A. Model Pembelajaran
Model-model pembelajaran dalam rumpun Pemrosesan Informasi bertitik tolak dari
Prinsip prinsip pengolahan informasi, yaitu yang merujuk pada cara-cara bagaimana manusia
menangani rangsangan dari lingkungan, mengorganisasi data, mengenali masalah, menyusun
konsep, memecahkan masalah, dan menggunakan simbol-simbol. Beberapa model
pembelajaran dalam rumpun ini berhubungan dengan kemampuan pebelajar (peserta didik)
untuk memecahkan masalah, dengan demikian peserta didik dalam belajar menekankan pada
berpikir produktif. Sedangkan beberapa model pembelajaran lainnya berhubungan dengan
kemampuan intelektual secara umum, dan sebagian lagi menekankan pada konsep dan
informasi yang berasal dari disiplin ilmu secara akademis.
Model pembelajaran diartikan sebagai suatu rencana mengajar yang memperlihatkan
pola pembelajaran tertentu, dalam pola tersebut dapat terlihat kegiatan guru dan siswa,
sumber belajar yang digunakan di dalam mewujudkan kondisi belajar atau sistem lingkungan
yang memungkinkan siswa mampu belajar. Di dalam model pembelajaran terdapat
karakteristik urutan tahapan kegiata guru dan siswa dalam peristiwa pembelajaran yang
dikenal dengan sintaks. Di balik tahapan pembelajaran tersebut terdapat rasional yang
merujuk pada suatu teori belajar tertentu. Rasional tersebut merupakan karakteristik yang
membedakan satu model dengan model lainnya (Indrawati, 2000). Dengan demikian suatu
model memiliki empat karakteristik yaitu:
- Landasan teori
- Tujuan yang harus dikuasai siswa
- Sintak atau urutan langkah kegiatan guru-siswa
- Kondisi belajar atau sistem lingkungan pembelajaran
Dirancang untuk membantu siswa break set dalam kegiatan pemecahan masalah dan menulis
untuk memperoleh pandangan baru terhadap suatu opic berdasarkan banyak hal dari lapangan
Rumpun Model-model Pembelajaran Individual
Model-model pembelajaran pada rumpun individual ini memfokuskan pada pengembangan
pribadi. Model ini menekankan pada proses mengkonstruk dan mengorganisasi realita yang
memandang manusia sebagai pembuat makna.
Beberapa model yan Modelg termasuk rumpun pembelajaran individual ini antara lain:
Tabel. 2
Model-model Pembelajaran Individual
Tabel. 3
Model-Model Pembelajaran Perilaku
No. Jenis Mode Karakteristik Model
1 Mastery learning, Bahan-bahan yang akan dipelajari siswa dipecah e dalam unit-
Direct Instruction, dan unit yang sederhana hingga yang kompleks. Bahan yang
Social learning dipelajari siswa umumnya dipelajari secara individual melalui
Theory berbagai media
2 Self Control Model pembelajaran ini mengandalkan pada bagaimana siswa
harus berprilaku dan siswa belajar dari dampak perilaku
tersebut, serta mengendalikan lingkungannya sehingga
perilaku tersebut dapat produktif.
3 Learning from Dalam situasi tertentu, individu akan memodifikasi
simulation perilakunya sesuai dengan masukan yang diterima dari
lingkungan. Mereka akan menata lingkunagnnya dan pola-
pola responnya dengan masukan-masukan dari lingkungan
4 The condition of Model ini menekankan pada hasil belajar : apa yang
learning diharapkan dari tugas/fungsi instruksional guru.
1. Kesimpulan
Dari berbagai definisi tentang pengertian model pembelajaran dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaran merupakan kerangka, pola, atau rencana pembelajaran yang akan
dilaksanakan oleh seorang guru dengan sistematis untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam
menghadapi era pendidikan yang semakin maju para guru dituntut untuk mempunyai
kerangka pembelajaran yang paling efisien untuk digunakan dengan menerapkan rumpun
model pembelajaran yang telah disediakan, menyesuaikan dengan kebutuhan yang dihadapi.
