Anda di halaman 1dari 34

PROSEDUR

PENGGUNAAN TROLLY TINDAKAN

RSKP RESPIRA
YOGYAKARTA

Prosedur No Dokumen No Revisi Halaman


Tetap
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur

Dr. Joko Santoso, M.Kes


NIP 19601126 199010 1 001
Pungsi cairan pleura adalah tindakan aspirasi cairan pleura dari
PENGERTIAN rongga pelura dengan jarum perkutan (=toraksentesis)

TUJUAN Diagnostik efusi pelura atau teraupeutik /drainase

KEBIJAKAN Kewenangan : Penanggung jawab : Dokter Spesialis Paru,


Dokter UGD
Pembantu : Perawat UGD
INDIKASI : Efusi pelura
KONTRA INDIKASI :Keadaan sepsis
PERSIAPAN
PROSEDUR 1. Menerangkan prosedur tindakan yang akan di lakukan kepada
pasien dan keluarga, indikasi , dan komplikasi yang mungkin
timbul, serta kemungkinan yang akan terjadi bila tidak di
lakukan prosedur tersebut
2. Setelah mengerti dan setuju , pasien dan keluarga mengisi dan
menandatangani surat ijin tindakan
3. Pemeriksaan hemodinamik (tekanan darah, nadi, frekuensi
pernafasan, suhu)
4. Menentukan lokasi cairan pelura dengan klinis dan radiologis.
efusi pleura yang sedikit di periksa foto toraks lateral
dekubitus, bila mungkin dengan ultrasonografi yang lebih baik
membedakan cairan yang mengambang bebas dan terlokulasi.
5. Menyediakan alat dan bahan yang di perlukan: Lidocain
2%ampul (4 ampul ), spuit (5 ml ,20ml ,50ml), abbocath no
14G, needle no 18G, transfusi set, clamp lurus, botol ukur,
botol sampel steril (bila diperlukan).
PROSEDUR
PUNGSI CAIRAN PLEURA

RSP RESPIRA
YOGYAKARTA

Prosedur No Dokumen No Revisi Halaman


Tetap 8/UGD/Respira/2014 2/3
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur

Dr. Joko Santoso, M.Kes


NIP 19601126 199010 1 001
PROSEDUR TINDAKAN
1. Pasien dalam posisi duduk tegak, kedua lengan ke depan,
sebaiknya kepala dan kedua lengan di topang meja
2. Lokasi yang akan di pungsi di periksa ulang dan di beri tanda
dengan pena , lokasi harus bebas dari penyakit lokal.Untuk
efusi yang besar lokasi pungsi ialah di satu iga di bawah atas
perkusi pekak di linea aksilaris posterior atau media, pendapat
lain ialah di sela iga VI atau VII linea aksilaris posterior atau
media , pada efusi yang kecil sebaiknya dengan di bimbing
USG
3. Menggunakan sarung tangan steril dan antiseptis daerah kulit
di atas efusi pelura
4. Bila aspirasi diagsnotik hanya akan mengambil sedikit cairan ,
anestesi lokal umumnya tidak di perlukan, pada pasien yang
tidak gemuk di gunakan jarum untuk pungsi ukuran 23-G
dengan syiringe 20 ml
5. Jarum di tusukan tegak lurus terhadap dinding dada sedikit
superior dari atas tulang iga (=di bagian bawah inter kosta)
untuk menghindari berkas neurovaskular saat menusukan
jarum, di lakukan penghisapan dengan syringe sampai cairan
pelura teraspirasi, lalu ujung jarum di arahkan ke inferior
6. Bila cairan lebih besar akan di keluarkan di gunakan anestesi
lokal (2% 2-4 ml) , transfusi set dan kanul intravena (abocath)
14-G atau needle 18G.
7. Aspirasi ampai maksimal 1500cc.
8. Luka bekas pungsi di tutup kasa steril yang di tetesi iodium
povidone (betadine).
9. Contoh cairan pleura di kirim untuk pemeriksaan analisis
cairan pleura, sitologi,mikrobiologi sesuai indikasi .
10. Hemodinamik dimonitor sesuai dengan banyaknya cairan
yang di ambil dan reaksi tubuh pasien terhadap prosedur.
PROSEDUR
PUNGSI CAIRAN PLEURA

RSP RESPIRA
YOGYAKARTA

Prosedur No Dokumen No Revisi Halaman


Tetap 8/UGD/Respira/2014 3/3
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur

Dr. Joko Santoso, M.Kes


NIP 19601126 199010 1 001
11. Tulis laporan di rekam medik mengenai jumlah cairan,
keadaan makroskopis cairan, kenapa aspirasi dihentikan,
nama operator, dan tandatangan.

UNIT TERKAIT Unit Gawat Darurat


PROSEDUR
PEMASANGAN WATER SEALED DRAINAGE (WSD)

RSP RESPIRA
YOGYAKARTA

Prosedur No Dokumen No Revisi Halaman


Tetap 9/UGD/Respira/2014 1/3
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur

Dr. Joko Santoso, M.Kes


NIP 19601126 199010 1 001

PENGERTIAN Tindakan terapeutik untuk mengeluarkan cairan atau udara dari


rongga pleura dengan menggunakan kateter.

Mengeluarkan cairan atau udara dari rongga pleura.


TUJUAN
KEBIJAKAN Kewenangan : Penanggung jawab : Dokter Spesialis Paru
Pembantu : Dokter Umum UGD,
Perawat UGD
indikasi untuk di lakukan WATER SEALED DRAINAGE (WSD).
Indikasi :
-Mengeluarkan cairan dari rongga pleura :
Efusi pleura massif
Empiema
Hematotoraks
-Mengeluarkan udara pada pneumotorak
-Memasukkan obat untuk pleurodesis pada :
Pneumotorak berulang
Efusi pleura karena keganasan
Kontra Indikasi : tidak ada
Komplikasi :
Perdarahan
Syok neurogenik
Infeksi pasca tindakan
Emfisema subkutis

Persiapan alat :
PROSEDUR 1.Thoraks catheter no 18
2.Sarung tangan 2 pasang
PROSEDUR
PEMASANGAN WATER SEALED DRAINAGE (WSD)

RSP RESPIRA
YOGYAKARTA

Prosedur No Dokumen No Revisi Halaman


Tetap 9/UGD/Respira/2014 2/3
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur

Dr. Joko Santoso, M.Kes


NIP 19601126 199010 1 001
3.Untuk WSD mini atau WSD besar meja steril berisi :
pinset anatomis dan pinset bedah
pisau denagn ujung lancip
klem arteri tumpul
jarum jahit kutis ukuran terbesar
benang silk ukuran 1/0
kain kassa
4.Semprit 5 cc 2 buah buah
5.Injeksi lidokain 2 %
6.Betadine dan alcohol
7.Plester dan gunting
8.Botol WSD
Persiapan pasien dan operator :
Penjelasan kepada pasien dan keluarga tentang tindakan
yang akan dilakukan
Ijin tindakan dari pasien atau keluarga
Foto torak PA/Lateral
Cuci tangan sebelum tindakan
Cara Kerja
A. WSD dengan Venocath :
Prosedur tindakan sama dengan punksi pleura
Venocath dihubungkan dengan blood set lalu ujung
blood set dihubungkan dengan botol WSD
Klem Blood set dibuka perhatikan undulasi pada blood
set.
Fiksasi venocath dengan kassa dan plester
B. WSD mini :
Pasien dalam posisi duduk dengan bagian yang sakit
menghadap kea rah dokter
Tangan sisi paru yang sakit diangkat ke atas kepala
PROSEDUR
PEMASANGAN WATER SEALED DRAINAGE (WSD)

RSP RESPIRA
YOGYAKARTA

Prosedur No Dokumen No Revisi Halaman


Tetap 9/UGD/Respira/2014 3/3
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur

Dr. Joko Santoso, M.Kes


NIP 19601126 199010 1 001
Lakukan desinfeksi dengan betadine lalu alcohol 70 %
Lakukan anestesi dengan lidokain di daerah yang akan
dipasangi WSD, kira kira SIC 5-6 linea aksilaris
posterior dari kutis, subkutis sampai pleura parietalis
Lakukan punksi percobaan dengan semprit tersebut
kemudian dicabut
Lakukan sayatan kutis 1-1,5cm sejajar iga/
kemudianbuka secara tumpul sampai ke pleura
Insersi thoraks catheter, cabut mandrin, dan klem
selangnya
Hubungkan kateter dengan botokl WSD
Fiksasi kateter dengan jahitan tabbac sac, lalu tutup
denagan plester
Pasien diistirahatkan sebentar lalu dibawa ke ruangan
WSD Besar
Tindakan sama seperti WSD mini sampai sayatan
menembus pleura
Insersi thoraks catheter, cabut mandrin dan klem bagian
selangnya
Hubungkan dengan botol WSD, perhatikan undulasi
Fiksasi kateter dengan jahitan tabbac sac lalu tutup
dengan kassa steril
Pasien diistirahatkan sebentar lalu dikembalikan ke
ruangan
Foto thorak ulang

UNIT TERKAIT Unit Gawat Darurat, Unit Rawat Inap


PROSEDUR
PENATALAKSANAAN ASMA AKUT BERAT

RSP RESPIRA
YOGYAKARTA

Prosedur No Dokumen No Revisi Halaman


Tetap 10/UGD/Respira/2014 1/2
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur

Dr. Joko Santoso, M.Kes


NIP 19601126 199010 1 001
Tindakan penatalaksanaan serangan asma akut berat di Rumah
PENGERTIAN sakit

1. Mencegah kematian
TUJUAN 2. Mengembalikan penderita pada kondisi faal paru yang
terbaik dan sesegera mungkin
3. Mempertahankan fungsi optimal dan mencegah
kekambuhan
KEBIJAKAN Penanggung jawab : Dokter UGD
Pembantu : Perawat UGD
Indikasi ; Semua pasien yang mengalami serangan asma
akut berat di Unit Pelayanan rumah Sakit

Alat dan Obat


PROSEDUR Kanula hidung
Masker
Nebuliser
MDI
Spuit injeksi
Salbutamol/ terbutalin nebules
Prednison/ hidrokortison ampul
Aminofilin ampul
Adrenalin ampul
Cairan infus RL/ NaCl/ D5%
PROSEDUR
PENATALAKSANAAN ASMA AKUT BERAT

RSP RESPIRA
YOGYAKARTA

Prosedur No Dokumen No Revisi Halaman


Tetap 10/UGD/Respira/2014 2/2
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur

Dr. Joko Santoso, M.Kes


NIP 19601126 199010 1 001
Prosedur Tindakan
1. Pemberian oksigen,Oksigen diberikan dengan konsentrasi
tinggi memakai kanula hidung atau masker. Diberikan
segera bila terdapat sianosis atau tanda gawat napas.
Pemberian oksigen pada penderita asma akut berat tidak
menambah retensi CO2.
2. Inhalasi agonis beta-2 agonis dosis tinggi, Diberikan
salbutamol 1,25-5 mg atau terbutalin 2,5-5 mg secara
nebulisasi bersama oksigen. Bila nebuliser tidak tersedia,
inhalasi diberikan dengan nebuhaler memakai inhaler dosis
terukur secara berulang, yaitu 5 semprot setiap kali sampai
dosis 1-2,5 mg atau 10-25 semprot.
3. Pemberian steroid sistemik dosis tinggi, Diberikan dengan
segera prednison 30-60 mg atau 200 mg hidrokortison
intravena atau keduanya.
4. Bronkodilator intra vena, Aminofilin diberikan secara
bolus dan diencerkan dengan dosis 5-6 mg/kgBB.
Diberikan dalam waktu 10-20 menit. Dosis diberikan
separuhnya apabila dalam 12 jam sebelumnya telah
mendapat aminofilin.

Jika tidak tersedia obat-obatan agonis beta-2 inhalasi, maka dapat


diberikan suntikan adrenalin 1/1000 sebanyak 0,2-0,5 mg
subkutan. Selanjutnya pemberian dapat diulang sampai 2-3 kali
dengan interval 30-60 menit. Obat agonis seperti terbutalin
subkutan dapat diberikan dengan dosis 0,3-0,5 mg subkutan
dengan inerval seperti di atas.
UGD , Rawat Jalan, Semua Unit Pelayanan Rawat Inap
UNIT TERKAIT
PROSEDUR
PENATALAKSANAAN STATUS ASMATIKUS

RSP RESPIRA
YOGYAKARTA

Prosedur No Dokumen No Revisi Halaman


Tetap 11/UGD/Respira/2014 1/2
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur

Dr. Joko Santoso, M.Kes


NIP 19601126 199010 1 001
Suatu Tindakan Penanganan serangan asma yang berat, berlangsung
PENGERTIAN dalam beberapa jam sampai beberapa hari yang tidak meberi perbaikan
pada pengobatan yang lazim.

