Anda di halaman 1dari 20

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Gudang

Menurut David E Mulcahy, gudang adalah suatu fungsi penyimpanan berbagai


macam jenis produk yang memiliki unit unit penyimpanan dalam jumlah yang besR
Mupun kecil dalam jangka waktu saat produk dihasilkan oleh pabrik dan saat produk
dibutuhkan oleh pelanggan atau stasiun kerja dalam fasilitas produksi.

Gudang berfungsi sebagai tempat penyimpanan barang yang akan digunakan untuk
produksi. Pada umumnya gudang me miliki fungsi yang cukup penting dalam
menjaga kelancaran proses produksi suatu pabrik. Berikut adalah tujuan utama dari
gudang yang berkaitan dengan pengadaan material diantaranya :
1. Pengawasan, yaitu aktifitas dengan sistem administrasi yang terjaga dengan
baik untuk mengontrol keluar masuknya material. Tugas ini menyangkut
keamanan dari material yang disimpan agar tidak terjadi kehilangan.
2. Pemilihan, yaitu aktifitas pemeliharaan dan perawatan agar material yang
tersimpan dalam gudang tidak cepat rusak selama waktu penyimpanannya.

3. Penimbunan/penyimpanan, berfungsi agar material tersedia pada saat


dibutuhkan pada waktu waktu tertentu baik sebelum ataupun selama proses
produksi berlangsung.

Pergudangan adalah segala upaya pengelolaan gudang yang meliputi penerimaan,


penyimpanan, pemeliharaan, pendistribusian, pengendalian dan pemusnahan serta
pelaporan logistik dan peralatan logistic agar kualitas dan kuantitas tetap terjamin.
Tujuan sistem pergudangan adalah untuk memaksimalkan utilitas sumber
penyimpanan dalam gudang serta mengurus dan menyimpan material yang siap
untuk didistribusikan dan disalurkan. Pemanfaatan utilitas penyimpanan dalam
pergudangan terkontrol apabila semua telah berkerja secara efektif.

2.2 Fungsi Pergudangan

9
Fungsi utama gudang adalah sebagai tempat penyimpanan barang sementara
sebelum barang tersebut digunakan. Fungsi pergudangan yaitu memaksimalkan
penggunaan sumber daya gudang. Sumber daya gudang merupakan segala hal
yang ada di dalam gudang yaitu, operator, ruangan, dan peralatan. Fungsi
pergudangan yang ada akan menentukan layout gudang, dan sistem kerja yang
digunakan. Merujuk beberapa kegiatan pergudangan dan tujuan pergudangan
tersebut, ada beberapa pedoman umum untuk melakukan kegiatan pergudangan,
yakni :

1. Menjaga kelancaran penerimaan dan pengeluaran logistik.


2. Menjaga ketertiban administrasi penggudangan, baik untuk menjamin keamanan
barang maupun menyediakan piranti pertanggungjawaban pengelolaan
penggudangan.
3. Melakukan penyimpanan logistik secara tepat sehingga logistik yang ada mudah
dicek, ditemukan dan diambil.
4. Melakukan pengaturan barang secara tepat sehingga mampu menjamin
kemanan dan keselamatan barang, petugas gudang maupun pihak-pihak yang
berkepentingan.
5. Melakukan perawatan barang dengan baik sehingga barang dalam gudang tidak
sekedar sebagai barang persediaan, tetapi juga barang yang siap pakai (ready
for use).

Perencanaan dan penggunaan sistem pergudangan perlu memperhatikan beberapa


hal diantaranya :

1. Memaksimalkan penggunaan ruang gudang.


2. Memaksimalkan penggunaan peralatan dalam gudang.
3. Memaksimalkan penggunaan tenaga kerja operator gudang.
4. Memaksimalkan kemudahan dalam penerimaan dan pengeluaran material
dalam gudang.
5. Memaksimalkan keamanan terhadap material yang disimpan di dalam gudang.
Sistem pergudangan merupakan fungsi utama dari perencanaan penggunaan ruang
penyimpanan. Perencanaan layout merupakan perencanaan untuk memaksimalkan
penggunaan ruang dan akses material. Perencanaan penggunaan ruangan
berkaitan dengan peramalan produksi, jadwal penerimaan, dan jadwal pengeluaran

10
material. Penyimpanan material dengan ruang yang memadai, peralatan yang
digunakan dengan tepat, dan operator yang kompeten merupakan pengaruh dari
layout dan sistem penyimpanan yang terancang dengan baik.

