Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Permasalahan utama saat ini masih dihadapi berkaitan dengan kesehatan ibu di
Indonesia adalah masih tingginya angka kematian ibu yang berhubungan dengan
persalinan. Menghadapi masalah ini maka Indonesia mencanangkan program Safe
Motherhood yang mempunyai prioritas pada peningkatan pelayanan kesehatan wanita
terutama paada masa kehamilan, persalinan dan pasca persalinan (post partum). Periode
post partum adalah masa (kira-kira 6 minggu) setelah kelahiran bayi, selama tubuh
beradaptasi ke keadaan sebelum hamil, atau disebut dengan puerperium (Patricia W.,
2006).

Komplikasi yang sering terjadi pada post partum adalah perdarahan hebat dan
infeksi. Angka kematian ibu dalam kehamilan dan persalinan di seluruh dunia mencapai
515 ribu jiwa pertahun. Ini berarti seorang ibu meninggal hampir setiap menit karena
komplikasi karena kehamilan dan persalinannya (dr.Nugraha, 2007). Saat ini jumlah post
partum 1,2% tiap tahunnya dan angka post partum di Indonesia pada tahun 2009 masih
cukup tinggi yaitu sebesar 228 per 100.000 persalinan.

Pelayanan kesehatan di rumah adalah pelayanan keperawatan yang diberikan


kepada pasien di rumahnya, yang merupakan sintesa dari pelayanan keperawatan
komunitas dan keterampian teknikal tertentu yang berasal dari spesalisasi kesehatan
tertentu, yang befokus pada asuhan keperawatan individu dengan melibatkan keluarga,
dengan tujuan menyembuhkan, mempertahankan dan meningkatkan kesehatan fisik,
mental/ emosi pasien.

Menurut Depkes RI (2002) mendefinisikan bahwa home care adalah pelayanan


kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif diberikan kepada individu,
keluarga, di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan,
mempertahankan, memulihkan kesehatan/memaksimalkan kemandirian dan

1
meminimalkan kecacatan akibat dari penyakit. Layanan diberikan sesuai dengan
kebutuhan pasien/keluarga yang direncanakan, dikoordinir, oleh pemberi layanan melalui
staff yang diatur berdasarkan perjanjian bersama.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari home care ?
2. Apakah persiapan sebelum melakukan home care pada bayi ?
3. Apa sajakah pelayanan home care pada bayi ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari home care
2. Untuk mengetahui persiapan sebelum melakukan home care pada bayi
3. Untuk mengetahui apa saja pelayanan home care pada bayi

D. Metode

Untuk memperoleh materi tentang Home Care pada Bayi. Kami menggunakan buku
dan akses internet.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Home Care

2
Suatu komponen tentang pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan
komprehensif yang diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka
yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan, atau memulihkan kesehatan atau
memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit termasuk
penyakit terminal. Pelayanan yg sesuai dg kebutuhan pasien individu dan keluarga,
direncanakan, dikoordinasikan dan disediakan oleh pemberi pelayanan yang diorganisir
untuk memberi pelayanan di rumah melalui staf atau peraturan berdasarkan perjanjian
atau kombinasi dari keduanya (Warhola, C, 1980, Rice,2001)

