Anda di halaman 1dari 30

BAB II

RUMPUN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN

A. Model Pembelajaran
Model-model pembelajaran dalam rumpun Pemrosesan Informasi bertitik tolak dari
Prinsip prinsip pengolahan informasi, yaitu yang merujuk pada cara-cara bagaimana manusia
menangani rangsangan dari lingkungan, mengorganisasi data, mengenali masalah, menyusun
konsep, memecahkan masalah, dan menggunakan simbol-simbol. Beberapa model
pembelajaran dalam rumpun ini berhubungan dengan kemampuan pebelajar (peserta didik)
untuk memecahkan masalah, dengan demikian peserta didik dalam belajar menekankan pada
berpikir produktif. Sedangkan beberapa model pembelajaran lainnya berhubungan dengan
kemampuan intelektual secara umum, dan sebagian lagi menekankan pada konsep dan
informasi yang berasal dari disiplin ilmu secara akademis.
Model pembelajaran diartikan sebagai suatu rencana mengajar yang memperlihatkan
pola pembelajaran tertentu, dalam pola tersebut dapat terlihat kegiatan guru dan siswa,
sumber belajar yang digunakan di dalam mewujudkan kondisi belajar atau sistem lingkungan
yang memungkinkan siswa mampu belajar. Di dalam model pembelajaran terdapat
karakteristik urutan tahapan kegiata guru dan siswa dalam peristiwa pembelajaran yang
dikenal dengan sintaks. Di balik tahapan pembelajaran tersebut terdapat rasional yang
merujuk pada suatu teori belajar tertentu. Rasional tersebut merupakan karakteristik yang
membedakan satu model dengan model lainnya (Indrawati, 2000). Dengan demikian suatu
model memiliki empat karakteristik yaitu:
- Landasan teori
- Tujuan yang harus dikuasai siswa
- Sintak atau urutan langkah kegiatan guru-siswa
- Kondisi belajar atau sistem lingkungan pembelajaran

Berikut dijelaskan berbagai pendapat tentang pengertian model pembelajaran :


Menurut Udin Winataputra 1994, Model pembelajaran dapat diartikan sebagai
kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman
bagi perancang pengajaran dan para guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktifitas
belajar mengajar.
Soekamto, dkk (dalam Nurulwati, 2000) Model pembelajaran adalah kerangka
konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman
belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para
perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.

Rumpun Model-model Pembelajaran


Joyce dan Weil (1996) dalam bukunya Model of Teaching telah menggolongkan
model-model pembelajaran menjadai empat rumpun model pembelajaran. Rumpun model
pembelajaran tersebut antara lain adalah Rumpun Model-model Pembelajaran Pengolahan
Informasi, Rumpun Model-model Pembelajaran Individual,
Rumpun Model-model Pembelajaran Pengolahan Informasi
Model-model pembelajaran dalam rumpun ini bertitik tolak dari prinsip-prinsip pengolahan
informasi yaitu cara-cara manusia menanggapi rangsangan dari lingkungan,
mengorganisasikan data, mengenali masalah dan mencoba mencari solusinya, serta
mengmebangkan konsep-konsep dan bahasa untuk menangani masalah tersebut. Model
dalam rumpun ini berhubungan dengan kemampuan pemecahan masalah, kemampuan
intelektual secara umum, dan penekanan konsep serta informasi yang berasal dar disiplin
ilmu secara akademis.Berikut adalah jenis-model-model pembelajaran yang termasuk
rumpun pengolahan informasi:
Tabel. 1
Model model Pembelajaran Pengolahan Informasi
No Jenis Model Tujuan/Manfaat
1. Berfikir Induktif Model ini ditujukan untuk pembentukan kemampuan
berfikir induktif yang banyak diperlukan dalam kegiatan
akademik, dan diperlukan dalam kehidupan secara
umum
2. Latihan inkuiri Model ini dirancang untuk melibatkan siswa dalam
berfikir sebab-akibat dan melatih mengajukan
pertanyaan secara opic dan tepat
3. Concept attainment Dirancang untuk mengajarkan (pembentukan) konsep
dan untuk membantu siswa menjadi lebih efektif dalam
belajar konsep (kemampuan berfikir induktif)

4. Mnemonic (strategi Model ini dirancang untuk membantu guru dalam


mengingat dan menerima menyajikan bahan pelajaran dan cara-cara membantu
informasi) siswa baik secara individual maupun secara kooperatif
dalam mempelajari informasi atau konsep
5. Perkembangan kognitif Model ini bertujuan untuk membantu guru dalam
pembentukan kemampuan berfikir/ pengembangn
intelektual pada umumnya, khususnya berfikir logis.
Kemampuan ini dapat diterapkan pada kehidupan sosial
dan pengembangan moral

6. Advance Organizer Model ini dirancang untuk meningkatkan kemamapuan


mengolah informasi dalam kapasitas untuk membentuk
dan menghubungkan dengan pengetahuan baru pada
struktur kognitif yang telah ada

7. Synectics Dirancang untuk membantu siswa break set dalam


kegiatan pemecahan masalah dan menulis untuk
memperoleh pandangan baru terhadap suatu opic
berdasarkan banyak hal dari lapangan

Dirancang untuk membantu siswa break set dalam kegiatan pemecahan masalah dan menulis
untuk memperoleh pandangan baru terhadap suatu opic berdasarkan banyak hal dari lapangan
Rumpun Model-model Pembelajaran Individual
Model-model pembelajaran pada rumpun individual ini memfokuskan pada pengembangan
pribadi. Model ini menekankan pada proses mengkonstruk dan mengorganisasi realita yang
memandang manusia sebagai pembuat makna.
Beberapa model yan Modelg termasuk rumpun pembelajaran individual ini antara lain:
Tabel. 2
Model-model Pembelajaran Individual

No. Jenis Model Karakteristik Model


1 Pengajaran Non Directif Model ini menekankan pada kemitraan Guru-siswa.
Guru berusaha membantu siswa memahami perannya
dalam pendidikan mereka sendiri. Model ini juga
menekankan pada pembentukan kemampuan belajar
sendiri untuk mencapai pemahaman dan penemuan
diri sendiri sehingga terbentuk konsep diri
2 Latihan Kesadaran Model ini berguna untuk meningkatkan
kemampuan/kapasitas seseorang dalam mengsplorasi
dan menyadari pemahaman diri sendiri
3 Sistem Konseptual Model ini dirancang untuk meningkatkan
kompleksitas pribadi dan feksibilitas
4 Pertemuan kelas Model ini ditujukan untuk pengembangan pemahamn
dan tanggungjawab pad diri sendiri dan kelompok
sosialnya.

3. Rumpun Model-Model Pembelajaran Sosial


Model-model pembelajaran rumpun sosial menggabungkan antara belaajr dan masyarakat.
Kedudukan belajar di sini adalah bahwa perilaku kooperatif tidak hanya merupakan pemberi
semangat sosial, tetapi juga intelektual. Sebaliknya tugas-tugas yang sering dilakukan dalam
kehidupan sosial dapat dirancang untuk meningkatkan belajar/keakademisan.
Jenis model pembelajaran rumpun sosial antara lain:
Tabel. 3
Model-Model Pembelajaran Sosial
No Jenis Model Tujuan / Manfaat
1 Partner in learning / Model ini dirancang untuk memberikan bimbingan kepada
Kerja Kelompok siswa untuk mendefinisikan/ menemukan masalah, menggali
berbagai pandangan terhadap masalah, dan belajar bersama
untuk menguasai informasi, ide, dan keterampilan yang
secara simultan mengembangkan kompetensi sosial.

2 Jurisprudential Model ini dirancang untuk melatih kemampuan mengolah


informasi dan menyelesaikan isu kemasyarakatan dengan
kerangka acuan atau cara berfikir jurisprudential (ilmu
tentang hukum-hukum manusia)
3 Role Playing (bermain Model ini dirancang untuk mengajak siswa dalam
Peran) menyelidiki nilai-nilai pribadi dan sosial melalui tingkahlaku
mereka sendiri dan nilai-nilai yang menjadi sumber dari
penyelidikan itu. Bermain peran juga membantu siswa
mengumpulkan dan menata informasi mengenai isu-isu
sosial, mengembangkan rasa empati kepada teman, dan
mengembangkan keterampilan-keterampilan sosial siswa.

4. Rumpun Model-Model Pembelajaran Perilaku


Model-model pembelajaran pada rumpun ini didasarkan pada suatu pengetahuan yang
mengacu pada teori perilaku seperti teori belajar, teori belajar sosial, modifikasi perilaku atau
perilaku terapi. Model pembelajaran rumpun ini mementingkan penciptaan lingkungan
belajar yang memungkinkan manipulasi penguatan perilaku secara efektif sehingga terbentuk
pola perilaku yang dikehendaki.
Beberapa model pembelajaran pada rumpun ini antara lain :

Tabel. 3
Model-Model Pembelajaran Perilaku
No. Jenis Mode Karakteristik Model
1 Mastery learning, Bahan-bahan yang akan dipelajari siswa dipecah e dalam unit-
Direct Instruction, dan unit yang sederhana hingga yang kompleks. Bahan yang
Social learning dipelajari siswa umumnya dipelajari secara individual melalui
Theory berbagai media
2 Self Control Model pembelajaran ini mengandalkan pada bagaimana siswa
harus berprilaku dan siswa belajar dari dampak perilaku
tersebut, serta mengendalikan lingkungannya sehingga
perilaku tersebut dapat produktif.
3 Learning from Dalam situasi tertentu, individu akan memodifikasi
simulation perilakunya sesuai dengan masukan yang diterima dari
lingkungan. Mereka akan menata lingkunagnnya dan pola-
pola responnya dengan masukan-masukan dari lingkungan
4 The condition of Model ini menekankan pada hasil belajar : apa yang
learning diharapkan dari tugas/fungsi instruksional guru.

