Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
kemurahan-Nya makalah ini dapat kami selesaikan dengan baik dan tepat waktu. Penyusunan
makalah yang berjudul Nasib Kuli Siapa Peduli? ini selain bertujuan untuk memenuhi
tugas mata kuliah agama ANSOS di Universitas Diponegoro juga bertujuan agar para
pembaca menjadi lebih peka terhadap berbagai macam pekerjaan yang sering kali dianggap
remeh. Pekerjaan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah kuli bangunan. Dalam
makalah ini secara lebih dalam pembaca diajak lebih dalam untuk menghargai kehadiran kuli
bangunan, baik perannya bagi kehidupan kita maupun secara pribadi mengetahui kehidupan
beberapa kuli bangunan yang telah kami wawancarai.

Akhirnya kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan
makalah ini, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata kami berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Semarang, November 2013


Penulis

1
MOTTO

Sari : Happy is not a purpose, its a way.


Kosmas : Where ever you go, go with all your heart.
Dustin : Semua ada waktunya, percayalah!
Thesa : Syukuri, jalani, tekuni.
Henry : I know, I will, I do.
Tioro : Semakin keras bekerja semakin sulit menyerah.

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar 1
Motto 2
Daftar Isi 3
Bab I Pendahuluan 4
Bab II Isi 5
Bab III Penutup 14
Daftar Pustaka 16
Lampiran .... 17

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehidupan seorang kuli bangunan terkadang mengalami dehumanisasi, sebagai contoh


seorang kuli harus bekerja terus-menerus tanpa diberi upah yang layak oleh majikan atau
mandornya, ada juga yang mengalami tekanan karena dibentak-bentak oleh sang mandor.

1.2 Alasan Pemilihan Judul

Judul Nasib Kuli Siapa Peduli(?) mengandung arti bahwa keberadaan kuli bangunan
pada masa sekarang ini kurang perhatian dari masyarakat, gaji yang diberikan kepada kuli
bangunan terkadang tidak sepadan dengan tenaga yang telah ia kerahkan.Demi senyum
anggota keluarganya mereka para kuli bangunan bekerja keras agar kebutuhan keluarganya
tercukupi.

1.3 Harapan

Melalui makalah ini diharapkan agar kita selalu peduli terhadap nasib sesama kita yang
hidupnya kurang beruntung seperti kita. Tidak memperlakukan mereka secara semena-
semena dan tidak menindas keberadaan orang-orang kecil.

1.4 Rumusan Masalah

1.4.1 Bagaimana perlakuan yang dialami oleh kuli bangunan pada masa sekarang?

1.4.2 Kapan seorang kuli bangunan mulai bekerja?

1.4.3 Bagaimana kuli bangunan mendapatkan pekerjaan?

1.4.4 Bagaimana sikap kita terhadap keberadaan kuli bangunan yang masih terjebak
dalam kemiskinan dan penderitaan?

1.4.5 Mengapa kita harus memperhatikan keberadaan orang-orang yang mengalami


dehumanisasi?

4
BAB II
ISI

2.1 Potret
2.1.1 Nama : Yono

Usia : 35 tahun

Asal : Semarang

Status : Menikah

Anak :2

Tanto : SMEA (sudah bekerja)


Rani : 2 SMP

Pekerjaan : Kuli bagunan dan Tukang Parkir

Lama Bekerja : 15 tahun (kuli bangunan)

Pendapatan : 2 4 juta/bulan

2.1.2 Nama : Ahmad

Usia : 31 tahun

Asal : Tegal

Status : Menikah

Iqbal : 3SD
Sari : 3,5 tahun

Pekerjaan : Kuli bangunan (serabutan)