2.3 Klasifikasi Produk dalam Gudang

1. Klasifikasi berdasarkan karakteristik barang

Penyimpanan berdasarkan karakteristik barang yang disimpan dalam gudang adalah


sebagai berikut :

a. Raw Material Storage

Gudang ini menyimpan setiap bahan baku yang akan dibutuhkan untuk proses
produksi. Lokasi gudang ini biasanya berada di dalam bangunan pabrik (indoor).
Gudang jenis ini juga biasa disebut stock room karena fungsinya memang untuk
menyimpan stock kebutuhan tertentu.
b. Work in Process Storage
Dalam industri manufaktur produk dikerjakan melalui beberapa proses
pengerjaan. Proses produksi kadang harus terhenti dikarenakan material mesin
atau asesoris yang dibutuhkan belum tersedia, sehingga harus menunggu
sampai bahan atau mesin yang dibutuhkan tersedia dan siap dikerjakan. Work in
process storage ini terdiri dari dua jenis yaitu :

- Small amount materials, merupakan material / produk yang akan disimpan di


tempat diantara stasiun kerja yang berdekatan dengan tempat pengerjaan
selanjutnya.

- Large amount materials, merupakan material / produk yang akan disimpan


dalam jumlah yang besar dan dalam waktu yang relatif lama, dan lokasi
penyimpanannya akan berada di dalam area produksi.

c. Finish Goods Product Storage

Gudang ini berfungsi untuk menyimpan produk produk yang telah selesai
dikerjakan. Gudang finish goods bertanggung jawab pada :

- Penerimaan produk jadi yang telah selesai dikerjakan oleh departemen


produksi.

11
- Penyimpanan produk jadi dengan sebaik baiknya dan selalu siap pada saat
ada permintaan masuk.

- Pengepakan ( packaging ) dari produk agar dapat dikirim dengan aman.

d. Storage For Supplies

Gudang untuk penyimpanan non-productive items dan digunakan untuk


menunjang fungsi dan kelancaran produksi seperti packaging materials,
maintenance supplies, parts, dan alat tulis kantor.

e. Scrap & Waste

Scrap adalah material atau komponen yang pengerjaannya salah dan tidak
dapat diperbaiki lagi, sedangakan waste merupakan sisa sisa produksi yang
tidak akan digunakan lagi. Material jenis scrap dan waste biasanya akan
diletakkan di area yang terpisah dari tempat produksi dengan harapan bias dijual
ke pihak lain yang membutuhkan.

2. Klasifikasi berdasarkan aliran arus barang

Dalam klasifikasi ini persediaan dilihat berdasarkan aliran arus barang tersebut,
Penyimpanan berdasarkan aliran arus barang dalam gudang diantaranya :
a. Fast Moving Material (Material dengan pergerakan aliran cepat)

Merupakan material yang memiliki aliran pergerakan cepat / singkat atau dengan
kata lain material ini akan berada dalam gudang dalam waktu yang singkat,
material tersebut biasanya merupakan material yang akan segera diproduksi.

b. Medium Moving Material (Material dengan pergerakan aliran sedang)

Merupakan material dengan aliran pergerakan yang sedang sedang saja, tidak
terlalu cepat dan tidak terlalu lambat. Biasanya material akan berada di gudang
dalam waktu yang lebih lama jika dibandingkan dengan material fast moving.

c. Slow Moving Material (Material dengan pergerakan aliran lambat)


Merupakan material dengan aliran pergerakan yang sangat lambat, sehingga
biasanya material akan berada di gudang dalam waktu yang cukup lama.

12
Penyimpanan material slow moving biasanya diletakkan di bagian dalam ruang
penyimpanan agar tidak mengganggu ruang penyimpanan untuk barang lain.

2.4 Sistem Penyimpanan Material

Menurut Subagya [1988] penyimpanan diartikan sebagai suatu kegiatan dan usaha
untuk melakukan pengurusan, penyelenggaraan dan pengaturan barang persediaan
didalam ruang penyimpanan. Sistem merupakan sekelompok komponen yang
digabungkan menjadi satu untuk mencapai tujuan tertentu. Berdasarkan hal tersebut
dapat disimpulkan bahwa sistem penyimpanan merupakan cara cara yang
dilakukan dengan tujuan untuk menunjang kelancaran dalam kegiatan penyimpanan.