1. Mencegah kematian
TUJUAN 2. Mengembalikan penderita pada kondisi faal paru yang terbaik
dan sesegera mungkin
3. Mempertahankan fungsi optimal dan mencegah kekambuhan
KEBIJAKAN Penanggung jawab : Dokter UGD
Pembantu : Perawat UGD
Indikasi ; Semua pasien yang mengalami status asmatikus di
semua unit pelayanan Rumah Sakit

1. Penderita dirawat
PROSEDUR 2. Pemberian oksigen diteruskan
3. Pemberian kortikosteroid dosis tinggi, Diberikan prednison
secara oral 30-60 mg per hari atau hidrokortison intravena
200 mg setiap 6 jam pada penderita yang sakit berat atau
muntah-muntah
4. Pemberian agonis beta-2 secara nebulisasi diteruskan setiap
4 jam bila kondisi penderita membaik.
5. Jika kondisi penderita tidak membaik sesudah 15-30 menit
diulang pemberian agonis beta-2 secara nebulisasi.
6. Infus aminofilin dengan dosis 0,5-0,9 mg/kgBB/hari
diberikan. Dosis direndahkan bila penderita menderita
penyakit hati, gagal jantung, atau bila menggunakan obat
simetidin, siprofloksasin atau eritromisin. Pada perokok
diberikan dosis yang lebih tinggi.
PROSEDUR
PENATALAKSANAAN STATUS ASMATIKUS

RSP RESPIRA
YOGYAKARTA

Prosedur No Dokumen No Revisi Halaman


Tetap 11/UGD/Respira/2014 2/2
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur

Dr. Joko Santoso, M.Kes


NIP 19601126 199010 1 001
7. Infus agonis beta-2 diberikan bila ada perburukan. Infus
salbutamol atau terbutalin dengan dosis 12,5 mcg/menit
yaitu antara 3-20 mcg/menit. Dosis obat yang diberikan per
infus disesuaikan dengan respons arus puncak respirasi dan
denyut jantung.
8. Antibiotika tidak diberikan secara rutin. Apabila terdapat
tanda infeksi seperti sputum yang purulen atau serangan
berlangsung lebih dari 24 jam, diberikan salah satu dari
preparat berikut, yaitu ampisilin, eritromisin, atau
kotrimoksasol.
9. Obat-obatan sedatif merupakan kontraindikasi mutlak
kecuali di ruang perawatan intensif.
10. Ekspektoran dan mukolitik. Hidrasi yang cukup merupakan
ekspektoran yang baik. Ekspektoran lain adalah Obat Batuk
Hitam dan Gliserilguaiakolat. Untuk mengencerkan sekret
dapat diberikan mukolitik, seperti N-asetil sistein atau
bromheksin yang diberikan secara parenteral, oral, atau
inhalasi.
11. Hidrasi dan keseimbangan elektroli, Penderita diperiksa
apakah ada tanda-tanda dehidrasi. Bila ada dehidrasi
diberikan cairan ringer laktat 10-20 ml/kgBB sebagai terapi
awal. Selanjutnya dapat diberikan ringer dekstrose atau
dekstrose (bila kadar gula darah normal). Bila ada tanda
asidosis metabolik dapat diberikan natrium bikarbonat
(periksa analisa gas darah).

UNIT TERKAIT UGD ,Unit Pelayanan Rawat Inap


PROSEDUR
PENALAKSANAAN OBSTRUKSI JALAN NAFAS

RSP RESPIRA
YOGYAKARTA

Prosedur No Dokumen No Revisi Halaman


Tetap 12/UGD/Respira/2014 1/2
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur

Dr. Joko Santoso, M.Kes


NIP 19601126 199010 1 001
Merupakan Keadaan darurat yang dapat di timbulkan oleh : Edema
PENGERTIAN jalan nafas , benda asing, Tumor, Trauma daerah larings, spasme otot
laring, kelumpuhan otot abductor pita suara, kelainan congenital.
TUJUAN Mencegah kematian karena obstruksi jalan nafas
KEBIJAKAN Penanggung jawab : Dokter UGD
Pembantu : Perawat UGD
Klasifikasi obstruksi jalan nafas:
I. Sesak nafas, stridor inspirator, retraksi suprasternal , keadaan
umum masih baik
II. Gejala stadium I + retraksi epigastrium, penderita mulai gelisah
III. Gejala stadium II + retraksi supra/infraklavikular, penderita
sangat gelisah dan sianotik
IV. Gejala stadium III + retraksi interkostal, penderita berusaha
sekuat tenaga untuk menghirup udara, lama kelamaan terjadi
paralisi pusat pernafasan , penderita menjadi apatis dan
akhirnya meninggal

Bila disebabkan oleh benda asing, usahakan segera dikeluarkan dengan


PROSEDUR Heimlich manuever
A. Penderita dalam posisi duduk/berdiri :
Penolong duduk/berdiri di belakang penderita, lingkarkan kedua
tangan,mengelilingi pinggang penderita
PROSEDUR
PENALAKSANAAN OBSTRUKSI JALAN NAFAS

RSP RESPIRA
YOGYAKARTA

Prosedur No Dokumen No Revisi Halaman


Tetap 12/UGD/Respira/2014 2/2
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur

Dr. Joko Santoso, M.Kes


NIP 19601126 199010 1 001
buat kepalan dengan satu tangan , tangan lain mencekap
kepalan tersebut dengan ibu jari menghadap perut dan
diletakkan di epigastrium
lakukan pendorongan dengan kuat dan cepat kearah atas
tindakan ini dapat di ulang beberapa kali
1. Bila tidak berhasil ,kait benda asing tersebut dengan jari yang di
masukkan ke dalam larings
2. Bila sulit atau benda asing terletak dalam , penderita di
bungkukkan dan dilakukan penepukan kuat di punggung di
antara kedua scapula
B. Penderita dalam posisi telentang :
1. Penolong berlutut di atas penderita dengan kedua lutut di
samping kiri dan kanan tubuh penderita
satu telapak tangan di letakkan di epigastrium penderita ,
telapak tangan yang lain di atasnya
lakukan penekanan dengan pangkal telapak tangan dengan
kuat dan cepat kearah atas
tindakan ini dapat di ulang beberapa kali
2. Bila penderita muntah miringkan tubuhnya dan bersihkan
mulutnya
Bila cara-cara di atas gagal atau bila tidak di sebabkan oleh benda asing
, siapkan segera bronkoskopi atau trakeotomi
Terhadap penderita obstruksi jalan napas stadium I dan II dilakukan
tindakan konservatif dengan oksigen, obat bronkodilator (aminophilin)
dan anti edema, dan pengawasan ketat
Obstruksi jalan napas stadium III dan IV memerlukan tindakan intubasi
atau trakeotomi segera
UNIT TERKAIT UGD
PROSEDUR
PENATALAKSANAAN HEMOPTISIS MASIF