Lama Bekerja : 2 tahun

Pendapatan : 1.8 2 juta/bulan

2.1.3 Nama : Soekarno

Usia : 71 tahun

5
Pekerjaan : Kuli bangunan

2.1.4 Nama : Agung


Usia : Sekitar 50 tahun
Asal : Mangkang, Semarang
Status : Menikah
Anak :4
Anak 1: Tinggal di Solo, bersama kakek dan nenek, sudah bekerja
Anak 2: Kelas 2 SMA
Anak 3: Kelas 2 SMP
Pekerjaan : Kuli bagunan, spesialisasi bagian listrik
Pendapatan : Rp80.000,00/hari
2.1.5 Nama : Agus
Usia : 25 tahun
Asal : Gubuk, Purwodadi
Status : Belum menikah
Pekerjaan : Kuli bagunan dan penjaga billiard di desa
Pendapatan : Rp80.000,00/hari
2.1.6 Nama : Joko
Usia : 50 tahun
Asal : Gubug, Purwodadi
Status : Menikah
Anak :1
Pekerjaan : Kuli bagunan, spesialisasi tukang batu
Pendapatan : Rp80.000,00/hari

2.2 Klasifikasi Data


2.2.1 Data Primer
2.2.1.1 Selama 15 tahun bekerja, Pak Yono tidak pernah mendapat perlakuan yang
tidak baik ketika sedang bekerja. Selain Pak Yono, istri Pak Yono juga ikut
membantu mencukupi kebutuhan keluarga dengan bekerja sebagai pembantu
rumah tangga. Kendati penghasilan yang didapat kecil, tetapi kehidupan Keluarga
Pak Yono masih dirasa tercukupi. Hal ini dapat dilihat dari kedua anaknya yang
masih bisa bersekolah, bahkan sudah bekerja.

6
2.2.1.2 Selama bekerja, Pak Ahmad tidak pernah mendapat perlakuan yang tidak
baik. Pak Ahmad juga menganggap rekan kerjanya sebagai saudara sendiri.

2.2.1.3 Pekerjaan sebagai kuli bangunan, sudah lama ditekuni Pak Soekarno
bahkan sampai ke daerah Kupang, Palembang dan Jakarta. Pekerjaan yang dimulai
dari jam 8 pagi sampai 4 sore ini, suka tidak suka harus ia lakoni demi menghidupi
keluarganya. Kendati hidupnya pas pasan, Pak Soekarno sudah merasa puas
dengan pekerjaannya sebagai kuli bangunan ini.

2.2.1.4 Pak Agung baru saja menjadi kuli bangunan, sejak Oktober akhir. Awalnya
Bapak Agung bekerja sebagai pegawai di Hotel Puri Garden, Puri Anjasmoro
Semarang, tapi pada bulan Juli lalu hotel tersebut memberlakukan PHK bagi semua
pegawai lama. Alasannya akan ada regenerasi hotel, sehingga semua perangkat hotel
termasuk pegawai akan diganti dengan yang baru, padahal beliau sudah bekerja di
hotel tersebut sejak tahun 1994. Gaji yang beliau dapatkan selama bekerja di Hotel
Puri Garden adalah sebesar RP3.000.000,00/bulan. Kehidupan sehari-hari Bapak
Agung pun menjadi tidak menentu. Sejak PHK itu Bapak Agung tidak memiliki
pekerjaan tetap apalagi istri beliau hanyalah seorang ibu rumah tangga. Hingga pada
bulan Oktober lalu salah satu temannya menawarkan pekerjaan sebagai kuli bangunan
untuk membangun gedung baru FPIK UNDIP. Sebelum bekerja sebagai pegawai hotel
Bapak Agung pernah bekerja sebagai PNS, tapi beliau mengundurkan diri karena
beliau tidak mau ditugaskan di luar pulau yaitu Riau. Alasan beliau adalah beliau
tidak mau jauh dari keluarga, ya, bagi beliau keluarga adalah nomor satu. Sering
terbersit rasa menyesal pada benak beliau mengapa dulu beliau mengundurkan diri
dari pekerjaannya sebaggaii PNS, pekerjaan yang orang lain inginkan, namun
keputusan beliau untuk tidak meninggalkan keluarganya hingga saat ini tidak pernah
beliau sesali.
2.2.1.5 Mas Agus, begitulah saya menyapanya, bekerja sebagai kuli bangunan sejak
tahun 2004. Pendidikkan terakhir mas Agus adalah TKB. Saat ini mas Agus sedang
bekerja untuk menggarap proyek jalan di belakang kampus FPIK UNDIP, ia bekerja
di sana sejak hari Senin lalu. Sistem bekerjanya adalah harian. Mas Agus
mendapatkan upah sebesar RP80.000,00/hari yang dibayarkan setiap akhir minggu.
Mas agus bekerja sejak jam 8 pagi hingga jam 10 malam, jika tidak hujan. Mas Agus
mendapatkan pekerjaannya sebagai kuli bangunan dari tetangganya di desa yang
adalah seorang mandor kuli, jadi kebanyakan pekerjaanya ia dapatkan dari mandor

