Gambar 1.1 Suasana peresmian Kampung Organik Brenjonk
Brenjonk adalah sebutan kampung organik di Desa Penanggungan, Kecamatan Trawas,
Kabupaten Mojokerto. Di desa inilah banyak sumber air yang masih terjaga, bahkan muncul di sela-sela pematang sawah terasering. Sesuai namanya, branding kampung organik mengacu pada kultur bertaman sayur yang dikembangkan warga setempat. Brenjonk menerapkan konsep urban farming, sehingga tak memerlukan lahan luas untuk bertaman sayur. Selain itu Brenjonk memiliki program untuk melakukan penguatan basis ekonomi di pedesaan, menerapkan sistem pertanian organik berbasis komunitas, serta melakukan promosi dan pemasaran produk organik. Produk organik yang sudah dihasilkan di Brenjonk antara lain beras organic, berbagai jenis sayuran, buah-buahan lokal, palawija (jagung, ketela, ubi, kacang-kacangan, dan lain-lain), empon-empon (aneka bumbu lokal), dan tanaman obat (herbal). Langkah ini sekaligus menyadarkan masyarakat terhadap budaya pola konsumsi yang sehat dan aman. Apalagi, cara menanam yang diajarkan Brenjonk adalah pertanian organik yang selaras dengan keseimbangan alam. Warga diajak memanfaatkan limbah kotoran sebagai pupuk, sehingga hasil tanaman dijamin alami tanpa campuran zat berbahaya. Saat ini kampung organik Brenjonk semakin dikembangkan menjadi destinasi eduwisata. Pengunjung dapat mengikuti pelatihan menanam organik dari pengelola Brenjonk mulai dari pembuatan pupuk kompos, pembibitan, penanaman, perawatan hingga masa panen. Brenjonk memperlihatkan suasana kampung yang asri sehingga pengunjung dapat menghirup udara segar. Pengunjung dapat menyusuri rumah-rumah warga yang dikelilingi hijaunya taman sayur dan buah-buahan. Pengunjung juga dapat menikmati pemandangan yang indah. Brenjonk menyediakan sebuah cafe sehingga pengunjung dapat menikmati menu makanan dan minuman yang organik. Selain itu, pengunjung dapat belajar berbagai contoh budidaya organik di lahan terbuka maupun RSO (Rumah Sayur Organik). Banyak akademisi melakukan penelitian atau studi lapang di sana. Kampung Organik Brenjonk sengaja tidak menyediakan fasilitas penginapan berupa hotel, bungalow, asrama dan lain-lain, melainkan dilakukan dengan cara tinggal di rumah-rumah warga desa apabila ingin menginap disana. Pengunjung yang berwisata di Brenjonk kurang lebih 3000 per tahunnya. Kekurangan dari Brenjonk kampong organic yaitu apabila terdapat kunjungan yang tinggi tidak dapa tercover dengan baik, hal ini dikarenakan keterbatasan akses infrastruktur jalan, kendaraan besar seperti bus tidak bisa masuk sini karena lebar jalan tidak memadai. Bahkan sarana pertemuan pun menggunakan pendopo Balai Dusun yang hanya berkapasitas 100 orang. Pemandangan yang indah dan udara yang sejuk tentu sangat menantang untuk dimanfaatan jalan- jalan. Menelusuri pematang sawah, tepi sungai, dan singgah membasuh muka di sumber air alami.