RSP RESPIRA
YOGYAKARTA

Prosedur No Dokumen No Revisi Halaman


Tetap 13/UGD/Respira/2014 1/2
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur

Dr. Joko Santoso, M.Kes


NIP 19601126 199010 1 001
PENGERTIAN Tindakan penatalaksanaan batuk dengan perdarahan lebih dari 500 ml
dalam 24 jam
1. Mencegah kematian akibat syok hipovolemik dengan
TUJUAN menghentikan perdarahan
2. Mencegah kematian akibat infeksi sekunder dengan mencegah
penyebaran infeksi
3. Mencegah obstruksi
KEBIJAKAN Penanggung jawab : Dokter UGD
Pembantu : Perawat UGD
Klasifikasi
1. Derajat 1: batuk dengan perdarahan yang hanya dalam
bentuk garis-garis darah dalam sputum
2. Derajat 2: batuk dengan perdarahan 1-30 ml
3. Derajat 3: batuk dengan perdarahan 30-150 ml
4. Derajat 4: batuk dengan perdarahan >150 ml
5. Massive : batuk dengan perdarahan >500 ml
A. Konservatif :
PROSEDUR 1. Istirahat baring dengan kepala lebih rendah dan miring ke sisi
sakit/posisi Trandenlenburg
2. membersihkan jalan nafas dari bekuan darah, bila perlu berikan
oksigen intermitten
3. Pasang infuse cairan, bila perlu lakukan transfuse darah
4. Hindarkan batuk keras dengan memberikan
sedatif : fenobarbital dengan dosis maksimum 250
mg/pemberian , im,atau diazepam 10-20 mg iv/im
antitusif : kodein 10-20 mg peroral
5. Obat-obatan koagulan
Transamin 500mg dalam cairan 500 ml/8 jam
vitamin K 10 mg iv 3x/24jam
Adona AC-17 50-100 mg/3-4 jam iv
6. Kompres dinding dada dengan Kantong es
PROSEDUR
PENATALAKSANAAN HEMOPTISIS MASIF

RSP RESPIRA
YOGYAKARTA

Prosedur No Dokumen No Revisi Halaman


Tetap 13/UGD/Respira/2014 1/2
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur

Dr. Joko Santoso, M.Kes


NIP 19601126 199010 1 001
7. Pemberian Antibiotika untuk mencegah infeksi sekunder
8. Menentukan causa perdarahan dengan foto Rontgen dan
Bronkoskopi, sputum jamur, sitologi sputum.
Pembedahan
Pembedahan darurat di pikirkan bila ada indikasi :
1. Penderita batuk darah >600 ml/24 jam dan dalam pengamatan
tidak berhenti
2. Penderita batuk darah antara 250-600 ml/24 jam dengan kadar
hb<10 g % dan batuk darah masih berlangsung terus
B. Penderita batuk darah antara 250-600 ml/24 jam dengan kadar
hb>10 g % tetapi selama 48 jam perawatan konservatif , batuk
darah tidak berhenti
UNIT TERKAIT UGD ,Unit Pelayanan Rawat Inap
PROSEDUR
EMFISEMA SUBKUTIS
AKIBAT TRAUMA DINDING DADA
RSP RESPIRA
YOGYAKARTA

Prosedur No Dokumen No Revisi Halaman


Tetap 14/UGD/Respira/2014 1/1
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur

Dr. Joko Santoso, M.Kes


NIP 19601126 199010 1 001
Terabanya krepitasi udara di bawah kulit, biasanya di mulai di sekitar
PENGERTIAN luka tembus dinding dada
1. Mengatasi syok
TUJUAN 2. Mempertahankan jalan napas
3. Mengembalikan/mempertahankan tekanan negative rongga
pleura
4. Menghilangkan nyeri
5. Stabilisasi dinding dada
KEBIJAKAN Penanggung jawab : Dokter UGD
Pembantu : Perawat UGD
Umumnya tak perlu di lakukan apa-apa karena akan di serap dengan
PROSEDUR sendirinya
Pada emfisema yang tidak disertai luka terbuka dinding dada, bila
emfisema cepat meluas dan penderita menjadi sesak nafas, dengan
perkusi hipersonor berarti telah terjadi tension pneumothorax segera
tusuk di daerah sela iga II/III garis midklavicular dengan jarum besar
sampai menembus rongga dada, sementara mempersiapkan
waterseal drainage

UNIT TERKAIT UGD , Unit Pelayanan Rawat Inap


PROSEDUR
PATAH TULANG IGA & PERNAPASAN PARADOKSAL
PADA TRAUMA DINDING DADA
RSP RESPIRA
YOGYAKARTA

Prosedur No Dokumen No Revisi Halaman


Tetap 15/UGD/Respira/2014 1/2
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur

Dr. Joko Santoso, M.Kes


NIP 19601126 199010 1 001
Patah tulang adalah adanya diskontinuitas dari tulang akibat trauma,
PENGERTIAN spontan, dan artificial.
Pernapasan paradoksal terjadi bila gerak an dinding dada yang
berlawanan selama pernapasan akibat patah tulang-tulang iga yang
melingkari daerah tertentu

1. Mengatasi syok
TUJUAN 2. Mempertahankan jalan napas
3. Mengembalikan/mempertahankan tekanan negative rongga
pleura
4. Menghilangkan nyeri
5. Stabilisasi dinding dada
KEBIJAKAN Penanggung jawab : Dokter UGD
Pembantu :Perawat UGD
Nyeri diatasi dengan anestesi blok saraf interkostal daerah
PROSEDUR bersangkutan, jarum di tusukkan menyusuri pinggir bawah iga.
Sedative tak dianjurkan karena menekan reflek batuk dan pernapasan
Patah tulang iga sederhana tidak perlu dilakukan tindakan karena
fiksasi justru merugikan gerak dinding dada selama pernapasan
Bila terjadi pernapasan paradoksal , fiksasi harus di lakukan dengan
plester lebar , di sertai penekanan
Plester di lekatkan mulai dari daerah dinding dada yang sehat,
melingkari luka sampai ke daerah sehat pula
Sebelumnya di atas luka dapat di letakkan kassa tebal guna
penekanan
Fiksasi di lakukan pada saat ekspirasi
Plester di pasang berlapis-lapis , sedapat mungkin tidak sejajar
dengan garis patah
PROSEDUR
PATAH TULANG IGA & PERNAPASAN PARADOKSAL
PADA TRAUMA DINDING DADA
RSP RESPIRA
YOGYAKARTA