B. Persiapan sebelum melakukan home care pada bayi


Sebelum melaksanakan kunjungan rumah / home care di rumah bayi tersebut, perawat
harus memperhatikan hal berikut (Patricia, 2006) :
a. Merencanakan kunjungan rumah agar terwujud dalam waktu tidak lebih dari 24 48
jam setelah pemulangan klien dari rumah sakit ke rumah.
b. Pastikan keluarga telah berkonsultasi tentang kunjungan rumah dan waktu kunjungan
juga telah direncanankan bersama anggota keluarga.
c. Menjelaskan maksud dan tujuan kunjungan.
d. Rencana tujuan yang dicapai dan menyusun barang dan perlengkapan yang akan
digunakan secara bersama sama saat kunjungan.
e. Pikirkan cara untuk menciptakan dan mengembangkan hubungan dengan keluarga.
f. Melakukan tindakan yang aman ketika melaksanakan perencanaan dan kunjungan
g. Dokumentasikan kunjungan
h. Sediakan sarana telepon untuk tindak lanjut perawatan.
Saat perawat melaksanakan kunjungan ke rumah klien, perawat harus senantiasa
mempertahankan keamanan, keamanan merupakan hal yang menjadi focus perhatian
tanpa menghiraukan dimana perawat berinteraksi dengan klien. Bagaimanapun, tindakan
kewaspadaan tambahan dapat diambil, untuk meningkatkan keamanan pribadi ketika
berada di masyarakat. Tindakan kewaspadaan ini meliputi (Patricia, 2006) :
1. Mengetahui dengan jelas alamat dan menanyakan anggota keluarga mengenai
perincian yang komplet arah rumah klien.
2. Gambar rute pada sebuah peta sebelum pergi dan senantiasa membawa peta. Gunakan
waktu untuk berkendara mengelilingi rumah sebelum kunjungan diadakan, hal ini
bertujuan untuk mengidentifikasi masalah potensial.
3. Beritahu rekan kerja ketika anda pergi untuk kunjungan dan mengabari kepada orang
tersebut, segera setelah kunjungan selesai.

3
4. Membawa telepon genggam atau alat komunikasi lainnya.
5. Jangan membawa barang barang berharga
6. Memakai tanda pengenal dan sepatu yang pantas.
7. Tunjukan perasaan menghargai di segala kesempatan.

C. Pelayanan Home Care pada Bayi


1. Memandikan bayi baru lahir
Memandikan adalah suatu cara membersihkan tubuh seseorang dengan cara
menyiram, merendam diri dalam air. Dalam minggu minggu pertama bayi cukup
mandi satu kali sehari dipagi hari. Jika perlu sore hari cukup dibersihkandari kulit
yang basah atau keringat. Usahakan tidak langsung memandikan bayi etelah
menyusu, sedang lapar atau mengantuk untuk menghindarkan bayi muntah,
kedinginan, atau kaget. Tujuan dari memandikan bayi untuk membersihkan tubuh
bayi. ( Priono, 2010)
Persiapan alat
a. Bak mandi plastic
b. Dua buah handuk mandi atau selimut bayi
c. Dua buah kain penyeka
d. Sabun yang lembut (sabun yang tidak wangi adalah yang paling baik, karena
sabun ini tidak membuat kulit bayi kering)
e. Salep vitamin A dan Vitamin B ( Untuk kulit kering )
f. Alkohol isopropyl 70 %
g. Bola kapas atau cotton bud untuk pemberian alcohol

Prosedur kerja
a. Kumpulkan peralatan
b. Nasehatkan orang tua untuk menjadwalkan waktu mandi
c. Cuci muka bayi menggunakan kain lap yang telah dibasahi dengan air hangat,
tetapi tidak mengandung sabun
d. Bersihkan area mata pertama kali (pada saat kain masih sangat bersih). Gunakan
ujung kain lap yang telah dililitkan di jari, seka mata kanan dari kantus bagian
dalam, hingga ke kantus bagian luar, untuk sekali sapuan. Jika dibutuhkan sekaan
lain, gunakan ujung kain lap lainnya. Mata kiri dibersihkan dengan cara yang
sama
e. Cuci bagian sisa muka, sampai kebawah dagu. Keringkan. Rambut bayi dapat
dicuci sekarang atau saat terakhir mandi.
f. Lap bagian dada dan perut menggunakan busa di tangan atau dengan kain lap,
kemudian bilas dan keringkan

4
g. Lakukan perawatan komplet pada tali pusat, dengan cara membersihkan sekeliling
ujung tali pusat menggunakan bola kapan yang telah diberikan sedikit alkohol
h. Ganti popok. Jika memandikan bayi laki laki yakinkan untuk tetap meletakkan
popok atau kain penyeka ditangan, jikalau bayi berkemih ( bayi laki laki mampu
menyemprotkan urine ke pemberi asuhan.
i. Dengan gerakan lembut, bersihkan bayi dari daerah simfisis turun kearah anus.
Gunakan bagian kain lap yang terpisah, untuk masing masing gerakan.
Punggung bayi dan bokongnya dapat dibersihkan, dibilas dan dikeringkan.
j. Jika rambut belum dicuci, secara perlahan bedong bayi menggunakan selimut
yang kering. Gunakan cara seperti memegang sebuah bola, untuk memberikan
rasa nyaman pada bayi dan berikan shampoo yang lembut. Kemudian bilas
dengan hati hati, serta keringkan. Sisir rambut bayi untuk menstimulasi kulit
kepala.
k. Berikan tutup di kepala bayi hingga bayi selesai dikenakan baju, dan hangatkan
bayi kembali setelah mandi, untuk membantu mempertahankan suhu tubuh bayi

