Anda di halaman 1dari 16

Transpor pada tingkat seluler bergantung pada permeabilitas selektif membran.

Protein transpor
tertentu memungkinkan sel tumbuhan mempertahankan lingkungan internalnya yang berbeda dari
lingkungan sekitarnya. Pompa proton berperan penting dalam transpor melewati membran
tumbuhan. Potensial membran dan gradien H+ yang dihasilkan oleh pompa proton dimanfaatkan
untuk menggerakkan transpor berbagai zat terlarut.

Perbedaan potensial air menggerakkan transpor air pada sel tumbuhan. Zat terlarut
menurunkan potensial air, sementara tekanan meningkatkan potensial air. Air mengalir melalui
osmosis dari suatu kompartemen dengan potensial air yang lebih tinggi ke kompartemen dengan
potensial air yang lebih rendah. Akuaporin, saluran spesifik untuk mengangkut air pada membran
kemungkinan bisa membantu mengatur laju osmosis. Sebuah sel yang membengkak menyesuaikan
potensial air lingkungan sekitarnya ketika dinding sel itu memberikan tekanan yang melawan
kecenderungan sel untuk mengambil air karena potensial zat terlarutnya.

Sel-sel tumbuhan yang bervakuola memiliki tiga kompartemen utama. Membran plasma
mengatur transpor antara sitosol dan larutan dinding, sementara tonoplas mengatur transpor antara
sitosol dan vakuola.

Simplas dan apoplas berfungsi dalam transpor di dalam jarigan dan organ. Simplas adalah
rangkaian sitosol yang dihubungkan oleh plasmodesmata. Apoplas adalah rangkaian dinding sel.
Aliran massal (bulk flow) berfungsi dalam transpor jarak jauh. Transpor getah xilem dan getah floem
disebabkan oleh perbedaan tekanan pada ujung yang berlawanan pada pembuluh, yaitu pada
pembuluh xilem dan pembuluh tapis.

Penyerapan Air dan Mineral oleh Akar

Rambut akar, mikorhiza, dan luas permukaan sel-sel kortikal yang sangat besar meningkatkan
penyerapan air dan mineral. Rambut akar adalah jalur terpenting dalam penyerapan di dekat ujung
akar, akan tetapi mikorhiza, yaitu asosiasi simbiotik fungi dan akar, bertanggung jawab atas sebagian
besar penyerapan oleh keseluruhan sistem akar. Saat larutan tanah memasuki akar, maka luas
permukaan membran sel korteks yang begitu besar meningkatkan pengambilan air dan mineral
tertentu ke dalam sel.

Endodermis berfungsi sebagai penjaga gerbang yang selektif antara korteks akar dan jaringan
pembuluh. Air dapat menembus korteks melalui simplas atau apoplas, akan tetapi mineral yang
mencapai mesoderm melalui apoplas akhirnya harus melewati membran selektif pada sel-sel
endodermal. Pita Kaspari yang berlilin pada dinding endodermal menghambat transfer apoplas
mineral dari korteks ke stele.

Tanspor Getah Xilem

Naiknya getah xilem sebagian besar tergantung pada transpirasi dan sifat-sifat fisik air.
Kehilangan uap air (transpirasi) akan menurunkan potensial air pada daun dengan cara menghasilkan
suatu tekanan negatif (tegangan). Potensial air yang rendah ini akan menarik air dari xilem. Kohesi
dan adhesi air merambatkan gaya tarik ke seluruh sistem hingga menuju ke akar. Getah xilem naik
melalui aliran massal yang digerakkan oleh tenaga surya. Pergerakan cairan xilem melawan gravitasi
dipertahankan melalui transpirasi.

Kontrol Transpirasi

Sel-sel penjaga bertindak sebagai penengah pada kompromi antara fotosintesis dan
transpirasi. Stomata mendukung fotosintesis dengan cara memudahkan pertukaran CO2 dan O2
antara daun dan atmosfir, akan tetapi pori ini juga menjadi jalan utama hilangnya air melalui
transpirasi pada tumbuhan. Perubahan turgor dalam sel penjaga berguna untuk mengatur ukuran
pembukaan stomata, yang dipengaruhi oleh transport K+ dan air ke dalam dan keluar sel.

