?

B. TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah di


SMKN 1 Ponorogo

2. Untuk mengetahui kompetensi pedagogik guru di SMKN 1 Ponorogo

3. Untuk mengetahui korelasi antara pelaksanaan supervisi akademik


kepala sekolah dengan kompetensi pedagogik guru di SMKN 1
Ponorogo

C. KEGUNAAN PENELITIAN
Adapun kegunaan penelitian yang diharapkan dari penelitian ini adalah
sekurang-kurangnya ada dua aspek yaitu :

1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan


menambah khazanah keilmuwan khususnya tentang kontribusi terhadap
ilmu pendidikan khususnya tentang supervisi akademik kepala sekolah
dan kompetensi pedagogik guru.

2. Secara Praktis
a. Bagi Kepala Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran bagi kepala sekolah dalam mengetahui kompetensi
pedagogik guru sehingga dapat meningkatkan supervisi pendidikan
di sekolahnya.
b. Bagi guru
Sebagai pedoman bagi guru untuk meningkatkan kompetensi
pedagogiknya agar pembelajaran berjalan secara optimal.

c. Bagi peneliti
Menambah dan mengembangkan wawasan pengetahuan dan
cakrawala pengalaman menulis tentang hal yang berkaitan dengan
supervisi pendidikan dan kompetensi pedagogik guru.

D. Alasan Pemilihan Lokasi Penelitian


E. Deskripsi lokasi penelitian
SMK Negeri 1 Ponorogo berdiri di atas area seluas 5400

m2, dengan rincianuntuk lahan bangunan gedung seluas 3834

m2, untuk lapangan olahraga 2191 m2, untuk halaman parkir

seluas 598 m2, untuk kebun seluas 81 m2. Adapuntanah

seluas itu adalah tanah milik pemerintah yang telah

disertifikatkan.
SMKN 1 Ponorogo terletak di tengah-tengah kota

tepatnya di Jl. Jenderal Sudirman 10 Ponorogo atau tepatnya

sebelah selatan alon-alon Ponorogo. SMKN 1 Ponorogo ini

sangat mudah dijangkau dengan kendaraan pribadi maupun


kendaraan umum, karena letaknya yang strategis, berada di

jalur kota ponorogo.


Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Ponorogo semula

bernama Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA) Ponorogo, berdiri pada

tanggal 5 Mei 1969 beralamat di Jalan Jenderal Sudirman No. 105 Ponorogo

merupakan sekolah Filial atau cabang dari SMEA Negeri Madiun. Kepala

Sekolah pada waktu itu M. Soedarman, B. A


Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Kebudayaan

Republik Indonesia No. 077/O/1974, tentang Perubahan Status SMEA Negeri

Filial SMEA Negeri Madiun di Ponorogo Kabupaten Ponorogo Provinsi Jawa

Timur meenjadi SMEA Negeri Ponorogo Kabupaten Ponorogo Provinsi Jawa

Timur, dengan Jurusan Tata Buku, Tata Usaha, Tata Niaga sekaligus

menunjuk M. Soedarman, B. A.
Selanjunya berdasarkan Surat keputusan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia No. 036/O/1997 tanggal 3 April 1997

Tentang perubahan Nomerklatur SMKTA menjadiSMK serta organisasi dan

Tata Kerja SMK maka SMEA Negeri Ponorogo berganti nama menjadi

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Ponorogo yang berlaku sejak 2

Juni 1997, dengan membuka jurusan: Perkantoran, Akuntansi, Manajemen

Bisnis, Kepala Sekolah saat itu Moesono Sarbini,B.A.


Perubahan kurikulum 1999 ke Kurikulum 2001, istilah Jurusan diganti

dengan Program Keahlian Perkantoran menjadi Sekretaris, Menejemen Bisnis

menjadi Penjualan. Pada kurikulum 2004 tidak mengalami perubahan pada

istilah program keahlian.


