Berkedudukan di : Jakarta
Visi
Visi Menjadi Perusahaan modern dalam bidang pengembangan dan
pengoperasian jalan tol, menjadi pemimpin (leader) dalam industri
jalan tol dengan mengoperasikan mayoritas jalan tol di Indonesia, serta
memiliki daya saing yang tinggi di tingkat Nasional dan Regional.
Misi
Menambah panjang jalan tol secara berkelanjutan, sehingga
Perusahaan menguasai paling sedikit 50% panjang jalan tol di
Indonesia dan usaha terkait lainnya, dengan memaksimalkan
pemanfaatan potensi keuangan Perusahaan serta meningkatkan mutu
dan efisiensi jasa pelayanan jalan tol melalui penggunaan teknologi
yang optimal dan penerapan kaidah-kaidah manajemen Perusahaan
modern dengan tata kelola yang baik.
Jasa Marga fokus pada tiga bentuk layanan, yaitu layanan lalu lintas
jalan tol, layanan transaksi jalan tol, dan layanan konstruksi jalan tol. Usaha
Jasa Marga terdiri dari dua, usaha jalan tol dan usaha non tol dengan
penjelasan sebagai berikut :
Pemasangan iklan,
Tata Nilai
Tata Nilai merupakan nilai-nilai yang telah ada dalam setiap Insan Jasa
Marga.Tata nilai ini merupakan perwujudan dari sikap dan perilaku seluruh
karyawan Jasa Marga yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian tujuan
perusahaan secara baik dan benar.
1. Integritas
o Bekerja hanya untuk kepentingan Perusahaan
B.Pengantar
Menyadari peranan penting jalan tol tersebut maka Jasa Marga sebagai
perusahaan BUMN operator jalan tol mempunyai komitmen yang sangat tinggi dalam
memberikan pelayanan yang maksimal dalam pengoperasian jalan tol. Peningkatan
pelayanan terus dilakukan oleh Jasa Marga untuk memberikan pelayanan yang
terbaik bagi pengguna jalan tol. Peningkatan pelayanan jalan tol dilakukan sejak
pengguna jalan tol mulai menggunakan jalan tol, selama berada di jalan tol hingga
sampai selesai menggunakan jalan tol tersebut.
Salah satu produk perdana Jasa Marga adalah Jalan Tol Jagorawi (Jakarta-
Bogor-Ciawi) merupakan tonggak sejarah bagi perkembangan industri jalan tol di
Tanah Air yang mulai dioperasikan sejak tahun 1978.
Pembangunan dan pengoperasian jalan tol sejak saat itu didasarkan kepada
konsep investasi dimana Perseroan sebagai investor akan berinvestasi pada jalan-jalan
tol yang mempunyai tingkat kelayakan pengembalian secara finansial sesuai dengan
masa konsesi. Proses untuk mendapatkan konsesi jalan tol baru juga harus melalui
pembentukan entitas bisnis usaha tersendiri. Melalui anak perusahaan yang dibentuk
Perseroan dengan beberapa partner usaha, sampai dengan akhir tahun 2011 Perseroan
memiliki tambahan sembilan ruas jalan tol baru dimana Perseroan mempunyai
kepemilikan mayoritas lebih dari 51%. Pada tahun 2007 Perseroan menjadi
perusahaan terbuka dan tercatat di Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Jakarta)
sejak Pemerintah melepas 30% sahamnya kepada masyarakat pada tanggal 12
November 2007.
Kinerja operasional jalan tol yang dilakukan oleh Jasa Marga cenderung
mengalami peningkatan secara berkala. Hal ini tentu saja didukung dengan
pelonjakan jumlah kendaraan yang melintas di jalan tol, contohnya pada ruas-ruas
jalan tol di area Jakarta dan sekitarnya pada tahun 2008 jumlah kendaraan yang
melintas mencapai 880 juta kendaraan. Jumlah tersebut meningkat sebesar 20,74 juta
kendaraan dibandingkan dengan volume lalu lintas transaksi pada tahun 2007. Dari
C.Bad Practices
Sebagai perusahaan jasa penyedia Jalan Tol, PT. Jasa Marga (Persero)
selalu mengedepankan pelayanan dalam setiap usahanya. Akan tetapi pada
TESTIMONI
Ini salah satu kejengkelan saya terhadap pelayanan Jalan Tol Dalam
Kota Jakarta. Petugas tol PT Jasa Marga, yang melayani ruas jalan
ini, sering seenaknya menutup loket masuk tol dan menciptakan
kemacetan lalu lintas sekitar gerbang mereka.
Saya sering melihat loket tol ditutup justru saat jam sibuk. Tambah
macet bukan? Ada tiga gerbang yang sering saya pakai: Semanggi,
2. Komunikasi
2.1. Pengertian Komunikasi Organisasi
3. Desain Kerja
3.1. Pengertian Desain Kerja
Desain kerja (Luthans, 2006) didefinisikan sebagai metode yang
digunakan oleh manajemen untuk mengembangkan isi (content) kerja,
termasuk semua tugas yang relevan, termasuk pula proses konstruksi, dan
revisi kerja.
4. Pengambilan Keputusan
4.1. Pengertian Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan menurut Luthans (2006) didefinisikan secara
universal sebagai pemilihan alternatif. Hal ini berhubungan dengan fungsi
manajemen tradisional. Misalnya, saat manajer merencanakan, meneglola, dan
mengontrol, mereka membuat keputusan. Sedangkan menurut Bernard (dalam
Luthans, 2006) menyatakan bahwa pengambilan keputusan adalah proses
keputusan dan merupakan teknik mempersempit pilihan.