2.4.1 Konfigurasi Sistem Penyimpanan

Konfigurasi yang biasa digunakan pada sistem penyimpanan ada beberapa jenis,
yaitu :

- Selective Racking. Lokasi dari setiap pallet dapat diakses melalui lorong.
Ketika setiap pallet diambil, hanya satu pallet yang dipindahkan dari lokasi
tersebut. Jenis konfigurasi ini merupakan racking system yang biasa
digunakan di pergudangan. Tinggi rak dapat beranekaragam sesuai dengan
kebutuhan.

- Double deep Racking. Dua baris single deep rack yang digunakan
bersamaan untuk menahan dua pallet.

- Drive in Racking. Drive in Racking membuat pallet dapat disimpat secara


vertikal di rak.

- Mobile Racking. Jenis konfigurasi ini membantu meningkatkan densitas


penyimpanan. Rak dapat digerakkan menggunakan perangkat mekanik.

13
- Automated Storage and Retrieval System (AS/RS). Pada sistem ini,
komponen komponen utama dari AS/RS adalah stacker, crane dan
software.

- Very Narrow Aisle (VNA). Sistem ini berfungsi untuk mengurangi lebar lorong
dan ketinggian rak dapat mencapai 14 meter. Staf gudang memerlukan
dokumentasi untuk melacak barang yang disimpan di rak.

- Carousel. Jenis ini diklasifikasikan menjadi dua tipe yaitu vertical dan
horizontal. Vertical Carousel adalah tempat penyimpanan otomatis dan mesin
pengambilan yang menggunakan rantai serta rel yang memutar tempat
penyimpanan secara vertical. Hotizontal Carousel merupakan penyimpanan
otomatis yang digunakan untuk pemilihan yang efisien dan tempat
penyimpanan yang memiliki kepadatan tinggi.

2.4.2 Tata Letak Material

Menurut John Warman (2004), di dalam melakukan tata letak material didalam
gudang terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, hal tersebut adalah sistem
pengukuran kecepatan yang baik dan sistem pengendalian yang baik.

Sistem pengukuran kecepatan akan melihat material berdasarkan klasifikasi aliran


material dimana material dibagi menjadi tiga klasifikasi yaitu, slow moving, medium
moving, fast moving. Jenis material yang termasuk dalam klasifikasi slow moving
dilatakkan dibagian gudang yang paling sulit dijangkau oleh operator dengan alasan
material ini sangat jarang mengalami perpindahan material. Sedangkan untuk
material yang masuk dalam klasifikasi fast moving diletakkan di bagian gudang yang
cukup terbuka sehingga memudahkan dalam pengambilan material, sehingga
efisiensi gudang menjadi tinggi.

2.4.3 Pengaturan Tata Letak Penyimpanan Material

14
Hal yang harus dilakukan dalam pelaksanaan tata letak penyimpanan material
adalah sebagai berikut :
1. Perhitungan kapasitas area gudang.
2. Pengklasifikasian produk berdasarkan spesifikasi tertentu.
3. Perhitungan kebutuhan area untuk masing2 item.
4. Penentuan tata letak.
5. Penentuan urutan moving untuk masing masing area.

2.4.4 Racking System

Tujuan dari sistem rak yang paling utama adalah untuk meningkatkan kapasitas
gudang tanpa harus melakukan pelebaran gudang. Penggunaan rak akan
mempermudah penyusunan barang dengan konsep bertingkat, rak dalam konsep ini
terdiri dari dua macam yaitu :

1. Rak permanen

Rak permanen yaitu rak yang memiliki kontruksi bangunan yang permanen,
dengan kata lain rak ini tidak dapat dipindah-pindahkan apabila diperlukan
dibagian lain. Apabila rak ini dapat dibongkar, akan membutuhkan biaya yang
besar karena sudah menjadi bagian dari gudang.

2. Rak sementara yaitu rak yang memiliki kontruksi dengan fungsi dapat dipindah-
pindah sesuai dengan kapasitas barang yang diperlukan.

