Anda di halaman 1dari 4

Seri Teknologi Pengolahan Hasil Nabati

Fakultas Teknologi Pertanian


Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
B: 2: 2017 (MANISAN SALAK)

Pengaruh Perbedaan Konsentrasi Gula pada Manisan Salak

Adi Satria, Irene Novita, Maria Feronica, Mediatrix Meiwinda, Chatarina Yayuk Trisnawati

Abstrak

Manisan merupakan produk yang dibuat dari buah-buahan yang diolah dengan gula dan beberapa bahan.
Tujuan membuat manisan ini salah satunya sebagai awetan buah dengan gula yang mengandung energi yang tinggi,
sehingga dapat menjadi sumber energi. Salak merupakan salah satu buah tropis yang digemari oleh hampir semua
kalangan. Untuk mengubah nilai ekonomis dari salak serta sebagai pengawet untuk buah salak, usaha yang dapat
dilakukan adalah dengan pengolahan buah salak menjadi manisan. Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui
pengaruh konsentrasi gula terhadap manisan salak. Salak yang digunakan adalah salak varietas salak pondoh.
Komsemtrasi buah yang digunakan adalah 30%,50%, dan 70%. Parameter yang kami ujikan adalah kadar air, pH dan
tekstur yang mempengaruhi sifat manisan salak.

Kata kunci: Manisan, Buah Salak, Konsentrasi gula

Latar Belakang mengetahui pengaruh kadar gula pada manisan


Manisan merupakan salah satu makanan salak terhadap kadar air, tekstur serta pengaruh
tradisional yang sudah tidak asing lagi pH pada manisan salak pondoh.
dikalangan masyarakat Indinesia. Pada
dasarnya manisan terbuat dari buah segar yang Alat dan Bahan
direbus dengan air gula. Manisan ini juga Alat yang digunakan meliputi alat proses dan
merupakan inovasi produk olahan pangan yang alat analisa. Alat proses yang digunakan
mengandung kadar gula tinggi.Dengan kadar meliputi panci stainlesstel, telenan, kompor,
gula tinggi ini, produk manisan dapat disimpan pengaduk, saringan, pisau, gelas takar, piring
dalam jangka waktu yang relatif lama. plastik, sendok, timbangan analitis, timbangan
Pembuatan manisan juga merupakan salah satu kasar, dan blender. Alat analisa yang digunakan
alternatif memperpanjang daya simpan bahan meliputi gelas beker 100ml, penetrometer, pH-
pangan. meter, dan moisture tester. Sedangkan bahan
Salak (Salacca zalacca) adalah sejenis palma yang digunakan adalah salak pondoh, gula pasir
dengan buah yang biasa dimakan. Buah salak , garam, Natrium Metabisulfit (Na2S2O5) dan air
dapat dimakan sbagai buah segar, tetapi buah matang.
ini buah ini mudah rusak dan cepat busuk.
Untuk mengatasi masalah tersebut, kami Metodologi
menginovasikan buah salak ini dapat diolah Pembuatan Manisan Salak
menjadi manisan, sehingga tetap memberikan
nilai ekonomis. Diagram alir pembuatan manisan salak dapat
Manisan buah salak merupakan salah satu dilihat pada Gambar.1.
komoditas yang menarik untuk dikembangkan. Buah Salak
Kualitas manisan buah salak berhubungan erat
dengan bahan tambahan yang digunakan, cara Sortasi
pengolahan, dan lama penyimpanan. Menurut
Desrosier (1988) dan Soetanto (1996) prinsip
pembuatan manisan adalah proses peresapan Pengupasan
larutan gula sampai kadar gula didalam bahan
pangan cukup tinggi. Kaar gula tersebut akan
menghasilkan tekanan osmosis yang tinggi dan Pengambilan daging buah
meningkatkan kualitas buah agar lebih awet.
Tujuan praktikum ini larutan gula
dibuat kadar gula yang berbeda untuk Penimbangan

1
Seri Teknologi Pengolahan Hasil Nabati, B: 2: 2017 (MANISAN SALAK)

Tabel 1. Hasil Pengujian Derajat Keasaman(pH)