Seiring perkembangan re-engenering paradigma pendidikan kejuruan

tahun 2004, SMK Negeri 1 Ponorogo pada tahun pelajaran 2004/2005


menambah program Keahlian baru yaitu Multimedia (Teknologi Informasi

dan Komunikasi). Tahun pelajaran 2004/2005 SMK Negeri 1 Ponorogo

membuka 4 (empat) program keahlian; Akuntansi, Administrasi Perkantoran,

Penjualan dan Multimedia. Selanjutnya pada tahun Pelajaran 2008/2009

menambah program keahlian baru yaitu Rekayasa perangkat Lunak (RPL).


Adapun Kepala Sekolah yang ikut berperan penting dalam

perkembangandan kemajuan SMK Negeri 1 Ponorogo sebagai berikut:


a. Muhammad Sudarman tahun, 1969 1989.
b. Drs. Muhammad Solekhan, tahun 1989 1992.
c. Moesono Sarbini, tahun 1992 1998.
d. Subandi BA, tahun 1998 2000.
e. Drs. Luluk Nugroho WL., tahun 2000 2006.
f. Drs. Dwikorahadi Meinanda, MM., tahun 2006 2007.
g. Drs. Mustari, MM., tahun 2007 sekarang.

F. KAJIAN TERDAHULU
1. Rudiyanto, tahun 2006 dengan judul: pengaruh Pelaksanaan Supervisi
Pendidikan Kepala Sekolah terhadap Kemampuan Profesional Guru
Pendidikan Agama Islam di MTsN Ketanggungan Kabupaten Brebes. Hasil
penelitiannya menunjukkan: (1) Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan di MTs N Ketanggungan, Brebes, telah didapatkan bahwa
Pelaksanaan Supervisi pendidikan Kepala sekolah adalah Baik sekali. Hal
ini terbukti dengan diperolehnya hasil nilai rata-rata jawaban respoden
yaitu 3,31 yang berada pada interval : 3,1-4,0; (2) Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan di MTS N Kertanggungan, Brebes, telah didapat
bahwa Kemampuan Profesional mengajar guru Pendidikan Agama Islam
adalah baik sekali. Hal ini didasarkan pada hasil penelitian yang peneliti
lakukan, dimana nilai rata-rata yang diperoleh melalui jawaban responden
adalah 3,404 yang berada pada interval 3,1-4,0; (3) Berdasarkan hasil
penelitian yang peneliti lakukan, maka diperoleh: data kuantitatif yang
menunjukan bahwa pelaksanaan supervisi pendidikan kepala sekolah
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan profesional
mengajar guru Pendidikan Agama Islam. Hal ini dapat dibuktikan sebagai
berikut :Taraf Signifikansi 5%, Freg = 14.3655267, Ft = 4,20, Maka Freg>
Ft 0.05, Berarti Signifikan. Taraf Signifikianisi 1%, Freg = 14.3655267, Ft
= 7,64, Maka Freg > F 0.01, Berarti Signifikan. Dengan demikian, maka
hipotesis yang diajukan oleh Penulis pada bab. I yang berbunyi Ada
pengaruh yang signifikan Pelaksanaan Supervisi Pendidikan Kepala
sekolah terhadap Kemampuan Profesional Mengajar Guru Pendidikan
Agama Islam, adalah benar atau di terima.
2. Nisfurida, tahun 2011 dengan judul: hubungan supervisi kepala sekolah
dan motivasi berprestasi dengan kompetensi pedagogik guru SMP di
Stabat Langkat hasil penelitiannya menunjukkan bahwa: (1) terdapat
hubungan yang positif dan signifikan antara supervisi kepala sekolah (X1)
dengan kompetensi pedagogik guru SMP di Kecamatan Stabat Kabupaten
Langkat (Y) dengan besar koefisien korelasi sebesar 0,532 dengan
sumbangan efektifnya mencapai 20,30 %, (2) terdapat hubungan yang
positif dan signifikan antara motivasi berprestasi (X2) dengan kompetensi
pedagogik guru SMP di Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat (Y) besar
koefisien korelasi mencapai 0,499 dengan sumbangan efektifnya 16,82 %,
dan (3) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara supervisi
kepala sekolah (X1) dan motivasi berprestasi (X2) secara bersama-sama
dengan kompetensi pedagogik guru SMP di Kecarnatan Stabat Kabupaten
Langkat (Y) dengan besar kontribusi yang diberikan mencapai 37,12 %
sisanya yaitu sebesar 62,88 % diperkirakan dipengaruhi oleh beberapa
faktor lain di luar variabel yang dikaji dalam penelitian ini.
3. Kiswaty Zubdatun Nikmah, tahun 2010 dengan judul: hubungan antara
pelaksanaan pendekatan supervisi oleh kepala madrasah dengan
kompetensi guru dalam mengajar di Madrasah Tsanawiyah Negeri
(MTsN) se Kabupaten Pamekasan Madura, hasil penelitian menunjukkan
bahwa: (1) pelaksanaan pendekatan supervisi oleh kepala madrasah dalam
klasifikasi baik, pelaksanaan pendekatan ilmiah dalam klasifikasi baik,
pelaksanaan pendekatan artistik dalam klasifikasi cukup, serta pelaksanaan
pendekatan klinik juga dalam klasifikasi baik; (2) kompetensi guru dalam
mengajar termasuk dalam klasifikasi baik; (3) Hasil pengujian hipotesis
menyimpulkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara
pelaksanaan pendekatan supervisi oleh kepala sekolah dengan kompetensi
guru dalam mengajar di MTsN se Kabupaten Pamekasan.
BAB II
KAJIAN TEORI
1. Pengertian Supervisi
Supervisi secara etimologi berasal dari kata super dan visi
yang mengandung arti melihat dan meninjau dari atas atau menilik dan
menilai dari atas yang dilakukan oleh pihak atasan terhadap aktivitas,
kreatifitas, dan kinerja bawahan. Dalam Carter Goods Dictionary of
Education, dikemukakan definisi supervisi sebagai berikut :