Xerofit memiliki adaptasi yang mengurangi transpirasi. Letak stomata yang terlindung di dalam
perlekukan daun dan struktur adaptasi lainnya memungkinkan tumbuhan tertentu bertahan hidup di
dalam lingkungan kering.

Translokasi Getah Floem

Floem mentranslokasikan getahnya dari sumber gula ke sugar sink. Daun dewasa adalah
sumber utama, meskipun organ penyimpanan seperti umbi dapat berfungsi sebagai sumber selama
musim tertentu. Ujung akar dan tunas yang sedang berkembang adalah contoh sugar sink. Pengisian
dan pembongkaran floem bergantung pada transpor aktif sukrosa. Sukrosa diangkut bersama dengan
H+, yang berdifusi menuruni suatu gradien yang dibentuk oleh pompa proton. Aliran tekanan adalah
mekanisme translokasi pada angiospermae. Pengisian gula pada ujung sumber suatu pembuluh tapis
dan pembongkaran pada ujung pembuangan merupakan upaya untuk mempertahankan suatu
perbedaan tekanan yang menjaga agar getah dapat mengalir melalui pembuluh tersebut.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latarbelakang diatas, maka dapat disimpulkan rumusan masalahnya


sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud transpor tumbuhan dan mekanisme nya. ?

2. Apa jenis-jenis transportasi pada tumbuhan?

3. Jaringan apa yang menyebarkan air, hara dan garam-garam mineral menyebar ke seluruh bagian
tumbuhan?

4. Bagaimana pengangkutan hasil fotosintesis dan pengeluaran zat oleh tumbuhan?

5. Bagaimana cara pengeluaran zat oleh tumbuhan?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui Jeni-jenis Transportasi pada Tumbuhan

2. Mendeskripsikan Macam-macam Jaringan Pengangkut

3. Menjelaskan Mekanisme Transportasi pada Tumbuhan

4. Menjelaskan Pengeluaran Cairan oleh Tumbuhan


1.4 Manfaat

Penulius berharap makalah ini senantiasa memberikan manfaat, pahala dan sumber ilmu
pengetahuan bagi setiap pembaca. Makalah ini disusun berdasarkan sumber yang logis dan dengan
sistematis. Manfaat lain yang dapat diambil antara lain:

1. Secara teoris, pembaca dapat mengetahui dan memahami sistem transportasi pada tumbuhan,
jenis-jenis sistem transportasi pada tumbuhan, jaringan pembuluh yang berperan dalam sistem
tranportasi pada tumbuhan, dan cairan yang dikeluarkan pada proses transportasi pada tumbuhan.

2. Secara praktis, pembaca dapat menjadikan makalah ini sebagai tambahan wawasan, informasi
dan referensi untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sistem transportasi pada
tumbuhann.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Transportasi tumbuhan adalah proses pengambilan dan pengeluaran zat-zat keseluruh bagian tubuh
tumbuhan, pada tumbuhan tingkat rendah, penyerapan air dan zat hara terlarut didalamnya
dilakukan melalui seluruh bagian tubuh. Pada tumbuhan tingkat tinggi proses pengangkutan
dilakukan pembuluh pengangkut yang terdiri dari xilem dan floem (Teddy, 2009).

Sebagian besar unsur hara dibutuhkan tanaman, diserap dari larutan tanah melalui akar, kecuali
karbon dan oksigen yang diserap dari udara oleh daun. Penyerapan unsur hara secara umum lebih
lambat dibandingkan dengan penyerapan air oleh akar tanaman (Lakitan, 1999).
Dalam kehidupan sehari-hari terjadi banyak hal yang berkaitan dengan tumbuhan dan air. Misalnya
transpirasi,kohesi air,dan pengaruh potensial air. Ketiga hal tersebut saling berkaitan antara satu
dengan yang lainnya dalam proses pengangkutan air dari dalam tanah menuju ke daun.
Pengangkutan air ini dilakukan oleh bagian tumbuhan,baik akar,batang maupun daun. Pengangkutan
air ini selalu dikaitkan dengan akar dan jarang dikaitkan dengan batang ataupun daun. Pada
kenyataannya daun dan batang juga memiliki pengaruh yang cukup signifikan dalam penyerapan air
(Salisbury, 1995:30).