2. Pijat bayi

Roesli (2001) menyatakan bahwa pijat bayi adalah seni perawatan kesehatan dan
pengobatan yang dikenal sejak awal manusia diciptakan di dunia serta telah
dipraktekkan sejak berabad-abad tahun silam secara turun temurun oleh dukun bayi.
Yang disebut bayi adalah anak yang berumur 0-12 bulan
a. Tujuan
Menurut Roesli (2001) pijat bayi bertujuan untuk :
1) Menguatkan otot
Pijatan terhadap bayi sangat bagus untuk menguatkan otot bayi.
2) Membuat bayi lebih sehat
Memijat bayi bisa memerlancar sistem peredaran darah, membantu proses
pencernaan bayi, dan juga memerbaiki pernapasan bayi. Bahkan memijat bayi
bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh si bayi.
3) Membantu pertumbuhan
Menurut penelitian, pertumbuhan bayi seperti berat badan akan lebih baik
dengan memijat bayi. Bahkan untuk bayi prematur, berat badan bisa
bertambah hingga 47 persen dibanding jika tidak dipijat.
4) Membuat bayi tenang

5
Dengan memijat bayi, sama seperti orang dewasa, akan membuat bayi merasa
rileks. Hal ini dapat membuat ia bisa tidur lelap lebih lama dan akan lebih
tenang.
b. Persiapan alat
1) Matras/ kasur sebagai alas untuk memijat
2) Baby oil/ minyak untuk massage

c. Prosedur Kerja

1) Pijatan dimulai pada kaki gerakan memerah,memutar,dan menggulung.


Dimulai dari paha ke pergelangan kaki,kemuadian ke paha,juga lakukan
telapak kaki dan punggung kaki, akhiri dengan tarikan lembut pada jari kaki
2) Pijatan di daerah perut. Meletakkan telapak tangan kanan di bawah tulang iga
dan hati.Buat gerakkan mengayuh dengan telapak tangan kanan kebawah
dengan tekanan yang lembut sampai di bawah pusar
3) Pijatan bulan matahari :Buat lingkaran searah jarum jam dengan jari tangan
kiri mulai dari perut sebelah kanan bawah (daerah usus buntu) ke atas,
kemudian kembali ke daerah kanan bawah (seolah membentuk gambar
matahari (M)beberapa kali. Gunakan tangan kanan untuk membuat gerakan
setengah lingkaran mulai dari bagian kanan bawah perut bayi sampai bagian
kiri perut bayi (seolah membentuk gambar bulan (B) lakukan kedua gerakan
ini bersama sama. Tangan kiri selalu membuat bulatan penuh (matahari)
sedangkan tangan kanan akan membuat gerakan setengah lingkaran (bulan).
4) I love u : memijat dengan ujung telapak tangan dari perut kiri atas lurus ke
bawah seperti membentuk huruf I
5) Lanjutkan dengan ujung telapak tangan mulai dari perut kanan atas kekiri
kemudian ke bawah membentuk huruf L terbalik
6) Lanjutkan dari perut kanan kebawah atas membentuk 1/2 lingkaran kerah
perut kiri bawah,seperti membentuk huruf U lanjutkan dengan pijatan
gerakan berjalan dengan ujung ujung jari menekan dinding perut dari sebelah
kanan ke kiri. Akhiri pijatan perut dengan mengangkat kedua kaki bayi
kemudian menekankan perlahan ke arah perut.
7) Letakkan kedua telapak tangan di tengah dada bayi,lakukan pijatan
keatas,kemudian kesisi luar tubuh dan kembali ke tengah tanpa mengangkat