Segala usaha pejabat sekolah dalam memimpin guru-guru dan


tenaga kependidikan lainnya untuk memperbaiki pengajaran;
termasuk menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan dan perkembangan
jabatan guru-guru, menyeleksi, dan merevisi tujuan-tujuan
pendidikan, bahan pengajaran dan metode-metode mengajar serta
evaluasi pengajaran.4
Dapat juga dikatakan bahwa hakikat supervisi adalah suatu proses
pembimbingan dari pihak atasan kepada guru-guru dan para personalia
sekolah lainnya yang langsung menangani belajar para siswa, untuk
memperbaiki situasi belajar mengajar, agar para siswa dapat belajar
secara efektif dengan prestasi belajar yang semakin meningkat.

2. Kepala Sekolah sebagai Supervisor


Salah satu tugas kepala sekolah adalah sebagai supervisor, yaitu
mensupervisi pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kependidikan. 5 Jadi
orang yang melakukan supervisi disebut dengan supervisor. Kepala
sekolah sebagai supervisor artinya kepala sekolah berfungsi sebagai
pengawas, pengendali, pembina, pengarah, dan pemberi contoh kepada
para guru dan karyawannya di sekolah.6 Salah satu hal yang terpenting
bagi kepala sekolah sebagai supervisor adalah memahami tugas dan

4 Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), 155.


5 Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003), 111.
6 Herabudin, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2009), 210.
kedudukan karyawan-karyawannya atau staf di sekolah yang
dipimpinnya.

3. Pengertian Supervisi Akademik


Kompetensi supervisi akademik intinya adalah membina guru dalam
meningkatkan mutu proses pembelajaran. Oleh sebab itu, sasaran supervisi
akademik adalah meningkatkan proses pembelajaran untuk meningkatkan
mutu dan hasil pembelajaran. 7 Supervisi akademik yang dilakukan kepala
sekolah kepada guru dalam proses pembelajaran terdiri dari materi pokok
dalam proses pembelajaran, penyusunan silabus dan RPP, pemilihan
strategi/metode/teknik pembelajaran, menilai proses dan hasil pembelajaran
serta penelitian tindakan kelas.

