Anda di halaman 1dari 16

Pendidikan Pancasila

Kelas D

KETAHANAN NASIONAL DIBIDANG POLITIK

Oleh Kelompok 3:

Evelyn - 21247
Brenda Risa N. - 21242
Ayu R. Ruagadi - 21584
Mita Kristamia 21010
Maria Gracia Putri Epu - 21235

Semester Ganjil 2016/2017


Fakultas Ekonomi
Universitas Atma Jaya Yogyakarta
BAB I
A. PENDAHULUAN

Ancaman ketahanan nasional di bidang politik adalah kegiatan atau


gangguan yang dianggap membahayakan integritas kelangsungan hidup bangsa,
dari dalam atau luar negeri dalam bidang kebijaksanaan atau kekuasaan
pemerintah.
Di zaman sekarang, ketahanan Nasional Indonesia di bidang politik mulai
terancam terkait adanya oknum oknum manusia yang tidak bisa mematuhi
peraturan sebagaimana mestinya. Selain itu hubungan Indonesia dengan negara
luar juga menjadikan satu alasan ancaman ketahanan Nasional. Sehingga ancaman
yang datang pun tidak hanya dari dalam tetapi juga datang dari luar. Ancaman
Ketahanan nasional terus berkembang sesuai dengan zaman. Sebelum mengetahui
apa saja ancaman ketahanan nasional dalam bidang politik, kita juga harus
mengetahui apa saja ketahanan nasional politik itu?
BAB II

B. PEMBAHASAN

a. Kedudukan Ketahanan Politik di Indonesia


Dalam sejarah perjuangan bangsa, Ketahanan bangsa Indonesia telah teruji,
bangsa Indonesia mampu mngusir penjajahan Jepang, Belanda, menghadapi GAM
dsb. NKRI tetap berdiri karena memiliki daya tahan dalam mnghadapi ancaman
tantangan, hambatan dan gangguan (ATHG). Namun ancaman ketahanan nasional
di bidang politik saat ini tentu bukan lagi harus mengusir penjajah, karena
ancaman ketahanan nasional pun terus berkembang sesuai zaman, saat ini bangsa
Indonesia menghadapi permasalahan KKN, kemiskinan, konflik para petinggi
negara, pengangguran, konflik SARA, pelanggaran HAM, SDM yang rendah
dsb. Dan justru hal inilah yang sangat mengancam kedudukan ketahanan nasional
bangsa Indonesia. Adapun ketahan politik yang harus diperjuangkan terbagi dua,
yaitu ; 1. Ketahanan politik dalam negeri, 2. Ketahanan politik luar Negeri.

Ketahan Politik dalam Negeri :


1. Sistem pemerintahan berdasarkan hukum, tidak berdasarkan kekuasaan
yang bersifat absolut, dan kedaulatan di tangan rakyat.
2. Dalam kehidupan politik dimungkikan terjadinya perbedaan pendapat,
namun perbedaan tersebut bukan menyangkut nilai dasar, sehingga tidak
antagonis yang menjurus ke arah konflik.
3. Kepemimpinan nasional diharapkan mampu mengakomodasikan aspirasi
yang hidup dalam masyarakat dengan tetap memegang teguh nilai nilai
Pancasila.
4. Terjalin komunikasi timbal balik antara pemerintah dam masyarakat, antar
kelompok kepentingan dan golongan- golongan untuk mewujudkan tujuan
nasional.

Ketahanan Aspek Politik LuarNegeri.


1. Hubungan politik luar negeri ditujukan untuk meningkatkan kerjasama,
internasional di berbagai bidang atas dasar saling menguntungkan.
2. Politik luar negeri dikembangkan berdasarkan skala prioritas dalam rangka
meningkatkan persahabatan dan kerjasama antar negara berkembang dan
negara maju dengan kepentingan nasional. Kerjasama antara enegara
ASEAN dalam bidang sosial, ekonomi dan budaya, Iptek dan kerja sama
dengan negara non Blok.
3. Citra positif bangsa Indonesia perlu ditingkatkan melalui promosi,
diplomasi, lobi internasional, pertukaran pemuda, dan kegiatan olah raga.
4. Perjuangan bangsa Indonesia untuk meningkatkan kepentingan nasional,
seperti melindungi kepentingan Indonesia dari kegiatan deplomasi negatif
negara lain dan hak WNI di luar negeri perlu ditingkatkan.