2.5 Metode Penyimpanan dalam Gudang

Metode penyimpanan yang biasa digunakan dalam gudang menurut Francis (1992)
adalah sebagai berikut :

1. Metode dedicated storage

15
Metode ini sering disebut sebagai penyimpanan yang sudah ditentukan sebagai
penyimpanan yang sudah tertentu dan tetap karena lokasi untuk setiap barang
yang sudah ditentukan tempatnya. Pada metode ini setiap produk ditempatkan
pada suatu tempat penyimpanan yang tetap. Metode ini dapat memudahkan
penanganan dalam pengambilan barang namun membutuhkan ruang yang cukup
besar sebagai tempat penyimpanan. Jumlah lokasi penyimpanan untuk suatu
produk harus dapat mencukupi kebutuhan ruang penyimpanan yang paling
maksimal dari produk tersebut. Kekurangan dari metode dedicated storage
adalah utilisasi ruang yang rendah, karena tempat penyimpanan suatu produk
tidak dapat digunakan untuk menyimpan produk lain atau produk yang berbeda.

2. Metode randomized storage

Metode randomized storage yaitu penyimpanan yang hanya mempertimbangkan


jarak terdekat dengan tempat penyimpanan dan kebutuhan ruang penyimpanan
cenderung kecil dengan perputaran penyimpanannya menggunakan sistem FIFO
(First In First Out). Faktor-faktor lain seperti jenis barang yang disimpan, dimensi,
dan jaminan keamanan barang spesifikasi barang, dan sistem pengeluaran
barang yang disimpan kurang diperhatikan. Metode ini sering disebut juga dengan
istilah floating lot storage, yaitu penyimpanan yang memungkinkan produk yang
disimpan berpindah lokasi penyimpanannya setiap waktu. Penggunaan metode
penyimpanan randomized storage memerlukan sistem informasi yang bagus,
umumnya cara penyimpanan ini dilakukan pada sistem AS/RS ( Automated
Storage / Retrievel System).

Jika ternyata ada banyak barang yang harus disimpan, maka operasi
pengambilan barang relatif akan memerlukan waktu yang lebih banyak. Ini
disebabkan tidak ada tempat khusus untuk barang khusus, sehingga
menyebabkan kesulitan bagi operator gudang pada saat pencarian serta dapat
mempengaruhi kelancaran proses produksi yang akan dilakukan.

Kekurangan metode randomized storage adalah pengambilan barang relatif akan


memerlukan waktu yang lebih banyak, tidak ada tempat khusus untuk barang
khusus serta keadaan gudang cenderung tampak tidak teratur dengan banyak
barang yang akan tercecer.

16
3. Metode class-based dedicated storage.

Metode ini merupakan gabungan dari metode dedicated storage dan metode
randomized storage. Pada metode ini produk dibagi menjadi beberapa kelas,
kelas didasarkan pada perbandingan throughput dan ratio storage. Metode ini
membuat tempat dirancang lebih fleksibel yaitu dengan cara membagi tempat
penyimpanan menjadi bagian. Jika pembagian berdasarkan produk maka
penyimpanan akan menjadi metode dedicated storage, tetapi jika produk hanya
dibagi dalam satu kelas maka akan menjadi randomized storage.

4. Metode shared storage

Metode ini merupakan variasi yang digunakan untuk mengatasi metode


dedicated storage dan randomized storage sebagai jalan keluar untuk
mengurangi kebutuhan ruang penyimpanan dengan mengenali dan
memanfaatkan perbedaan lama waktu penyimpanan produk pada pallet tertentu
yang ada di dalam gudang. Produk yang berbeda dapat menggunakan slot
penyimpanan yang sama, tetapi hanya satu jenis produk yang menempati slot
ketika slot tersebut terisi. Model penyimpanan seperti ini yang dinamakan metode
shared storage.

Metode shared storage merupakan metode penyimpanan untuk mengurangi


kebutuhan ruang penyimpanan dengan penentuan jenis material yang lebih
spesifik, yaitu beberapa material ditempatkan dalam satu area khusus untuk
material tersebut serta lokasi penyimpanan yang bergantung pada tempat kosong
dalam gudang. Gudang bahan baku kain secara konstan mengeluarkan kain
setiap harinya berdasarkan waktu produksi, sehingga ruang kosong pada slot
penyimpanan bisa digunakan untuk kain dengan spesifikasi lebar yang berbeda.