Keempat rumpun tersebut mempunyai bebagai model pembelajaran yang sesuai dengan
situasi dan kondisi peserta didik.
2. Saran
Setelah mengetahui pengertian dan rumpun model pembelajaran, pembaca sebagai
calon guru atau bahkan yang sudah menjadi guru dapat menerapkan hal-hal yang telah
dijelaskan di atas dengan tepat. Hal ini bertujuan agar tercapainya tujuan pendidikan yang
telah direncanakan dalam recana pembelajaran.
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis
dalam mengoganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan
berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam
merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran.
Dalam rumpun model personal ini terdapat 4 model pembelajaran, yaitu : Pengajaran Tanpa
Arahan (Non Directive Teaching), Model Sinektik (Synectics Model), Latihan Kesadaran
(Awareness Training), Pertemuan Kelas (Classroom Meeting).
Dalam rumpun model interaksi sosial ini terdapat 5 model pembelajaran, yaitu : Investigasi
Kelompok (Group Investigation), Bermain Peran (Role Playing), Penelitian Yurisprudensial
(Jurisprudential UInquiry), Latihan Laboratoris (Laboratory Training) dan Penelitian Ilmu
Sosial.
Dalam rumpun model sistem perilaku ini terdapat 5 model pembelajaran, yaitu : Belajar
Tuntas (Mastery Learning), Pembelajaran Langsung (Direct Instruction), Belajar Kontrol Diri
(Learning Self Control), Latihan Pengembangan Keterampilan dan Konsep (Training for
Skill and Concept Development), Latihan Assertif (Assertive Training)
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari berbagai definisi tentang pengertian model pembelajaran dapat disimpulkan bahwa
model pembelajaran merupakan kerangka, pola, atau rencana pembelajaran yang akan
dilaksanakan oleh seorang guru dengan sistematis untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam
menghadapi era pendidikan yang semakin maju para guru dituntut untuk mempunyai
kerangka pembelajaran yang paling efisien untuk digunakan dengan menerapkan rumpun
model pembelajaran yang telah disediakan, menyesuaikan dengan kebutuhan yang dihadapi.
Keempat rumpun tersebut mempunyai bebagai model pembelajaran yang sesuai dengan
situasi dan kondisi peserta didik.
2. Saran
Setelah mengetahui pengertian dan rumpun model pembelajaran, pembaca sebagai calon guru
atau bahkan yang sudah menjadi guru dapat menerapkan hal-hal yang telah dijelaskan di atas
dengan tepat. Hal ini bertujuan agar tercapainya tujuan pendidikan yang telah direncanakan
dalam recana pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Direct instruction secara bahasa (arti kata) berarti model pengajaran langsung.
Akan tetapi banyak orang lebih suka mengganti kata pengajaran dengan pembelajaran,
sehingga lebih lazim disebut model pembelajaran langsung. Penggunaan kata pembelajaran
lebih disukai karena terkesan bahwa dalam kegiatan belajar, siswa aktif terlibat. Beberapa
orang menganggap kata pengajaran lebih berkesan hanya guru yang aktif dalam kegiatan
belajar, sementara siswa pasif.
Robert E. Slavin dalam bukunya Educational Psychology dari Johns Hopkins University
yang diterbitkan oleh Needham Height Allyn and Bacon, Boston mendefinisikan direct
instruction sebagai sebuah pendekatan mengajar di mana pembelajaran berorientasi pada
tujuan (pembelajaran) dan distrukturisasi oleh guru. (Direct istruction is an approach to
teaching in which lessons are goal-oriented and structured by the teacher p.231).