Supervisi akademik yang dilakukan kepala sekolah/madrasah antara lain


adalah sebagai berikut:8

a. Memahami konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik, dan


kecenderungan perkembangan tiap bidang pengembangan mata
pelajaran di sekolah/madrasah.
b. Memahami konsep, prinsip, teori, teknologi, karakteristik, dan
kecenderungan perkembangan proses pembelajaran/bimbingan tiap
bidang pengembangan mata pelajaran di sekolah/ madrasah.
c. Membimbing guru dalam menyususn silabus tiap bidang
pengembangan mata pelajaran di sekolah/madrasah berlandaskan
standar isi, standar kompetensi dan kompetensi dasar, dan prinsip-
prinsip pengembangan KTSP.
d. Membimbing guru dalam memilih dan menggunakan strategi/
metode/teknik pembelajaran/bimbingan yang dapat mengembangkan
berbagai potensi peserta didik melalui bidang pengembangan mata
pelajaran di sekolah/madrasah.

7 Dadang Suhardan, Supervisi Profesional (Layanan dalam Meningkatkan Mutu Pengajaran di


Era Otonomi Daerah), (Bandung: Alfabeta, 2010), 47.
8 Lantip Diat Prasojo & Sudiyono, Supervisi Pendidikan (Yogyakarta: Gava Media, 2011), 82
e. Membimbing guru dalam menyusun RPP untuk tiap bidang
pengembangan mata pelajaran di sekolah/madarasah.
f. Membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran/bimbingan (di kelas, laboratorium, dan di lapangan)
untuk mengembangkan potensi peserta didik pada tiap bidang
pengembangan mata pelajaran di sekolah/madarasah.
g. Memotivasi guru untuk memanfaatkan teknologi informasi untuk
pembelajaran/bimbingan tiap bidang pengembangan mata pelajaran
di sekolah/madrasah.
Adapaun dimensi dimensi subtansi sipervisi akademik kepala sekolah
meliputi: (a) kompetensi kepribadian; (b) kompetensi pedagogik; (c)
kompetensi profesional; (d) kompetensi sosial.9

B. Kompetensi Pedagogik Guru

1. Pengertian Kompetensi Guru


Menurut kamus besar bahasa Indonesia, kompetensi berarti kemampuan
atau kecakapan. Kompetensi guru adalah seperangkat tindakan cerdas dan
penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas sesuai dengn pekerjaan
tertentu.Kompetensi pedagogik guru adalah mengelola pembelajaran peserta
didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancanagan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar. Pengenbanagan peserta didik
untuk mengaktualisasikan sebagai potensi yang dimilikinya. 10

Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 18 Tahun 2007 tentang


Guru, kompetensi dikategorikan menjadi empat, yaitu: pertama, kompetensi
pedagogik. Kedua, kompetensi kepribadian. Ketiga kompetensi profesional. Ke
empat kompetensi sosial.11

Selanjutnya, kompetensi pedagogik meliputi guru harus paham terhadap


peserta didik, perancangan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi, dan

9 Ibid., 88.
10 Moh. Afuk zamroni, skripsi studi korelasi kepribadian guru dengan kompetensi guru di MTsN
Ngunut Babadan Ponorogo, 2010, hal. 19.
11 Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam, (jogjagarta:Lkis Jogjakarta, 2009), hal. 52-53.
pengembangannya. Yakni dengan memahami semua aspek potensi peserta
didik, menguasai teori dan strategi belajar serta pembelajarannya, mampu
merancang pembelajaran, menata latar dan melaksanakannya, dan mampu
melakukan pengembangan akademik dan non akademik. 12

2. Pengertian Kompetensi Pedagogik


Kompetensi pedagogik merupakan ciri khas seorang guru. Sangat
mungkin ketiga kompetensi yang lain yaitu kepribadian, profesional, dan
social merupakan syarat bagi profesi lain, namun tidak demikian halnya
dengan kompetensi pedagogik. Kompetensi pedagogik hanya dituntut
pada profesi guru. Ujung akhir dari kompetensi pedagogik adalah
kemampuan dalam mengelola pembelajaran yang mendidik, namun untuk
mencapai kemampuan itu seseorang harus memahami karakteristik
pesertadidik, karkteristik materi yang diajarkan arah (filosofi) pendidikan
yang sedang dilaksanakan.13
Dalam Standar Nasional Indonesia, penjelasan Pasal 28 ayat (3)
dikemukakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola
pembelajaran yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan
dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan
peserta didik untuk mengaktualisasi potensi yang dimilikinya. 14

Lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah RI No 74 tahun 2008 tentang


Guru dikemukakan bahwa kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru
dalam mengelola pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi
hal-hal sebagai berikut : (a) Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan;
(b) Pemahaman terhadap peserta didik; (c) Pengembangan kurikulum/silabus;
(d) Perancangan pembelajaran; (e) Pelaksanaan pembelajaran.yang mendidik
dan dialogis; (f) Pemanfaatan teknologi pembelajaran; (g) Evaluasi hasil belajar;

12 Ibid., hal. 52.


13 Ibid., 39.
14 Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007),
75.
(h) Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasi berbagai potensi yang
dimilikinya.15

Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kompetensi


pedagogik adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yang
mencakup pemahaman peserta didik, perancangan pembelajran, pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan pengembangan peserta didik.
Kompetensi pedagogik merupakan kompetensi utama yang harus dimiliki oleh
seorang guru untuk bisa menciptakan kelas yang kondusif dan nyaman sehingga
tercapai tujuan pembelajaran.

Dalam peraturan pemerintah RI No. 74 tahun 2008 tentang Guru,


dijelaskan bahwa komponen kompetensi pedagogik guru meliputi:

a. Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan


Seorang guru haruslah faham tentang landasan kependidikan
yang dijadikan dasar dalam mengajar. Guru harus menguasai
pengetahuan tentang belajar dan mengajar seperti teori-teori belajar,
prinsip-prinsip belajar, teori pengajran dan model-model mengajar.
b. Pemahaman terhadap peserta didik.
Pemahaman terhadap peserta didik merupakan salah satu
kompetensi pedagogik yang harus dimiliki guru. Sedikitnya terdapat emapat
hal yang garus dipahami guru dari peserta didiknya. 16

c. Pengembangan kurikulum/silabus
Guru harus tahu batas-batas materi yang harus disajikan dalam
kegiatan belajar mengajar, baik keluasan materi, konsep, maupun tingkat
kesulitannya sesuai dengan yang digariskan dalam kurikulum.

d. Perancangan pembelajaran.
Perancangan pembelajaran merupakan salah satu kompetensi
pedagogik yang harus dimiliki guru, yang akan bermuara pada pelaksanaan

15 Ibid.
16 Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007),
79.
pembelajaran. Perancangan pembelajaran sedikitnya mencakup tiga
kegiatan yaitu identifikasi kebutuhan, identifikasi kompetensi, penyusunan
program pembelajaran (mampu membuat RPP). 17

e. Pelaksanaan pembelajaran.yang mendidik dan dialogis.


Pelaksanaan pembelajaran harus berangkat dari proses dialogis
antar sesama subyek pembelajaran, sehingga melahirkan pemikiran kritis
dan komunikatif. Tanpa komunikasi tidak akan ada pendidikan sejati.
Sebagian besar kegagalan pembelajaran disebabkan oleh penerapan
metode pendidikan konvensional.

f. Pemanfaatan teknologi pembelajaran.


Pengetahuan, informasi dan teknologi menguasai abad ini
sehingga disebut juga era globalisasi, karena canggihnya penggunaan
pengetahuan, informasi, dan teknologi dalam aspek kehidupan yang
menimbulkan hubungan global.
g. Evaluasi hasil belajar
Evaluasi belajar dilakukan untuk mengetahui perubahan perilaku
dan pembentukan kompetensi peserta didik, yang dapat dilakukan dengan
penilaian kelas, tes kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan
dan sertifikasi, benchmarking, serta penilaian program.

h. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasi berbagai potensi


yang dimilikinya
Pengembangan peserta didik merupakan bagian dari kompetensi
pedagogik yang harus dimiliki guru, untuk mengaktualisasi berbagai potensi
yang dimiliki oleh setiap peserta didik. Pengembangan peserta didik dapat
dilakukan oleh guru melalui berbagai cara, antara lain melalui kegiatan
ekstrakulikuler, pengayaan dan remidial, serta bimbingan konseling. 18

17 Ibid., 100.
18 Ibid., 111.

Anda mungkin juga menyukai