Prosedur No Dokumen No Revisi Halaman


Tetap 15/UGD/Respira/2014 2/2
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur

Dr. Joko Santoso, M.Kes


NIP 19601126 199010 1 001
UGD , Unit Pelayanan Rawat Inap
UNIT TERKAIT
PROSEDUR
PNEUMOTHORAKS & HEMOTHORAKS
PADA TRAUMA DADA
RSP RESPIRA
YOGYAKARTA

Prosedur No Dokumen No Revisi Halaman


Tetap 16/UGD/Respira/2014 1/1
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur

Dr. Joko Santoso, M.Kes


NIP 19601126 199010 1 001

PENGERTIAN Pneumothoraks adalah adanya udara dalam rongga pleura


Hematothoraks adalah adanya darah dalam rongga pleura
1. Mengatasi syok
TUJUAN 2. Mempertahankan jalan napas
3. Mengembalikan/mempertahankan tekanan negative rongga
pleura
4. Menghilangkan nyeri
5. Stabilisasi dinding dada
KEBIJAKAN Penanggung jawab : Dokter UGD
Pembantu : Perawat UGD
Bila dari radiologik pneumothorak hanya meliputi <15 % jaringan
PROSEDUR paru dan keluhan minimal, cukup observasi saja, jika>15 % atau
meluas atau keluhan berat harus dilakukan pungsi atau waterseal
drainage
Tentukan apakah pleura visceral utuh atau robek
Bila dinding dada utuh ( trauma tumpul , pneumothoraks disebabkan
oleh robeknya pleura visceral
Bila dinding dada terbuka (trauma tajam ) penderita di suruh batuk ,
bila pleura visceral robek udara akan menyemprot keluar dari luka
Luka dinding dada tidak boleh di jahit pada pneumothoraks terbuka
Bila pleura visceral utuh cukup lakukan pungsi

UNIT TERKAIT UGD , Unit Pelayanan Rawat Inap


PROSEDUR
PNEUMOMEDIASTINUM

RSP RESPIRA
YOGYAKARTA

Prosedur No Dokumen No Revisi Halaman


Tetap 17/UGD/Respira/2014 1/1
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur

Dr. Joko Santoso, M.Kes


NIP 19601126 199010 1 001

PENGERTIAN Pneumomediastinum adalah adanya udara dalam ruang mediastinum


1. Mengatasi syok
TUJUAN 2. Mempertahankan jalan napas
3. Mengembalikan/mempertahankan tekanan negative rongga
pleura
4. Menghilangkan nyeri
5. Stabilisasi dinding dada
KEBIJAKAN Penanggung jawab : Dokter Spesialis Paru
Pembantu : Dokter UGD, Perawat UGD
Mediastinotomi:
PROSEDUR Sayatan sesuai dengan trakeostomi, lalu di lanjutkan ke daerah
mediastinum secara tumpul dengan jari menyusuri cincin trakea
lalu di lakukan trakeostomi
Bila di sertai robekan esophagus dan / bronkus akan timbul
pneumomediastinum yang progresif sehingga perlu di lakukan
trakeostomi

UNIT TERKAIT UGD ,Unit Pelayanan Rawat Inap


PROSEDUR
TAMPONADE & LUKA JANTUNG

RSP RESPIRA
YOGYAKARTA

Prosedur No Dokumen No Revisi Halaman


Tetap 18/UGD/Respira/2014 1/1
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur

Dr. Joko Santoso, M.Kes


NIP 19601126 199010 1 001

PENGERTIAN Keadaan yang ditandai oleh keadaan umum yang cepat memburuk di
sertai tekanan vena jugular meningkat, pekak jantung meluas, bunyi
jantung terdengar jauh dan pulsus paradoksus

1. Mengatasi syok
TUJUAN 2. Mempertahankan jalan napas
3. Mengembalikan/mempertahankan tekanan negative rongga
pleura
4. Menghilangkan nyeri
5. Stabilisasi dinding dada
KEBIJAKAN Penanggung jawab : Dokter Spesialis Paru
Pembantu : Dokter UGD, Perawat UGD
Atasi syok
PROSEDUR Perikardiosentesis
Posisi penderita setengah duduk (menyudut 35-40 derajat
dengan vertical)
Jarum pungsi di tusukkan di daerah paraxifoid kiri kea rah
bahu kiri
tindakan ini hanya bersifat sementara, harus di susul dengan
torakotomi
Torakotomi untuk memperbaiki robekan pericardium dan atau
dinding jantung

UNIT TERKAIT UGD , Unit Pelayanan Rawat Inap


PROSEDUR
PENATALAKSANAAN SYOK ANAFILAKSIS

RSP RESPIRA
YOGYAKARTA

Prosedur No Dokumen No Revisi Halaman


Tetap 19/UGD/Respira/2014 1/2
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur

Dr. Joko Santoso, M.Kes


NIP 19601126 199010 1 001
Syok merupakan keadaan darurat yang di sebabkan kegagalan perfusi
PENGERTIAN darah ke jaringan, syok anafilaksis terjadi pada penderita yang
hipersensitif terhadap obat atau serum.
1. Perbaikan kesadaran dan perfusi jaringan
TUJUAN 2. Mencegah kematian
KEBIJAKAN Penanggung jawab : Dokter UGD
Pembantu : Perawat UGD
Indikasi : Semua pasien yang mengalami syok anafilaktik di
semua unit pelayanan yang melakukan tindakan medis
A. Peralatan
PROSEDUR 1. Tabung Oksigen
2. Tensimeter
3. Ambulance (Jika di rujuk)
4. Adrenalin ampul
5. Dexamethason Vial
6. Jarum suntik disposibel 2,5 ml, 3 ml
B. Instruksi Kerja
1. Baringkan pasien dengan posisi kaki lebih tinggi
2. Berikan ADRENALIN inj. 0,3 cc (1 : 1000) secara Intra Muskular
pada lengan atas.
3. Bila perlu dapat diulang tiap 15 menit, umumnya diperlukan 1-4
kali pemberian.
4. Pasang tornikuet proksimal dari tempat suntikan (untuk mencegah
penyebaran), tornikuet dikendurkan tiap 10 menit
5. Jaga sistem pernapasan dan sistem kardiovaskuler agar berjalan
baik
6. Pemberian cairan bila diperlukan
7. Bila perlu Kortikosteroid , antihistamin dan bronkodilator dapat
diberikan secara intravena.Dosis Hidrocortison 5 mg / kg BB,
dapat diulang tiap 4 6 jam, difenhidramin 10-20 mg iv,
aminofilin 250-500 mg iv lambat bila terjadi spasme bronkioli
PROSEDUR
PENATALAKSANAAN SYOK ANAFILAKSIS