6
tangan seperti membentuk hati.Kemudian buat pijatan menyilang dengan
telapak tangan kearah bahu seperti membentuk kupu kupu
8) Gerakan pijatan pada lengan,yaitu memerah,memutar,dan
menggulung.Dimulai dari bahu ke pergelangan tangan,kemudian kembali lagi
ke bahu
9) Dengan kedua ibu jari secara bergantian,pijat seluruh permukaan telapak
tangan dan punggung tangan mulai dari pergelangan tangan.Akhiri dengan
tarikan lembut pada jari tangan.
10) Taruh ujung telapak tangan anda, pijat dengan lembut pada kening bayi,pipi
dan pelipis menggunakan gerakan seperti membuka buku dari posisi tengah ke
samping.
11) Lakukan Pijat daerah pangkal hidung turun sampai tulang pipi dan daerah
kening dengan menggunkan ibu jari atau jari telunjuk dengan gerakan
memutar perlahan.
12) Gunakan pijatan yang lembut diatas mulut bayi dengan menggunakanibu jari
dari tengah ke samping,secara perlahan tariklah sehingga bayi anda akan
tersenyum, kemudian anda bisa meneruskan dengan melakukan pijatan lembut
pada rahang bawah bayi dari tengah ke samping seolah membuat bayi anda
tersenyum.Akhiri pijatan wajah dengan memijat secara lembut daerah
belakang telinga kearah dagu.
13) Dengan posisi tengkurap,pijat punggung dari leher sampai ke pantat.Posisi
punggung dari leher sampai ke pantat.Posisi telak tangan tegak lurus lakukan
gerakan gerakan maju mundur.Akhiri pijatan punggung dengan membuat
beberapa kali belaian memanjang dari leher ke pantat dengan ujung ujung jari.
3. Perawatan Tali Pusat Pada Bayi
a. Tali Pusat

Tali pusat dalam istilah medisnya disebut dengan umbilical cord. Merupakan
saluran kehidupan bagi janin selama ia di dalam kandungan, sebab selama dalam
rahim, tali pusat ini lah yang menyalurkan oksigen dan makanan dari plasenta ke
janin yang berada di dalam nya. Begitu janin dilahirkan, ia tidak lagi
membutuhkan oksigen.dari ibunya, karena bayi mungil ini sudah dapat bernafas
sendiri melalui hidungnya. Karena sudah tak diperlukan lagi maka saluran ini
harus dipotong dan dijepit, atau diikat.

7
Diameter tali pusat antara 1cm - 2,5cm, dengan rentang panjang antara 30cm-
100cm, rata-rata 55cm, terdiri atas alantoin yang rudimenter, sisa-sisa omfalo
mesenterikus, dilapisi membran mukus yang tipis, selebihnya terisi oleh zat
seperti agar-agar sebagai jaringan penghubung mukoid yang disebut jeli whartor.
Setelah tali pusat lahir akan segera berhenti berdenyut, pembuluh darah tali pusat
akan menyempit tetapi belum obliterasi, karena itu tali pusat harus segera
dipotong dan diikat kuat-kuat supaya pembuluh darah tersebut oklusi serta tidak
perdarahan (Retniati, 2010;9).
b. Definisi Perawatan Tali Pusat
Perawatan tali pusat adalah melakukan pengobatan dan pengikatan tali pusat
yang menyebabkan pemisahan fisik ibu dengan bayi, dan kemudian tali pusat
dirawat dalam keadaan bersih dan terhindar dari infeksi tali pusat. Perawatan tali
pusat yang baik dan benar akan menimbulkan dampak positif yaitu tali pusat akan
puput pada hari ke-5 sampai hari ke-7 tanpa ada komplikasi, sedangkan dampak
negatif dari perawatan tali pusat yang tidak benar adalah bayi akan mengalami
penyakit Tetanus Neonaturum dan dapat mengakibatkan kematian( Depkes,
2007).
c. Tujuan Perwatan Tali Pusat
Tujuan perawatan tali pusat adalah untuk mencegah terjadinya penyakit
tetanus pada bayi baru lahir penyakit ini disebabkan karena masuknya spora
kuman tetanus kedalam tubuh melalui tali pusat, baik dari alat yang tidak steril,
pemakaian obat-obatan, bubuk atau daun-daunan yang ditaburkan ke tali pusat
sehingga dapat mengakibatkan infeksi (Depkes RI, 2005).
Tujuan perawatan tali pusat adalah mencegah terjadinya penyakit tetanus pada
bayi baru lahir, agar tali pusat tetap bersih, kuman-kuman tidak masuk
sehingga tidak terjadi infeksi pada tali pusat bayi. Penyakit tetanus ini disebabkan
oleh clostridium tetani yaitu kuman yang mengeluarkan toksin (Racun), yang
masuk melalui luka tali pusat, karena perawatan atau tindakan yang kurang bersih
(Saifuddin, 2001).