7
tersebut. Mas Agus juga memiliki pengalaman bekerja sebagai kuli bangunan di luar
kota bahkan luar pulau, yaitu Sulawesi dan Kalimantan. Mas Agus adalah anak ketiga
dari 5 bersaudara. Keempat saudaranya juga telah bekerja, ada yang bekerja sebagai
kuli bangunan dan ada yang bekerja di Pasar Johar, Semarang.
2.2.1.6 Saat ini Bapak Joko bekerja sebagai kuli bangunan untuk menggarap proyek
jalan di belakang kampus FPIK UNDIP. Beliau sudah bekerja di sana selama satu
bulan terakhir. Sebelumnya bapak Joko pernah bekerja di Jakarta, juga sebagai
tukang batu. Sistem bekerja beliau adalah harian. Beliau mendapatkan upah sebesar
Rp80.000,00/hari yang dibayarkan setiap akhir minggu. Istri beliau bekerja sebagai
ibu rumah tangga.

2.2.2 Data Sekunder


2.2.2.1 Aspek Ekonomi
Dibandingkan dengan Negara Malaysia dan Filipina, kesejahteraan pekerja
konstruksi atau kuli bangunan di Indonesia masih relatif rendah. Upah
yang hanya sekitar 70 ribu/hari, menyebabkan kinerja dan profesinalisme
kurang diaplikasikan secara maksimal. Iniah yang menyebabkan daya saing
pekerja konstruksi atau kuli bagunan Indonesia masih kalah dengan negara
tetangga.

2.2.2.2 Aspek Politik


Di Indonesia, kesejahteraan setiap warga negaranya masih terbilang
tebang pilih. Mereka yang bekerja sebagai pekerja negara, yaitu: PNS,
TNI, Polri, pejabat negara dan keluarganya, mendapat perhatian lebih untuk
tingkat kesejahteraan dari negara. Sedangkan yang lain, harus berjuang dulu
untuk mendapatkan kesejahteraan tersebut. Akibatkanya kondisi masyarakat
menjadi terbelah: sebagian kaya raya, sebagian ditanggung negara, sebagian
kerja keras, dan sebagian besar hidup miskin atau terlantar. Masalah ini
diperparah dengan sikap para pejabat negara yang membiarkan masalah ini,
sebagai bagian dari manajemen bangsa, yang berujung terbentuknya
dikotomi golongan masyarakat menegah ke atas dan golongan masyarakat
miskin.

2.2.2.3 Aspek Sosial Budaya

8
Regulasi yang mengatur kedudukan sektor informal dalam struktur
ketenagakerjaan di Indonesia yang minim, mengakibatkan 68,2 juta tenaga
kerja informal atau 62,17 persen dari seluruh tenaga kerja di Indonesia tidak
memiliki status hukum yang kuat sehingga posisi dan kedudukannya sulit
berkembang karena tak mendapatkan dukungan dalam kebijakan anggaran
negara.