Jadi model pembelajaran langsung merupakan sebuah model pembelajaran yang bersifat
teacher centered (berpusat pada guru). Saat melaksanakan model pembelajaran ini, guru
harus mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan yang akan dilatihkan kepada siswa,
selangkah demi selangkah. Guru sebagai pusat perhatian memiliki peran yang sangat
dominan. Karena itu, pada direct instruction, guru harus bisa menjadi model yang menarik
bagi siswa. Beberapa pakar pendidikan seperti Good dan Grows, 1985 menyebut direct
instruction (model pembelajaran langsung) ini dengan istilah pengajaran aktif. Atau
diistilahkan sebagai mastery teaching (mengajar tuntas) oleh Hunter, 1982. Sedangkan oleh
Rosenshine dan Stevens, 1986 disebut sebagai pengajaran eksplisit (explicit instruction).
Perlu diketahui dalam prakteknya di dalam kelas, direct instruction (model pembelajaran
langsung) ini sangat erat berkaitan dengan metode ceramah, metode kuliah, dan resitasi,
walaupun sebenarnya tidaklah sama (tidak sinomim). Model pembelajaran langsung atau
direct instruction menuntut siswa untuk mempelajari suatu keterampilan dasar dan
memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah.
Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada siswa termasuk prosedur
penilaian hasil belajar.
Adanya sintaks atau pola keseluruhan kegiatan pembelajaran.
Adanya sistem pengelolaan dan lingkungan belajar model yang diperlukan agar
kegiatan pembelajaran tertentu dapat berlangsung dengan baik.
Pada umumnya, para ahli teori pembelajaran pada umumnya membedakan pengetahuan ke
dalam dua (2) jenis, yaitu pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural.
Pengetahuan Deklatarif
Pengetahuan Prosedural
Pada fase pertama ini guru menjelaskan tujuan pembelajaran khusus, memberi informasi
tentang latar belakang pembelajaran, memberikan informasi mengapa pembelajaran itu
penting, dan mempersiapkan siswa baik secara fisik maupun mental untuk mulai
pembelajarannya.
Pada fase kedua ini guru berperan sebagai model dengan mendemonstrasikan pengetahuan
atau keterampilan secara benar, ia harus menyajikan informasi secara bertahap selangkah
demi selangkah sesuai struktur dan urutan yang benar.
3. Membimbing pelatihan.
Pada fase ketiga guru harus memberikan bimbingan dan pelatihan awal agar siswa dapat
menguasai pengetahuan dan keterampilan yang sedang diajarkan.
Pada fase keempat ini guru melakukan pengecekan apakah siswa dapat melakukan tugas
dengan baik, apakah mereka telah menguasai pengetahuan atau keterampilan, dan selanjutnya
memberi umpan balik yang tepat.
Pada fase terakhir (kelima) ini guru kemudian menyediakan kesempatan kepada semua siswa
untuk melakukan latihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan kepada situasi
yang lebih kompleks atau penerapan dalam kehidupan sehari-hari.
Lingkungan Belajar dan Sistem Pengelolaan Direct
Instruction (Model Pembelajaran Langsung)
Bila guru ingin menerapkan model pembelajaran langsung (direct instruction), maka guru
harus melakukan perencanaan yang hati-hati dan matang. Setiap detil keterampilan yang
diajarkan harus diidentifikasi secara seksama dan teliti, begitupun langkah-langkah dan
penjadwalan demonstrasi dan pelatihan.
Lingkungan belajar, meskipun berpusat pada guru (teacher centered), akan tetapi tetap
menuntuk siswa yang aktif belajar baik secara fisik maupun mental. Pembelajaran langsung
tidak akan berhasil jika hanya guru yang aktif. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru harus
menjamin terjadinya keterlibatan siswa, terutama memperhatikan saat-saat demonstrasi
dilakukan oleh guru, memberikan kesempatan resitasi (tanya jawab) untuk klarifikasi dan
penguatan. Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang sesuai akan mendorong
implementasi direct instruction yang dilakukan oleh guru dapat sukses.
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi Sumber Daya Manusia
(SDM) melalui kegiatan pengajaran. Ada dua buah konsep kependidikan yang berkaitan
dengan lainnya, yaitu belajar ( learning ) dan pembelajaran ( instruction ). Konsep belajar
berakar pada pihak peserta didik atau siswa dan konsep pembelajaran berakar pada pihak
pendidik atau guru.