b. Contoh Kasus Ancaman Ketahanan politik di Indonesia saat ini


Kasus Hambalang

KASUS HAMBALANG

Kasus Hambalang yang belakangan ini banyak diperbincangkan, adalah


kasus dugaan tindak pidana korupsi yang melibatkan banyak pihak
terlibat, diantaranya para elite Partai Demokrat, Anas Urbaningrum; Istri
dari Anas Urbaningrum qq komisaris PT Dutasari Citralaras; Menteri
Pemuda dan Olah Raga RI, Andi Malarangeng; Mahfud Suroso, Direktur
PT Dutasari Citralaras; dan lain sebagainya.

Diketahui, tender proyek ini dipegang oleh kontraktur dimana mereka


merupakan BUMN, yaitu PT Adhi Karya dan PT Wijaya Karya yang
diduga men-subtenderkan sebagian proyek kepada PT Dutasari Citralaras
senilai 300M.

KPK menyatakan, dalam penyelidikan Hambalang ada dua hal yang


menjadi konsentrasi pihaknya. Yakni, terkait dengan pengadaan
pembangunan dan terkait dengan kepengurusan sertifikat tanah
Hambalang.

Berikut ini penulis menyajikan rangkaian berita sesuai kronologinya, untuk


memahami kasus Hambalang ini.

Selasa, 1 Mei 2012.

Komisi Pemberantasa Korupsi (KPK) telah menyatakan bahwa


penyelidikan proyek pembangunan sarana olahraga di Hambalang,
Bogor mengalami peningkatan. Hal tersebut diutarakan oleh pimpinan
KPK sendiri, Abraham Samad pada Selasa, 1 Mei 2012 malam.

Menurutnya, peningkatan tersebut terlihat dari banyaknya informasi


mengenai kasus itu yang masuk ke KPK yang datang dari sejumlah
orang yang pernah dimintai keterangan oleh lembaga anti korupsi
tersebut mengenai proses sertifikasi tanah Hambalang

Selain itu, Abraham Samad juga membenarkan pernyataan koleganya,


Bambang Widjojanto, bahwa KPK yakin Ketua Umum Partai Demokrat,
Anas Urbaningrum terlibat dalam proyek Hambalang. Keyakinan ini
muncul lantaran adanya pengakuan dari Anggota Komisi II asal Fraksi
Partai Demokrat, Ignatius Mulyono.

Sementara itu, Juru Bicara KPK Johan Budi mengatakan, pihaknya


hingga kini masih mengumpulkan alat bukti atas indikasi tindak pidana
dalam proyek yang dikerjakan oleh PT Adhi Karya Tbk dan PT Wijaya
Karya Tbk tersebut. Menurut dia, karena alat buktinya belum cukup,
maka proyek yang dijalankan dua emiten BUMN sektor konstruksi
dengan kode perdagangan masing-masing ADHI dan WIKA itu masih
dalam tahap penyelidikan.

Johan mengatakan, ada dua persitiwa yang tengah diselidiki pihaknya.


Pertama, pada proses penerbitan sertifikat tanah Hambalang. Kedua,
pelaksanaan pengadaan proyek Hambalang yang dilakukan secara multi
years.

Kasus Hambalang ini pertama kali diungkapkan oleh terdakwa suap


proyek pembangunan wisma atlet, M Nazaruddin. Menurut mantan
Bendahara Umum Partai Demokrat itu, Anas turut terlibat dalam proyek
dengan melakukan serangkaian pertemuan yang dihadiri Kepala Badan
Pertanahan Nasional (BPN) Joyo Winoto terkait sertifikasi tanah
Hambalang. Bukan hanya itu, Nazaruddin juga menuding bahwa Menteri
Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng turut terlibat dalam proyek ini.

Kamis, 3 Mei 2012

Pekan depan, KPK mengagendakan gelar perkara (ekspose) penyelidikan


kasus pembangunan sarana olahraga di Hambalang, Bogor. dalam forum
itu, penyelidik atau penyidik KPK yang menangani kasus
mempresentasikan perkembangan penanganan perkara kepada pimpinan
KPK. Tujuan ekspose agar dapat diketahui perkembangan kasus yang
tengah diselidiki lembaga antikorupsi tersebut.