2.3 Analisis Data dan Akar Masalah


2.3.1 Analisis Data
Sesuai dengan penugasan Expossure yang mengambil tema Dehumanisasi di
Era Globalisasi yaitu penyimpangan terhadap martabat manusia di masa kini
atau di era globalisasi. Tentu jarang orang awam yang mendengar apa itu
Dehumanisasi? Apakah itu Globalisasi? Banyak orang yang tidak menyadari
terjadinya dehumanisasi di masa kini, saat ini hampir tidak ada batas kebebasan
manusia dalam perilakunya walaupun peraturan itu sudah ada. Dalam tugas ini
kelompok kami mempunyai beberapa data yang dapat kami analisis dari contoh
nyata tema Expossure tersebut, diantaranya adalah :

a. Wawancara lisan : Kelompok kami mewancarai beberapa kuli bangunan yang di


pekerjakan untuk membangun gedung baru Fakultas Perikanan dan Kelautan
secara langsung. Dimana beberapa pekerja itu bekerja secara harian dan ada juga
yang secara borongan yaitu pembayaran gaji disesuaikan dengan target pekerjaan
yang harus diselesaikan.
b. Narasumber : Narasumber merupakan pekerja kuli bangunan yang di tempatkan
di beberapa bagian seperti bagian konstruksi, bagian kelistrikan dan bagian kuli
panggul..
c. Waktu dan tempat : Analisis di lakukan pada saat jam istirahat pekerja kuli yaitu
antara pukul 12.00 sampai dengan pukul 13.00 di Fakultas Perikanan dan
Kelautan Universitas Diponegoro.
d. Alat peraga : Kelompok mewancarai narasumber secara langsung dan pencacatan
hasil wawancara menggunakan alat tulis serta kamera untuk dokumentasi secara
tanpa di ketahui oleh narasumber.

Dari kenyaatan yang di dapat secara langsung di lapang bahwa pekerja kuli
bangunan tersebut mebutuhkan pekerjaan itu karena kebanyakan dari mereka

9
adalah pekerja tetap sebagai kuli ataupun sedang menganggur. Untuk memenuhi
kebutuhan ekonomi para pekerja harus bekerja dari pagi sampai sore hari agar
mendapatkan hasil yang maksimal.

2.3.2 Akar Masalah

Sesuai dengan keadaan pada saat wawancara di lakukan maka kami dapat
menemukan bahwa akar masalah adalah banyak pekerja yang mempunyai tingkat
pendidikan rendah ataupun tidak menyelesaikan pendidikan karena keterbatasan
biaya, keluar dari pekerjaan sebelumnya yang tidak cocok dengan mereka
walaupun ada pekerjaan yang sebelumnya lebih baik, pengangguran karena
keterbatasan pekerjaan di daerah asal mereka, mengisi waktu selama tidak ada
pekerjaan karena ada yang bekerja separuh waktu, keterbatasan keterampilan
yang di punya seperti soft skill dan hard skill dari masing masing individu dan
tidak ingin bekerja merantau jauh dari keluarga walaupun ada pekerjaan lebih
baik yang memanggil tetapi mengharuskan untuk merantau.

2.4 Refleksi Teologis dan Refleksi Kelompok

2.4.1 Refleksi Teologis

Pada Mazmur 72:4 Kiranya Ia memberikan keadilan kepada orang-orang yang


rendah
Kenyataan dalam kehidupan manusia menurut sejarah, bukan suatu hal yang aneh
apabila yang kuat menghisap yang lemah, namun demikian Allah sebagai Raja
atas orang-orang miskin, tertindas, membela mereka dan menegakan keadilan di
tengah-tengah mereka.
Keberpihak an Allah bagi orang-orang yang menderita sangatlah nyata dan
kongkrit, tidak pernah menyia-nyiakan permintaan tolong Umat-Nya. Hal ini
tidak berarti Allah terus menghendaki orang Percaya pada kondisi kemiskina,
namun Tuhan mau anak-anakNya bangkit dari keterpurukannya dan menjadi
orang yang di berkati berkelimpahan, sesuai dengan Firman-Nya.
2.4.2 Refleksi Kelompok
Seorang tukang kuli bangunan yaitu bapak Joko.Dia berumur 30 tahun
bekerja sebagai tukang bangunan sudah 15 tahun yang lalu, berarti sejak dia