C. Karakteristik Umum Dari Setiap Rumpun Model Pembelajaran !


Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis
dalam mengoganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan
berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam
merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran.

1. Karakteristik Umum Model Pemrosesan Inforasi


Berprinsip pada pengolahan informasi oleh manusia dengan memperkuat dorongan-
dorongan internal / dari dalam dirinya untuk memahami dunia dengan cara menggali dan
mengorganisasikan data, merasakan adanya masalah dan mengupayakan jalan keluarnya serta
pengembangkan bahasa untuk mengungkapkannya.
- Menekankan pada peserta didik agar memiliki kemampuan untuk memproses informasi.
Dalam rumpun model pembelajaran pemrosesan informasi terdapat 7 model pembelajaran,
yaitu : Pencapaian Konsep (Concept Attainment, Berpikir induktif (InductiveThinking),
Latihan Penelitian (Inquiry Training, Pemandu Awal (Advance Organizer), Memorisasi
(Memorization), Pengembangan Intelek (Developing Intelect),Penelitian Ilmiah (Scientic
Inquiry).

2. Karakteristik Umum Model Personal


- Proses pendidikan sengaja diusahakan yang memungkinkan seseorang dapat memahami diri
sendiri dengan baik , sanggup memikul tanggung jawab untuk pendidikan dan lebih kreatif
untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik.
- Memusatkan perhatian pada pandangan perseorangan dan berusaha menggalakkan
kemandirian yang produktif sehingga manusia menjadi semakin sadar diri dan bertanggung
jawab atas tujuannya.
Dalam rumpun model personal ini terdapat 4 model pembelajaran, yaitu : Pengajaran
Tanpa Arahan (Non Directive Teaching), Model Sinektik (Synectics Model), Latihan
Kesadaran (Awareness Training), Pertemuan Kelas (Classroom Meeting).

3. Karakteristik Umum Model Interaksi Sosial


- Menitik beratkan pada pengembangan kemampuan kerjasama dari para siswa.
- Berdasarkan pada dua asumsi pokok, pertama : masalah-masalah sosial diidentifikasi dan
dipecahkan atas dasar dan melalui kesepakatanm-kesepakatan dengan menggunakan proses-
proses sosial, kedua : proses sosial yang demokratis perlu dikembangkan untuk melakukan
perbaikan masyarakat dalam arti seluas-luasnya secara build-in dan terus menerus.
Dalam rumpun model interaksi sosial ini terdapat 5 model pembelajaran, yaitu :
Investigasi Kelompok (Group Investigation), Bermain Peran (Role Playing), Penelitian
Yurisprudensial (Jurisprudential UInquiry), Latihan Laboratoris (Laboratory Training) dan
Penelitian Ilmu Sosial.
4. Karakteristik Umum Model Sistem Perilaku
- Mementingkan penciptaan sistem lingkungan belajar yang memungkinkan penciptaan sistem
lingkungan belajar yang memungkinkan manipulalsi penguatan tingkah laku (reinforcement)
secara efektif sehingga terbentuk pola tingkah laku yang dikehendaki.
- Memusatkan perhatian pada perilaku yang terobservasi dan metode dan tugas yang diberikan
dalam rangka mengkomunikaksikan keberhasilan.
Dalam rumpun model sistem perilaku ini terdapat 5 model pembelajaran, yaitu :
Belajar Tuntas (Mastery Learning), Pembelajaran Langsung (Direct Instruction), Belajar
Kontrol Diri (Learning Self Control), Latihan Pengembangan Keterampilan dan Konsep
(Training for Skill and Concept Development), Latihan Assertif (Assertive Training)
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Dari berbagai definisi tentang pengertian model pembelajaran dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaran merupakan kerangka, pola, atau rencana pembelajaran yang akan
dilaksanakan oleh seorang guru dengan sistematis untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam
menghadapi era pendidikan yang semakin maju para guru dituntut untuk mempunyai
kerangka pembelajaran yang paling efisien untuk digunakan dengan menerapkan rumpun
model pembelajaran yang telah disediakan, menyesuaikan dengan kebutuhan yang dihadapi.
Keempat rumpun tersebut mempunyai bebagai model pembelajaran yang sesuai dengan
situasi dan kondisi peserta didik.

2. Saran
Setelah mengetahui pengertian dan rumpun model pembelajaran, pembaca sebagai
calon guru atau bahkan yang sudah menjadi guru dapat menerapkan hal-hal yang telah
dijelaskan di atas dengan tepat. Hal ini bertujuan agar tercapainya tujuan pendidikan yang
telah direncanakan dalam recana pembelajaran.

1. Karakteristik Umum Dari Setiap Rumpun Model Pembelajaran !

Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis
dalam mengoganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan
berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam
merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran.

1. Karakteristik Umum Model Pemrosesan Inforasi

Berprinsip pada pengolahan informasi oleh manusia dengan memperkuat dorongan-dorongan


internal / dari dalam dirinya untuk memahami dunia dengan cara menggali dan
mengorganisasikan data, merasakan adanya masalah dan mengupayakan jalan keluarnya serta
pengembangkan bahasa untuk mengungkapkannya.

Menekankan pada peserta didik agar memiliki kemampuan untuk memproses


informasi.

Dalam rumpun model pembelajaran pemrosesan informasi terdapat 7 model pembelajaran,


yaitu : Pencapaian Konsep (Concept Attainment, Berpikir induktif (InductiveThinking),
Latihan Penelitian (Inquiry Training, Pemandu Awal (Advance Organizer), Memorisasi
(Memorization), Pengembangan Intelek (Developing Intelect),Penelitian Ilmiah (Scientic
Inquiry).

2. Karakteristik Umum Model Personal

Proses pendidikan sengaja diusahakan yang memungkinkan seseorang dapat


memahami diri sendiri dengan baik , sanggup memikul tanggung jawab untuk
pendidikan dan lebih kreatif untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik.
Memusatkan perhatian pada pandangan perseorangan dan berusaha menggalakkan
kemandirian yang produktif sehingga manusia menjadi semakin sadar diri dan
bertanggung jawab atas tujuannya.

Dalam rumpun model personal ini terdapat 4 model pembelajaran, yaitu : Pengajaran Tanpa
Arahan (Non Directive Teaching), Model Sinektik (Synectics Model), Latihan Kesadaran
(Awareness Training), Pertemuan Kelas (Classroom Meeting).

3. Karakteristik Umum Model Interaksi Sosial

Menitik beratkan pada pengembangan kemampuan kerjasama dari para siswa.


Berdasarkan pada dua asumsi pokok, pertama : masalah-masalah sosial diidentifikasi
dan dipecahkan atas dasar dan melalui kesepakatanm-kesepakatan dengan
menggunakan proses-proses sosial, kedua : proses sosial yang demokratis perlu
dikembangkan untuk melakukan perbaikan masyarakat dalam arti seluas-luasnya
secara build-in dan terus menerus.

Dalam rumpun model interaksi sosial ini terdapat 5 model pembelajaran, yaitu : Investigasi
Kelompok (Group Investigation), Bermain Peran (Role Playing), Penelitian Yurisprudensial
(Jurisprudential UInquiry), Latihan Laboratoris (Laboratory Training) dan Penelitian Ilmu
Sosial.

4. Karakteristik Umum Model Sistem Perilaku

Mementingkan penciptaan sistem lingkungan belajar yang memungkinkan penciptaan


sistem lingkungan belajar yang memungkinkan manipulalsi penguatan tingkah laku
(reinforcement) secara efektif sehingga terbentuk pola tingkah laku yang dikehendaki.
Memusatkan perhatian pada perilaku yang terobservasi dan metode dan tugas yang
diberikan dalam rangka mengkomunikaksikan keberhasilan.

Dalam rumpun model sistem perilaku ini terdapat 5 model pembelajaran, yaitu : Belajar
Tuntas (Mastery Learning), Pembelajaran Langsung (Direct Instruction), Belajar Kontrol Diri
(Learning Self Control), Latihan Pengembangan Keterampilan dan Konsep (Training for
Skill and Concept Development), Latihan Assertif (Assertive Training)

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Dari berbagai definisi tentang pengertian model pembelajaran dapat disimpulkan bahwa
model pembelajaran merupakan kerangka, pola, atau rencana pembelajaran yang akan
dilaksanakan oleh seorang guru dengan sistematis untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam
menghadapi era pendidikan yang semakin maju para guru dituntut untuk mempunyai
kerangka pembelajaran yang paling efisien untuk digunakan dengan menerapkan rumpun
model pembelajaran yang telah disediakan, menyesuaikan dengan kebutuhan yang dihadapi.
Keempat rumpun tersebut mempunyai bebagai model pembelajaran yang sesuai dengan
situasi dan kondisi peserta didik.