Pencucian Manisan Salak

pH
Pemotongan Konsentrasi
larutan (%) Rata-
I II III
rata
Bahan:air = 1:2 Perendaman 1 jam 0 7,34 7,36 7,37 7,36
Garam 2,5% 30 7,14 7,18 7,26 7,19
50 6,83 6,88 6,99 6,90
Blanching 70 6,98 7,05 7,09 7,04
celup 10
Tabel.2.Hasil Pengujian Tingkat
Kekerasan(Tekstur) Manisan Salak
Na-metabisulfit Perendaman 10
0,1% Tekstur (mm/gr/5detik)
Konsentrasi
larutan (%) Rata-
I II
Penirisan rata
0 0,21 0,35 0,28
30 0,30 0,22 0,26
Penimbangan 50 0,15 0,20 0,18
70 0,14 0,10 0,12
Larutan gula Pendidihan
Tabel.3.Hasil Pengujian Kadar Air Manisan Salak
30%,50%,70% larutan gula
Konsentrasi larutan (%) Kadar air (%)
Pencampuran 0 63,86
dengan salak 30 58,74
50 47,42
70 40,16
Perendaman 2jam
Uji Organoleptik
Pengujian organoleptik dilakukan dengan
Penirisan menggunakan metode Hedonic Scale Scoring,
dimana panelis bebas untuk memberi nilai
Manisan Salak berdasarkan tingkat kesukaan. Kisaran garis
nilai yang diberikan dimulai dari 1-5, semakin
Pengamatan : tinggi nilai yang diberikan oleh panelis
menunjukkan tingkat kesukaan panelis
- Uji pH terhadap parameter produk yang diuji.
- Uji Tekstur Pengujian organoleptik dilakukan oleh 13
- Uji kadar air panelis tidak terlatih yaitu mahasiswa UNIKA
- Uji organoleptik Widya Mandala Surabaya (Kartika, 1988).
(rasa,aroma,
mouthfeel)
Hasil dan Pembahasan
Gambar 1. Diagram alir pembuatan Manisan Parameter pengujian secara obyektif
Salak salah satunya adalah uji tekstur/kelunakan. Uji
ini menggunakan penetrometer tanpa beban
Hasil Pengamatan tambahan dengan selang waktu 5detik.
Hasil pengamatan manisan salak tiap Pengujian tekstur ini akan berhubungan dengan
perlakuan dapat dilihat pada Tabel.1, Tabel.2, uji subyektif pada bagian mouthfeel dimana
dan Tabel.3 panelis menguji kemudahan manisanuntuk
dikunyah dengan mempertahankan tekstur
salak sebagai bahan bakunya. (Wahono,2006)
Adanya penambahan Natrium Metabisulfit tidak
berpengaruh pada tekstur, dikarenakan tujuan
penambahan natrium metabisulfit adalah
sebagai bahan pengawet dengan cara