Selasa 22 Mei 2012


KPK menjadwalkan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng
untuk memberikan keterangan terkait penyelidikan dugaan korupsi
pembangunan sport center di Hambalang, Kabupaten Bogor, pada Kamis
(24/5)

Terkait proyek senilai Rp1,1 triliun ini, Andi pernah memberikan


keterangannya saat bersaksi untuk terdakwa M Nazaruddin dalam kasus
dugaan suap pembangunan wisma atlet. Menurutnya, proyek Hambalang
tak kunjung selesai sejak tahun 2003 lantaran terkendala masalah
sertifikat tanah seluas 5.000 hektar yang belum ada.

Namun, Andi membantah melibatkan Nazaruddin terkait pembuatan


sertifikat tanah tersebut. Terkait hal ini, terdakwa sendiri menuding ada
uang dari proyek Hambalang yang mengalir ke Andi Mallarangeng.

Direktur PT Dutasari Citralaras, Mahfud Suroso dilarang berpergian


keluar negerioleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Kamis, 24 Mei 2012

Menpora, Andi Mallarangeng memenuhi panggilan KPK dan dimintai


keterangan oleh penyidik KPK selama sekira 10 jam.

Usai diperiksa, Andi membantah tudingan mantan Komisi III DPR


Muhammad Nazaruddin, bahwa dirinya menerima uang sebesar Rp20
miliar terkait proyek yang menelan uang negara Rp1,5 triliun tersebut.

Sebelumnya, usai diperiksa KPK terkait proyek Hambalang, Nazaruddin


menuding Andi turut menerima jatah sebesar Rp20 miliar. Menurutnya,
uang tersebut diterima Andi melalui adiknya yang bernama Choel
Mallarangeng. Nazaruddin mengatakan, uang tersebut diberikan oleh
Adhi Karya selaku pelaksana pembangunan yang bekerjasama dengan
Wijaya Karya. Terkait proyek disubkontrakkan ke PT Dutasari Citralaras,
Nazaruddin mengaku tak tahu menahu. Ia hanya bisa menjelaskan bahwa
Mahfud Soeroso selaku pemilik PT Dutasari pernah menerima uang
Rp100 miliar yang Rp20 miliar di antaranya diperintahkan PT Adhi
Karya untuk diberikan ke Andi melalui Choel.

Sejumlah petinggi Partai Demokrat lainnya dituding Nazaruddin turut


menikmati uang tersebut. Seperti Anas Urbaningrum Rp2 miliar, Mirwan
Amir Rp1,5 miliar, Jafar Hafsah Rp1 miliar serta pimpinan Banggar,
Melchias Markus Mekeng Rp1,5 miliar, Tamsil Linrung Rp1 miliar dan
Olly Dondokambey Rp1 miliar. Angie sendiri memperoleh Rp1 miliar.

Jumat, 25 Mei 2012

KPK mendalami penyebaranuang pada Kongres Partai Demokrat.

Mantan Ketua DPC Partai Demokrat Minahasa Tenggara, Diana


Maringka dimintai keterangannya oleh KPK terkait penyelidikan dugaan
korupsi pembangunan sarana dan prasarana olahraga di Hambalang,
Jawa Barat. Usai diperiksa, Diana mengaku hanya ditanya seputar
pembagian uang dalam kongres Partai Demokrat tahun 2010 silam.

Terkait proyek Hambalang, Diana mengaku tak tahu apa-apa.

Dalam kongres itu, lanjut Diana, dirinya diberikan uang oleh tim sukses
Anas Urbaningrum sebesar AS$7000 dan Rp30 juta. Selain dirinya,
sejumlah DPC yang lain juga diberikan uang.

Sebelumnya, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad


Nazaruddin berkali-kali menyebut bahwa ada penggelontoran uang
dalam kongres Partai Demokrat yang dilaksanakan 2010. Menurut Nazar,
uang yang digelontor berjumlah Rp30 miliar dan AS$5 juta tersebut
berasal dari Permai Grup, perusahaan miliknya.