8
Menurut Paisal (2008), perawatan tali pusat bertujuan untuk menjaga agar tali
pusat tetap kering dan bersih, mencegah infeksi pada bayi baru lahir, membiarkan
tali pusat terkena udara agar cepat kering dan lepas.
d. Penatalaksanaan Tali Pusat Yang Benar
Penatalaksanaan perawatan tali pusat (Panduan APN, 2010)
Peralatan Yang Dibutuhkan:
1) 2 Air DTT, hangat, (a) untuk membasahi dan menyabuni, (b) untuk membilas
2) Washlap kering dan basah
3) Sabun bayi
4) Kassa steril
5) 1 set pakaian bayi
Prosedur Perawatan Tali Pusat:
1) Cuci tangan.
2) Dekatkan alat.
3) Siapkan 1 set baju bayi yang tersusun rapi, yaitu: celana, baju, bedong yang
sudah digelar.
4) Buka bedong bayi.
5) Lepas bungkus tali pusat.
6) Bersihkan/ ceboki dengan washlap 2-3x dari bagian muka sampai kaki/ atas
ke bawah.
7) Pindahkan bayi ke baju dan bedong yang bersih.
8) Bersihkan tali pusat, dengan cara: (a) Pegang bagian ujung, (b) Basahi dengan
washlap dari ujung melingkar ke batang, (c) Disabuni pada bagian batang dan
pangkal, (d) Bersihkan sampai sisa sabunnya hilang, (e) Keringkan sisa air
dengan kassa steril, (f) Tali pusat tidak dibungkus.
9) Pakaikan popok, ujung atas popok dibawah tali pusat, dan talikan di pinggir.
Keuntungan : Tali pusatnya tidak lembab, jika pipis tidak langsung mengenai
tali pusat, tetapi ke bagian popok dulu.
10) Bereskan alat.
11) Cuci tangan.

9
Menurut rekomendasi WHO, cara perawatan tali pusat yaitu cukup
membersihkan bagian pangkal tali pusat, bukan ujungnya, dibersihkan
menggunakan air dan sabun, lalu kering anginkan hingga benar-benar kering.
Untuk membersihkan pangkal tali pusat, dengan sedikit diangkat (bukan ditarik).
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa tali pusat yang dibersihkan dengan air
dan sabun cenderung lebih cepat puput (lepas) dibanding tali pusat yang
dibersihkan menggunakan alkohol. Selama sebelum tali pusat puput, sebaiknya
bayi tidak dimandikan dengan cara dicelupkan ke dalam air, cukup dilap saja
dengan air hangat. Tali pusat harus dibersihkan sedikitnya 2x sehari selama
balutan atau kain yang bersentuhan dengan tali pusat tidak dalam keadaan kotor
atau basah. Tali pusat juga tidak boleh dibalut atau ditutup rapat dengan apapun,
karena akan membuatnya menjadi lembab. Selain memperlambat puputnya tali
pusat, juga dapat menimbulkan resiko infeksi. Intinya adalah membiarkan tali
pusat terkena udara agar cepat mengering dan terlepas.
e. Dampak Positif dan Negatif Perawatan Tali Pusat
Dampak positif dari perawatan tali pusat adalah bayi akan sehat dengan
kondisi tali pusat bersih dan tidak terjadi infeksi serta tali pusat pupus lebih cepat
yaitu antara hari ke 5-7 tanpa ada komplikasi (Hidayat, 2005). Dampak negatif
perawatan tali pusat adalah apabila tali pusat tidak dirawat dengan baik, kuman-
kuman bisa masuk sehingga terjadi infeksi yang mengakibatkan penyakit Tetanus
neonatorum. Penyakit ini adalah salah satu penyebab kematian bayi yang terbesar
di Asia Tenggara dengan jumlah 220.000 kematian bayi, sebab masih banyak
masyarakat yang belum mengerti tentang cara perawatan tali pusat yang baik dan
benar (Dinkes RI, 2005). Cara persalinan yang tidak steril dan cara perawatan tali
pusat dengan pemberian ramuan tradisional meningkatkan terjadinya tetanus pada
bayi baru lahir (Retniati, 2010).
f. Cara Pencegahan Infeksi Pada Tali Pusat
1) Penyuluhan bagi ibu pasca melahirkan tentang merawat tali pusat
2) Memberikan latihan tentang perawatan tali pusat pada ibu pasca persalinan.
3) Instruksikan ibu untuk selalu memantau keadaan bayinya.

10
4) Lakukan perawatan tali pusat setiap hari dan setiap kali basah atau kotor (Arin
& Akbar, 2009).

4. Teknik Menyusui
a. Pengertian Teknik Menyusui Yang Benar
Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi
dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Perinasia, 1994).
b. Pembentukan dan Pemberian ASI
Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan. Pada
kehamilan, payudara semakin padat karena retensi air, lemak serta
berkembangnya kelenjar-kelenjar payudara yang dirasakan tegang dan sakit.
Bersamaan dengan membesarnya kehamilan, perkembangan dan persiapan untuk
memberikan ASI makin tampak. Payudara makin besar, puting susu makin
menonjol, pembuluh darah makin tampak, dan aerola mamae makin menghitam.
Persiapan memperlancar pengeluaran ASI dilaksanakan dengan jalan :
1) Membersihkan puting susu dengan air atau minyak, sehingga epitel yang lepas
tidak menumpuk.
2) Puting susu ditarik-tarik setiap mandi, sehingga menonjol untuk memudahkan
isapan bayi.
3) Bila puting susu belum menonjol dapat memakai pompa susu atau dengan
jalan operasi.
c. Langkah-langkah Menyusui yang Benar
Cuci tangan yang bersih dengan sabun, perah sedikit ASI dan oleskan disekitar
putting, duduk dan berbaring dengan santai.
1) Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh tubuh bayi,
jangan hanya leher dan bahunya saja, kepala dan tubuh bayi lurus, hadapkan
bayi ke dada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan dengan puting susu,
dekatkan badan bayi ke badan ibu, menyetuh bibir bayi ke puting susunya dan
menunggu sampai mulut bayi terbuka lebar.
2) Segera dekatkan bayi ke payudara sedemikian rupa sehingga bibir bawah bayi
terletak di bawah puting susu.

11
3) Cara melekatkan mulut bayi dengan benar yaitu dagu menempel pada payudara
ibu, mulut bayi terbuka lebar dan bibir bawah bayi membuka lebar.
d. Lama dan Frekuensi Menyusui
Sebaiknya dalam menyusui bayi tidak dijadwal, sehingga tindakan menyusui
bayi dilakukan di setiap saat bayi membutuhkan, karena bayi akan menentukan
sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila bayi menangis bukan
karena sebab lain (kencing, kepanasan/kedinginan atau sekedar ingin didekap)
atau ibu sudah merasa perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat
mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan
kosong dalam waktu 2 jam. Pada awalnya, bayi tidak memiliki pola yang teratur
dalam menyusui dan akan mempunyai pola tertentu setelah 1 2 minggu
kemudian.
Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi
sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan menyusui
tanpa jadwal, sesuai kebutuhan bayi akan mencegah timbulnya masalah
menyusui. Ibu yang bekerja dianjurkan agar lebih sering menyusui pada malam
hari. Bila sering disusukan pada malam hari akan memicu produksi ASI.
Untuk menjaga keseimbangan besarnya kedua payudara maka sebaiknya
setiap kali menyusui harus dengan kedua payudara. Pesankan kepada ibu agar
berusaha menyusui sampai payudara terasa kosong, agar produksi ASI menjadi
lebih baik. Setiap kali menyusui, dimulai dengan payudara yang terakhir
disusukan. Selama masa menyusui sebaiknya ibu menggunakan kutang (BH) yang
dapat menyangga payudara, tetapi tidak terlalu ketat.