RSP RESPIRA
YOGYAKARTA

Prosedur No Dokumen No Revisi Halaman


Tetap 19/UGD/Respira/2014 2/2
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur

Dr. Joko Santoso, M.Kes


NIP 19601126 199010 1 001

UNIT TERKAIT UGD ,Unit Pelayanan Rawat Inap


PROSEDUR
PENATALAKSANAAN PNEUMOTHORAKS

RSP RESPIRA
YOGYAKARTA

Prosedur No Dokumen No Revisi Halaman


Tetap 20/UGD/Respira/2014 1/1
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur

Dr. Joko Santoso, M.Kes


NIP 19601126 199010 1 001

PENGERTIAN Adanya udara di dalam rongga pleura

TUJUAN Mencegah kematian akibat pneumothoraks

KEBIJAKAN Penanggung jawab : Dokter Spesialis Paru


Pembantu :dokter UGD, Perawat UGD
Indikasi : Semua pasien yang mengalami Pneumothoraks, baik
spontan, traumatik maupun artifisial

1. Pneumothoraks Tertutup:
PROSEDUR paru sisi lain sehat : observasi (kolaps<15 % )
paru sisi lain sehat : pasang WSD
2. Pneumothoraks Terbuka:
paru sisi lain sehat : pasang WSD
paru sisi lain sehat : pasang WSD
3. Pneumothoraks ventil: pasang WSD

Tindakan darurat:
1. Berikan oksigen 2-4 liter /menit
2. Buat tusukan di dinding dada bagizn laterzl dengan jarum
transfusi : 2-5 tempat tergantung situasi dan kondisi pasien
3. Buat tusukan dengan set transfusi :
Jarum tusukan di dinding dada bagian lateral
Sisi Selang yang lain masukkan dalam botol yang sudah
terisi air
Ujung selang satu atau dua m di bawah permukaan air

UNIT TERKAIT UGD,Unit Pelayanan Rawat Inap,n


PROSEDUR
PENATALAKSANAAN HEMOTHORAKS

RSP RESPIRA
YOGYAKARTA

Prosedur No Dokumen No Revisi Halaman


Tetap 21/UGD/Respira/2014 1/1
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur

Dr. Joko Santoso, M.Kes


NIP 19601126 199010 1 001

PENGERTIAN Adanya darah di dalam rongga pleura

mencegah kematian akibat Hemothoraks ( mencegah perdarahan &


TUJUAN kegagalan pernapasan)
KEBIJAKAN Penanggung jawab : Dokter Spesialis Paru
Pembantu :Dokter UGD, Perawat UGD
Indikasi : Semua pasien yang mengalami Hemothoraks
1. Pengosongan rongga pleura dari darah, Di pasang Chest tube
PROSEDUR dan di hubungkan dengan sistem WSD
2. Menghentikan Perdarahan , Jika dengan pemasangan WSD,
darah tetap tidak berhenti , maka di pertimbangkan torakotomi
3. Memperbaiki Keadaan Umum, Pemberian Oksigen 2-4
liter/menit lamanya di sesuaikan dengan perubahan klinis dan di
monitor dengan analisa gas darah, Bila ada anemia dapat
diberikan transfusi, di jaga jangan sampai terjadi gangguan
bpada fungsi jantung
4. Pemberian antibiotik bila ada infeksi sekunder
UGD , Unit Pelayanan Rawat Inap
UNIT TERKAIT
PROSEDUR
PENATALAKSANAAN INFARK MIOKARDIAL AKUT

RSP RESPIRA
YOGYAKARTA

Prosedur No Dokumen No Revisi Halaman


Tetap 22/UGD/Respira/2014 1/2
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur

Dr. Joko Santoso, M.Kes


NIP 19601126 199010 1 001
Nekrosis sebagian otot jantung akibat berkurangnya suplai arah
PENGERTIAN ke bagian otot tersebut karena oklusi atau trombosis arteria
koronaria.
1. Meringankan kerja jantung sampai jaringan parut
TUJUAN menggantikan bagian yang infark
2. Mengurangi/menghilangkan rasa nyeri
3. Mengatasi komplikasi : aritmia, gagal jantung, syok
KEBIJAKAN Penanggung jawab : Dokter UGD
Pembantu : Perawat UGD
1. Atasi nyeri dengan morfin 5-10 mg sk, dapat di ulang
PROSEDUR tiap jam sampai maksimum 60 mg. Atau
meperidin (Pethidin ) 50-100 mg im, dapat di ulang,
tidak boleh diberikan jika frekuensi nafas kurang dari
12x/menit
2. Pasang infus glukosa 5 % 500 ml/12 jam dan oksigen 4-6
L/menit
3. Istirahat fisik dan mental selama 2-3 minggu , bila perlu
diberikan sedatif diazepam 5-10 mg iv
4. Diet cukup sayuran dan defekasi teratur dapat diber
laksansia
5. Atasi komplikasi
Bradikardi :
Atropin sulfat mg im/iv, apat diulang tiap n15
menit sampai maksimum 2 mg
Bila perlu tambahkan dexametason 10 mg im/iv
Takikardi (tanpa gagal jantung )
Lidokain 50 mg im/iv
Ekstrasistole
Lidokain 50 mg iv, diteruskan dengan drip 2 mg
/menit atau di ulang t iap -1/2 jam
PROSEDUR
PENATALAKSANAAN INFARK MIOKARDIAL AKUT

RSP RESPIRA
YOGYAKARTA

Prosedur No Dokumen No Revisi Halaman


Tetap 22/UGD/Respira/2014 2/2
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur

Dr. Joko Santoso, M.Kes


NIP 19601126 199010 1 001
Fibrilasi Ventrikel
DC shock , lanjutkan dengan resusitasi
Henti Jantung
Pukul dengan kuat di daerah dada
sepertiga bagian bawah sternum lalu lanjutkan
dengan resusitasi
Presyok
Dexametason 10-50 mg iv
Bila tekanan darah tetap tidak naik, berikan Effortil
R 10 mg iv
Syok
Dexametason 100-250 mg iv dengan dopamin 2-5
mcg/kgbb/menit per infus, bila tidak berhasil berikan
juga Effortil 10 mg iv
Payah jantung kiri ringan (RBB )
Furosemid 20 mg-40 mg per hari im dengan KCL
500 mg perhari atau Kalium Durules 1 tablet /hari
Payah Jantung Kiri Berat ( RB >50 % paru )
Furosemid 40-120 mg /hari iv dengan Cedilanid R
200 mcg tiap 2-4 jam maksimum 1200 mcg/hari im
selanjutnya dengan dosis disesuaikan
KCL 3x 500 mg/hari atau Kalium Durules 3x1
tablet/hari
Morfin 5-10 mg sk
Pasang tournikuet

UNIT TERKAIT UGD , Semua Unit Pelayanan Rawat Inap,


PROSEDUR
ALUR ADMINISTRASI VISUM ET REPERTUM

RSP RESPIRA
YOGYAKARTA

Prosedur No Dokumen No Revisi Halaman


Tetap 23/UGD/Respira/2014 1/1
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur

Dr. Joko Santoso, M.Kes


NIP 19601126 199010 1 001
Visum adalah Surat keterangan yang dibuat oleh ahli sebagai bahan
PENGERTIAN bukti pengganti bila diperlukan di pengadilan.
TUJUAN Pembutan visum et repertum yang baik dan benar
KEBIJAKAN Penanggung jawab : Dokter Umum
1. Rumah Sakit melayani Visum
PROSEDUR 2. Permintaan Visum diajukan secara resmi dan tertulis oleh
Kepolisian kepada Rumah Sakit.
3. Pengajuan permintaan Visum disampaikan di Unit Pelayanan
Rumah Sakit dalam waktu 2 x 24 jam sejak kejadian oleh
petugas kepolisian
4. Petugas Administrasi Rumah Sakit meneliti surat permintaan
Visum, setelah meneliti kebenaran surat, petugas menulis
tanggal, jam penerimaan, nama dan tanda tangan.
5. Apabila penderita / korban sudah masuk ruangan maka surat
permintaan Visum ada di Unit Pelayanan
6. Visum dibuat berdasarkan pemeriksaan penderita pada saat
permintaan Visum Et repertum.
7. Bila penderita / korban sudah meninggal maka petugas Rumah
Sakit memeriksa kondisi secara umum.
8. Visum hidup dibuat dan ditanda tangani oleh Dokter yang
memeriksa / menangani penderita pada saat visum diterima.
9. Visum bisa diambil oleh petugas kepolisian dalam waktu 2 X 24
jam.

10. Petugas menandatangani penerimaan laporan visum

UNIT TERKAIT Rumah Sakit, Pasien, Kepolisian


PROSEDUR
PENGATURAN JADWAL DINAS

RSP RESPIRA
YOGYAKARTA

Prosedur No Dokumen No Revisi Halaman


Tetap 24/UGD/Respira/2014 1/1
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur

Dr. Joko Santoso, M.Kes


NIP 19601126 199010 1 001

PENGERTIAN Suatu kegiatan di Unit Gawat Darurat dan Rawat Jalan yang dilakukan
oleh Koordinator Dokter dan Koordinator Perawat untuk membuat
jadwal dinas
- Masing masing personil mengetahui jadwal jaga.
TUJUAN - Memudahkan pengaturan hari libur / cuti.
- Menyiapkan tenaga pengganti.
KEBIJAKAN Penanggung jawab : Koordinnator Dokter UGD dan Koordinator
Perawat UGD
A. Setiap akhir bulan, Koordinnator Dokter dan Koordinator Perawat
PROSEDUR membuat perencanaan penggunaan tenaga dokter dengan
menyusun daftar dinas /jaga.
B. Susunan jaga dibagi menjadi 3 shift:
1. Pagi terdiri dari: Dua-Tiga Orang Dokter Umum (1 Dokter
UGD, 1/2 Dokter Poliklinik Umum), 2 Perawat UGD
2. Dinas Shift Sore: 1 Orang Dokter Umum , 2 Perawat UGD
3. Dinas Shift Malam: 1 Orang Dokter Umum , 2 Perawat UGD
C. Waktu Jaga :
Setiap hari Kerja Kecuali dinas shift dengan waktu sebagal berikut :
- Senin Minggu pukul : 07.30 14.00 WIB
- Shift Sore, setiap hari pukul 14.00 20.00 WIB
- Shift Malam, setiap hari pukul 20.00 07.30 WIB
D. Tenaga pengganti memiliki kemampuan setara dengan yang diganti

UNIT TERKAIT Unit Pelayanan UGD, Poliklinik, Rawat Inap


PROSEDUR
PENERIMAAN PASIEN ISOLASI
PROSEDUR
PENGELOLAAN PASIEN BARU
RSP RESPIRA DENGAN INDIKASI RAWAT INAP
YOGYAKARTA
RSP RESPIRA
YOGYAKARTA
Prosedur No Dokumen No Revisi Halaman
Tetap 26/UGD/Respira/2014 1/1
Prosedur No Dokumen No Revisi Halaman
Tetap 25/UGD/Respira/2014 Ditetapkan, 1/1
Tanggal Terbit Direktur
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur

Dr. Joko Santoso, M.Kes


NIP 19601126 199010 1 001
Dr. Joko Santoso, M.Kes
NIP 19601126 199010 1 001

PENGERTIAN Memberi perawatan pada penderita dengan penyakit memerlukan


ruangan tertentu karena penyakitnya yang sangat infeksius.

TUJUAN 1. Sebagai upaya yang lebih efektif dan efisien


dalam melakukan tindakan pelayanan.
2. Sebagai upaya untuk mencegah terjadinya
infeksi nosokomial.

KEBIJAKAN Penanggung jawab : Dokter UGD


Pemahaman tenaga Medis dan paramedis tentang penerimaan
pasien isolasi
o Penderita yang akan masuk ruang isolasi harus sesuai dengan
PROSEDUR kriteria pasien dengan penyakit tertentu.
o Penderita yang akan masuk dengan diagnosa yang meragukan
harus dilengkapi pemeriksaan penunjang (lab, thorax foto).
o Penderita yang masuk ruang isolasi akan mendapatkan pelayanan
sesuai dengan ruang isolasi.

UNIT TERKAIT UGD, Unit ruang isolasi

PROSEDUR
PELAKSANAAN INFORMED CONSENT
RSP RESPIRA
YOGYAKARTA

Prosedur No Dokumen No Revisi Halaman


Tetap 27/UGD/Respira/2014 1/2
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur

Dr. Joko Santoso, M.Kes


NIP 19601126 199010 1 001
Suatu urutan langkah-langkah untuk mendapatkan persetujuan/
PENGERTIAN penolakan tindakan medik dari pasien atau keluarga yang bertanggung
jawab terhadap tindakan medik yang akan dilakukan.

Agar pasien dan keluarganya memahami tindakan yang akan dilakukan


TUJUAN Untuk melindungi pihak rumah sakit dan dokter apabila terjadi tuntutan
hukum terhadap tindakan medis/ keperawatan yang dilakukan pihak
rumah sakit di kemudian hari
KEBIJAKAN Penanggung jawab : Dokter UGD
Pembantu : Perawat UGD
- Perawat menyiapkan lembar informed di Kartu Rekam Medik pasien
PROSEDUR Perawat menghubungi dokter yang akan melakukan tindakan medik
- Perawat menghubungi dan menyiapkan pasien/ keluarga yang
bertanggung jawab untuk siap menerima informasi dan penjelasan
- Dokter memberi penjelasan meliputi: diagnosa, tindakan-tindakan
dan proses keberhasilan tindakan medik yang akan dilakukan, resiko,
dan komplikasi yang mungkin terjadi, altematif tindakan lain,
pragnosa apabila tindakan medik dilakukan dan tidak dilakukan .
- Persetujuan/ penolakan dibuat secara lisan/ tertulis, dan pada
tindakan medis yang mengandung resiko harus mutlak dibuat secara
tertulis.
- Informed consent ditanda tangani oleh :
Pasien/ keluarga yang bertanggung jawab (bila umur kurang dari
21 tahun atau belum menikah atau pasien belum menikah atau
pasien yang mengalami gangguan jiwa
Perawat sebagai saksi
Dokter pemberi informasi
Pada pasien/ keluarga buta huruf dapat diganti dengan cap
jempol

PROSEDUR
PELAKSANAAN INFORMED CONSENT

RSP RESPIRA
YOGYAKARTA

Prosedur No Dokumen No Revisi Halaman


Tetap 27/UGD/Respira/2014 2/2
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur

Dr. Joko Santoso, M.Kes


NIP 19601126 199010 1 001
Informed consent diisi dan ditanda tangani 24 jam sebelum
tindakan medik dilaksanakan
Pada pasien gawat darurat dalam keadaan tidak sadar dan tidak
didampingi keluarga pasien yang berhak memberikan
persetujuan/ penolakan tidak diperlukan Informed concent

UNIT TERKAIT UGD

PROSEDUR
DRIP DOPAMIN

RSP RESPIRA
YOGYAKARTA

Prosedur No Dokumen No Revisi Halaman


Tetap 28/UGD/Respira/2014 1/1
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur

Dr. Joko Santoso, M.Kes


NIP 19601126 199010 1 001
Memberikan pengobatan dengan drip dopamin pada pasien yang
PENGERTIAN mengalami penurunan hemodinamik

Mengatasi penurunan tekanan darah


TUJUAN
KEBIJAKAN Penanggung jawab : Dokter UGD
Pembantu : Perawat UGD
Persiapan alat
PROSEDUR 1. infus pump
2. Dopamin 200 mg perampul
3. Cairan D 5% atau NaCl 0,9%
4. Infus set
Langkah Pelaksanaan:
1. Memberi penjelasan kepada pasien
2. Larutkan dopamin dalam cairan infus D 5% atau normal saline
dan hubungkan pada infus set
3. Pasang infusion pump pada tiang infus, dan hubungkan dengan
sumber listrik
4. Lewatkan selang infus pada lekukan yang tersedia pada alat dan
kemudian tutup lagi penjepitnya
5. Atur angka pada kolom "present volume" sesuai dengan jumlah
cairan yang ada
6. Atur dosis dengan mengatur kecepatan aliran (deliferi race) obat
dalam menit atau jam
7. Tekan tombol "purge" untuk mendorong cairan sampai ujung
slang infus
8. Tekan "on"

UNIT TERKAIT Unit Rawat inap, UGD

PROSEDUR
MERUJUK PASIEN

RSP RESPIRA
YOGYAKARTA

Prosedur No Dokumen No Revisi Halaman


Tetap 29/UGD/Respira/2014 1/2
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur

Dr. Joko Santoso, M.Kes


NIP 19601126 199010 1 001
Kegiatan merujuk pasien rawat inap ke rumah sakit lain atas indikasi
PENGERTIAN medis maupun non medis untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

Pasien tetap dilayani dengan baik sampai di rumah sakit tujuan


TUJUAN Terjaminnya keselamatan pasien
Tertib administrasi.

KEBIJAKAN Penanggung jawab : Dokter umum


Pembantu : Perawat UGD

Dokter menjelaskan kepada pasien dan atau keluarga pasien


PROSEDUR tentang kondisi pasien dan indikasi rujukan
Jika rujukan atas permintaan pasien dan atau keluarga pasien
sendiri maka pasien dan atau keluarganya melapor kepada
dokter.setelah itu harus menandatangani pernyataan minta
pindah.
Dokter membuat surat rujukan yang mencantumkan identitas
pasien,diagnose,terapi yang telah diberikan,tanda tangan, nama
terang,serta NIP dokter.
Surat Rujukan dilampiri semua hasil pemeriksaan penunjang
yag telah dilakukan.
Semua biaya dan kelengkapan administrasi harus dipenuhi
sebelum pindah.

PROSEDUR
MERUJUK PASIEN

RSKP RESPIRA
YOGYAKARTA

Prosedur No Dokumen No Revisi Halaman


Tetap 30/UGD/Respira/2014 2/2
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur

Dr. Joko Santoso, M.Kes


NIP 19601126 199010 1 001
Perawat konfirmasi ke rumah sakit tujuan melalui telepon.
Perawat menghubungi petugas ambulans
Jika pasien tetap membutuhkan bantuan oksigen,infuse,dan atau
alat lain yang masih terpasang,maka alat-alat tersebut tidak
akan dilepas.
Setelah ambulans siap,pasien segera dirujuk dan didampingi
minimal satu orang perawat.

Sesampainya di RS tujuan,perawat menyerahkan pasien beserta
semua berkas rujukan dan bila perlu member keterangan lebih
lanjut tehtang keadaan pasien.
Perawat dan petugas ambulans kembali ke rumah sakit.
Semua kegiatan tercatat di rekam medis dan buku pasien di
ruangan.

UNIT TERKAIT UnitGawat Darurat

Anda mungkin juga menyukai