Senin, 28 Mei 2012

Tim dari KPK bertandang ke Hambalang sekira dua pekan silam.


Menurut Juru Bicara KPK Johan Budi, kedatangan tim lembaganya
tersebut untuk mencari tahu sejauh mana perkembangan pengadaan
proyek senilai Rp1,2 triliun itu. Menurut Johan, Kedatangan tim ingin
tahu progres pengadaan.

Tim KPK yang mendatangi proyek Hambalang belum bisa melakukan


mengaudit alasan kenapa bisa runtuh tanahnya. karena proyek
Hambalang masih dalam tahap penyelidikan di lembaganya. Hasil audit
alasan tanah di Hambalang bisa amblas dapat dijadikan lembaganya
sebagai salah satu bahan penyelidikan. Khususnya dalam pengadaan
proyeknya.

Selasa, 29 Mei 2012


Kementrian Pekerjaan Umum (PU) menyatakan bahwa PU tak dilibatkan
dalam proyek pembangunan kompleks olahraga terpadu Hambalang
sejak perencanaan, hanya ketika pembangunannya dimulai. Hal tersebut
diutarakan oleh Dirjen Cipta Karya, Budi Yuwono. Penegasan tersebut
disampaikan terkait dengan amblesnya tanah di proyek itu di tiga titik
pada 14-15 Desember 2011 lalu.

Selain itu, Budi menegaskan, apa pun yang terjadi dengan proyek itu,
kontraktor utama yakni PT Wijaya Karya Tbk dan PT Adhi Karya Tbk,
harus bertanggung jawab.

Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian PU, Waskito Pandu


menegaskan, sebenarnya tidak ada aturan yang mewajibkan proyek
strategis di Indonesia harus melibatkan PU sejak awal. Hanya saja,
kebiasaan selama ini untuk proyek APBN strategis, PU yang dianggap
punya banyak ahli teknis, sering dimintai rekomendasi dan untuk proyek
Hambalang, memang tidak dilibatkan, katanya.

Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga Yuli Mumpuni sebelumnya


mengatakan, tiga titik amblesnya tanah di proyek Hambalang adalah
fondasi bangunan lapangan badminton, bangunan gardu listrik, dan jalan
nomor 13.

Proyek Hambalang, ketika Menporanya Adhyaksa, nilainya sebesar


Rp125 miliar untuk sekolah olahraga dan saat Andi Mallarangeng
menjabat, proyek Hambalang berubah menjadi proyek olahraga terpadu
Hambalang, (sport center) dengan anggaran sebesar Rp1,2 triliun.

Rabu, 30 Mei 2012

Salah satu LSM yang fokus pada bidang anggaran, Forum Indonesia
untuk Tranparansi Anggaran (FITRA), menilai bahwa jika pembangunan
Hambalang diteruskan, negara ditaksir akan merugi hingga Rp753 miliar.
Potensi rugi hingga Rp753 miliar ini, kata Uchok (Koordinator Advokasi
dan Investigasi Sekretariat Nasional FITRA), merupakan uang negara
yang sudah dikeluarkan sejauh ini untuk membangun Hambalang.
Menurutnya, miliaran rupiah uang tersebut dapat terbuang percuma
apabila tanahnya ambles sehingga bangunan yang sudah dibuat tak bisa
digunakan.

Menurut Uchok, berdasarkan audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)


pada 2009, pembangunan seharusnya dilakukan di wilayah Sentul, bukan
di Hambalang. Dia mengutarakan bahwa tanah Hambalang labil dan tak
akan terpakai lagi jika sudah ambles.

Uchok menjelaskan, angka Rp753 miliar itu terbagi atas dua tahun
anggaran. Yakni pada tahun 2010 sebesar Rp253 miiliar untuk
pembangunan lanjutan fisik pusat pendidikan, pelatihan dan sekolah
olahraga nasional dan sebesar Rp500 miliar pada 2011 untuk pengadaan
sarana olahraga pendidikan, pelatihan dan sekolah olahraga nasional
Hambalang.

Sedangkan pelaksana proyek, c.q. PT Adhi Karya dan PT Wijaya Karya,


mengklaim kerugian yang diakibatkan peristiwa amblesnya bangunan
tersebut mencapai Rp14 miliar.