Kebutuhan ruang dengan metode shared storage tergantung dari banyaknya


informasi yang tersedia mengenai level persediaan dalam kurun waktu tertentu.
Metode shared storage cocok digunakan untuk perusahaan dengan penyimpanan

17
produk yang dimensinya sama atau tidak jauh berbeda dan permintaannya relatif
konstan.

2.6 Metode Shared Storage

Shared storage merupakan sistem pemindahan barang yang cepat terhadap suatu
produk, sebagai contoh jika masing masing palet diisi oleh barang yang berbeda di
dalam satu area gudang dari waktu ke waktu tergantung pada jumlah produk di
dalam gudang pada saat waktu pengiriman tiba. Misal ada 5 palet yang terisi oleh
kain A selama 1 hari, dan 5 palet lain yang terisi oleh kain B dalam pengiriman yang
sama akan berada di gudang selama 20 hari. Jika dilihat dari perspektif ruang
simpan di dalam gudang, 5 palet termasuk fast moving material dan 5 palet lainnya
termasuk pada medium moving material. Shared storage dapat menjadi keuntungan
jika mempertimbangkan lamanya waktu dari suatu barang akan tinggal dalam
gudang.
Variabel yang mempengaruhi penggunaan metode shared storage adalah :
1. Jumlah pengeluaran rata rata.
2. Jumlah penerimaan rata rata.

3. Kebutuhan ruang.

Berdasarkan variabel metode shared storage dan langkah langkah penyimpanan


material, tahapan proses penyusunan tata letak penyimpanan material adalah
sebagai berikut :

1. Perhitungan kapasitas area gudang.

2. Pengklasifikasian produk berdasarkan spesifikasi tertentu.

3. Perhitungan kebutuhan area masing masing item.

4. Penentuan tata letak penyimpanan.

2.7 Tata Letak Gudang

Menurut Harold T. Amrine, layout pabrik adalah suatu gambaran visual (nyata)
mengenai susunan fasilitas fisik untuk membuat produk.

18
Menurut Ir. Thung Djie Lee, tata ruang adalah segala usaha yang menyangkut
penyusunan-penyusunan yang bersifat fisik mengenai perlengkapan dan peralatan
industri, misal: bahan baku dan mesin. Sedangkan menurut Sagaf (2012), tata letak
gudang merupakan perencanaan susunan fisik unsur kegiatan yang berhubungan
dengan pergerakan material, operator dan peralatan lainnya.
Tata letak memiliki banyak dampak strategis karena tata letak menentukan daya
saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses fleksibilitas, dan biaya, serta kualitas
lingkungan kerja, kontak pelanggan, dan citra perusahaan. Tata letak yang efektif
dapat membantu perusahaan mencapai sebuah strategi yang menunjang
diferensiasi, biaya rendah, atau respon cepat. Untuk mengembangkan sistem
pergudangan yang efektif dan efisien sehingga tercapai suatu kegiatan gudang
dengan dengan biaya yang ekonomis dan penggunaan tenaga operator yang efektif,
perencanaan tata letak gudang harus mempertimbangkan beberapa hal yaitu :

1. Utilitas ruang, peralatan dan operator.

2. Aliran informasi, barang dan operator yang baik.

3. Moral karyawan dan kondisi lingkungan yang lebih baik.

4. Fleksibilitas.

2.8 Tujuan Tata Letak Gudang

Menurut James M.Apple (1990), tata letak gudang berfungsi untuk menggambarkan
sebuah susunan yang ekonomis dari tempat kerja yang berkaitan, agar barang
barang dapat diproduksi secara optimal. Tujuan utama dari suatu tata letak pabrik
yaitu :

1. Memudahkan proses manufaktur

Tata letak gudang harus dirancang sedemikian rupa seperti susunan


penyimpanan material, perencanaan aliran dan susunan mesin mesin ,
sehingga seluruh proses manufaktur dapat dilaksanakan dengan cara yang
efisien.

19
2. Meminimkan pemindahan material

Tata letak gudang harus dirancang sedemikian rupa sehingga pemindahan


material dapat diturunkan sampai batas minimum, dan dengan jarak yang paling
pendek.

3. Memelihara perputaran bahan baku atau bahan setengah jadi yang tinggi

Efisiensi tata letak gudang dapat tercapai apabila material berjalan melalui
proses operasi dalam waktu yang sesingkat mungkin.