3. Penawaran
5. Pemberdayaan
5.1. Pengertian Pemberdayaan
Pemberdayaan menurut Luthans (2006) adalah mengakui dan
menggali untuk kepentingan organisasi, kekuasaaan yang ada pada seseorang
oleh karena pengetahuan mereka yang berguna dan motivasi internal di dalam
diri mereka. Pemberdayaan adalah otoritas dalam membuat keputusan di area
tanggungjawab seseorang tanpa meminta persetujuan orang lain. Walaupun
pemberdayaan sama dengan delegasi wewenang, ada dua karakteristik yang
menjadikannya unik, pertama karyawan didukung untuk memakai insiatif
mereka sendiri, kedua pemberdayaan karyawan tidak hanya memberi otoritas,
tetapi juga sumber daya sehingga mereka mampu membuat keputusan dan
memiliki kekuasaan untuk diimplementasikan.
E.Analisa Kasus
Selain itu dalam penerapan SPM tersebut, selama ini Jasa Marga telah
mempunyai program untuk meningkatkan sumber daya manusianya dalam hal ini
karyawan dengan mengadakan program peningkatan kompetensi karyawan melalui
pelatihan dan pengembangan. Program pelatihan dan pengembangan karyawan Jasa
Marga dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan (knowledge),
ketrampilan (skill), dan mengembangkan sikap kerja positif (attitude) yang
diselenggarakan secara in-house training maupun public. Jasa Marga Development
Center yang didirikan sejak tahun 2009 merupakan wadah pelatihan dan peningkatan
kompetensi karyawan Jasa Marga.
Namun pada kenyataannya ternyata kinerja karyawan Jasa Marga yang berada
di level Kasir pintu tol tidak menunjukkan kinerja yang cukup baik dengan
munculnya kasus keluhan konsumen yang menyatakan bahwa layanan jalan tol masih
belum baik, dari mulai hanya beberapa saja pintu tol yang buka padahal saat itu ada
kemacetan panjang akibat antrean, kemudian mengenai kurang ramahnya petugas tol,
dan ada karyawan yang datang terlambat sehingga gardu tol tidak terbuka seluruhnya,
hingga pukul 6 pagi padahal dalam SPM layanan jalan tol gardu tol harus dibuka
pada pukul 5 pagi. Hingga pada puncaknya menteri BUMN Dahlan Iskan marah dan
membuka sendiri gardu tol yang masih tertutup dan mengratiskan layanan tol.
Menurut analisa kami hal itu disebabkan oleh budaya organisasi yang
dipersepsikan berbeda oleh karyawan Jasa Marga. Budaya organisasi menurut
(Robbins, 1996) adalah suatu persepsi bersama yang dianut oleh anggota-anggota
organisasi. Berdasarkan teori ini kasus jasa marga yang telah ditampilkan di atas
F. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
__________. 2009. Konsumen Tak Puas dengan Kualitas Jalan Tol. Diakses pada 10 Mei 2012.
http://vlog.viva.co.id/news/read/54237-konsumen_tak_puas_dengan_kualitas_jalan_tol
__________. 2012. Dahlan Iskan: Tidak Boleh Ada Antrean Panjang! Diakses pada 13 Mei 2012.
__________. 2012. Jasa Marga: Pintu Tol Semanggi Macet akibat Kelalaian Petugas. Diakses
pada 13 Mei 2012.http://metrotvnews.com/read/news/2012/03/20/85627/Jasa-Marga-Pintu-Tol-
Semanggi-Macet-akibat-Kelalaian-Petugas/3
______. 2012. Jasa Marga: Pintu Tol Semanggi Macet akibat Kelalaian Petugas. Diakses 12 Mei
2012.
Cornila D. 2012. Dahlan Iskan Ngamuk di Pintu Tol. Diakses pada 13 Mei 2012.
http://www.tempo.co/read/news/2012/03/20/219391339/Dahlan-Iskan-Ngamuk-di-Pintu-Tol
Emirzon, Joni. 2006. Regulatory Driven Dalam Implementasi Prinsip-Prinsip Good Corporate
Governance Pada Perusahaan Di Indonesia. Jurnal Manajemen & Bisnis Sriwijaya Vol. 4, No 8
Desember 2006, 92-114
Ester, Louise. 2010. Kondisi Manajemen dan Organisasi PT Jasa Marga. Diakses pada 12 Mei
2012. http://louiseester.wordpress.com/2010/06/08/kondisi-management-dan-organisasi-pada-pt-
jasa-marga/
Harsono, Andreas. Pelayanan Gerbang Tol Buruk. Diakses pada 13 Mei 2012.
www.andreasharsono.net/2010/04/pelayanan-gerbang-tol-buruk.html
Marchantya, Defeca. 2011. Analisis Isi Laporan Ketidakpuasan Pengguna Jalan Saat Transaksi di
Gerbang Tol. Diakses pada 13 Mei 2012.
http://eprints.undip.ac.id/29117/1/SUMMARY_PENELITIAN_Defeca.pdf
Rusadi, Idris. Diakses pada 13 Mei 2012. Layanan Jasa Marga harus dievaluasi.
www.merdeka.com/uang/layanan-jasa-marga-harus-dievaluasi.html
Sukasih, N. K dan Susilawati, N. 2011. Dampak Good Corporate Governance (GCG) Terhadap
Kinerja Perusahaan (Study kasus di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan.
Vol. 7 No.3 Nopember 2011, 197-2005
Tim Jasa Marga. 2010. Annual Report 2010- Sustainable Growth. Diakses pada 13 Mei 2012.
http://www.jasamarga.com/annual_report/ar2008/indonesia/10.html.