Senin, 4 Juni 2012

Teka-teki adanya pembengkakan anggaran proyek Hambalang dari Rp


125 miliar menjadi Rp 1,175 triliun mulai terkuak. Meski sejumlah
anggota Komisi Olahraga Dewan Perwakilan Rakyat berkukuh
mengatakan tidak tahu, Kementerian Pemuda dan Olahraga ternyata
telah memberitahukan kebutuhan total proyek itu sejak Januari 2010.

Dokumen yang diperoleh Tempo menyebutkan Kementerian pernah


mengirim surat ke Komisi Olahraga DPR pada 22 Januari 2010. Isinya
pemberitahuan alokasi anggaran proyek di Bukit Hambalang, Sentul,
Bogor, dengan dana Rp 2,57 triliun. Surat itu ditujukan kepada Wakil
Ketua Komisi, Rully Chairul Azwar, dan diteken Wafid Muharam,
Sekretaris Kementerian.

Deputi Harmonisasi dan Kemitraan Kementerian Pemuda dan Olahraga


Lalu Wildan membenarkan adanya surat tersebut.

Surat itu mengindikasikan bahwa proyek tersebut adalah proyek tahun


jamak (multiyears project, dananya tidak sekaligus, namun diturunkan
beberapa tahap dalam beberapa tahun anggaran).

Namun, anggota Komisi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan,


Irsal Yunus, mengatakan bahwa anggota Komisi Olahraga tidak pernah
dilibatkan jika itu proyek tahun jamak.

Ketua Komisi Olahraga DPR Mahyuddin mengakui proyek Hambalang


beberapa kali dibahas Komisi DPR. Setelah mendapat Rp 125 miliar,
pada 2010, Kementerian kembali mengajukan anggaran Rp 625 miliar.
Dana yang disetujui hanya Rp 150 miliar, sehingga total dana
Hambalang pada 2010 Rp 275 miliar, kata politikus Partai Demokrat
ini.

Tahun berikutnya mengalir Rp 475 miliar. Pada 2012, turun lagi Rp 425 miliar. Itu
baru bujet konstruksi. Ditambah duit untuk membeli peralatan, bujet total proyek
mencapai Rp 2,57 triliun.

Selasa, 5 Juni 2012

Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto menjawab tentang teka teki nilai
anggaran proyek pembangunan sarana dan prasarana olahraga di
Hambalang, dia mengatakan anggaran proyek tersebut mencapai angka
Rp 2,5 Triliun.

Menurutnya -senin(4/6)-, angka ini terbagi dalam dua bidang. Pertama,


untuk anggaran konstruksi bangunan di atas tanah seluas 32 hektar itu
mencapai angka Rp1,1 triliun. Dan untuk bidang kedua terkait
pengadaan barang dan jasa sarana dan prasarana olahraga yang mencapai
angka Rp1,4 triliun.

Terkait konstruksi, lanjut Bambang, diduga pembangunannya melibatkan


korporasi lain. Sedangkan untuk pengadaan barangnya, sebagian sarana
dan prasarana olahraga sudah jadi, tapi masih ada pengadaan yang belum
selesai. Sama halnya dengan konstruksi, untuk pengadaan ini juga
melibatkan korporasi lain. Sayangnya, ia tak merinci korporasi apa saja
yang terlibat di dua bidang tersebut.

Rabu, 6 Juni 2012

Juru bicara Komisi Pemberantasan Korupsi, Johan Budi S.P.,


mengatakan lembaganya terus berupaya membongkar kasus dugaan
korupsi proyek pembangunan pusat olahraga di Bukit Hambalang,
Bogor, Jawa Barat. Di antaranya mengusut aliran dana terkait proyek.

KPK telah memeriksa sekitar 60 orang untuk penyelidikan kasus


Hambalang. Termasuk yang diperiksa adalah pemilik dan manajemen PT
Dutasari Citralaras, perusahaan subkontraktor proyek tersebut.
Sebelumnya, KPK telah memanggil para komisaris perusahaan itu,
antara lain Machfud Suroso, Munadi Herlambang, dan Atthiyah Laila
(istri Anas Urbaningrum).
KPK tengah mendalami pembengkakan anggaran Hambalang yang
semula Rp 125 miliar menjadi Rp 1,175 triliun, plus alokasi anggaran
pengadaan alat olahraga senilai Rp 1,4 triliun, sehingga total proyek
menjadi Rp 2,57 triliun.