Saat daun mengalami transpirasi,air dalam daun berkurang dan daun berusaha menyerap air dari
batang,kemudian batang memperoleh air dari akar. Untuk membuktikan bahwa daun dan batang
mengadakan usaha untuk menyerap air,maka dilakukan percobaan mengenai daya isap daun dan
kapilaritas batang. Daya isap daun ini memiliki kecepatan untuk melakukan penyerapan terhadap
air,kecepatan ini bergantung pada kekentalan zat cair,jumlah daun,dan tingkat penyinaran (Salisbury,
1995:30).

Dalam bahasan mengenai kecepatan absorbsi (penyerapan) air telah dibahas mengenai jumlah daun
dan tingkat penyinaran,akan tetapi jarang dibahas absorbsi yang berkaitan dengan kekentalan zat
cair. Dalam laporan ini akan dibahas mengenai kecepatan absorbsi air yang berkaitan dengan tingkat
kekentalan zat cair (Schlegel, 1999).

Bunga pacar air berasal dari Asia Selatan dan Asia Tenggara. Namun tanaman ini diperkenalkan di
Amerika pada abad ke-19. Tanaman ini ada yang memiliki bunga berwarna putih, merah, ungu, atau
merah jambu. Bentuk bunga ini menyerupai bunga anggrek yang kecil. Tanaman ini tidak dapat hidup
di lingkungan yang kering (Schlegel, 1999).

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian
Transportasi tumbuhan adalah proses pengambilan dan pengangkutan zat-zat ke seluruh
bagian tubuh tumbuhan. Pada tumbuhan tingkat rendah (misalnya ganggang) penyerapan air dan zat
hara yang terlarut di dalamnya dilakukan melalui seluruh bagian tubuh. Pada tumbuhan tingkat tinggi
(misalnya spermatophyta) proses pengangkutan dilakukan oleh pembuluh pengangkut yang terdiri
dari pembuluh kayu (xylem) dan pembuluh tapis (floem).

Berdasarkan jalur yang ditempuh air dan garam mineral yang masuk ke akar, pengangkutan air
dan garam mineral dibedakan menjadi simplas dan apoplas. Simplasa dalah bergeraknya air dan
mineral lewat jalur dalam sel, yaitu sitoplasma sel dengan jalan menembus membran plasma.
Sedangkan apoplas adalah bergeraknya air lewat jalur luar sel atau lewat dinding-dinding sel.

a) Imbibisi : merupakan penyusupan atau peresapan air ke dalam ruangan antar dinding sel,
sehingga dinding selnya akan mengembang. Misal masuknya air pada biji saat berkecambah dan biji
kacang yang direndam dalam air beberapa jam.

b) Diffusi : gerak menyebarnya molekul dari daerah konsentrasi tinggi (hipertonik) ke konsentrasi
rendah (hipotonik). Misal pengambilan O2 dan pengeluaran CO2 saat pernafasan, penyebaran
setetes tinta dalam air.

c) Osmosis : proses perpindahan air dari daerah yang berkonsentrasi rendah (hipotonik) ke
daerah yang berkonsentrasi tinggi (hipertonik) melalui membran semipermiabel. Membran
semipermiabel adalah selaput pemisah yang hanya bisa ditembus oleh air dan zat tertentu yang larut
di dalamnya. Keadaan tegang yang timbul antara dinding sel dengan dinding isi sel karena menyerap
air disebut turgor, sedang tekanan yang ditimbulkan disebut tekanan turgor. Untuk sel tumbuhan
bersifat selektif semipermiabel. Setiap sel hidup merupakan sistem osmotik. Jika sel ditempatkan
dalam larutan yang lebih pekat (hipertonik) terhadap cairan sel, air dalam sel akan terhisap keluar
sehingga menyebabkan sel mengkerut.

d) Transpor aktif : Transpor aktif merupakan pengangkutan zat-zat menembus membran


impermeabel dan melawan gradien konsentrasi, dengan bantuan energi dari ATP dan protein
kotranspor

e) Difusi fasilitatif : . Difusi fasilitasi adalah pengangkutan molekul atau ion-ion menembus
membrane sepanjang gradien konsentrasi oleh sistem pembawa tanpa bantuan ATP.
3.2 Jenis-jenis Transportasi pada Tumbuhan

Pada tumbuhan tingkat tinggi terdapat dua macam cara pengangkutan air dan garam mineral
yang diperoleh dari tanah yaitu secara ekstravaskuler dan intravaskuler.