Dalam proses belajar mengajar (PBM) akan terjadi interaksi antara siswa dan guru. Siswa
adalah seseorang atau sekelompok orang sebagai pencari, penerima pelajaran yang
dibutuhkannya, sedang guru adalah seseorang atau sekelompok orang yang berprofesi
sebagai pengolah kegiatan belajar mengajar dan seperangkat peranan lainnya yang
memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif.
Metodologi mengajar dalam dunia pendidikan perlu dimiliki oleh guru, karena keberhasilan
Proses Belajar Mengajar (PBM) bergantung pada cara mengajar gurunya. Jika cara mengajar
gurunya enak menurut siswa, maka siswa akan tekun, rajin, antusias menerima pelajaran
yang diberikan, sehingga diharapkan akan terjadi perubahan dan tingkah laku pada siswa baik
tutur katanya, sopan santunnya, motorik dan gaya hidupnya. Ada banyak sekali metode
pengajaran yang digunakan oleh para pendidik, salah satu metode pengajaran yang digunakan
adalah metode drill / latihan.
Metode latihan keterampilan adalah suatu metode mengajar, dimana siswa diajak ke tempat
latihan keterampilan untuk melihat bagaimana cara membuat sesuatu, bagaimana cara
menggunakannya, untuk apadibuat, apa manfaatnya dan sebagainya.
Dapat menimbulkan rasa percaya diri bahwa peserta didik yang berhasil dalam belajar telah
memiliki suatu keterampilan khusus yang berguna kelak dikemudian hari.
Guru lebih mudah mengontrol dan membedakan mana peserta didik yang disiplin dalam
belajarnya dan mana yang kurang dengan memperhatikan tindakan dan perbuatan peserta
didik saat berlangsungnya pengajaran.
Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak dibawa kepada
penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dari pengertian.
Membentuk kebiasaan yang kaku, artinya seolah-olah peserta didik melakukan sesuatu secara
mekanis, dalam dalam memberikan stimulus peserta didik bertindak secara otomatis.
Metode ini hendaknya digunakan untuk melatih hal-hal yang bersifat motorik, seperti
menulis, permainan, pembuatan grafik, kesenian dsb.
Sebelum latihan dimulai, pelajar hendaknya diberi pengertian yang mendalam tentang apa
yang akan dilatih dan kompetensi apa saja yang harus dikuasai.
Latihan untuk pertama kalinya hendaknya bersifat diagnosis. Kalau pada latihan pertama,
pelajar tidak berhasil, maka guru harus mengadakan perbaikan, lalu penyempurnaan.
Latihan harus menarik minat dan menyenangkan serta menjauhkan dari hal-hal yang bersifat
keterpaksaan.
Sifat latihan, yang pertama bersifat ketepatan kemudian kecepatan, yang keduanya harus
dimiliki oleh peserta didik.
Inti
Guru yang baik harus menguasai berrmacam-macam metode mengajar sehingga dapat
memilih dan menentukan metode serta pendekatan yang tepat yang harus diterapkan pada
pokok bahasan tertentu pula. Metode mengajar yang sering digunakan di dalam proses belajar
mengajar pada saat ini adalah metode konvensional, dalam hal ini metode ceramah, karena
metode ini dinilai lebih praktis, mudah dilaksanakan dan tidak perlu peralatan serta dapat
dilakukan untuk mengajar siswa yang jumlahnya relatif besar.
Oleh sebab itu perlu dikembangkan metode belajar yang melibatkan siswa lebih aktif dalam
proses belajar mengajar, apalagi dalam mengerjakan akuntansi, siswa harus dapat aktif
sehingga dapat memahami materi yang diajarkan sehingga tujuan pengajaran akuntansi
tercapai. Belajar akuntansi pada dasarnya merupakan hasil belajar konsep sedangkan konsep-
konsep dasar akuntansi merupakan kesatuan yang utuh untuk itu dalam proses belajar
mengajar akuntansi yang terpenting adalah bagaimana guru dapat mengajarkan konsep itu.