4. Memelihara fleksibilitas susunan dan operasi

Perencanaan mengenai perubahan kemampuan produksi dan hal hal lain


yang harus dilakukan dari awal.

5. Menurunkan penanaman modal pada peralatan

Susunan mesin, departemen dan proses yang tepat dapat membantu


menurunkan jumlah peralatan yang dibutuhkan.

6. Menghemat pemakaian ruang bangunan

Setiap luas meter persegi di gudang perusahaan memakan biaya penanganan


material, sehingga setiap meter persegi tersebut harus digunakan dengan
sebaik-baiknya.

7. Memaksimalkan kinerja operator

20
Tata letak gudang yang baik dapat mengurangi pemindahan material yang
dilakukan secara manual, dan meminimumkan jarak tempuh operator.

8. Memberi kemudahan, keselamatan dan kenyaman bagi pekerja.

Hal hal seperti penerangan kebisingan, pergantian udara, debu, dan kotoran
harus menjadi pertimbangan dalam perencanaan tata letak gudang untuk
kesejahteraan operator.

2.9 Kriteria Tata Letak Gudang

Penyusunan gudang harus memperhatikan beberapa unsur penting, yaitu material,


luas ruangan, peralatan dan operator. Berikut adalah kriteria tata letak gudang
diantaranya adalah :
1. Pola aliran material yang terencana.
2. Pemindahan antar operasi minimum.
3. Metode pemindahan yang terencana.
4. Jarak pemindahan material minimum.

5. Proses digabung dengan pemindahan material.

6. Pemakaian seluruh lantai gudang maksimum.

7. Sesedikit mungkin pekerja gudang berjalan kaki.

8. Sesedikit mungkin pemindahan material.

2.10 Prinsip Dasar Tata Letak

Prinsip prinsip dalam perencanaan fasilitas gudang harus sesuai dengan


kebutuhan penanganan material yang ada dalam pergudangan. Menurut Sritomo

21
Wignjosoebroto [1996], ada enam prinsip dasar dalam proses perencanaan tata
letak pabrik, yaitu :
1. Prinsip Integrasi Total
Integrasi keseluruhan dari manusia, mesin, material dan aktivitas pendukung.
Prinsip ini menyatakan bahwa tata letak gudang merupakan integrasi secara
total dari keseluruhan elemen produksi yaitu manusia, mesin, material dan
aktivitas pendukung menjadi suatu operasi yang besar.
2. Prinsip Jarak Perpindahan Bahan yang Paling Minimal
Perpindahan dalam proses manufaktur yang terjadi dalam suatu industri
merupakan hal yang tidak bisa dihindari. Waktu perpindahan dapat dikurangi
dengan meminimalisasi jarak perpindahan antar operasi.
3. Prinsip Aliran Proses Kerja
Dengan prinsip ini, diusahakan untuk menghindari gerak balik (back tracking),
gerak memotong (cross movement), kemacetan (congestion), dan sebisa
mungkin material bergerak terus tanpa adanya interupsi. Ide dasar dari prinsip ini
adalah aliran konstan dengan minimum interupsi, kesimpasiuran dan kemacetan.
Aliran dari material harus melalui urutan proses kerja yang sesuai.
4. Prinsip Pemanfaatan Ruang
Dalam perencanaan tata letak gudang harus memperhatikan luas ruangan,
dimensi produk, dan dimensi ruangan seperti volume (cubic space).
5. Kepuasan dan keselamatan kerja.
Faktor utama yang harus diperhatikan dalam perencanaan tata letak gudang
adalah kepuasan dan keselamatan karena dianggap sebagai dasar utama untuk
mencapai tujuan. Suasana kerja harus dibuat menyenangkan, memuaskan dan
membuat pekerja merasa aman agar tujuan tercapai dan memperoleh
keuntungan.

6. Prinsip Fleksibilitas
Prinsip ini menyatakan perencanaan terbaik dapat disesuaikan dan dapat diatur
ulang untuk meminimalisasi biaya dan kesulitan pada proses produksi dan
penanganan barang.