3.2.1 Transportasi Ekstravaskuler

Dalam proses pengangkutan, tumbuhan dapat menyerap air dari tanah ke dalam tubuh
melewati satu sel ke sel lain secara horizontal. Proses demikian dinamakan pengangkutan
ekstravaskuler. Maksudnya, pengangkut an air di mulai dengan penyerapan oleh bulu akar, kemudian
masuk menuju sel-sel epidermis. Dari sel epidermis, air menuju korteks, dan diteruskan ke sel-sel
endodermis. Akhirnya, air masuk ke stele. Dari korteks, air didistribusikan menuju sel-sel untuk
proses metabolisme tubuh.

Untuk melakukan transportasi ekstravaskuler, tumbuhan dapat menempuhnya melalui dua cara,
yakni secara simplas dan aploplas.

a. Transportasi/lintasan aploplas adalah menyusupnya air tanah secara bebas atau transpor pasif
melalui semua bagian tak hidup dari tumbuhan seperti dinding sel dan ruang antar sel. Air melalui
jalur ini tidak dapat sampai ke xylem karena terhalang oleh bagian endodermis yang memiliki
penebalan dinding sel yang disebut pita kaspari. Untuk menembus halangan ini, air harus dipompa
agar dapat melalui sel-sel endodermis. Pergerakan air tersebut akhirnya menjadi jalur simplas karena
melalui sel-sel peresap (sel-sel penerus).

b. transportasi/ lintasan simplas adalah bergeraknya air dan garam mineral menembus bagian
hidup dari sel tumbuhan seperti sitoplasma dan vakoula melalui plasmodesma. Plasmodesma adalah
saluran yang menghubungkan protoplasma suatu sel dengan protoplasma sel lainnya. Pada jalur
simplas, air dapat mencapai xylem bahkan silinder pusat.

Gambar 1. Transportasi ekstravaskuler


Air dan zat terlarut diserap bulu akar menuju sel-sel parenkim korteks yang berlapis-lapis. Lalu, air
dan zat terlarut tersebut bergerak menuju sel-sel endodermis dan dilanjutkan ke sel-sel periskel.
Akhirnya, air dan zat terlarut menuju berkas pembuluh xilem. Secara intravaskuler, air dan zat
terlarut tersebut diangkut oleh xilem. Sebenarnya ada perbedaan antara pengangkutan zat terlarut
dengan pengangkutan air. Tumbuhan menyerap zat terlarut melawan gradien konsentrasi.
Maksudnya, zat terlarut tersebut dibawa tumbuhan bergerak dari konsentrasi rendah menuju
konsentrasi tinggi melalui transpor aktif.

3.2.2 Transportasi Intravaskuler

Pengangkutan intravaskuler berbeda dengan pengangkutan ekstravaskuler. Istilah intravaskuler


berasal dari kata intra yang berarti dalam, dan vaskuler yang berarti pembuluh. Pengangkutan
intravaskuler adalah pengangkutan air dan zat terlarut yang terjadi dalam berkas pembuluh xilem
dan floem secara vertikal. Vertikal maksudnya adalah pengangkutan air dan zat terlarut oleh xilem
dari menuju daun oleh xilem. Sebaliknya, pengangkutan zat makanan diangkut dari daun ke seluruh
tubuh tumbuhan dilakukan oleh floem.

Pengangkutan air dan zat terlarut pada tumbuhan diawali dengan penyerapan zat melalui rambut
akar. Kemudian zat tersebut mengalir menuju epidermis. Dari epidermis, air dan zat terlarut mengalir
menuju korteks dan diteruskan ke sel-sel endodermis. Berikutnya, air dan zat terlarut masuk ke
berkas pembuluh xilem akar. Selanjutnya, air dan zat terlarut diteruskan menuju xilem batang hingga
xilem daun. Di dalam xilem daun, zat-zat yang berguna masuk ke parenkim mesofil daun sebagai
bahan proses fotosintesis.