2. Saran

Setelah mengetahui pengertian dan rumpun model pembelajaran, pembaca sebagai calon guru
atau bahkan yang sudah menjadi guru dapat menerapkan hal-hal yang telah dijelaskan di atas
dengan tepat. Hal ini bertujuan agar tercapainya tujuan pendidikan yang telah direncanakan
dalam recana pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Abbatt. 1998. Pengajaran yang Efektif. Jakarta: IKAPI.

Direct instruction secara bahasa (arti kata) berarti model pengajaran langsung.
Akan tetapi banyak orang lebih suka mengganti kata pengajaran dengan pembelajaran,
sehingga lebih lazim disebut model pembelajaran langsung. Penggunaan kata pembelajaran
lebih disukai karena terkesan bahwa dalam kegiatan belajar, siswa aktif terlibat. Beberapa
orang menganggap kata pengajaran lebih berkesan hanya guru yang aktif dalam kegiatan
belajar, sementara siswa pasif.

Robert E. Slavin dalam bukunya Educational Psychology dari Johns Hopkins University
yang diterbitkan oleh Needham Height Allyn and Bacon, Boston mendefinisikan direct
instruction sebagai sebuah pendekatan mengajar di mana pembelajaran berorientasi pada
tujuan (pembelajaran) dan distrukturisasi oleh guru. (Direct istruction is an approach to
teaching in which lessons are goal-oriented and structured by the teacher p.231).

Jadi model pembelajaran langsung merupakan sebuah model pembelajaran yang bersifat
teacher centered (berpusat pada guru). Saat melaksanakan model pembelajaran ini, guru
harus mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan yang akan dilatihkan kepada siswa,
selangkah demi selangkah. Guru sebagai pusat perhatian memiliki peran yang sangat
dominan. Karena itu, pada direct instruction, guru harus bisa menjadi model yang menarik
bagi siswa. Beberapa pakar pendidikan seperti Good dan Grows, 1985 menyebut direct
instruction (model pembelajaran langsung) ini dengan istilah pengajaran aktif. Atau
diistilahkan sebagai mastery teaching (mengajar tuntas) oleh Hunter, 1982. Sedangkan oleh
Rosenshine dan Stevens, 1986 disebut sebagai pengajaran eksplisit (explicit instruction).

Perlu diketahui dalam prakteknya di dalam kelas, direct instruction (model pembelajaran
langsung) ini sangat erat berkaitan dengan metode ceramah, metode kuliah, dan resitasi,
walaupun sebenarnya tidaklah sama (tidak sinomim). Model pembelajaran langsung atau
direct instruction menuntut siswa untuk mempelajari suatu keterampilan dasar dan
memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah.

Ciri-Ciri/Karakteristik Direct Instruction (Model


Pembelajaran Langsung)
Model pembelajaran langsung ini tentu saja dapat dibedakan dari model pembelajaran
lainnya karena ia memiliki karakteristik atau ciri-ciri tersendiri. Berikut beberapa
karakteristik/ciri-ciri model pembelajaran langsung:

Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada siswa termasuk prosedur
penilaian hasil belajar.
Adanya sintaks atau pola keseluruhan kegiatan pembelajaran.
Adanya sistem pengelolaan dan lingkungan belajar model yang diperlukan agar
kegiatan pembelajaran tertentu dapat berlangsung dengan baik.

Tujuan-Tujuan Pembelajaran yang Dapat Dicapai


Melalui Implementasi Direct Instruction (Model
Pengajaran Langsung)
Sebelum kita membahas tujuan pembelajaran apa saja yang dapat dicapai melalui
implementasi model pembelajaran langsung ini sebaiknya kita membahas terlebih dahulu
pembedaan jenis pengetahuan menurut pakar teori pembelajaran.

Pada umumnya, para ahli teori pembelajaran pada umumnya membedakan pengetahuan ke
dalam dua (2) jenis, yaitu pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural.

Pengetahuan Deklatarif

Pengetahuan deklaratif adalah pengetahuan mengenai sesuatu dan dapat diungkapkan


dengan kata-kata. Contoh pengetahuan deklaratif misalnya bahwa presiden RI dipilih
melalui pemilu yang dilaksanakan setiap 5 tahun sekali. Contoh lain, di dalam daun terdapat
mesofil daun yang terdiri dari jaringan palisade dan jaringan spons.

Pengetahuan Prosedural

Pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu. Contoh


pengetahuan prosedural misalnya, bagaimana tata cara dan langkah-langkah pelaksanaan
pemilu di Indonesia. Atau, bagaimana cara melakukan pengamatan struktur anatomi daun
untuk melihat jaringan palisade dan jaringan spons yang menyusun mesofil daun.

Kembali ke tujuan-tujuan pembelajaran yang dapat dicapai bila mengimplementasikan model


pembelajaran langsung (direct instruction), model pembelajaran ini dirancang khusus untuk
mengembangkan pembelajaran siswa baik yang berkaitan dengan pengetahuan prosedural
maupun pengetahuan deklaratif yang tersusun dengan baik dan dapat diajarkan selangkah
demi selangkah.

Sintaks (Langkah-Langkah) atau Fase-Fase Direct


Instruction (Model Pembelajaran Langsung)
Bila guru ingin melaksanakan model pembelajaran langsung ini, maka ada 5 fase atau
langkah-langkah yang harus diperhatikan karena sifatnya memang sangat penting. Adapun
kelima fase itu adalah sebagai berikut:

1. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan siswa.

Pada fase pertama ini guru menjelaskan tujuan pembelajaran khusus, memberi informasi
tentang latar belakang pembelajaran, memberikan informasi mengapa pembelajaran itu
penting, dan mempersiapkan siswa baik secara fisik maupun mental untuk mulai
pembelajarannya.

2. Mendemostrasikan pengetahuan atau keterampilan.

Pada fase kedua ini guru berperan sebagai model dengan mendemonstrasikan pengetahuan
atau keterampilan secara benar, ia harus menyajikan informasi secara bertahap selangkah
demi selangkah sesuai struktur dan urutan yang benar.

3. Membimbing pelatihan.

Pada fase ketiga guru harus memberikan bimbingan dan pelatihan awal agar siswa dapat
menguasai pengetahuan dan keterampilan yang sedang diajarkan.

4. Mencek pemahaman dan memberikan balikan (umpan balik).

Pada fase keempat ini guru melakukan pengecekan apakah siswa dapat melakukan tugas
dengan baik, apakah mereka telah menguasai pengetahuan atau keterampilan, dan selanjutnya
memberi umpan balik yang tepat.

5. Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan.

Pada fase terakhir (kelima) ini guru kemudian menyediakan kesempatan kepada semua siswa
untuk melakukan latihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan kepada situasi
yang lebih kompleks atau penerapan dalam kehidupan sehari-hari.
Lingkungan Belajar dan Sistem Pengelolaan Direct
Instruction (Model Pembelajaran Langsung)
Bila guru ingin menerapkan model pembelajaran langsung (direct instruction), maka guru
harus melakukan perencanaan yang hati-hati dan matang. Setiap detil keterampilan yang
diajarkan harus diidentifikasi secara seksama dan teliti, begitupun langkah-langkah dan
penjadwalan demonstrasi dan pelatihan.

Lingkungan belajar, meskipun berpusat pada guru (teacher centered), akan tetapi tetap
menuntuk siswa yang aktif belajar baik secara fisik maupun mental. Pembelajaran langsung
tidak akan berhasil jika hanya guru yang aktif. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru harus
menjamin terjadinya keterlibatan siswa, terutama memperhatikan saat-saat demonstrasi
dilakukan oleh guru, memberikan kesempatan resitasi (tanya jawab) untuk klarifikasi dan
penguatan. Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang sesuai akan mendorong
implementasi direct instruction yang dilakukan oleh guru dapat sukses.

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi Sumber Daya Manusia
(SDM) melalui kegiatan pengajaran. Ada dua buah konsep kependidikan yang berkaitan
dengan lainnya, yaitu belajar ( learning ) dan pembelajaran ( instruction ). Konsep belajar
berakar pada pihak peserta didik atau siswa dan konsep pembelajaran berakar pada pihak
pendidik atau guru.

Dalam proses belajar mengajar (PBM) akan terjadi interaksi antara siswa dan guru. Siswa
adalah seseorang atau sekelompok orang sebagai pencari, penerima pelajaran yang
dibutuhkannya, sedang guru adalah seseorang atau sekelompok orang yang berprofesi
sebagai pengolah kegiatan belajar mengajar dan seperangkat peranan lainnya yang
memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif.

