FRAKTUR HUMERUS
DISUSUN OLEH :
110.2005.138
Pembimbing :
14
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Allah atas segala taufik dah hidayahNya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan penulisan referat dengan judul bronkiolitis , yang disusun dalam rangka
memenuhi persyaratan kepanitraan di bagian radiology RSU dr.Slamet Garut.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada;
1. dr.Usep Saeful.AA, sp.Rad selaku kepala serta dosen pembimbing SMF Radiologi
RSU.dr.Slamet Garut yang telah meluangkan waktu untuk membimbing kami.
2. dr.Rudi Hartoko<sp.Rar sebagai dosen FK YARSI
3. Bella, Mimi, Tia, Sri sebagai rekan kepaniteraan bagian radiology.
4. Teman sejawat dokter muda dilingkungan RSU dr.Slamet Garut.
5. Para perawat dan teknisi di SMF Radiologi.
Semoga dengan adanya referat ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi semua
pihak.penyusun menyadari bahwa referat ini jauh dari sempurna, untuk itu penyusun mengharapkan
kritik serta saran sebagai perbaikan dalam penyusunan yang akan dating.
Ahir kata penulis mengharapkan referat ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca,
khususnya para dokter muda yang memerlukan panduan dalam menjalani aplikasi ilmu.
Wassalamualaikum wr. Wb
Penyusun
14
BAB I
PENDAHULUAN
FRAKTUR
A. Pengertian
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya. (smeltzer
S.C & Bare B.G,2001) Fraktur adalah setiap retak atau patah pada tulang yang utuh.( reeves
C.J,Roux G & Lockhart R,2001 ) Fraktur atau patah tulang adalah masalah yang akhir-akhir ini
sangat banyak menyita perhatian masyarakat, pada arus mudik dan arus balik hari raya idulfitri
tahun ini banyak terjadi kecelakaan lalu lintas yang sangat banyak yang sebagian korbannya
mengalami fraktur. Banyak pula kejadian alam yang tidak terduga yang banyak menyebabkan
fraktur. Sering kali untuk penanganan fraktur ini tidak tepat mungkin dikarenakan kurangnya
informasi yang tersedia contohnya ada seorang yang mengalami fraktur, tetapi karena kurangnya
informasi untuk menanganinya Ia pergi ke dukun pijat, mungkin karena gejalanya mirip dengan
orang yang terkilir.
B. Prevalensi
Fraktur lebih sering terjadi pada orang laki laki daripada perempuan dengan umur dibawah 45
tahun dan sering berhubungan dengan olahraga, pekerjaan atau kecelakaan. Sedangkan pada
Usila prevalensi cenderung lebih banyak terjadi pada wanita berhubungan dengan adanya
osteoporosis yang terkait dengan perubahan hormon.
C. Jenis fraktur
14
Sering terjadi pada wanita lanjut usia yang tulang belakangnya menjadi rapuh karena
osteoporosis.
4. Patah tulang karena tergilas.
5. Tenaga yang sangat hebat menyebabkan beberapa retakan sehingga terjadi beberapa
pecahan tulang.
Jika aliran darah ke bagian tulang yang terkena mengalami gangguan, maka
penyembuhannya akan berjalan sangat lambat.
6. Patah tulang avulsi.
disebabkan oleh kontraksi otot yang kuat, sehingga menarik bagian tulang tempat tendon
otot tersebut melekat.
Paling sering terjadi pada bahu dan lutut, tetapi bisa juga terjadi pada tungkai dan tumit.
7. Patah tulang patologis.
Terjadi jika sebuah tumor (biasanya kanker) telah tumbuh ke dalam tulang dan
menyebabkan tulang menjadi rapuh.
Tulang yang rapuh bisa mengalami patah tulang meskipun dengan cedera ringan atau
bahkan tanpa cedera sama sekali.
14
Fraktur terbuka digradasi menjadi :
Grade II : luka lebih luas tanpa kerusakan jaringan lunak yang ekstensif
Grade III : sangat terkontaminasi, dan mengalami kerusakan jaringan lunak ekstensif.
4. Greenstick, fraktur dimana salah satu sisi tulang patah sedang sisi lainnya membengkok.
14
7. Spiral, fraktur memuntir seputar batang tulang
9. Depresi, fraktur dengan frakmen patahan terdorong kedalam ( sering terjadi pada tulang
tengkorak dan wajah )
10. Kompresi, fraktur dimana tulang mengalami kompresi ( terjadi pada tulang belakang )
11. Patologik, fraktur yang terjadi pada daerah tulang berpenyakit ( kista tulang, paget,
metastasis tulang, tumor )
12. Avulsi, tertariknya fragmen tulang oleh ligamen atau tendo pada prlekatannya.
14. Impaksi, fraktur dimana fragmen tulang terdorong ke fragmen tulang lainnya.
14
Dalam anatomi
manusia, tulang
lengan atas atau
humerus adalah
tulang panjang
pada lengan (atau
kaki depan pada
hewan) yang
terletak antara
bahu dan siku.
Pada sistem
rangka, terletak
di antara scapula
(tulang belikat)
dan radius-ulna
(tulang pengumpil-
hasta).
Ikhtisar
Persendian
Kepala bonggol humerus (caput humeri) bersendi dengan cavitas glenoidales dari scapula.