Gambar 2. Pengangkutan air dan garam mineral secara intravaskuler


Proses fotosintesis menghasilkan glukosa dan oksigen. Glukosa diangkut pembuluh floem menuju
seluruh jaringan tubuh. Oksigen dikeluarkan tumbuhan lewat stomata daun. Sementara air sisa
metabolisme dikeluarkan lewat proses transpirasi. Kecepatan pengangkutan zat pada tumbuhan
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni kelembaban, suhu, cahaya, angin, dan kandungan air tanah.
Semakin tinggi kelembaban udara di sekitar tumbuhan, maka difusi yang terjadi di dalam tumbuhan
berlangsung lambat. Sebaliknya, semakin rendah kelembaban udara lingkungan, difusi di dalam
tumbuhan akan semakin cepat.

Semakin tinggi suhu lingkungan di sekitar tumbuhan dan intensitas cahaya yang meningkat serta
angin yang semakin kencang, maka laju transpirasi tumbuhan akan semakin tinggi. Begitu pula
sebaliknya, suhu lingkungan, intensitas cahaya, dan angin yang semakin besar mengakibatkan proses
pengangkutan zat berlangsung lambat. Semakin banyak kandungan air di dalam tanah, maka
potensial air semakin tinggi. Akibatnya, proses transportasi zat pada xilem dan laju transpirasi
semakin meningkat.

3.3 Jaringan Pengangkut

Gambar 3. Jaringan Pengangkut

Jaringan pengangkut (vascular tissue) adalah salah satu kelompok jaringan permanen yang dimiliki
tumbuhan hijau berpembuluh (Tracheophyta). Jaringan ini disebut juga pembuluh dan fungsi
utamanya untuk mengangkut zat-zat mineral (unsur hara dan air) yang diserap oleh akar dari tanah.
Selain itu, juga sebagai pengangkut zat-zat makanan hasil fotosintesis untuk disalurkan ke bagian-
bagian tumbuhan yang lain.

Ada dua kelompok jaringan pengangkut berdasarkan arah aliran hara. Pembuluh kayu (xilem)
mengangkut cairan dan zat hara menuju daun. Sumbernya dapat berasal dari akar (yang utama)
maupun dari bagian lain tumbuhan. Pembuluh tapis (floem) mengangkut hasil fotosintesis (terutama
gula sukrosa) dan zat-zat lain dari daun menuju bagian-bagian tubuh tumbuhan yang lain.

Pada akar dan batang, xylem dan floem biasanya tersusun konsentris, xylem berada di bagian dalam
sedangkan floem di bagian luarnya. Terdapat beberapa perkecualian pada susunan ini. Sebagian
anggota Asteraceae memiliki posisi yang terbalik. Di antara keduanya terdapat lapisan kambium
pembuluh/vaskular. Kambium inilah yang merupakan jaringan meristematik yang membentuk kedua
jaringan pengangkut tadi. Pada tumbuhan dikotil antara xylem dan floem dipisahkan oleh lapisan
kambium. Sedangkan pada tumbuhan monokotil tidak terdapat lapisan kambium antara xylem dan
floem

Gambar 2.3 Susunan xylem dan floem pada batang monokotile dan dikotile

Pada daun, kedua pembuluh ini akan terletak berdampingan dan jaringannya tersusun pada tulang
daun maupun susunan jala yang tampak pada daun. Kedua jaringan ini akan disatukan dalam berkas-
berkas (bundles) yang direkatkan oleh pektin dan selulosa. Pada daun jagung dan tumbuhan tertentu
lainnya, berkas-berkas ini terlindungi oleh sel-sel khusus yang dikenal sebagai sel-sel seludang berkas
(bundle sheath) yang secara fisiologi berperan dalam jalur fotosintesis yang khas.

Pembuluh tapis (floem) biasanya terletak di sisi bawah (abaksial) atau punggung daun, sedangkan
pembuluh kayu berada pada sisi yang lainnya (adaksial). Ini menjadi penyebab kutu daun lebih suka
bertengger pada sisi punggung daun karena mereka lebih mudah mencapai pembuluh tapis untuk
menghisap gula.