Metodologi mengajar dalam dunia pendidikan perlu dimiliki oleh guru, karena keberhasilan
Proses Belajar Mengajar (PBM) bergantung pada cara mengajar gurunya. Jika cara mengajar
gurunya enak menurut siswa, maka siswa akan tekun, rajin, antusias menerima pelajaran
yang diberikan, sehingga diharapkan akan terjadi perubahan dan tingkah laku pada siswa baik
tutur katanya, sopan santunnya, motorik dan gaya hidupnya. Ada banyak sekali metode
pengajaran yang digunakan oleh para pendidik, salah satu metode pengajaran yang digunakan
adalah metode drill / latihan.

Metode latihan keterampilan adalah suatu metode mengajar, dimana siswa diajak ke tempat
latihan keterampilan untuk melihat bagaimana cara membuat sesuatu, bagaimana cara
menggunakannya, untuk apadibuat, apa manfaatnya dan sebagainya.

1. Kelebihan Metode Latihan

Peserta didik memperoleh kecakapan motoris, contohnya menulis, melafalkan huruf,


membuat dan menggunakan alat-alat.

Peserta didik memperoleh kecakapan mental, contohnya dalam perkalian, penjumlahan,


pengurangan, pembagian, tanda-tanda/simbol, dan sebagainya.
Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan.
Peserta didik memperoleh ketangkasan dan kemahiran dalam melakukan sesuatu sesuai
dengan yang dipelajarinya.

Dapat menimbulkan rasa percaya diri bahwa peserta didik yang berhasil dalam belajar telah
memiliki suatu keterampilan khusus yang berguna kelak dikemudian hari.

Guru lebih mudah mengontrol dan membedakan mana peserta didik yang disiplin dalam
belajarnya dan mana yang kurang dengan memperhatikan tindakan dan perbuatan peserta
didik saat berlangsungnya pengajaran.

1. Kelemahan Metode Latihan

Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak dibawa kepada
penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dari pengertian.

Dapat menimbulkan verbalisme, terutama pengajaran yang bersifat menghapal. Dimana


peserta didik dilatih untuk dapat menguasai bahan pelajaran secara hapalan dan secara
otomatis mengingatkannya bila ada pertanyaan yang berkenaan dengan hapalan tersebut
tanpa suatu proses berfikir secara logis.

Membentuk kebiasaan yang kaku, artinya seolah-olah peserta didik melakukan sesuatu secara
mekanis, dalam dalam memberikan stimulus peserta didik bertindak secara otomatis.

Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan, dimana peserta didik


menyelesaikan tugas secara statis sesuai dengan apa yang diinginkan oleh guru.

1. Usaha Mengatasi Kelemahan Metode Latihan

Metode ini hendaknya digunakan untuk melatih hal-hal yang bersifat motorik, seperti
menulis, permainan, pembuatan grafik, kesenian dsb.

Sebelum latihan dimulai, pelajar hendaknya diberi pengertian yang mendalam tentang apa
yang akan dilatih dan kompetensi apa saja yang harus dikuasai.

Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersifat diagnosis. Kalau pada latihan pertama,
pelajar tidak berhasil, maka guru harus mengadakan perbaikan, lalu penyempurnaan.

Latihan harus menarik minat dan menyenangkan serta menjauhkan dari hal-hal yang bersifat
keterpaksaan.

Sifat latihan, yang pertama bersifat ketepatan kemudian kecepatan, yang keduanya harus
dimiliki oleh peserta didik.

Inti

Guru yang baik harus menguasai berrmacam-macam metode mengajar sehingga dapat
memilih dan menentukan metode serta pendekatan yang tepat yang harus diterapkan pada
pokok bahasan tertentu pula. Metode mengajar yang sering digunakan di dalam proses belajar
mengajar pada saat ini adalah metode konvensional, dalam hal ini metode ceramah, karena
metode ini dinilai lebih praktis, mudah dilaksanakan dan tidak perlu peralatan serta dapat
dilakukan untuk mengajar siswa yang jumlahnya relatif besar.

Oleh sebab itu perlu dikembangkan metode belajar yang melibatkan siswa lebih aktif dalam
proses belajar mengajar, apalagi dalam mengerjakan akuntansi, siswa harus dapat aktif
sehingga dapat memahami materi yang diajarkan sehingga tujuan pengajaran akuntansi
tercapai. Belajar akuntansi pada dasarnya merupakan hasil belajar konsep sedangkan konsep-
konsep dasar akuntansi merupakan kesatuan yang utuh untuk itu dalam proses belajar
mengajar akuntansi yang terpenting adalah bagaimana guru dapat mengajarkan konsep itu.

Pengajaran akuntansi harus dimulai dari hal yang sederhana menuju hal yang lebih kompleks
dan harus memperhatikan urutan dari beberapa konsep, walaupun demikian sampai saat ini
akuntansi masih menjadi masalah bagi sebagian siswa dan mengatakan bahwa akuntansi sulit.
Belajar akuntansi memerlukan pemahaman yang baik, oleh karenanya pemilihan metode
mengajar yang tepat akan mempunyai andil yang besar didalam meningkatkan prestasi
belajar akuntansi

Metode pengajaran yang baik adalah metode yang mampu mengantarkan siswa dalam
berbagai macam kegiatan, dalam hal ini siswa harus diberi kesempatan untuk melatih
kemampuannya, misalnya menyelesaikan tugas-tugas dan latihan-latihan. Salah satu metode
yang digunakan guru dalam pembelajaran akuntansi adalah metode drill atau latihan. Drill
atau latihan merupakan metode mengajar yang dapat digunakan untuk mengaktifkan siswa
pada saat proses belajar mengajar berlangsung, karena metode drill menuntut siswa untuk
selalu belajar dan mengevaluasi latihan-latihan yang diberikan oleh guru.

Tahapan dalam metode latihan keterampilan:

1) Tahap persiapan

Tahap persiapan dalam metode latihan keterampilan yaitu guru memberikan gambaran antara
materi yang akan di pelajari dengan pengetahuan yang sudah di miliki oleh siswa tersebut.
Guru juga menyampaikan tujuan-tujuan yang hendak di capai dari pembelajaran ini. Serta
guru memberikan motivasi agar siswa memahami hubungan fungsional tiap rekening dalam
jurnal umum.

2) Tahap pelaksanaan

Langkah-langkah pelaksanaan metode latihan keterampilan dalam pembelajaran akuntansi


dengan topic jurnal umum adalah sebagai berikut:

Langkah pertama adalah sebelum latihan dilaksanakan, siswa harus diberi penjelasan
mengenai arti atau manfaat dan tujuan dari latihan tersebut.

Pada awalnya siswa diberikan penjelasan tentang pengertian transaksi dan pengenalan
tentang akun-akun, serta arti dari istilah debit dan kredit dan bagaimana perlakuannya
terhadap akun-akun yang bersangkutan. Setelah guru melakukan penjelasan tersebut
selanjutnya siswa dikenalkan dengan bentuk kolom-kolom yang harus ada dalam jurnal
umum yaitu terdiri dari kolom tanggal terjadinya transaksi, kolom keterangan nama akun,
kolom refrensi yang biasanya diisi dengan nomor akun yang bersangkutan, kemudian kolom
debit dan terakhir kolom kredit. Siswa diberikan pedoman bahwa jika kelompok akun harta
dan beban bertambah maka nominalnya ditulis di kolom debit sedangkan jika berkurang di
tulis di kolom kredit. Dan jika kelompok akun pendapatan, kewajiban dan modal bertambah
maka di tulis di kolom kredit sedangkan jika berkurang di tulis di kolom debit. Setelah siswa
memahami konsep dari jurnal umum ini, siswa diberikan soal-soal latihan untuk di kerjakan.

Latihan hendaknya dilakukan secara bertahap, dimulai dari yang sederhana kemudian ke taraf
yang lebih kompleks atau sulit.

Soal-soal latihan yang diberikan kepada siswa hendaknya soal yang masih tergolong mudah,
kemudian jika siswa dengan soal yang mudah sudah menguasai, maka tingkat kesulitan soal
harus di tambah. Jadi soal tersebut sudah di buat sedemikian kompleks sehingga siswa benar-
benar bisa meningkatkan kemampuannya. Misalnya untuk soal yang kompleks, guru bisa
menambahkan akun-akun return dan potongan-potongan harga baik itu dalam pembelian
maupun penjualan.

Prinsip-prinsip dasar pengerjaan latihan hendaknya telah diberikan kepada anak.

Supaya siswa tidak mengalami kesulitan-kesulitan, maka guru harus memberikan prinsip-
prinsip dasar pengerjaan latihan tersebut seperti guru memberikan prinsip bahwa kelompok
harta dan beban bertambah di tulis di kolom debit dan jika berkurang ditulis di kolom kredit
sedangkan jika yang bertambah kelompok akun kewajiban, pendapatan dan modal maka di
tulis di kolom kredit dan jika berkurang di tulis di kolom debit.

Selama latihan berlangsung, perhatikanlah bagian-bagian mana yang sebagian besar anak-
anak dirasakan sulit.

Ketika siswa mengerjakan latihan-latihan soal, guru hendaknya memantau secara langsung
hasil pekerjaan siswa. Guru bisa mengecek hasil pekerjaan tiap siswa, sehingga guru bisa
mengetahui di bagian-bagian mana saja siswa mengalami kesulitan.

Latihlah bagian-bagian yang dipandang sulit itu lebih intensif.