Tender proyek Hambalang dimenangi PT Adhi Karya dan PT Wijaya


Karya dengan sistem kerja sama operasi. Mereka lantas menunjuk 17
perusahaan lain sebagai subkontraktor proyek, salah satunya Dutasari
yang kebagian pekerjaan bidang mekanikal, elektrikal, dan plumbing.
Namun sumber Tempo mengungkapkan, Dutasari tak sepenuhnya
menggarap pekerjaan tersebut. Dutasari, kata dia, hanya memasang
rangkaian pipa baja untuk rangkaian elektrik.

Penelusuran Tempo di Hambalang juga menemukan Dutasari ternyata


menggarap rekrutmen personel satuan keamanan proyek. Pekerjaan
Dutasari pun ada yang disubkontrakkan lagi ke perusahaan lain, antara
lain PT Kurnia Mutu yang menyuplai pipa tembaga untuk penyejuk
udara dan PT Bestindo Aquatek Sejahtera yang menyediakan sistem
pengolahan limbah domestik.

Jumat, 8 Juni 2012

Rencana pembentukan Panitia Khusus (Pansus) Hambalang di DPR


diyakini tak akan mempengaruhi proses penyelidikan yang tengah
dilakukan KPK. Menurut Juru Bicara KPK Johan Budi, pembentukan
pansus yang merupakan kewenangan anggota dewan tersebut masuk ke
ranah politik, bukan penegakan hukum seperti yang dilakukan KPK.

Ditegaskan Johan, KPK tetap akan bekerja secara profesional dalam


penyelidikan kasus Hambalang. Hingga kini, KPK masih fokus berupaya
menemukan dua alat bukti yang cukup terkait penyelidikan
pembangunan sport center di Jawa Barat itu. Salah satunya dengan
mencari informasi dan data terkait proyek tersebut. Jika sudah ditemukan
dua alat bukti yang cukup, KPK bisa menaikkan status kasus ke
penyidikan.

KPK, lanjut Johan, siap mendukung kerja pansus, apabila sudah


terbentuk. Namun, dukungan itu tetap ada batasnya. Misalnya, terkait
permintaan data. KPK, kata Johan, tentunya tidak dapat memberikan
bahan informasi atau data yang menyangkut keterangan seseorang yang
ada di berkas acara.
Sabtu, 16 Juni 2012

Direktur Advokasi Pusat Kajian Anti-Korupsi Universitas Gadjah Mada,


Oce Madril, meyakini Neneng Sri Wahyuni (Istri Nazarudin) mengetahui
dan mempunyai data aliran duit proyek Hambalang ke sejumlah orang
penting.

Menurut Oce, Komisi Pemberantasan Korupsi bisa menjadikan Neneng


sebagai saksi utama untuk mengungkap kasus proyek senilai Rp 1,2
triliun tersebut. Jika Neneng mau terbuka, katanya, kasus yang disebut-
sebut melibatkan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum itu
bisa segera terungkap.

Penerima aliran dana

Irjen Djoko Susilo


Kasus yang menimpa bekas kepala korps lalu lintas Polri ini banyak dikutip
setelah calon Kapolri Budi Gunawan ditetapkan sebagai tersangka. Serupa dengan
Gunawan, Djoko Susilo yang terjerembab lantaran kasus korupsi dalam proyek
simulator ujian surat izin mengemudi itu sempat melawan KPK yang kemudian
memicu perang Cicak versus Buaya jilid pertama. Namun begitu, Irjen Djoko
Susilo dijebloskan ke penjara selama 18 tahun oleh Tipikor.

Luthfi Hassan Ishaaq


Luthfi Hasan Ishaaq dijemput dan ditahan KPK pada tanggal Januari 2013 dengan
dugaan menerima hadiah atau janji terkait dengan pengurusan kuota impor daging
pada Kementerian Pertanian. Pria yang saat ditangkap menjabat sebagai Presiden
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini divonis 16 tahun penjara.

Rudi Rubiandini
Penangkapan Rudi dianggap sebagai sebuah pukulan, mengingat mantan Kepala
Satuan Kerja Khusus Migas ini dikenal sebagai pribadi yang bersih dan jujur.
Nyatanya Rudi menerima suap dari Kernel Oil senilai US$ 400 ribu. Ketua KPK
Abraham Samad mengecam Rudi sebagai figur yang serakah, karena menerima
suap kendati mengantongi gaji tinggi sebagai pejabat SKK Migas.

Ratu Atut Chosiyah


Ratu asal Banten ini sedang menancapkan kekuasaannya yang menggurita di
provinsi Banten ketika KPK mengubah statusnya menjadi tersangka. Sang
gubernur terjungkal kasus pengadaan alat kesehatan dan dugaan suap terkait
penanganan sengketa pilkada Lebak, Banten. Politisi muda Golkar ini dovinis
empat tahun penjara.
Miranda S. Goeltom
Perempuan ambisius yang sudah malang melintang di Bank Indonesia ini resmi
menjadi tersangka pada Januari 2012 dalam kasus suap cek pelawat buat anggota
DPR. Duit tersebut dikucurkan selama berlangsungnya pemilihan Deputi
Gubernur Senior Bank Indonesia Periode 2004. Miranda kemudian divonis
menginap tiga tahun di balik jeruji besi.

Burhanuddin Abdullah
Bekas Gubernur Bank Indonesia (BI) Burhanuddin Abdullah dinyatakan bersalah
oleh Pengadilan Tipikor karena menggunakan dana milik Yayasan Lembaga
Pengembangan Perbankan Indonesia (YLPPI) senilai Rp 100 miliar untuk bantuan
hukum lima mantan pejabat BI, penyelesaian kasus BLBI, dan amandemen UU
BI. Ia divonis lima tahun penjara.

Aulia Pohan
Besan bekas Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono ini terjerat dalam kasus yang
sama dengan Burhanuddin Abdullah. Pohan yang kala itu menjabat sebagai
Deputi Gubernur BI divonis penjara empat tahun enam bulan.

Urip Tri Gunawan


Urip Tri Gunawan, bekas orang kuat di Kejaksaan Agung, tertangkap tangan oleh
KPK saat menerima duit 610.000 dolar AS dari Arthalita Suryani di rumah obligor
BLBI Syamsul Nursalim. Urip divonis 20 tahun penjara. Sedangkan Arthalita
mendapat vonis 5 tahun penjara. Saat ditangkap, Urip masih aktif sebagai jaksa
untuk kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia.

Muhammad Nazaruddin
Nazaruddin ditangkap saat menjabat Bendahara Umum Partai Demokrat. Ia
terjerat kasus suap proyek Wisma Atlet SEA Games. Setelah sempat melarikan
diri, Nazaruddin akhirnya dibekuk di Cartagena, Kolombia. Dalam perkembangan
kasusnya, pria yang kemudian divonis empat tahun sepuluh bulan penjara ini ikut
menyeret nama-nama yang terlibat.

Andi Malarangeng
Anas dan Andi Malarangeng sejatinya adalah dua bintang politik Indonesia yang
tengah meroket. Namun tragisnya kedua sosok muda itu terjerembab oleh kasus
yang sama. Berbeda dengan Anas, Andi pergi dengan diam setelah ditetapkan
sebagai tersangka oleh KPK. Ia mengundurkan diri dari jabatannya sebagai
Menteri Pemuda dan Olahraga, sebelum kemudian divonis empat tahun penjara
oleh Tipikor.

Anas Urbaningrum
Penangkapan terhadap Anas antara lain berhasil berkat "nyanyian" Nazaruddin.
Pria yang kala itu masih menjabat Ketua Umum Partai Demokrat tersebut
kemudian divonis delapan tahun penjara oleh pengadilan. Tapi ia bukan petinggi
Demokrat terakhir yang dijerat oleh KPK terkait kasus Hambalang.
Akil Mochtar
Setelah menjadi tersangka menerima suap Rp. 3 miliar dari bupati Gunung Mas
dan tindak pidana pencucian uang terkait kasus sengketa Pilkada, mantan ketua
Mahkamah Konstitusi, Akil Mochtar, resmi dijemput oleh KPK. Ia adalah satu-
satunya terpidana korupsi yang mendapat vonis seumur hidup dari Tipikor.