3.3.1 Xylem

Kata xylem berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu xylon, yang berarti "kayu". Xylem berfungsi
mengangkut air dan zat hara lain yang terlarut dari akar menuju daun dengan melewati batang.
Bagian yang sangat berperan dalam proses ini adalah pembuluh dan trakeid. Xylem tersusun atas:

a. Parenkim xylem

b. Serabut xylem
c. Trakeid

d. Pembuluh

Pergerakan air pada xilem bersifat pasif karena xilem tersusun dari sel-sel mati yang mengayu
(mengalami lignifikasi), sehingga xilem tidak berperan dalam proses ini. Faktor penggerak utama
adalah transpirasi. Faktor pembantu lainnya adalah tekanan akar akibat perbedaan potensial air di
dalam jaringan akar dengan di ruang tanah sekitar perakaran. Gaya kapilaritas hanya membantu
mendorong air mencapai ketinggian tertentu, tetapi tidak membantu pergerakan.

Sel-sel xilem memiliki beberapa tipe, yaitu trakea (tidak dimiliki oleh tumbuhan paku dan tumbuhan
berbiji terbuka), trakeida, dan serabut trakeida. Sel-sel xilem tidak memiliki protoplasma. Pada sistem
pembuluh kayu ditemukan pula parenkim kayu, yang mengisi ruang-ruang kosong di antara
pembuluh dan membantu melekatkan pembuluh-pembuluh tersebut.

Trakea dapat dikatakan pembuluh yang sebenarnya. Ia adalah sekumpulan sel-sel yang dinding sel
lateralnya mengalami penebalan oleh lignin (zat kayu) sedangkan bagian ujung atas dan bawahnya
mengalami perforasi (pelubangan) sehingga berhubungan dengan sel-sel sejenis di atas dan
bawahnya membentuk pipa kapiler memanjang.

Trakeid berukuran lebih kecil daripada trakea, bentuknya juga memanjang dan juga mengalami
penebalan pada dinding lateralnya. Ujung-ujungnya tidak berperforasi sehingga pergerakan air
seakan-akan melalui katup-katup. Dinding selnya banyak memiliki noktah-noktah. Serabut trakeida
mirip dengan trakeida namun memiliki dinding sel yang lebih tebal sehingga lumennya (ruang dalam
dinding sel) sempit dan selnya lebih memanjang. Selain trakea dan trakeid xylem juga mengandung
sel parenkim (parenkim kayu) yang merupakan sel hidup dan berfungsi untuk menyimpan bahan
makanan. Xylem juga mengandung serabut kayu yang berfungsi sebagai penguat (penyokong).

3.3.2 Floem

Pembuluh tapis atau floem berasal dari bahasa Yunani, yaitu phloos, berarti "pepagan".) adalah
jaringan pengangkut pada tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta) yang berfungsi dalam
transportasi hasil fotosintesis, terutama gula sukrosa, dan berbagai metabolit lainnya dari daun
menuju bagian-bagian tumbuhan lainnya, seperti batang, akar, bunga, buah, biji, dan umbi. Proses
transpor ini disebut sebagai translokasi.

Daun merupakan sumber fotosintat (source), sedangkan organ lain menjadi penampungnya (sink).
Arah pergerakan zat dalam pembuluh tapis berlawanan dengan pembuluh kayu. Dalam proses ini,
bagian yang sangat berperan adalah sel-sel berbentuk silindris memanjang pada bagian ujung. Floem
terdiri atas:

a. Parenkim floem

b. Serabut floem

c. Sklereid

d. Sel pengiring

e. Pembuluh

Berbeda dengan pembuluh kayu, sel-sel pembuluh tapis bersifat "aktif" dalam mengatur pergerakan
hara di dalamnya. Dinding sel-selnya tipis dan memiliki struktur lubang-lubang. Sel-sel pembuluh
tapis dihasilkan oleh kambium pembuluh dan setelah "masak" tidak kehilangan protoplasma. Dalam
sistem pembuluh tapis, biasanya sel-sel buluh tapis didampingi oleh sel-sel pengiring yang lebih kecil.