Setelah guru mengetahui di mana letak kesulitan siswa, guru harus memberikan penjelasan
kembali tentang materi yang dianggap sulit oleh siswa tersebut serta menambah kuantitas
latihan soal-soal sehingga siswa bisa lebih memahami materi tersebut.

Perbedaan individual anak perlu diperhatikan.

Pada dasarnya karakteristik siswa berbeda-beda, sehingga guru harus bisa professional dalam
menangani perkembangan siswa ini. Dalam metode pembelajaran latihan keterampilan ini,
guru harus bisa membedakan mana siswa yang cepat menyerap materi jurnal umum ini dan
mana siswa yang agak lambat dalam menyerap materi jurnal umum ini. Sehingga guru harus
melakukan perlakuan yang berbeda pula. Guru bisa memberikan penjelasan berulang-ulang
dan juga lebih mengintensifkan siswa yang agak lambat ini umtuk sesering mungkin
melakukan latihan-latihan soal.

Jika suatu latihan telah dikuasai anak-anak, taraf berikutnya adalah aplikasi

Setelah siswa mampu mengerjakan latihan soal-soal yang telah diberikan oleh guru. Maka
taraf selanjutnya mereka mamppu mengaplikasikannya dalam ujian-ujian baik itu ujian mid
semester, ujian akhir semester maupun ujian akhir. Jika siswa sudah memahami prinsip-
prinsip dasar pengerjaan jurnal umum ini, maka siswa tidak akan mengalami kesulitan-
kesulitan lagi dalam mengerjakan soal-soal walaupun soal-soalnya sudah mengalami
modifikasi.

Evaluasi

Evaluasi ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan siswa pada materi jurnal
umum. Evaluasi ini sebaiknya dilakukan setiap akhir pertemuan, dengan cara siswa harus
mengumpulkan hasil latihan-latihan soal yang telah dikerjakan siswa sehingga guru dapat
mengecek pada bagian mana saja siswa mengalami kesulitan dan guru bisa membahasnya
kembali pada pertemuan minggu berikutnya. Selain itu dengan memberikan tugas untuk
siswa juga dapat dikatakan evaluasi, jadi setiap satu pokok bahasan selesai, guru memberikan
tugas untuk siswanya, supaya siswa-siswa dapat lebih memahami materi jurnal umum.

1.1 Pengertian Model Pembelajaran Pencapaian Konsep


Model pembelajaran pencapaian konsep dikembangkan oleh Bruner (Joyce, 2010:32).
Bruner, Goodnow, dan Austin (1967) dalam Joyce (2010:125) menyatakan bahwa pencapaian
konsep merupakan proses menvariasi dan mendaftar sifat-sifat yang dapat digunakan untuk
membedakan contoh-contoh yang tepat dengan contoh yang tidak tepat dari berbagai
kategori.
Model pembelajaran pencapaian konsep ini relatif berkaitan erat dengan model
pembelajaran induktif. Baik model pembelajaran pencapaian konsep dan model pembelajaran
induktif, keduanya didesain untuk menganalisis konsep, mengembangkan konsep, pengajaran
konsep dan untuk menolong siswa menjadi lebih efektif dalam mempelajari konsep-konsep.
Model pembelajaran pencapaian konsep merupakan metode yang efisien untuk
mempresentasikan informasi yang telah terorganisir dari suatu topik yang luas menjadi topik
yang lebih mudah dipahami untuk setiap stadium perkembangan konsep. Model
pembelajaran pencapaian konsep ini dapat memberikan suatu cara menyampaikan konsep dan
mengklarifikasi konsep-konsep serta melatih siswa menjadi lebih efektif pada pengembangan
konsep.
Joyce (2010:128) menyatakan bahwa pengajaran konsep menyediakan
kemungkinankemungkinan untuk menganalisis proses-proses berpikir siswa dan membantu
mereka mengembangkan strategi-strategi yang lebih efektif. Dari pernyataan Joyce tersebut
menunjukkan bahwa model pembelajaran pencapaian konsep menekankan pada proses
mengembangkan keterampilan berpikir siswa.
Lebih jauh Joyce (2010:128) mengungkapkan dalam pencapaian konsep dikenal
istilah seperti contoh (exemplar) dan sifat (attribute) dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Contoh-contoh
Contoh-contoh merupakan bagian kecil dari koleksi data atau perangkat data.
2. Sifat-sifat
Sifat-sifat merupakan fitur-fitur atau karakteristik yang melekat pada contoh-contoh.

Penggunaan model pembelajaran pencapaian konsep diawali dengan pemberian contoh-


contoh aplikasi konsep yang akan diajarkan, kemudian dengan mengamati contoh-contoh dan
menurunkan definisi dari konsep-konsep tersebut. Hal yang paling utama yang harus
diperhatikan oleh seorang guru dalam penggunaan model pembelajaran ini adalah pemilihan
contoh yang tepat untuk konsep yang diajarkan, yaitu contoh tentang hal-hal yang akrab
dengan siswa. Pada prinsipnya, model pembelajaran pencapaian konsep adalah suatu strategi
mengajar yang menggunakan data untuk mengajarkan konsep kepada siswa, dimana guru
mengawali pengajaran dengan cara menyajikan data atau contoh, kemudian guru meminta
kepada siswa untuk mengamati dan menguji data atau contoh tersebut. Model pembelajaran
pencapaian konsep ini dapat membantu siswa pada semua tingkatan usia dalam memahami
tentang konsep dan latihan pengujian hipotesis.
Ada dua hal penting dalam pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran
pencapaian konsep yaitu;
(1) menentukan tingkat pencapaian konsep, dan
(2) analisis konsep.
1. Menentukan Tingkat Pencapaian Konsep
Tingkat pencapaian konsep (concept attainment) yang diharapkan dari siswa sangat
tergantung pada kompleksitas dari konsep, dan tingkat perkembangan kognitif siswa. Ada
siswa yang belajar konsep pada tingkat konkret rendah atau tingkat identitas, ada pula siswa
yang mampu mencapai konsep pada tingkat klasifikatori atau tingkat formal.
2. Analisis Konsep
Analisis konsep merupakan suatu prosedur yang dikembangkan untuk membantu guru
dalam merencanakan urutan-urutan pengajaran pencapaian konsep. Untuk melakukan analisis
konsep guru hendaknya memperhatikan beberapa hal antara lain:
(1) nama konsep,
(2) attribute-attribute kriteria dan attribute-attribute variabel dari konsep,
(3) definisi konsep,
(4) contoh-contoh dan noncontoh dari konsep, dan
(5) hubungan konsep dengan konsep-konsep lain.
13.2 Sintaks dari Model Pembelajaran Pencapaian Konsep
Model pembelajaran pencapaian konsep dilakukan melalui fase-fase yang dikemas
dalam bentuk sintaks. Adapun sintaksnya dibagi ke dalam tiga fase, yakni:
Fase I. Presentasi data dan identifikasi data.
Pada fase I, guru mempresentasikan data kepada siswa. Setiap unit data contoh dan
non-contoh setiap konsep dipisahkan. Unit-unit dipresentasikan dengan cara berpasangan.
Data dapat berupa peristiwa, masyarakat, objek, cerita, gambar atau unit lain yang dapat
dibedakan. Siswa dapat bertanya untuk membandingkan dan menjastifikasi atribut tentang
perbedaan contoh-contoh. Joyce, dkk (2010: 136) menyatakan bahwa pembelajar (siswa)
diberitahu bahwa seluruh contoh positif memiliki satu gagasan umum, tugas mereka adalah
mengembangkan suatu hipotesis tentang sifat dari konsep tersebut.
Pada bagian akhir fase ini siswa dapat ditanya tentang hipotesis yang disusunnya dan
menyatakan aturan yang telah dibuatnya atau mendefinisikan konsepnya menurut attribute
yang bersesuaian dari contoh-contoh yang diberikan. Hipotesis ini tidak perlu
dikonfirmasikan hingga fase berikutnya.

Fase II. Menguji pencapaian dari suatu konsep.


Pada fase II, siswa menguji penemuan konsep mereka, pertama-tama dengan cara
mengidentifikasi secara tepat contoh-contoh tambahan yang belum diberi nama dan
kemudian membangkitkan contoh-contohnya sendiri (Joyce, dkk, 2010:136). Menguji
penemuan konsep dapat dilakukan juga melalui sebuah eksperimen yang akan menunjukkan
secara langsung prilaku dari contoh-contoh yang diuji, sehingga siswa dapat langsung
merumuskan kebenaran hipotesis yang telah dirumuskannya diawal.
Selanjutnya guru (dan siswa) dapat membenarkan atau tidak membenarkan hipotesis
mereka, merevisi pilihan konsep atau sifat-sifat yang mereka tentukan sebagaimana mestinya.
Hal ini dapat dilakukan dengan membandingkan konsep yang diperoleh dari perumusan
hipotesis dan pengujiannya melalui eksperimen dengan konsep yang dikembangkan ilmuan.
Atau dengan kata lain, dilakukan perbandingan antara ide yang dimunculkan siswa dengan
ide ilmuan.

Fase III. Analisis Strategi Strategi Berpikir.