10
berumur 15 tahun sudah bergelut dibidang perkulian yahh. Sungguh miris
mendengar cerita ini, diumur yang dibilang masih cukup belia ia harus bekerja
keras untuk mencari nafkah.Beliau tinggal didaerah Jawa Barat, anak ketiga dari
lima bersaudara. Istri baru satu anak tiga, anak pertama SMP kelas 3, yang kedua
SD kelas 4, yang terakhir usianya baru 2 tahun.
Satu hari ia bekerja dibayar Rp. 70.000,00 tanpa makan, tapi klo dapet makan Rp.
60.000,00, lain tukang lain kenek satu hari Rp. 50.000,00 tanpa makan dan RP.
40.000,00 plus makan Dan biasanya dia sering dibayar Rp. 70.000,00 /hari,
Masih kurangkah ? tentu saja namanya orang gaji besar pun masih
mengeluh kurang, Tanya kenapa ? karena semakin besar pendapatan biaya hidup
pun semakin meningkat.
pak joko tidak kerja jadi kuli bangunan setiap hari karena belum tentu satu bulan
penuh ada pembangunan, kadang hanya seminggu, seminggu cuma dapat upah
Rp. 350.000,00 Makanya setiap ada kerjaan dia selalu gali lobang tutup lobang,
agar bias membayar utang. Mendapat pekerjaan yang banyak pada saat mau hari
raya misalnya lebaran, tahun baru dan musim liburan.
Bisa dikatakan tukang kuli bangunan tidak memiliki pekerjaan yang menetap
sehingga kadang mereka harus menganggur.
a. Apakah yang paling mengesan bagi Anda dari eksposure ini?

Kuli bangunan biasa disebut juga buruh bangunan. Pembangunan gedung


kantor, rumah pribadi, sampai jalan dan jembatan, tak lepas dari peran mereka.
Tenaga dan kerja mereka masih sangat dibutuhkan
Pekerja bangunan biasa disebut juga buruh bangunan. Pembangunan gedung
kantor, rumah pribadi, sampai jalan dan jembatan, tak lepas dari peran mereka.
Tenaga dan kerja mereka masih sangat dibutuhkan.
b. Masalah-masalah mana yang paling besar menurut pengamatan Anda selama
eksposure?
Pekerjaan kuli bangunan yang berat dan menguras energi sepanjang hari
1. Seorang Kuli Harus Sanggup Membawa / Memakai Alat-Alat Kerja dan
Safety Sepanjang Hari, Seperti : Helmet, Safety Boot, Meteran di Saku, Alat-
Alat Lainnya.
Seorang Kuli Juga Harus Dapat Membawa / Memanggul Material Proyek Jika
Alat Bantu Tidak Tersedia, Seperti : Batangan Besi, Balok Kayu, Karung