Translokasi gula diatur oleh kebutuhan dari organ-organ pada jarak yang jauh dan bergantung pada
tahap perkembangan tumbuhan. Proses yang umum dikenal sebagai aliran tekanan. Konsentrasi gula
yang tinggi di daun akan bergerak ke sel-sel dengan gradien konsentrasi yang lebih rendah.
Pergerakan ini dikendalikan oleh proses biokimia pada organ-organ lainnya. Sebagai contoh,
perkembangan buah dan biji memerlukan energi tinggi. Proses perkembangan ini akan menarik
banyak gula dan substansi-substansi yang diperlukan dari daun dan organ lainnya. Kompetisi antar
organ untuk mendapatkan pasokan energi dapat terjadi. Dalam pertanian, pemangkasan atau
pengurangan banyaknya buah kerap dilakukan untuk menekan kompetisi dan menghasilkan produk
dengan ukuran yang dikehendaki pasar.
3.3 Pengangkutan Hasil Fotosintesis dan Pengeluaran Zat oleh Tumbuhan

Proses pengangkutan bahan makanan dalam tumbuhan dikenal dengan translokasi. Translokasi
merupakan pemindahan hasil fotosintesis dari daun atau organ tempat penyimpanannya ke bagian
lain tumbuhan yang memerlukannya. Jaringan pembuluh yang bertugas mengedarkan hasil
fotosintesis ke seluruh bagian tumbuhan adalah floem (pembuluh tapis).

Jaringan floem mengangkut gula sukrosa dan juga asam amino dari organ-organ tumbuhan yang
berwarna hijau, terutama daun, ke bagian-bagian lain dalam tumbuhan. Berbeda dari xylem, floem
memiliki sel-sel yang bernama sel tapis (sieve tube sel), dan transportasi gula sukrosa dan asam
amino dapat dilakukan melalui difusi dan juga transport aktif dari sel ke sel dalam floem. Oleh karena
itu, makanan-makanan ini dapat menjangkau organ-organ tanaman dalam waktu yang sangat singkat
agar mereka bisa melakukan respirasi dan berkembang.

Salah satu jaringan pengangkut pada tumbuhan adalah pembuluh tapis (floem). Pada prinsipnya
floem merupakan jaringan parenkim. Floem tersusun atas beberapa tipe sel yang berbeda yaitu
pembuluh tapis, sel pengiring, parenkim, serabut, dan sklerenkim. Floem merupakan bagian dari
kulit kayu. Unsur penyusun pembuluh floem terdiri atas dua bentuk, yaitu: sel tapis (sieve plate)
berupa sel tunggal dan bentuknya memanjang dan buluh tapis (sieve tubes) yang serupa dengan
pipa. Dengan bentuk seperti ini, pembuluh tapis dapat menyalurkan gula, asam amino serta hasil
fotosintesis lainnya dari daun ke seluruh bagian tumbuhan. Pada tumbuhan tertentu terdapat
serabut floem atau serat yang mengandung lignin. Serabut-serabut ini dapat digunakan sebagai tali
dan tekstil, misalnya rami (Boehmeria nivea), linen (Linum usitatissimum), dan jute (Corchorus
capsularis). Dalam floem terjadi translokasi fotosintat. Translokasi adalah perpindahan bahan terlarut
yang dapat terjadi di seluruh bagian tumbuhan.

Zat terlarut yang paling banyak dalam getah floem adalah gula, terutama sukrosa. Selain itu, di dalam
getah floem juga mengandung mineral, asam amino,dan hormon, berbeda dengan pengangkutan
pada pembuluh xilem yang berjalan satu arah dari akar ke daun, pengangkutan pada pembuluh
floem dapat berlangsung kesegala arah, yaitu dari sumber gula (tempat penyimpanan hasil
fotosintesis) ke organ lain tumbuhan yang memerlukannya. Satu pembuluh tapis dalam sebuah
berkas pembuluh bisa membawa cairan floem dalam satu arah sementara cairan di dalam pipa lain
dalam berkas yang sama dapat mengalir dengan arah yang berlainan. Untuk masing masing
pembuluh tapis, arah transport hanya bergantung pada lokasi sumber gula dan tempat penyimpanan
makanan yang dihubungkan oleh pipa tersebut.
Untuk membuktikan adanya pengangkutan hasil fotosintesis melewati phloem dapat dilihat dari
pada proses pencangkokan. Batang yang telah kehilangan kulit (phloem) mengalami hambatan
pengangkutan akibat terjadinya timbunan makanan yang dapat memacu munculnya akar apabila
bagian batang yang terkelupas kulitnya tertutup tanah yang selalu basah.