Pada fase III, siswa menganalisis strategi-strategi dengan segala hal yang mereka
gunakan untuk mencapai konsep (Joyce, dkk, 2010:137). Setelah membandingkan idenya
dengan ide ilmuan, siswa telah mendapatkan gambaran apakah strategi berpikir yang
digunakannya untuk merumuskan hipotesis dan pengujian akan membawa pemikirannya
menuju konsep yang benar. Secara bertahap siswa dapat membandingkan keefektifan dari
berbagai strategi yang telah digunakannya. Kemudian siswa dapat mengkonstruksikan konsep
yang baru didapatnya kedalam pengetahuannya.

Tabel.13.1 Struktur pengajaran model pencapaian konsep


( adaptasi dari Joyce, 2009:136)
Fase Tingkah Laku Guru dan Siswa
Fase I Guru menyajikan contoh contoh
Penyajian Data dan yang telah dilabeli
Identifikasi Konsep Siswa membandingkan sifat sifat
/ ciri ciri dalam contoh contoh
positif dan contoh contoh negatif
Siswa menjelaskan sebuah defenisi
menurut sifat sifat / ciri ciri
yang paling esensial
Fase II Siswa mengidentifikasi contoh
Pengujian Pencapaian contoh tambahan yang tidak
Konsep dilabeli dengan tanda ya dan tidak
Guru menguji hipotesis, menamai
konsep, dan menyatakan kembali
defenisi defenisi menurut sifat
sifat / ciri ciri yang paling
esensial
Siswa membuat contoh contoh
Fase III Siswa mendeskripsikan pemikiran
Analisis Strategi pemikiran
Strategi Berpikir Siswa mendiskusikan peran sifat
sifat dan hipotesis hipotesis
Siswa mendiskusikan jenis dan
ragam hipotesis

13.3 Kelebihan dari Model Pembelajaran Pencapaian Konsep


1 Siswa dapat lebih memahami konsep
2 Siswa bisa lebih mampu mengerjakan Karya karya Ilmiah
3 Siswa juga dapat lebih berpikir logis dan mempunyai strategi
13.4 Kekurangan dari model Pembelajaran Pencapaian Konsep
1 Siswa kurang memahami materi pembelajaran yang didalamnya ada metode praktikum,
karena model ini lebih mnguat kan Konsep siswa
2 Masih cenderung stunt center learning
13.5 Cakupan Materi yang pas dengan Model Pembelajaran Penerapan Konsep
No. Model Pembelajaran Kelas Materi yang cocok Alat Peraga
1. VII Suhu dan Suhu dan
Pengukurannya Pengukurannya :
- Termometer
- 3 buah ember
- Air panas
- Es
Pengukuran :
Pengukuran - Mistar
- Jangka Sorong
- Neraca
- Mikrometer Skrub
- Beban
- Kaleng
Kalor :
- Tampilan Macromedia
Flash
Kalor - Lilin
- Air
- Balon
- Es
2. VIII Usaha dan Energi Usaha dan Energi :
- Katrol
Inquiry Trainning - Macromedia Flash
- Meja
- Bola Lampu
- Kabel Listrik
Cahaya :
Cahaya - Kit Optik
- Macromedia Flash
- Jarum Pentul
- Laser
Alat alat Optik :
- Kit Optik
Alat alat Optik - Macromedian
- Flash
3. IX Listrik Statis Listrik Statis :
- Multimeter
- Resistor
- Lampu
- Kabel
Kemagnetan Kemagnetan :
- Magnet batang
- Kompas
- Mistar panjang
- busur

1. Pengertian Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)


Model pembelajaran langsung atau Direct Instruction, juga dikenal dengan istilah
strategi belajar ekspositori dan whole class teaching. Pembelajaran langsung merupakan
suatu model pembelajaran yang terdiri dari penjelasan guru mengenai konsep atau
keterampilan baru terhadap siswa. Menurut Arends (dalam Trianto, 2009) adalah suatu model
pembelajaran dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan
pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik, dapat
diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap selangkah demi selangkah.
Model pengajaran langsung (Direct Instruction) dilandasi oleh teori belajar perilaku yang
berpandangan bahwa belajar bergantung pada pengalaman termasuk pemberian umpan balik.
Satu penerapan teori perilaku dalam belajar adalah pemberian penguatan. Umpan balik
kepada siswa dalam pembelajaran merupakan penguatan yang merupakan penerapan teori
perilaku tersebut.
Lebih lanjut Arends (2001) menyatakan: Direct instruction is a teacher-centered model
that has five steps: establishing set, explanation and/or demonstration, guided practice,
feedback, and extended practice a direct instruction lesson requires careful orchestration by
the teacher and a learning environment that businesslike and task-oriented. Artinya:
Pengajaran langsung adalah model berpusat pada guru yang memiliki lima langkah:
menetapkan tujuan, penjelasan dan/atau demonstrasi, panduan praktek, umpan balik, dan
perluasan praktek. Pelajaran dalam pengajaran langsung memerlukan perencanaan yang hati-
hati oleh guru dan lingkungan belajar yang menyenangkan dan berorientasi tugas.
Sedangkan menurut Hamzah (2008) bahwa model pembelajaran langsung adalah
program yang paling efektif untuk mengukur pencapaian keahlian dasar, keahlian dalam
memahami suatu materi dan konsep diri sendiri. Model pembelajaran langsung ini sangat
ditentukan oleh pendidik, artinya pendidik berperan penting dan dominan dalam proses
pembelajaran. Penyebutan ini mengacu pada gaya mengajar di mana pendidik terlibat aktif
dalam mengusung isi pelajaran kepada peserta didik dan mengajarkannya kepada seluruh
peserta didik dalam kelas. Sedangkan Joyce, Weil, Calhoun (1972) berpendapat suatu model
pembelajaran yang terdiri dari penjelasan guru mengenai konsep atau keterampilan baru
terhadap siswa.
Model pengajaran langsung memberikan kesempatan siswa belajar dengan mengamati
secara selektif, mengingat dan menirukan apa yang dimodelkan gurunya. Oleh karena itu hal
penting yang harus diperhatikan dalam menerapkan model pengajaran langsung adalah
menghindari menyampaikan pengetahuan yang terlalu kompleks. Di samping itu, model
pengajaran langsung mengutamakan pendekatan deklaratif dengan titik berat pada proses
belajar konsep dan keterampilan motorik, sehingga menciptakan suasana pembelajaran yang
lebih terstruktur.
Guru yang menggunakan model pengajaran langsung tersebut bertanggung jawab dalam
mengidentifikasi tujuan pembelajaran, struktur materi, dan keterampilan dasar yang akan
diajarkan. Kemudian menyampaikan pengetahuan kepada siswa, memberikan
permodelan/demonstrasi, memberikan kesempatan pada siswa untuk berlatih menerapkan
konsep/keterampilan yang telah dipelajari, dan memberikan umpan balik.

2. Karakteristik Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)


Salah satu karakteristik dari suatu model pembelajaran adalah adanya sintaks/tahapan
pembelajaran. Selain harus memperhatikan sintaks, guru yang akan menggunakan pengajaran
langsung juga harus memperhatikan variabel-variabel lingkungan lain, yaitu fokus akademik,
arahan dan kontrol guru, harapan yang tinggi untuk kemajuan siswa, waktu dan dampak dari
pembelajaran. Joyce and Weil berpendapat beberapa keunggulan terpenting dari
pembelajaran langsung adalah adanya Fokus akademik merupakan prioritas pemilihan tugas-
tugas yang harus dilakukan siswa selama pembelajaran, aktivitas akademik harus ditekankan.
Pengarahan dan kontrol guru terjadi ketika memilih tugas-tugas siswa dan melaksanakan
pembelajaran, menentukan kelompok, berperan sebagai sumber belajar selama pembelajaran
dan meminimalkan kegiatan non akademik. Kegiatan pembelajaran diarahkan pada
pencapaian tujuan sehingga guru memiliki harapan yang tinggi terhadap tugas-tugas yang
harus dilaksanakan oleh siswa. Dalam model pembelajaran langsung terdapat beberapa ciri-
ciri khusus yang memberikan keunggulan pada model ini. Adapun ciri-ciri tersebut,
diantaranya:
a. Fokus akademik
Fokus akademik berarti prioritas tertinggi yang diletakkan dalam penugasan dan penyelesaian
tugas akademik. Dalam hal ini, penggunaan perangkat non akademik seperti misalnya mainan
dan teka-teki tidak terlalu ditekankan atau bahkan ditiadakan. Menurut beberapa para ahli,
fokus yang kuat terhadap masalah akademik menciptakan keterlibatan siswa yang semakin
kuat dalam rangka menghasilkan dan memajukan prestasi mereka (Fisher, Berliner, Filby,
Marliave, Ghen, dan Dishaw, 1980; Madaus, Airasian, dan Kellaghan, 1980; Rosenshine,
1970, 1971, 1985).
b. Arahan dan kontrol guru
Kontrol dan arahan guru diberikan saat guru memilih dan mengarahkan tugas pembelajaran,
menegaskan peran inti selama memberi instruksi, dan meminimalisir jumlah percakapan
siswa yang tidak berorientasi akademik.
c. Harapan yang tinggi terhadap perkembangan siswa
Guru memiliki harapan besar kepada peserta didik serta concern dalam bidang tersebut akan
berupaya menghasilkan kemajuan akademik serta perilaku kondusif demi terciptanya
kemajuan dalam pendidikan.
d. Sistem manajemen waktu
Salah satu tujuan dari model pembelajaran langsung, yaitu memaksimalkan waktu belajar
siswa. Dalam hal ini, perilaku-perilaku guru yang tampak berhubungan langsung dengan
waktu yang dimiliki siswa dan rating kesuksesan dalam mengerjakan tugas, yang pada
akhirnya juga berhubungan dengan tingkat kemajuan prestasi siswa. Menurut Rosenshine
(1970) siswa menghabiskan waktu 50% sampai 70% waktu untuk mengerjakan tugas seorang
diri. Artinya, siswa dituntut untuk menyelesaikan tugas dalam 50% sampai 70% dari jumlah
waktu. Jika hal ini dimaksimalkan, akan berdampak pada kemajuan prestasi siswa yang
cukup signifikan.
e. Atmosfer akademik yang cukup netral
Lingkungan instruksi langsung adalah tempat dimana pembelajaran menjadi fokus utama dan
tempat diman siswa terlibat dalam tugas-tugas akademik dalam waktu tertentu dan mencapai
rating kesuksesan yang tinggi. Iklim sosial dalam lingkungan ini harus diciptakan secara
positif dan bebas dari pengaruh negatif. Dimana guru harus menghindari praktek-praktek
negatif, seperti mencela perilaku siswa.

3. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Langsung


Dalam setiap model pembelajaran yang diterapkan oleh guru, pasti memiliki kelebihan
dan kelemahan. Tidak terkecuali model pembelajaran langsung. Adapun kelebihan dan
kelemahan model pembelajaran langsung, sebagai berikut:
a. Kelebihan
1) Dengan model pembelajaran langsung, guru mengendalikan isi materi dan urutan informasi
yang diterima oleh siswa sehingga guru dapat mempertahankan fokus mengenai apa yang
harus dicapai oleh siswa.
2) Model Pembelajaran langsung (terutama kegiatan demonstrasi) dapat memberikan tantangan
untuk mempertimbangkan kesenjangan antara teori (hal yang seharusnya) dan observasi
(kenyataan yang terjadi).
3) Siswa yang tidak dapat mengarahkan diri sendiri dapat tetap berprestasi apabila model
pembelajaran langsung digunakan secara efektif. Karena disini, guru secara penuh memegang
kendali siswa serta menjadi guide bagi siswa untuk mencapai apa yang diharapkan.
b. Kelemahan
1) Dalam model pembelajaran langsung, guru sulit untuk mengatasi perbedaan dalam hal
kemampuan, pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan pemahaman, gaya belajar, atau
ketertarikan siswa. Karena di dalam setiap kelas, terdapat bermacam-macam siswa yang
memiliki tingkat intelegensi yang berbeda-beda. Dan setiap siswa memiliki perlakuan yang
berbeda pula. Jadi guru harus berpikir keras untuk menemukan berbagai cara dalam
mengatasi perbedaan-perbedaan di setiap siswa.
2) Karena siswa hanya memiliki sedikit kesempatan untuk terlibat secara aktif, sulit bagi siswa
untuk mengembangkan keterampilan sosial dan interpersonal mereka.
3) Karena guru memainkan peran pusat dalam model ini, kesuksesan strategi pembelajaran ini
bergantung pada image guru. Artinya, guru harus memiliki kesiapan yang lebih dalam
berhadapan dengan siswa, lebih percaya diri, dan juga berpengetahuan yang luas pula. Selain
itu, gaya berkomunikasi guru juga mempengaruhi sukses tidaknya model ini. Jika hal ini
tidak dicapai oleh guru, maka pembelajaran akan terhambat, suasana kelas menjadi tidak
kondusif, serta siswa akan menjadi bosan.

4. Langkah-langkang atau Sintak Model Pembelajaran Langsung


Langkah-langkah atau sintak Pembelajaran langsung menurut Joyce & Weil (1972)
terdiri dari lima tahap-tahap, yang meliputi:
a. Orientasi
Dalam tahap ini, guru mulai membangun/membuat kerangka kerja pelajaran. Guru
menyampaikan harapan dan keinginannya, menjelaskan tugas-tugas yang ada dalam
pembelajaran, dan menentukan tanggung jawab siswa. Terdapat 3 langkah yang menjadi
syarat untuk dapat mencapai tujuan ini, yakni:
1) Guru memaparkan maksud dari pelajaran dan tingkat-tingkat performa dalam praktek.
2) Guru menggambarkan isi pelajaran dan hubungannya dengan pengalaman sebelumnya.
3) Guru mendiskusikan prosedur-prosedur pembelajaran.

b. Presentasi
Dalam tahap ini, guru menjelaskan konsep atau skill baru dan memberikan pemeragaan
serta contoh. Jika materi yang ada merupakan konsep yang baru, maka guru harus
mendiskusikan karakteristik-karakteristik dari konsep, aturan-aturan pendefinisian, dan
beberapa contoh. Jika materinya merupakan skill baru, maka guru harus menyampaikan
langkah-langkah untuk memiliki skill tersebut dengan menyajikan contoh di setiap langkah.
Guru hendaknya mentransfer informasi materi atau skill yang baru, baik secara lisan maupun
visual, sehingga siswa akan dapat memiliki dan mempelajari representasi visual sebagai
referensi di awal pembelajaran. Selain itu, guru juga menguji siswa dalam penguasaan
informasi materi atau skill sebelum beralih ke tahap selanjutnya.
a. Praktek yang terstruktur
Dalam tahap ini, guru menuntun siswa melalui contoh-contoh praktek dan langkah-
langkah didalamnya. Biasanya, siswa menjalankan praktek dalam sebuah kelompok,
kemudian menawarkan diri untuk menulis jawaban. Cara yang paling efektif yaitu dengan
menyajikan contoh praktek secara transparan dan terbuka, sehingga semua siswa bisa melihat
bagaimana tahap-tahap praktek dilalui. Peran guru disini, yaitu memberikan respon balik
terhadap respon siswa, baik untuk menguatkan respon yang sudah tepat maupun memperbaiki
kesalahan dan mengarahkan siswa pada performa praktek yang tepat.

b. Praktek dibawah bimbingan guru


Dalam tahap ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan praktek
dengan kemampuan sendiri. Praktek dibawah bimbingan dapat memudahkan guru dalam
mempersiapkan untuk mengembangkan kemamuan siswa dan menampilkan tugas
pembelajaran. Hal ini biasa dilakukan dengan meminimalisir jumlah dan ragam kesalahan
yang dilakukan siswa. Peran guru dalam tahap ini yaitu mengontrol kerja siswa dan
memberikan respon balik yang bersifat korektif ketika diperlukan.

c. Praktek mandiri
Dalam tahap ini, siswa melakukan praktek dengan caranya sendiri tanpa bantuan dan
respon balik dari guru. Adapun tahap ini dilakukan ketika siswa telah mencapai level akurasi
85% sampai 90% dalam praktek dibawah bimbingan. Tujuan dari praktek mandiri adalah
memberikan materi baru untuk memastikan dan menguji pemahaman siswa terhadap praktek-
praktek sebelumnya. Praktek mandiri ini harus ditinjau sesegera mungkin setelah siswa
menyelesaikan semua proses. Hal ini dilakukan untuk memperkirakan dam mengetahui level
akurasi siswa (stabil atau tidak), serta memberikan respon balik yang bersifat korektif di akhir
praktek kepada siswa yang membutuhkan. Aktivitas praktek mandiri bisa dilakukan dengan
waktu yang singkat namun dalam satu waktu.

5. Pelaksanaan Pembelajaran Langsung


Sebagaimana halnya setiap mengajar, pelaksanaan yang baik model pengajaran langsung
memerlukan tindakan-tindakan dan keputusan-keputusan yang jelas dari guru selama
berlangsungnya perencanaan, pada saat melaksanakan pembelajaran, dan waktu menilai
hasilnya. Ciri utama unik yang terlihat dalam melaksanakan suatu pengajaran langsung
adalan sebagai berikut.
a. Tugas-Tugas Perencanaan
Pengajaran langsung dapat diterapkan di bidang studi apa pun, namun model ini paling
sesuai untuk mata pelajaran yang berorientasi pada penampilan atau kinerja seperti menulis,
membaca, matematika, musik, dan pendidikan jasmani. Di samping itu pengajaran langsung
juga cocok untuk mengajarkan komponen-komponen keterampilan dan mata pelajaran
sejarah dan sains.
1) Merumuskan Tujuan, dapat digunakan Model Mager dalam Kardi dan Nur (2000:18). Mager
mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran khusus harus sangat spesifik. Tujuan yang ditulis
dalam format Mager dikenal sebagai tujuan perilaku dan terdiri dari tiga bagian: Perilaku
siswa, Situasi pengetesan dan Kriteria kinerja.
2) Memilih Isi, kebanyakan guru pemula meskipun telah beberapa tahun mengajar, tidak dapat
diharapkan akan menguasai sepenuhnya materi pelajaran yang diajarkan. Bagi mereka yang
masih dalam proses menguasai sepenuhnya materi ajar, disarankan agar dalam memilih
materi ajar mengacu pada GBPP kurikulum yang berlaku, dan buku ajar tertentu Kardi dan
Nur 2000:20).
3) Melakukan Analisis Tugas, analisis tugas ialah alat yang digunakan oleh guru untuk
mengidentifikasi dengan presisi yang tinggi hakikat yang setepatnya dari suatu keterampilan
atau butir pengetahuan yang terstruktur dengan baik, yang akan diajarkan guru. Ide yang
melatar belakangi analisis tugas ialah, bahwa informasi dan keterampilan yang kompleks
tidak dapat dipelajari semua dalam kurun waktu tertentu.
4) Merencanakan Waktu dan Ruang, pada suatu pengajaran langsung, merencanakan dan
mengelola waktu merupakan kegiatan yang sangat penting. Ada dua hal yang perlu
diperhatikan oleh guru: (1) bakat dan kemampuan siswa, (2) memotivasi siswa agar mereka
tetap melakukan tugas-tugasnya dengan perhatian yang optimal.