Penyambungan ini dikenal dengan sendi bahu yang memiliki jangkauan gerak yang luas. Pada
14
persendian ini terdapat dua bursa yaitu pada bursa subacromialis dan bursa subscapularis. Bursa
subacromialis membatasi otot supraspinatus dan otot deltoideus. Bursa subscapularis
memisahkan fossa subscapularis dari tendon otot subscapularis. Otot rotator cuff membantu
menstabilkan persendian ini.
Pada bagian siku, terdapat persendian dengan ulna sehingga memungkinkan gerak fleksi dan
ekstensi. Gerakan ini terjadi pada bagian troklea humerus. Terdapat dua cekungan pada ujung
bawah humerus, yaitu fossa coronoidea dan fossa olecrani.
Perlekatan otot
Terdapat banyak otot yang melekat pada humerus. Otot-otot tersebut memungkinkan gerakan
pada siku dan bahu. Otot khusus rotator cuff melekati bagian atas humerus dan dapat melakukan
rotasi serta abduksi pada bahu.
Terdapat pula otot pada lengan bawah yang melakati humerus seperti otot pronator teres dan otot
fleksor dan ekstensor lengan bawah.
Epicondylus lateralis
Epicondylus medialis
Sulcus intertubercularis
14
Tuberculum mayus dan tuberculum minus (Otot rotator cuff)
Otot infraspinatus
Otot supraspinatus
Otot teres minor
Otot subscapularis
Lainnya
Otot anconeus
Otot brachioradialis
Otot coracobrachialis
Otot extensor carpi radialis longus
Otot deltoideus
14
BAB II
ISI
FRAKTUR HUMERUS
Diskontinuitas yang terjadi pada diafisis shaft tulang humerus karena rudapaksa / trauma
Klasifikasi Neer adalah terminologi yang umum digunakan untuk klasifikasi fraktur proximal
humerus
14
Neer classification.
- Three part fractures ( caput humeri, shaft humeri dan salah satu dari tuberositas)
- Fraktur dislokasi
- T or Y fracture
- Sideswipe fracture
14
2.Fraktur shaft Humerus
- Reduksi tertutup
- Operatif
Plate Osteosintesis
Rigid Intramedullary Nail Fixation
Flexible Intramedullary Nail Fixation
Fiksasi eksternal
Reduksi tertutup pada fraktur distal humerus tidak memberikan hasil yang memuaskan. Terapi
operatif merupakan pilihan utama sebaiknya kasus ini dirujuk.
D. Indikasi Operasi
Fraktur segmental
Multipel trauma
Fraktur terbuka
Trauma vaskuler
Fraktur shaft humeri bilateral
Floating elbow injury
Fraktur patologis
Reduksi tertutup yang sukar dipertahankan
Radial nerve palsy setelah reduksi tertutup
14
Pada penderita Parkinson
Lesi plexus brachial ipsilateral
F. Diagnosis Banding
-Dislokasi bahu
-Fraktur klavikula
-Fraktur siku
-Fraktur skapula
G. Pemeriksaan Penunjang
H.Tehnik operasi
Eksposur dapat menggunakan cara anterolateral atau midline posterior untuk fraktur 1/3 distal
shaft humerus. Gunakan insisi yang baik, hindari retraksi soft tissue yang berlebihan dengan
cara diseksi soft tissue yang seksama dan teknik bone handling yang baik. Identifikasi dan
lindungi nervus radialis. Plate dapat ditempatkan di permukaan posterior atau anterolateral
tulang.
Reduksi fraktur sebaik mungkin dan gunakan lag screw untuk kompresi interfragmental jika
memungkinkan ( pada fraktur oblique atau spiral). Kemudian letakkan plate yang sesuai pada sisi
kompresi jika memungkinkan. Minimal gunakan 6 screw pada fragmen utama, beberapa penulis
merekomendasikan 8 sampai 10 screw. Padan fraktur transversal dan oblique yang pendek
compression plate sangat bermanfaat.
I.Komplikasi Operasi
Nonunion
Malunion
Avascular nekrosis ( fraktur pada caput humerus )
Arthrodesis
Osteomyelitis ( pada fraktur terbuka )
Trauma vaskuler
14
Lesi N..radialis
J.Mortalitas
Umumnya rendah
BAB III
KESIMPULAN
Fraktur humerus adalah iskontinuitas yang terjadi pada diafisis shaft tulang humerus
karena rudapaksa / trauma. Biasanya lebih sering terjadi pada laki-laki dewasa.Secara garis besar
fraktur humerus dibagi menjadi tiga, yaitu :
Pada dasarnya penatalaksanaan terbaik fraktur humerus adalah dengan cara operasi, baik dengan
fiksasi luar ataupun dengan fiksasi dalam. Tetapi bila frakturnya stabil (one part fracture) dapat
digunakan reduksi tertutup. Meskipun terdapat resiko terjadinya komplikasi operasi, pada
umumnya sebagian besar fraktur humerus dapat sembuh dengan baik.
14
DAFTAR PUSTAKA
53-63.
Fizuhri SB. Uji Banding Penggunaan Skrew Paralel pada Fraktur Colum Humeri :
Meschan. Isadore, Synopsis of Roentgen Signs : W.B Saunders Company, 2001 47-49
14
14