Tumbuhan tidak hanya mengambil atau menyerap zat kembali ke lingkungannya yang disebut
pengeluaran atau eliminasi. Zat yang dikeluarkan oleh tumbuhan dapat melalui 3 kelompok, yaitu
sebagai berikut:

1. Zat yang dikeluarkan sama dengan ketika diserap, misalnya air yang dikeluarkan pada
peristiwa penguapan dan penetesan air (Gutasi) melalui sel gutatoda

2. Zat yang dikeluarkan sebagai hasil fotosintesis, misalnya madu yang dikeluarkan oleh
kelenjar madu.

3. Zat yang dikeluarkan sebagai hasil proses pembongkaran, misalnya oksigen dan air dari proses
fotosintesis.

3.4 Cara Pengeluaran Zat oleh Tumbuhan

1. Transpirasi adalah proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari jaringan hidup tanaman
yang terletak di atas permukaan tanah melewati stomata, lubang kutikula, dan lentisel.

Mekanisme Transpirasi

Air diserap ke dalam akar secara osmosis melalui rambut akar, sebagian besar bergerak menurut
gradien potensial air melalui xilem. Air dalam pembuluh xilem mengalami tekanan besar karena
molekul air polar menyatu dalam kolom berlanjut akibat dari penguapan yang berlangsung di bagian
atas. Sebagian besar ion bergerak melalui simplas dari epidermis akar ke xilem, dan kemudian ke atas
melalui arus transportasi.

Terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi transpirasi


Faktor dalam

Besar kecilnya daun

Tebal tipisnya daun

Berlapiskan lilin atau tidaknya permukaan daun

Banyak sedikitnya bulu di permukaan daun

Banyak sedikitnya stomata

Bentuk dan lokasi stomata

Faktor luar

Sinar matahari

Temperatur

Kelembapan udara

Angin

Keadaan air di dalam tanah


2. Gutasi adalah pengeluaran air dalam bentuk tetes-tetes melalui celah-celah tepi atau ujung-
ujung tulang tepi daun yang di sebut hidatoda atau gutatoda atau emisarium. Terjadi pada suhu
rendah dan kelembapan tinggi sekitar pukul 04.00 sampai 06.00 pagi hari. Di alami pada tumbuhan
famili Poaceae (padi,jagung,rumput,dll).

Mekanisme pada gutasi yaitu sebagai berikut: Pengeluaran air melalui proses gutasi terjadi akibat
adanya tekanan positif akar. Meskipun ketika laju transpirasi rendah, akar terus menyerap air dan
mineral sehingga air yang masuk ke jaringan lebih banyak daripada yang dilepaskan keluar. Kondisi
yang tidak mendukung terjadinya tekanan akar seperti suhu dingin dan tanah yang kering
menghambat terjadinya gutasi. Kekurangan mineral juga diketahui memengaruhi proses gutasi Bila
transpirasi terjadi pada stomata, maka gutasi terjadi pada struktur khusus bernama
hidatoda.Hidatoda seringkali disebut sebagai stomata air.Hidatoda terletak di ujung dan sepanjang
tepi daun. Oleh karena itulah, titik-titik air akan terlihat di ujung dan tepi daun.

Gutasi biasanya terjadi pada malam hari, namun terjadi juga pada pagi hari. Laju gutasi paling tinggi
ditemukan pada tumbuhan Colocasia nymphefolia. Gutasi paling banyak terjadi pada tumbuhan air,
herba, dan rumput-rumputan.

Gutasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kelangsungan hidup tumbuhan. Namun
kadangkala, gutasi diketahui dapat menyebabkan luka pada daun. Hal ini diakibatkan oleh
penumpukan garam yang terjadi bila titik-titik air di tepi daun telah menguap. Kondisi tersebut
membuat patogen seperti bakteri dan fungi dapat menyerang jaringan daun.

3. Perdarahan adalah pengeluaran air cairan dari tubuh tumbuhan berupa getah yang
disebabkan karena luka atau hal-hal lain yang tidak wajar. Misalnya pada penyerapan pohon karet
dan pohon aren.

Anda mungkin juga menyukai