b. Langkah-langkah Pembelajaran Model Pengajaran Langsung


Langkah-langkah pembelajaran model langsung pada dasarnya mengikuti pola-pola
pembelajaran secara umum. Menurut Kardi dan Nur (2000:27-43), langkah-langkah
pengajaran langsung meliputi tahapan sebagai berikut:
1) Menyampaikan Tujuan dan Menyiapkan Siswa
2) Menyampaikan Tujuan
3) Menyiapkan Siswa
4) Presentasi dan Demonstrasi
5) Mencapai Kejelasan
6) Melakukan Demontrasi
7) Mencapai Pemahaman dan Penguasaan
8) Berlatih
9) Memberikan Latihan Terbimbing
10) Mengecek Pemahaman dan Memberikan Umpan Balik
11) Memberikan Kesempatan Latihan Mandiri
Berikut contoh materi dari pembelajaran langsung dengan menggunakan model
pembelajaran langsung:

Standar Kompetensi Memahami Prinsip Dasar Ilmu Sejarah


Kompetensi Dasar Menjelaskan Pengertian dan Ruang Lingkup Sejarah
Indikator Mendeskripsikan sejarah sebagai peristiwa, kisah,
ilmu, dan seni
Langkah Kegiatan 1. Kegiatan Pendahuluan
a. menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk
mengikuti proses pembelajaran
b. memberi motivasi belajar siswa secara kontekstual
sesuai manfaat dan aplikasi materi ajar dalam
kehidupan sehari-hari, dengan memberikan contoh
dan perbandingan lokal, nasional dan internasional;
c. mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan
pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan
dipelajari;
d. menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi
dasar yang akan dicapai; dan menyampaikan cakupan
materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.
2. Kegiatan Inti
a. Sikap
Sesuai dengan karakteristik sikap, maka salah satu
alternatif yang dipilih adalah proses afeksi mulai dari
menerima, menjalankan, menghargai, menghayati,
hingga mengamalkan. Seluruh aktivitas pembelajaran
berorientasi pada tahapan kompetensi yang
mendorong siswa untuk melakuan aktivitas tersebut.
b. Pengetahuan
Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas mengetahui,
memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi,
hingga mencipta. Karakteritik aktivititas belajar dalam
domain pengetahuan ini memiliki perbedaan dan
kesamaan dengan aktivitas belajar dalam domain
keterampilan. Untuk memperkuat pendekatan
saintifik, tematik terpadu, dan tematik sangat
disarankan untuk menerapkan belajar berbasis
penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning).
Untuk mendorong peserta didik menghasilkan karya
kreatif dan kontekstual, baik individual maupun
kelompok, disarankan menggunakan pendekatan
pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis
pemecahan masalah (project based learning).
c. Keterampilan
Keterampilan diperoleh melalui kegiatan mengamati,
menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta.
Seluruh isi materi (topik dan subtopik) mata pelajaran
yang diturunkan dari keterampilan harus mendorong
siswa untuk melakukan proses pengamatan hingga
penciptaan. Untuk mewujudkan keterampilan tersebut
perlu melakukan pembelajaran yang menerapkan
modus belajar berbasis penyingkapan/penelitian
(discovery/inquirylearning) dan pembelajaran yang
menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah
(project based learning).
3. Kegiatan Penutup
a. Seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-
hasil yang diperoleh untuk selanjutnya secara bersama
menemukan manfaat langsung maupun tidak langsung
dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung;
b. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran;
c. Melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
pemberian tugas, baik tugas individual maupun
kelompok; dan
d. Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran
untuk pertemuan berikutnya.

6. Implementasi Pembelajaran Langsung dalam Pembelajaran Sejarah


a. Tahap Pertama: Orientasi
1) Guru menentukan materi pelajaran: menjelaskan pengertian dan ruang lingkup sejarah
dengan cara ceramah dan menjelaskan pengertian sejarah kepada peserta didik.
2) Guru meninjau pelajaran sebelumnya: menanyakan kembali materi sebelumnya dengan
adanya umpan balik antar guru dan siswa.
3) Guru menetukan tujuan pelajaran: menjelaskan cakupan materi yang akan di bahas.
4) Guru menentukan prosedur pengajaran: guru menjelaskan prosedur-prosedur materi pelajaran
sejarah dalam pembelajaran yang telah berlangsung.

b. Tahap Kedua: Presentasi


1) Guru menjelaskan konsep atau ketrampilan baru: guru menjelaskan sejarah sebagai
peristiwa,kisah ,ilmu, dan seni. Serta guru memberikan contoh kepada siswa.
2) Guru menyajikan representasi visual atau tugas yang di berikan: guru menjelaskan dengan
cara ceramah.
3) Guru memastikan pemahan: untuk memastikan pemaham yang sudah di jelaskan guru
menanyakan kembali kepada peserta didik apa tadi yang sudah di jelaskan mengenai
pengertian sejarah.

c. Tahap Ketiga: Praktek yang Terstruktur


1) Guru menentukan kelompok siswa dengan contoh praktik dalam beberapa langkah: guru
menjelaskan aturan-aturan dalam praktek dengan cara terstruktur.
2) Siswa merespon pertanyaan: ketika guru memberikan pertanyaan yang terkait dengan
pengertian sejarah kepada siswa, siswa merespon dengan pertanyaan.
3) Guru memberikan koreksi terhadap kesalahan dan memperkuat praktik yang telah benar:
adanya umpan balik antar guru dan siswa agar siswa dapat memahami apa yang sudah di
praktikkan oleh siswa.

d. Tahap Keempat: Praktek di Bawah Bimbingan Guru


1) Siswa berpraktik secara semi-independen: siswa melakukan peraktik dengan kemauan
mereka sendiri.
2) Guru menggilir siswa untuk melakukan praktik dan mengamati praktik: dalam hal ini peran
guru mengontrol siswa, dan juka dibutuhkan, memberikan respons yang korektif ketika di
butuhkan.
3) Guru memberikan tanggapan balik berupa pujian, bisikan, maupun petunjuk.

e. Tahap Kelima: Praktik Mandiri


1) Guru melakukan praktik secara mandiri di rumah atau di kelas: dalam hal ini guru
memberikan kesempatan latihan mandiri yang terkait dengan pengertian sejarah.
2) Guru menunda respons balik dan memberikannya di akhir rangkaian praktik: dalam hal ini
guru memberikan respon balik pada akhir parktik yang sudah dilakukan oleh siswa.
3) Praktik mandiri dilakukan beberapa kali dalam periode yang lama: praktik mandiri
memerlukan jangka waktu yang lama dalam hal pemahan materi.

7. Alasan Pemilihan Model Pembelajaran Langsung


Alasan saya karena model pembelajaran ini efektif untuk mengukur pencapaian
kompetensi dasar yang ada dalam kurikulum 2013, keahlian dalam memahami suatu materi
dan konsep menurut pemikirannya sendiri. Dalam pelaksanaan pembelajaran ini berlandaskan
teori yang berpandangan bahwa belajar bergantung kepada pengalaman peserta didik.
Pengajaran pada model ini mengutamakan pada pendekatan secara deklaratif dengan titik
berat pada proses belajar konsep dan keterampilan peserta didik sehingga dapat menciptakan
suasana pembelajarn yang lebih terstruktur sesuai dengan sifat pelajaran sejarah yang
diakronis dan sinkronik. Selain peserta didik, pendidik harus aktif juga dalam proses
pembelajaran di dalam maupun di luar kelas karena di sini pendidik di jadikan contoh bagi
peserta didik.
Model Pengajaran Langsung (Direct Instruction) merupakan salah satu pendekatan
mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan
dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik
yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah. Dengan
penerapan model pembelajaran ini peserta didik diberikan kesempatan untuk berlatih
menerapkan konsep atau keterampilan berkomunikasi dengan cara melakukan umpan balik
tentang materi yang telah dipelajarinya. Prioritas dalam pembelajaran langsung ini adalah
fous pada akademik artinya dalam pemilihan tugas-tugas harus memiliki milai akademik
yang dapat berarti bagi peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai