Bab ini membahas mengenai : (1) latar belakang, (2) tujuan percobaan, (3)
Hubungan antara rangsangan fisik dan kesan atau tanggapan psikologis tidak
selalu mudah mengukurnya. Hal ini disebabkan oleh karena besaran tanggapan
yang menjadi andalan seseorang untuk menjadi seorang panelis (Soekarto, 1985).
dikaji dilarutkan dalam air murni, dan panelis diminta untuk menilai sampel mana
yang berbeda dengan air, dalam hal ini air murni juga disajikan sebagai
beberapa peneliti menganggap cara ini kurang tepat dipakai, karena keberhasilan
dalam menguji larutan murni tidak dapat dipakai sebagai kriteria keberhasilan
konsentrasi yang berbeda, selain itu ada kelemahannya, yaitu pada penentuan
Rangsangan berasal dari benda perangsang atau agen luar itu mengeluarkan
rangsangan yang diterima langsung dan secara spesifik oleh sel-sel peka yang
terdapat pada indera. Sel-sel peka yang menerima oleh sel-sel peka yang terdapat
susunan yang disebut reseptor. Rangsangan sinar diterima oleh reseptor di mata,
rangsangan suara oleh reseptor telingan, rangsangan panas oleh reseptor kulit.
bersamaan. Jadi rangsangan yang sampai pada reseptor itu ermacam-macam tapi
hanya satu jenis yang diterima oleh suatu indera. Rangsangan itu dapat berupa
mekanis (tekanan, tusukan), fisis (panas, dingin, sinar, warna), kimiawi ( bau-
bauan, atsiri, manis, pedas, dan sebagainya). Pada waktu alat atau organ tubuh
fisiologik dalam organ itu. Proses fisiologik itu dimulai dari reseptor dan
diteruskan pada susunan saraf sensorik atau saraf penginderaan (Soekarto, 1985).
1.2. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan uji threshold adalah untuk melatih kepekaan indra
menghasilkan kesan
Pengenalan uji thresold produk pangan ini digunakan dalam bidang pangan,
Aplikasi uji treshold dalam industri pangan adalah untuk menseleksi panelis atau
karyawan yang akan ditempatkan di bagian quality control ataupun research and
development. Aplikasi lainnya adalah apabila kita akan membuat formulasi baru
untuk suatu produk dengan tingkatan konsentrasi yang berbeda maka dapat
mengetahui perubahan pengenalan rangsangan yang berasal dari produk baru yang
akan kita buat. Mengetahui ambang batas penting misalnya dalam rangka
penghematan bahan pemanis atau pemakaian zat kimia yang dibatasi oleh
2.1.Bahan-bahan Percobaan
dangan konsentrasi 136 (0%), 253 (0.01%), 358 (0.02%), 392 (0.03%), 385
(0,04%), 417 (0.05%), 432 (0,06%), 501 (0,07%), 461 (0,08%), dan 725 (0,09%).
dengan menggunakan kode tertentu (136, 253, 358, 392, 385, 417, 432, 501,416,
dan 725). Kemudian mencicipi contoh-contoh tersebut, tidak boleh diulang, dan
memberikan tanda (1) untuk contoh yang berbeda dengan kontrol (pelarut murni)
dan tanda (0) untuk contoh yang sama dengan control. Hasil dari pengamatan
1. Metode Grafik.
Rumus :
% reaksi positif =
Reaksi positif
x100%
panelis
2. Metode Interpolasi
b a
Rumus : X = d x (e - d)
c a
(x)
d a
(x) b
E c
Keterangan :
Bab ini membahas mengenai : (1) Hasil Pengamatan dan (2) Pembahasan
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
garam terendah yang mulai dapat dirasakan atau dideteksi oleh 50% panelis
yang mulai dapat dikenal oleh 75% panelis adalah pada konsenterasi 0,079%.
3.2.Pembahasan
Aplikasi dalam bidang pangan pengenalan uji thresold produk pangan ini
digunakan dalam bidang pangan, Aplikasi uji treshold dalam industri pangan
adalah untuk menseleksi panelis atau karyawan yang akan ditempatkan di bagian
apabila kita akan membuat formulasi baru untuk suatu produk dengan tingkatan
konsentrasi yang berbeda maka dapat dilakukan uji treshold untuk dapat
rangsangan yang berasal dari produk baru yang akan kita buat. Mengetahui
ambang batas penting misalnya dalam rangka penghematan bahan pemanis atau
pemakaian zat kimia yang dibatasi oleh peraturan atau dalam undang-undang
yang ada.
Ambang mutlak untuk garam, yaitu 1 bagian garam/400 bagian air atau
0,0025. Ambang mutlak untuk gula, yaitu 1 bagian gula/200 bagian air atau
0,005, sedangkan ambang mutlak untuk asam, yaitu 1 bagian asam/15000 bagian
Hasil yang didapatkan jauh berbeda dengan yang seharusnya, hal tersebut
pencicipan maka hasil pada bentuk kurva pun akan bervariasi. Selain itu dapat
pula disebabkan oleh faktor psikologik, biasanya faktor yang berpengaruh adalah
nilai tinggi dan juga faktor contrast effect dimana panelis memberikan nilai lebih
dengan padatan, tetapi apabila sudah ahli maka akan disesuaikan dengan produk
yang diuji, sampel bisa saja diganti dengan bentuk padatan akan tetapi penilaian
akan lebih sulit karena dalam sampel padatan tidak hanya satu sifat sensorik saja
yang dinilai.
garam dengan konsentrasi kecil saja sudah dapat terasa, berbeda dengan gula yang
50% dari jumlah panelis dapat mengenal atau dapat menyebutkan dengan tepat
Rasa asin biasanya berasal dari zat-zat ionik yaitu anionik (Cl-, F-, dll) dan
kationik ( Na+, K+, Ca2+, dan NH4). Makan garam terlaulu banyak akan
menimbulkna rasa pahit. Hal ini disebabkan oleh magnesium yang terdapat dalam
garam dapur. Penggunaan garam untuk rasa asin pada makanan biasanya antara
rasa pengecap untuk melayani sensasi utama tertentu yang terletak di daerah
khusus. Rasa manis dan asin terutama terletak pada ujung lidah, rasa asam pada
dua pertiga bagian samping lidah, dan rasa pahit pada bagian posterior lidah dan
Rasa Pahit
Rasa pahit biasanya juga berasal dari zat-zat non ionik. Contohnya ialah
beberapa ikatan polynitro seperti asam piktrat. Rasa pahit pada umumnya tidak
Rasa Asam
Rasa asam sebenarnya hanya berasal dari ion hidrogen (H+).Zat-zat yang
dapat berionisasi dan melepaskan ion hidrogen yang hanya dapat menghasilkan
tinggi, kation tersebut harus diimbangi dengan anioon lain. Dalam hal ini larutan
disebut asam.
dan asam anorganik.Asam organik ialah jika anionnya zat organik (asetat, sitrat)
Intensitas rasa masam suatu asam disebabkan olah kecepatan penetrasi asam
beberapa peneliti juga menganggap cara ini kurang tepat dipakai, karena
keberhasilan dalam menguji larutan murni tidak dapat dipakai sebagai kriteria
dengan konsentrasi yang berbeda, selain itu ada kelemahannya, yaitu pada
penentuan threshold biasanya yang disajikan adalah larutan satu macam substansi,
(Kartika, 1987).
threshold. Absolute threshold adalah jumlah benda perangsang terkecil yang dapat
konsentrasi atau jumlah perbandingan terendah yang dapat dikenal dengan tepat.
Nilai threshold yang ditentukan ada dua macam yaitu absolute threshold
(AT) yang ditunjukkan dengan melihat pada grafik jumlah panelis yang
memberikan reaksi positif harus sebanyak 50% dan recombination threshold (RT)
yang ditunjukkan denagn melihat pada grafik jumlah panelis yang memberikan
Umumnya ambang mutlak (absolute threshold atau AT) pada larutan garam
lebih kecil dibanding dengan ambang mutlak larutan gula. Hal ini karena lidah
manusia lebih sensitif dan lebih peka terhadap kesan rasa asin dibanding dengan
kesan rasa manis. Ambang mutlak yang kecil akan lebih cepat memberikan kesan
(Kartika, 1987).
kapasitas minimal 50% sedangkan untuk masuk terlalu kecil RT 75% sehingga
jika kurang dari 75% tidak masuk pada ketentuan AT dan RT.
dimana pada setiap kenaikan konsentrasi tidak selalu terjadi kenaikan pada
persentase reaksi positifnya, ini berarti bahwa panelis yang dapat melakukan
penginderaan kurang memiliki sensitivitas yang cukup baik dan stabil. Tetapi
panelis mampu mendeteksi adanya kesan yang timbul pada konsentrasi terkecil
yang berbeda-beda hal ini disebabkan karena kepekaan atau sensitivitas seseorang
pengalaman serta pengujian yang waktunya tidak tentu, maka minat sebagai
penguji tampil secara spontan, sedangkan bila pengujian dilakukan terus menerus
sering terjadi minat akan menurun karena kebosanan. Satu faktor penting yang
dapat membantu tumbuhnya motivasi yang baik ialah dengan mengusahakan agar
panelis merasa bertanggung jawab dan juga berkepentingan pada pengujian yang
Adanya fasilitas yang memadai, cara pengujian dan jadwal pengujian yang
pasti akan meningkatkan perhatian pada program yang sedang dijalankan. Selain
itu kondisi lingkungan yang menyenangkan ikut berperan pula (Kartika, 1987).
faktor yang dapat mencampuri fungsi indera terutama perasa dan pembauan.
berfluktuasi sehinggga setiap pengujian perlu dipikirkan saat yang paling tepat
serta hal-hal yang dapat mencampuri fungsi normal indera perasa dan pembauan
(Kartika, 1987).