Pengajaran akuntansi harus dimulai dari hal yang sederhana menuju hal yang lebih kompleks
dan harus memperhatikan urutan dari beberapa konsep, walaupun demikian sampai saat ini
akuntansi masih menjadi masalah bagi sebagian siswa dan mengatakan bahwa akuntansi sulit.
Belajar akuntansi memerlukan pemahaman yang baik, oleh karenanya pemilihan metode
mengajar yang tepat akan mempunyai andil yang besar didalam meningkatkan prestasi
belajar akuntansi
Metode pengajaran yang baik adalah metode yang mampu mengantarkan siswa dalam
berbagai macam kegiatan, dalam hal ini siswa harus diberi kesempatan untuk melatih
kemampuannya, misalnya menyelesaikan tugas-tugas dan latihan-latihan. Salah satu metode
yang digunakan guru dalam pembelajaran akuntansi adalah metode drill atau latihan. Drill
atau latihan merupakan metode mengajar yang dapat digunakan untuk mengaktifkan siswa
pada saat proses belajar mengajar berlangsung, karena metode drill menuntut siswa untuk
selalu belajar dan mengevaluasi latihan-latihan yang diberikan oleh guru.
1) Tahap persiapan
Tahap persiapan dalam metode latihan keterampilan yaitu guru memberikan gambaran antara
materi yang akan di pelajari dengan pengetahuan yang sudah di miliki oleh siswa tersebut.
Guru juga menyampaikan tujuan-tujuan yang hendak di capai dari pembelajaran ini. Serta
guru memberikan motivasi agar siswa memahami hubungan fungsional tiap rekening dalam
jurnal umum.
2) Tahap pelaksanaan
Langkah pertama adalah sebelum latihan dilaksanakan, siswa harus diberi penjelasan
mengenai arti atau manfaat dan tujuan dari latihan tersebut.
Pada awalnya siswa diberikan penjelasan tentang pengertian transaksi dan pengenalan
tentang akun-akun, serta arti dari istilah debit dan kredit dan bagaimana perlakuannya
terhadap akun-akun yang bersangkutan. Setelah guru melakukan penjelasan tersebut
selanjutnya siswa dikenalkan dengan bentuk kolom-kolom yang harus ada dalam jurnal
umum yaitu terdiri dari kolom tanggal terjadinya transaksi, kolom keterangan nama akun,
kolom refrensi yang biasanya diisi dengan nomor akun yang bersangkutan, kemudian kolom
debit dan terakhir kolom kredit. Siswa diberikan pedoman bahwa jika kelompok akun harta
dan beban bertambah maka nominalnya ditulis di kolom debit sedangkan jika berkurang di
tulis di kolom kredit. Dan jika kelompok akun pendapatan, kewajiban dan modal bertambah
maka di tulis di kolom kredit sedangkan jika berkurang di tulis di kolom debit. Setelah siswa
memahami konsep dari jurnal umum ini, siswa diberikan soal-soal latihan untuk di kerjakan.
Latihan hendaknya dilakukan secara bertahap, dimulai dari yang sederhana kemudian ke taraf
yang lebih kompleks atau sulit.
Soal-soal latihan yang diberikan kepada siswa hendaknya soal yang masih tergolong mudah,
kemudian jika siswa dengan soal yang mudah sudah menguasai, maka tingkat kesulitan soal
harus di tambah. Jadi soal tersebut sudah di buat sedemikian kompleks sehingga siswa benar-
benar bisa meningkatkan kemampuannya. Misalnya untuk soal yang kompleks, guru bisa
menambahkan akun-akun return dan potongan-potongan harga baik itu dalam pembelian
maupun penjualan.