11
Semen, Plat, Bata, dll.
2. Terkadang Tidak Mengenal Waktu
Seorang Kuli Berkerja Tanpa Adanya Shift dan Hari Libur Dikarenakan
Mereka Biasanya Adalah Tenaga Kerja Harian, Makin Banyak Berkerja =
Makin Banyak Upah.
Terkadang Jika Diperbolehkan / Situasi Mendesak, Mereka Berkerja Dari Jam
08 Pagi Hingga Jam 08 Pagi Lagi. Dengan Begitu Mereka Mendapat
Perhitungan = 3 Hari.
Bagi Mereka Yang Sungguh-Sungguh Berkerja untuk Menafkahi Keluarganya,
Mereka Terkadang Tidak Pulang Selama Berbulan-Bulan, Karena Dalam
Profesi Mereka Jika Proyek Yang Dikerjakan Belum Selesai dan Mereka
Pulang Maka Posisi Mereka Akan Digantikan Orang Lain. Dan Susah untuk
Kembali Berkerja Dalam Proyek Tersebut
c. Apakah masyarakat/rakyat pada umumnya sadar akan masalah-masalah
tersebut? Mengapa?
Upah Kuli Bangunan Masih Tergolong Kecil. (Jika Dibandingkan Dengan
Pekerjaan Mereka yang Begitu Berat dan Menantang)
Biasanya Upah Mereka Hanya Rp. 50,000 s/d Rp 100,000 per Harinya.
Perlu Dicatat Sebelumnya! Upah Standart di Atas Adalah untuk Perharinya,
Seorang Kuli Jika Tidak Lembur Bisa Mendapatkan Upah Sebesar Rp 1.5 Juta
s/d Rp 3 Juta Perbulannya.
Jika Mereka Lembur Bisa Mencapai 2 s/d 3 Kali Lipat Dari Upah Biasanya.
Jadi menurut kami masyarakat belum sepenuhnya menyadari akan masalah ini
karena umumnya para kuli bangunan masih di anggap rendah dan digaji
dengan upah yang tidak lazim.

d. Bagaimana sikap mereka menghadapinya?


Sikap mereka tidak pernah mengenal lelah walaupun mereka melakukan
pekerjaan yang berat mereka selalu melakukan pekerjaan tersebut dengan
sungguh-sungguh.walaupun mereka hanya di gaji dengan upah yang rendah
tetapi tidak pernah mengeluh akan hal itu.

e. Apakah mereka mempunyai organisasi, dan oganisasi maacam apa? Apakah


organisasi itu cukup membantu?

12
Tidak mempunyai organisasi sehingga mereka tidak menentu dalam bekerja
hanya apabila ada tawaran untuk mereka.
f. Bagaimana secara konkrit pihak pemerintah dan golongan agama (termasuk
Gereja) membantu mereka untuk menghadapi masalah tersebut?
Pihak pemerintah seharusnya melihat dengan peka terhadap nasib para kuli
bangunan sehingga para kuli bangunan mendapat pekerjaan yang menetap
sehingga tidak hanya pada saat tertentu mereka bekerja.
Gereja juga harus peduli dengan nasib para kuli bangunan setidaknya dengan
adanya suatu kepedulian umat kepada mereka yang kurang mendapatkan
perhatian dari pemerintah.
g. Bagimana pihak pemerintah dan golongan agama dapat melaksanakan
tugasnya secara lebih efektif?
Pemerintah seharusnya memperhatikan profesi kuli bangunan karena mereka
sangat berperan penting juga misalnya dalam membangun gedung
pemerintahan ,tanpa mereka yang mengerjakan pekerjaan tersebut tidak akan
mungkin berdiri sebuah bangunan pemerintahan yang megah. Selain itu,
pemerintah harus mermperhatikan upah mereka karena masih di bawah
standar.
h. Setelah melihat masalah-masalah yang dihadapi rakyat banyak itu, apa respon
pribadi/kelompok Anda?
Menurut kelompok kami profesi pekerja sebagai kuli bangunan tidak boleh
dipandang sebelah mata karena mereka melakukan pekerjaan yang sangat
berarti untuk semua orang, misalnya untuk membangun dan merenovasi rumah
kita,membangun gedung sekolah ,membangun rumah sakit,dll.tanpa mereka
yang mengerjakan sebuah bangunan tidak akan dapat berdiri yang sangat
dibutuhkan banyak orang.
Jadi profesi/pekerjaan mereka harus kita hargai karena belum tentu kita dapat
melakukan pekerjaan seperti yang mereka kerjakan