2
Seri Teknologi Pengolahan Hasil Nabati, B: 2: 2017 (MANISAN SALAK)

menghambat pertumbuhan mikroba mouthfeel. Uji warna disediakan pada piring


(bakteri,kapang,kamir) pada konsentrasi dengan 4 macam kode yang mewakili kontrol,
200ppm (Chichester dan Tanner,1975) kandungan gula 30%, kandungan gula 50%, dan
Hipotesa yang dilakukan adalah tingkat kandungan gula 70%. Uji organoleptik : warna
tekstur dipengaruhi oleh konsentrasi gula pada menyatakan bahwa kontrol memiliki tingkat
fase perendaman manisan. Adanya konsentrasi kesukaan tertinggi dengan jumlah panelis 2
gula sebagai berikut : 30%, 50%, 70%. Hal ini orang. Indikator warna yang disukai adalah
juga didukung dengan difusi air pada warna manisan tidak terlalu gelap. Adapun
konsentrasi gula tertentu untuk mencapai penyebab warna gelap dikarenakan adanya
kesetimbangan. Laju air yang keluar ke reaksi Maillard antara gula reduksi dan protein
lingkungan (dari jaringan salak) terlalu banyak menyebabkan reaksi pencoklatan non
menyebabkan pengkerutan dan tekstur menjadi enzimatis. (Winarno,1992)
lebih keras. Kandungan air bahan mengalir ke Uji Organoleptik yang kedua adalah
lingkungan disebut sebagai kondisi hipertonis. rasa. Menurut Winarno, after taste yang buruk
Hipertonis merupakan kondisi dimana dapat diminimalis dengan penambahan asam
lingkungan memiliki konsentrasi yang lebih sitrat. Namun pada praktikum kali ini tidak ada
pekat daripada di dalam sel. penambahan asam sitrat. Jadi panelis murni
Hal ini sesuai dengan praktikum nabati menilai pengaruh konsentrasi gula pada
bab Manisan Salak. Pada buah salak yang manisan salak. Nilai tertinggi pada rasa hanya
direndam pada larutan kontrol (kadar gula 0%) sampai nilai 4 dan didapat pada konsentrasi
maka memiliki tekstur 0.28 mm/gr/5detik. Dan gula 70%. Hal ini dapat disebabkan kebiasaan
pada perendaman larutan gula 30% memiliki panelis dalam mengkonsumsi makanan manis.
tekstur 0.26mm/gr/5detik. Hal ini berarti buah Semakin sering mengkonsumsi makanan yang
salak sudah mengalami peristiwa plasmolisis manis mengakibatkan kecenderungan menilai
pada lingkungan hipertonis. Plasmolisis atau tingkat kemanisan kurang baik. Manisan yang
bahasa awamnya pengkerutan menyebabkan diharapkan oleh panelis memiliki rasa manis
tekstur semakin keras dengan indikasi namun tidak terlalu ekstrem.
penetrometer hanya berhasil menembus Uji organoleptik yang terakhir adalah
0.26mm. Peristiwa plasmolisis semakin mouthfeel. Uji ini mencakup tekstur manisan
berlanjut pada konsentrasi 50% dengan tingkat saat dikunyah. Nilai paling tinggi ada pada
kekerasan 0.18 mm/gr/5detik dan pada konsentrasi 70% dikarenakan memiliki tekstur
konsentrasi 75% memiliki tingkat kekerasan yang mirip dengan salak yang agak crunchy
0.12mm/gr/5detik. Hal ini sesuai dengan sehingga panelis lebih menyukai manisan
konsep tekanan turgor pada tumbuhan. dengan kandungan gula 70% dibandingkan
(Dwidjoseputro,1994) dengan kontrol. Sifat tekstur yang padat ini
Kadar air adalah persentasi kandungan disebabkan karena peristiwa plasmolisis pada
air suatu bahan yang dapat dinyatakan sel-sel salak (difusi). Kandungan air di dalam sel
berdasarkan berat basah atau berat kering. salak keluar ke lingkungan sehingga tekstur
Berdasarkan hasil pengamatan kadar air salak lebih padat.
dengan konsentrasi gula 0% atau kontrol, 30%, 7.4
50%, dan 70% pada pembuatan manisan salak 7.3
mendapatkan hasil sebagai berikut konsentrasi
7.2
gula 0% atau kontrol = 63,86%, 30% = 58,74%,
50% = 47,42%, dan 70% = 40,16% . Semakin 7.1
tinggi konsentrasi gula semakin rendah p
7
persentasi kadar air pada manisan salak. Hal ini H
6.9
disebabkan karena proses dehidrasi osmosis
akibat perendaman dalam larutan gula sehingga 6.8
mengakibatkan pengeluaran sejumlah air dari 6.7
buah salak. Makin tinggi konsentrasi gula yang 6.6
digunakan maka jumlah air yang dikeluarkan
0 Konsentrasi
30 50(%) 70
dari buah salak juga semakin banyak.
Pengeluaran air dari buah salak ini
Gambar.4. Derajat Keasaman (pH) Manisan
mngakibatkan penurunan kadar air.
Salak
Uji organoleptik merupakan uji
Dari gambar grafik di atas, pH yang ditunjukkan
subyektif dari beberapa panelis yang berasal
oleh beberapa konsentrasi berbeda-beda dan
dari mahasiswa fakultas Teknologi Pertanian
mengalami penurunan seiring penambahan
Widya Mandala Surabaya angkatan 15. Adapun
konsetrasi gula yang tinggi serta mendekati pH
uji yang dilakukan adalah warna, rasa, dan

3
Seri Teknologi Pengolahan Hasil Nabati, B: 2: 2017 (MANISAN SALAK)

netral. Menurut teori, seharusnya pH yang


ditunjukkan tidak netral. Hal ini dikarenakan
perendaman yang kami lakukan tidak efektif
yaitu selama 2 jam yang seharusnya selama 8 ja,
sehingga larutan gula tidak meresap ke dalam
salak tersebut.

Kesimpulan
1. Kondisi hipertoni menyebabkan
pengkerutan dan kekerasan pada
tekstur manisan salak
2. Tekstur manisan salak dipengaruhi oleh
tekanan osmotik sel yang hipertonis
pada larutan gula berkonsentrasi tinggi
(30%, 50%, dan 70%)
3. Uji organoleptik warna salak
dipengaruhi oleh reaksi maillard yang
mengubah warna salak menjadi
kecoklatan/agak gelap
4. Uji organoleptik rasa murni
dipengaruhi oleh tingkat konsentrasi
gula dan kebiasaan panelis dalam
mengkonsumsi makanan manis sehari-
hari
5. Uji organoleptik mouthfeel menyangkut
tekstur manisan saat dikunyah dan
dipengaruhi tekanan osmosis yang
menyebabkan kondisi plasmolisis pada
lingkungan hipertonik
6. Uji pH menunjukkan pH yang
mendekati netral karena kurang lama
waktu perendaman dalam larutan gula
sehingga tida meresap ke dalam salak.

Daftar Pustaka
Chichester, C.E. and F.W. Tanner. 1975.
Antimicrobial Food Additives.Amsterdam:
Chemical Rubber Co.
Dwidjoseputro, D. 1994. Pengantar Fisiologis
Tumbuhan. Gramidea : Jakarta
Desrosier, N. W. 1998. Teknologi Pengawetan
Pangan (diterjemahkan oleh M.
Muljohardjo). Jakarta: UI Press.
Soetanto, E. 1996. Manisan Buah-buahan II.
Yogyakarta: Penerbit Kansius.
Wahono, Tri. 2006. Dasar-Dasar Uji Indrawi,
Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas

Anda mungkin juga menyukai