Pengujian bau, umumnya rangsangan bau terindera dalam waktu 20-30 detik.
Tetapi hal inipun tidak pasti, ada kemungkinan setiap orang membutuhkan waktu
adaptasi yang berbeda, begitu pula sesuatu zat membuituhkan waktu yang lebih
Pengujian rasa, berkumur dengan air tawar merupakan cara yang terbaik
dibandingkan mempergunakan sejenis biskuit, buah apel ataupun roti tawar. Air
kumur harus pada suhu kamar sedang air hangat dapat dipergunakan pada
pengujian bahan yang mengandung lemak. Berkumur diantara sampel tidak mesti
yang kurang paham dalam tipe pengujian dan bahan yang diuji sering terjadi
nilai tengah pada skala nilai yang ada dan ragu-ragu memberi nilai tertinggi. Efek
dari kesalahan ini adalah menganggap semua sampel yang diuji hampir sama. Hal
ini terjadi akibat panelis tidak mengenal metode pengujian dan produk yang
b. Contrast Effect. Hal ini sering terjadi akibat posisi sampel yang dinilai, dimana
suatu sampel dinilai lebih tinggi ataupun lebih randah dari kenyataannya dan
pada hasilnya. Hal ini disebabkan panelis mengetahui apa yang diharapkan oleh
pemberi instruksi. Kesalahan jenis ini disebut expectation error. Disarankan agar
penguji. Untuk pencegahan maka setiap sampel yang disajikan diberikan kode
d. Pada sampel-sampel yang tidak seragam sering terjadi panelis dipengaruhi oleh
sifat-sifat yang tidak relevan. Misal ; harus membedakan dua sampel dalam hal
tingkat kemanisannya, panelis terpengaruh pada sifat yang lain seperti bentuk,
ukuran, warna. Kesalahan ini dikenal dengan istilah stimulus error (Kartika,
1987).
e. Pada pengujian yang perintahnya kurang jelas, sering terjadi penilaian terhadap
satu sifat dihubungkan dengan sifat lain yang secara logis selalu berkaitan dengan
sifat yang dinilai. Misal suatu jenis makanan yang berwarna hitam akan selalu
dinilai pahit. Hal ini terkenal dengan istilah logical error (Kartika, 1987).
f. Halo effect. Bila ada lebih dari satu sifat yang dinilai misalnya bau, tekstur,
warna, rasa pada suatu saat hasilnya mungkin berbeda bila dibandingkan masing-
masing sifat tersebut dinilai sendiri-sendiri pada saat yang tidak bersamaan
(Kartika, 1987).
g. Sugesty. Hasil penilaian oleh seorang panelis dapat terpengaruh oleh panelis
yang lain. Karena adanya pengaruh ini maka panelis selama pengujiang harus
duduk terpisah satu dengan yang lain. Percakapan dan diskusi tidak
dari seorang panelis tidak mempengaruhi panelis yang lain (Kartika, 1987).
Pada pengujian ini sulit untuk menggunakan sampel padatan dan sampel
cair yang berwarna. Larutan yang berwarna akan berubah jika konsentrasinya
Terdapat perbedaan hasil yang terjadi dengan hasil yang seharusnya. Hal
Kesimpulan
disimpulkan bahwa konsentrasi larutan garam terendah yang mulai dirasakan atau
dideteksi oleh 50% panelis adalah pada konsentrasi 0,04% sedangkan konsentrasi
larutan garam terendah yang mulai dapat dikenal oleh 75% panelis adalah pada
konsentrasi 0,079%.
Saran
dahulu sebelum pergantian sampel, selain itu diharapkan panelis tidak sedang
efektif.
DAFTAR PUSTAKA
reaksi positif
Rumus: % Reaksi Positif 100%
panelis
Perhitungan:
4
% Reaksi Positif 0 100% 23.5
17
15
% Reaksi Positif 0,1 100% 88,23
17
17
% Reaksi Positif 0,2 100% 100
17
17
% Reaksi Positif 0,3 100% 100
17
17
% Reaksi Positif 0,4 100% 100
17
17
% Reaksi Positif 0,5 100% 100
17
17
% Reaksi Positif 0,6 100% 100
17
17
% Reaksi Positif 0,7 100% 100
17
17
% Reaksi Positif 0,8 100% 100
17
17
% Reaksi Positif 0,9 100% 100
17
1. Metode Grafik
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2. Metode Interpolasi
Tabel 12. Reaksi Positif untuk Absolute Threshold
Konsentrasi (X) % Reaksi Positif (Y)
0 (d) 23,5 (a)
AT (x) 50 (b)
0,01 (e) 88,23 (c)
b a
xd e d
c a
50 23,5
AT 0 0,01 0
88,23 23,5
AT 0,04
b a
xd e d
c a
75 23,5
RT 0 0,01 0
88,23 23,5
RT 0,079
sudah ada pada hasil pengamatan dan hasilnya tidak rancu yaitu pada konsentrasi