BAB III

13
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pada jaman yang semakin modern ini semakin banyak orang yang mengaku peduli
dengan kehidupan sesamanya, salah satunya adalah kuli bangunan, seperti yang telah
kami bahas pada makalah ini. Berbagai unjuk rasa dilakukan dengan mengatasnamakan
buruh, namun kenyataanya pada kehidupan sehari-hari masih sering kami jumpai
perlakuan tidak mengenakkan terhadap kuli bangunan, walaupun perlakuan buruk itu
sudah semakin berkurang seiring dengan diteguhkannya berbagai UU mengenai HAM
dewasa ini.
Jam kerja seorang kuli bangunan rata-rata dimulai pada pukul 8.00 pagi dan berakhir
sekitar jam 17.00, namun tidak sedikit juga kuli bangunan yang dibayar untuk bekerja
lembur hingga pukul 22.00. Kebanyakan orang yang berprofesi sebagai kui bangunan
mendapatkan pekerjaannya dari seorang mandor yang biasanya adalah tetangganya di
desa, namun tak sedikit juga kuli bangunan yang mendapatkan pekerjaan dari informasi
temannya.
Sikap kelompok kami terhadap keberadaan kuli bangunan yang masih terjebak dalam
kemiskinan dan penderitaan adalah kami tidak akan pernah memandang sebelah mata.
Profesi/pekerjaan mereka harus kita hargai karena belum tentu kita dapat melakukan
pekerjaan seperti yang mereka kerjakan. Hal ini juga menjadi salah satu cara kami untuk
menghindarkan para tukang kuli bangunan dari kasus dehumanisasi. Bagaimanapun juga
mereka telah berperan dalam kehidupan kami, cara yang sederhana yang dimulai dari diri
sendiri mungkin tidak akan memberi pengaruh besar, namun ini cara kami untuk
menghargai mereka.

3.2 Saran dan Solusi


Menurut kami cara yang paling mudah untuk mengharagai keberadaan orang dengan
profesi yang sering dianggap remeh adalah dimulai dari diri sendiri, dengan keasadaran
masing-masing. Tidak perlu kita melakukan berbagai unjuk rasa atau demo dengan
mengatasnamakan mereka namun bila pada kenyataanya sikap kita sangatlah buruk.
Perubahan dimulai dari diri kita sendiri. Dengan mengahargai keberadaan mereka orang lain
pasti akan melihat perilaku kita hingga pada akhirnya mengikuti cara kita. Perlahan tapi pasti,
tanpa kita sadari kita telah melakukan perubahan untuk lebih menghargai orang-orang di

14
sekitar kita, semua itu pada akhirnya bertujuan untuk melawan dehumanisasi di era
globalisasi.

15
DAFTAR PUSTAKA

Contoh Makalah Pendidikkan, http://contohmakalahpendidikan.blog.com/, (diakses 22


November 2013)

Dimaswarning. 2013. Masalah Korupsi di Indonesia dan Solusinya,


http://dimaswarning.wordpress.com/masalah-korupsi-di-indonesia-dan-solusinyas , (diakses
22 November 2013)

Sujarwo Eko Wibowo. 2010. Kumpulan Materi untuk Santriwan dan Santriwati,
http://babeheko.blogspot.com/2010/08/kritik-dan-saran.html, (diakses 22 November 2013)

Tugas Kuliah dan Sekolah, http://tugaskuliahdansekolah.blogspot.com/2012/08/contoh-


kesimpulan-dan-saran-makalah-bab.html, (diakses 23 November 2013)

Bintang Taufik. 2011. Contoh Kesimpulan dan Saran Makalah,


http://blogbintang.com/contoh-kesimpulan-dan-saran-makalah, (diakses 23 November 2013)

Rahimawati. 2013. Contoh Daftar Pustaka dan Cara


Penulisannya,http://contohsuratku.com/contoh-daftar-pustaka-yang-baik-dan-benar.html,
(diakses 23 November 2013)

16
LAMPIRAN

Bapak Yono Bapak Ahmad (baju putih)

Bapak Soekarno Bapak Agung

Mas Agus Bapak Joko

17

Anda mungkin juga menyukai