22
2.11 Proses dalam Tata Letak Gudang

Proses tata letak dalam suatu perusahaan dilakukan sesuai dengan alur proses
dalam gudang secara bertahap. Tahapan-tahapan proses tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Sistem penerimaan material dari supplier
Proses penerimaan material mempunyai peranan yang sangat penting dalam
menunjang proses produksi. Tahapan proses penerimaan yaitu :
Menyediakan areal untuk pembongkaran.

Mencatat surat jalan kedatangan material.

Melakukan pengecekan kedatangan material secara aktual.

Melakukan pengecekan material secara global.

Melakukan pemerikasaan (inspection) terhadap material.

Melakukan penyimpanan terhadap material yang telah diperiksa.

2. Pembukuan dan Product Coding

Pembukuan merupakan proses lanjutan dari proses penerimaan material,

proses ini dilakukan dengan cara mencatat sejumlah material yang masuk ke
dalam gudang, kemudian material tersebut diidentifikasi untuk mengetahui layak
atau tidaknya material tersebut disimpan dalam gudang. Product Coding adalah
metode yang digunakan untuk mengidentifikasi suatu material dalam bentuk
kode untuk memudahkan pencarian material dan juga membedakan jenis
material yang disimpan dalam gudang.

23
3. Penyimpanan material

Penyimpanan material dalam gudang dilakukan dengan beberapa teknik yang


terdiri dari tata letak barang dan racking system. Tata letak material dalam
gudang atau yang sering disebut dengan layout material merupakan suatu
metode yang mempermudah, mempercepat dan meningkatkan efisiensi
gudang dalam menampung material dan mengalirkan permintaan material
kebagian produksi.

Racking system merupakan suatu cara untuk meningkatkan kapasitas tanpa


memerlukan pelebaran luas gudang. Selain itu sistem ini dapat digunakan
sebagai tempat mengelompokan jenis material, sehingga kondisi ruang gudang
akan terlihat lebih teratur tanpa memerlukan tempat yang lebih luas.

2.12 Tipe Tata Letak dan Dasar Pemilihannya

Tata letak gudang yang baik dapat diartikan sebagai penyusunan yang teratur dan
efisien dari semua fasilitas fasilitas dan tenaga kerja yang ada di gudang. Fasilitas
disini tidak hanya mesin mesin, tetapi juga service area, tempat penerimaan dan
pengiriman barang, maintenance, dan sebagainya. Tata letak sangat erat kaitannya
dengan efesiensi dan efektivitas suatu pekerjaan. Hal tersebut diuraikan sebagai
berikut :
- Kegiatan produksi akan lebih efisien bila aliran suatu bahan dirancang
dengan baik.
- Pola aliran bahan menjadi dasar terhadap suatu susunan peralatan yang
efektif.
- Alat pemindahan bahan (material handling) akan mengubah pola aliran
bahan yang stasis menjadi dinamis dan melengkapinya dengan alat angkut
yang sesuai.
- Susunan fasilitas fasilitas yang efektif disekitar pola aliran bahan akan
membentuk proses produksi yang efektif dari berbagai proses produksi yang
saling berhubungan.

24
Tipe tata letak dibagi menjadi 4 jenis sesuai dengan dasar pemilihannya,

diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Layout by Product (Tata Letak Berdasarkan Produk)

Susunan mesin dan peralatan berdasarkan produk, sangat baik digunakan

apabila jumlah volume produksi besar dan produk yang dihasilkan

memilikikarateristik yang sama. Dengan cara ini mesin dan peralatan disusun

sedemikian rupa sehingga didapatkan aliran bahan yang terus-menerus

(continuous flow), membentuk garis lurus. Mesin dan peralatan disusun sesuai

dengan urutan proses dari pembuatan produk.

2. Layout by Process (Tata Letak Berdasarkan Proses)


Tata letak proses adalah penyusunan tata letak dimana alat yang sejenis atau
yang mempunyai fungsi yang sama ditempatkan dalam bagian yang sama.
Misalnya, mesin potong ditempatkan pada bagian pemotongan. Jadi, hanya
terdapat satu jenis proses di setiap bagian atau departemen. Tipe ini cocok untuk
proses produksi yang tidak baku yaitu, perusahaan membuat berbagai macam
produk yang berbeda atau suatu produk dasar yang diproduksi dalam berbagai
macam variasi.
3. Fixed Position Layout
Merupakan susunan dimana mesin-mesin dan perlatan ditempatkan pada
tempat yang tetap karena posisi benda yang dikerjakannya tidak
dapatdipindahkan. Pada umumnya digunakan untuk produk akhir yang
dimensinya besar, salah satu contohnya adalah pembuatan galangan kapal.
4. Group Technology Layout
Merupakan susunan dimana mesin mesin dan perlatan
dikelompokkan berdasarkan bentuk komponen yang dikerjakan, bukan
berdasarkan produk akhir. Sehingga untuk pengerjaan part/bagian yang
prosesnya hampir sama dikerjakan di satu departemen.

