ETIKA BISNIS
"BECTON DICKINSON AND NEEDLE STICKS"
OLEH:
GALIH DWI ATMOJO
GINA WULANDARI
TANTYA HAPSARI SUNDOYO
MAGISTER MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2016
BECTON DICKINSON AND NEEDLE STICKS
1) In your judgment, did Becton Dickinson have obligation to provide the safety
syringe in all its sizes in 1991? Explain your position, using the materials from
2) Should manufactures be held liable for failing to market all the products for
which they hold exclusive patents when someones injury would have been
pekerja itu sendiri. Banyak orang yang masih sering mengalami kecelakaan walaupun
produk yang aman sudah disediakan. Jadi dalam hal ini, ketelitian dan standar
keselamatan kerja dari pekerja lah yang seharusnya lebih diperhatikan dalam
pelaksanaan kerja, sehingga perusahaan tidak bisa disalahkan sepenuhnya dalam hal
ini. Wanita yang menusuk dirinya dengan jarum pada saat transfuse darah merupakan
prakte yang tidak aman. Dalam kasus ini alat suntik The Vanish Point sejauh ini
merupakan produk jarum teraman yang tersedia. Dalam kasus ini, menyalahkan
perusahaan berarti seperti mencari kambing hitam atas kesalahan yang terjadi, yang
medis dari rumah sakit yang menjadi anggotanya. Rumah sakit menjadi anggota GPO
dengan menyetujui pembelian sebanyak 85-95 % dari persediaan medis mereka di
perusahaan yang dibuat oleh GPO dan kekuatannya untuk menekan harga yang lebih
murah. Sehingga dalam hal ini, sebenarnya GPO mendapatkan untung dari negosiasi
harga dari manufaktur yang disetujui sebagai aliansinya. Sehingga hal tersebut bisa
penggunaan persediaan peralatan yang bukan dengan kualitas terbaik untuk anggota
rumah sakitnya, melainkan kesepakatan harga yang memberikan laba untuk GPO.
Dalam kasus ini, system GPO bisa dikatakan sudah memonopoli untuk persediaan
kekuasaannya sudah melebihi 50% bahkan mencapai 95% dan dalam kenyataannya