5. Perawatan Bayi Kuning


Bayi yang baru lahir memang terkadang memiliki berbagai masalah yang bisa
membuat orang tua cemas dan panik. Salah satu masalah yang kerap dihadapi orang
tua adalah kulit bayi yang berubah warna menjadi kuning.
Hal ini disebabkan karena meningkatnya kadar bilirubin pada darah bayi. Masalah ini
dihadapi oleh hampir semua bayi yang lahir kurang bulan atau prematur. Untuk

12
menangani bayi yang kulitnya berwarna kuning bisa dilakukan di rumah maupun di
rumah sakit tergantung saran dari dokter.
Berikut ini adalah langkah langkah untuk melakukan terapi sinar pada bayi
kuning (Patricia, 2006):
1. Siapkan sebuah lampu TL blue light yang dapat memancarkan cahaya berwarna
biru. Lampu ini dikenal sebagai TL bayi. Merk yang biasa dipakai adalah lampu
TL bayi merk Phillips TL 20W/52. Lampu TL ini berbeda dari lampu ultraviolet.
2. Siapkan dudukan untuk lampu TL bayi. Lalu pasang lampu TL bayi ke
dudukannya.
3. Posisikan lampu ini 50 cm di atas tempat tidur bayi, jangan terlalu jauh dan
jangan terlalu dekat.
4. Selama proses fototerapi baju bayi harus dibuka oleh karena itu agar tubuh bayi
tidak kedinginan maka harus diberi penghangat. Penghangat ini berupa lampu
bohlam 75W yang diletakkan pada lampu belajar lalu disorotkan ke arah bayi.

13
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

1. Home care adalah suatu komponen tentang pelayanan kesehatan yang


berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan kepada individu dan keluarga di
tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan, atau
memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan
akibat dari penyakit termasuk penyakit terminal.
2. Sebelum melaksanakan kunjungan rumah / home care di rumah bayi tersebut, perawat
harus memperhatikan hal berikut (Patricia, 2006) :
a. Merencanakan kunjungan rumah agar terwujud dalam waktu tidak lebih dari 24
48 jam setelah pemulangan klien dari rumah sakit ke rumah.
b. Pastikan keluarga telah berkonsultasi tentang kunjungan rumah dan waktu
kunjungan juga telah direncanankan bersama anggota keluarga.
c. Menjelaskan maksud dan tujuan kunjungan.
d. Rencana tujuan yang dicapai dan menyusun barang dan perlengkapan yang akan
digunakan secara bersama sama saat kunjungan.
e. Pikirkan cara untuk menciptakan dan mengembangkan hubungan dengan
keluarga.
f. Melakukan tindakan yang aman ketika melaksanakan perencanaan dan kunjungan
g. Dokumentasikan kunjungan
h. Sediakan sarana telepon untuk tindak lanjut perawatan.
3. Jenis pelayanan home care pada bayi yaitu
a. Memandikan bayi bayi baru lahir
b. Pijat bayi
c. Perawatan tali pusar
d. Teknik menyusui
e. Perawatan bayi kuning
B. Saran

14
Melalui makalah ini ibu dan orang tua dapat mengetahui bagaimana home care
pada bayi sehingga para orang tua tidak khawatir lagi dalam memilih home care untuk
bayinya.

DAFTAR PUSTAKA

15
Arin & Akbar. 2009. Cara Perawatan Tali Pusat.
http://www.kapukonline.com/2011/12/oscaperawatperawatantalipusat.html.
Diakses pada tanggal 13 maret 2017 pukul. 16.00 WITA.

Depkes. 2007. Definisi Perawatan Tali Pusat. Avaliable from :


http://www.depkes.go.id/index.php.
Diakses pada tanggal 13 maret 2017 pukul. 16.00 WITA.

Perinasia. 1994. Teknik Menyusui yang Benar. Jakarta

Priono yunisa. 2010. Merawat bayi tanpa babby sitter. Jakarta: buku kita

Patricia W.L. 2006. Buku Saku Asuhan Ibu & Bayi Baru Lahir. Jakarta : EGC

Roesli, Utami, 2001. Pedoman Pijat Bayi. Jakarta : PT. Trubus Agriwidya.

Saifuddin. 2001. Buku Acuan Nasional Kesehatan Maternal Dan


Perinatal : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Jakarta

Turner, R dan Susie.N. 2009. Pedoman Praktis Pemijatan pada Bayi. Batam : Kerisma Publising
Group.

16

Anda mungkin juga menyukai