2.13 Pengaturan Tata Letak Produk

25
Pelaksanaan yang dilakukan dalam tata letak produk adalah menentukan jumlah
lahan yang ditempati oleh produk-produk yang disimpan dalam gudang, melingkupi
produk-produk work in process dan finished goods. Dalam penentuan tata letak
produk ini dibutuhkan beberapa langkah, yaitu :
1. Perhitungan kapasitas area di gudang.
2. Pengklafikasian produk berdasarkan customer.
3. Perhitungan kebutuhan area untuk masing-masing item.
4. Penentuan urutan moving untuk masing-masing area.
5. Penentuan tata letak.

2.14 Langkah Perencanaan Tata Penyimpanan Gudang

Menurut Mulcahy tahun (1994) ada beberapa langkah yang harus diperhatikan
dalam mendesain ulang tata letak gudang yaitu :
1. Menentukan Jenis dan Tujuan gudang.
Jenis dan tujuan dari sebuah gudang harus ditentukan terlebih dahulu untuk
mengetahui kegunaan gudang tersebut, gudang bisa dijadikan pusat distribusi,
atau gudang umum. Hal ini dilakukan supaya dapat membantu perancangan
dalam menentukan level operasi yang diharapkan.
2. Menentukan Operasi yang akan Dikerjakan.

Setiap operasi yang dilakukan dalam gudang harus diteliti apabila memberikan
pengaruh terhadap tata letak dari gudang itu sendiri. Sebagai contoh proses
penerimaan barang.

3. Menentukan Tingkat Inventory.

Penyimpanan untuk jenis inventory yang berupa macam-macam material


berpengaruh pada ukuran jalan lintasan, rak yang digunakan dan
memperkirakan ruang yang dibutuhkan.

26
4. Menentukan Pengelompokan Jenis Material.

Tujuan dari pengelompokan jenis material adalah untuk membantu dan


mempermudah operator dalam mendistribusikan material yang dibutuhkan
untuk bagian produksi.

5. Mendesain Penanganan Material yang digunakan, Tempat Penyimpanan dan


Sistem Sortir.

Hal ini erat kaitannya dengan jalan lintasan dan ruang yang digunakan,
perencanaan sistem penangan material bertujuan agar pengaturan material di
dalam ruang bisa teratur.

27
6. Mendesain Jalan Lintasan yang digunakan.

Penentuan jumlah jalan lintasan, lokasi lintasan dan panjang lintasan


merupakan langkah yang penting dalam mendesain tata letak gudang, karena
berpengaruh pada keutuhan ruang dan penanganan material yang digunakan.

7. Menentukan Ruang sebagai Kebutuhan.

Perkiraan kebutuhan untuk mendesain ulang ruang gudang sangat penting


karena kondisi ruang gudang akan mengacu pada tingkat inventory, jumlah
serta ukuran dari jalan lintasan yang digunakan.

8. Menentukan Jumlah dan Lokasi Input dan Output Points

Jumlah dan lokasi dari input dan output points sangat mempengaruhi jarak
pengambilan dan waktu yang digunakan untuk pencarian material yang
dibutuhkan, serta waktu yang digunakan untuk proses penyimpanan.

9. Pengaturan Penyimpanan

Penyimpanan pada lokasi yang tepat merupakan langkah yang sangat penting
dalam menata ulang sebuah gudang, hal tersebut akan berpengaruh pada
waktu perpindahan material, penyimpanan dan pengambilan material dalam
gudang serta produktivitas dari operator.

10. Zona formation

Jumlah, ukuran dan komposisi dari tiap area atau zona sangat bervariasi dan
seharusnya sangat berhati-hati dalam menentukan susunannya, agar
menghindari waktu perpindahan dan waktu pengambilan.

28

Anda mungkin juga menyukai