Suryadharma Ali
Bekas Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Suryadharma Ali
ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi penyelenggaraan ibadah haji.
Penetapan tersebut diumumkan di tengah sengitnya masa kampanye jelang
Pemilihan Umum Kepresidenan 2014. Hingga kini kasus yang menjerat bekas
menteri agama itu masih diproses KPK.

BAB III
PENUTUP

a. Kesimpulan

Dari kedua kasus tersebut dapat disimpulkan bahwa banyak sekali para
aparat penegak hukum yang menyalahgunakan wewenang dan jabatannya.
Seperti yang bisa dilihat dari kedua kasus tersebut dapat disimpulkan bahwa
hukum indonesia dapat dijadikan sebagai alat untuk mendapatkan keuntungan.

Khususnya pada kasus Gayus sebenarnya kasus korupsi yang dilakukan


oleh beliau sangat merugikan negara indonesia. Dengan semakin tinggi jabatan
maka semakin tinggi pula kekuasaan dan keluasan dalam memainkan politik
indonesia sehingga masyarakat yang tidak memiliki kekuasaan didalam bidang
politik akan mendapatkan ketidak adilan.

Kita sebagai masyarakat berharap ke depan, tidak ada lagi kanker ganas
yang bernama markus dan mafia hukum menggerogoti tubuh institusi penegak
hukum, kebobrokan institusi yang seharusnya menjadi pelindung, pengaman,
pengayom sekaligus teladan masyarakat ternyata malah menjadi makelar kasus
dalam permasalahan ini.

Semoga Penegakkan hukum kembali sehat menjalankan tugasnya dalam


menegakkan hukum, agar Penegakkan hukum di Negara kita ini sesuai dengan
nurani keadilan.

b. Saran

Semua pejabat perpajakan seharusnya mempunyai rasa tanggung jawab


kepada semua pemakai jasa profesional mereka. Pejabat Perpajakan harus selalu
bertanggung jawab untuk bekerja sama dengan sesama anggota untuk
mengembangkan profesinya, memelihara kepercayaan masyarakat, dan
menjalankan tanggung-jawab profesi dalam mengatur dirinya sendiri secara
professional dalam membangun Bangsa.

Dalam kasus penggelapan pajak oleh pejabat perpajakan Gayus tidak


ditemukan standar teknis dan standar professional dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya yang mana harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
tentunya bermuara pada penerimaan pendapatan Negara guna pembangunan
Bangsa sesuai dengan standar dan ketentuan yang berlaku. Dan dengan standar
Profesi keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban
untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut
sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas. Standar teknis dan standar
profesional yang harus ditaati adalah standar yang dikeluarkan oleh lkatan
Akuntan Indonesia, International Federation of Accountants, badan pengatur, dan
peraturan perundang-undangan yang relevan.

Sebagai penegak hukum, seharusnya pihak Pengadilan Pajak bertindak


tegas dan menyelesaikan kasus pajak sampai tuntas. Karena dengan penanganan
yang tidak tuntas maka akan banyak masyarakat yang tidak percaya dengan
pengelolaan pajak. Selain dengan masyarakat yang harus sadar atas pentingnya
pajak bagi pendapatan negara, para penegak hukum juga harus bekerja sampai
tuntas dan adil. Dengan kerja sama antara masyarakat dengan pemerintah, maka
kasus kasus pajak yang ada dapat dituntaskan dan tidak akan ada lagi kasus
pajak di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/8745390/Analisis-kasus-gayus-tambunan diakses pada


25 Oktober 2016

https://id.wikipedia.org/wiki/Gayus_Tambunan#Mereka_yang_diduga_terkait_kas
us_Gayus diakses pada 25 Oktober 2016

http://yayuqamariah.blogspot.co.id/ diakses pada 25 Oktober 2016

http://news.liputan6.com/read/2219231/nenek-asyani-terdakwa-pencuri-kayu-
divonis-1-tahun-penjara diakses pada 25 Oktober 2016

http://regional.kompas.com/read/2015/04/24/19010041/Asyani.Naik.Banding.Har
i.Ini.Menenangkan.Pikiran diakses pada 25 Oktober 2016

Anda mungkin juga menyukai