Supaya siswa tidak mengalami kesulitan-kesulitan, maka guru harus memberikan prinsip-
prinsip dasar pengerjaan latihan tersebut seperti guru memberikan prinsip bahwa kelompok
harta dan beban bertambah di tulis di kolom debit dan jika berkurang ditulis di kolom kredit
sedangkan jika yang bertambah kelompok akun kewajiban, pendapatan dan modal maka di
tulis di kolom kredit dan jika berkurang di tulis di kolom debit.
Selama latihan berlangsung, perhatikanlah bagian-bagian mana yang sebagian besar anak-
anak dirasakan sulit.
Ketika siswa mengerjakan latihan-latihan soal, guru hendaknya memantau secara langsung
hasil pekerjaan siswa. Guru bisa mengecek hasil pekerjaan tiap siswa, sehingga guru bisa
mengetahui di bagian-bagian mana saja siswa mengalami kesulitan.
Setelah guru mengetahui di mana letak kesulitan siswa, guru harus memberikan penjelasan
kembali tentang materi yang dianggap sulit oleh siswa tersebut serta menambah kuantitas
latihan soal-soal sehingga siswa bisa lebih memahami materi tersebut.
Pada dasarnya karakteristik siswa berbeda-beda, sehingga guru harus bisa professional dalam
menangani perkembangan siswa ini. Dalam metode pembelajaran latihan keterampilan ini,
guru harus bisa membedakan mana siswa yang cepat menyerap materi jurnal umum ini dan
mana siswa yang agak lambat dalam menyerap materi jurnal umum ini. Sehingga guru harus
melakukan perlakuan yang berbeda pula. Guru bisa memberikan penjelasan berulang-ulang
dan juga lebih mengintensifkan siswa yang agak lambat ini umtuk sesering mungkin
melakukan latihan-latihan soal.
Jika suatu latihan telah dikuasai anak-anak, taraf berikutnya adalah aplikasi
Setelah siswa mampu mengerjakan latihan soal-soal yang telah diberikan oleh guru. Maka
taraf selanjutnya mereka mamppu mengaplikasikannya dalam ujian-ujian baik itu ujian mid
semester, ujian akhir semester maupun ujian akhir. Jika siswa sudah memahami prinsip-
prinsip dasar pengerjaan jurnal umum ini, maka siswa tidak akan mengalami kesulitan-
kesulitan lagi dalam mengerjakan soal-soal walaupun soal-soalnya sudah mengalami
modifikasi.
Evaluasi
Evaluasi ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan siswa pada materi jurnal
umum. Evaluasi ini sebaiknya dilakukan setiap akhir pertemuan, dengan cara siswa harus
mengumpulkan hasil latihan-latihan soal yang telah dikerjakan siswa sehingga guru dapat
mengecek pada bagian mana saja siswa mengalami kesulitan dan guru bisa membahasnya
kembali pada pertemuan minggu berikutnya. Selain itu dengan memberikan tugas untuk
siswa juga dapat dikatakan evaluasi, jadi setiap satu pokok bahasan selesai, guru memberikan
tugas untuk siswanya, supaya siswa-siswa dapat lebih memahami materi jurnal umum.
b. Presentasi
Dalam tahap ini, guru menjelaskan konsep atau skill baru dan memberikan pemeragaan
serta contoh. Jika materi yang ada merupakan konsep yang baru, maka guru harus
mendiskusikan karakteristik-karakteristik dari konsep, aturan-aturan pendefinisian, dan
beberapa contoh. Jika materinya merupakan skill baru, maka guru harus menyampaikan
langkah-langkah untuk memiliki skill tersebut dengan menyajikan contoh di setiap langkah.
Guru hendaknya mentransfer informasi materi atau skill yang baru, baik secara lisan maupun
visual, sehingga siswa akan dapat memiliki dan mempelajari representasi visual sebagai
referensi di awal pembelajaran. Selain itu, guru juga menguji siswa dalam penguasaan
informasi materi atau skill sebelum beralih ke tahap selanjutnya.
a. Praktek yang terstruktur
Dalam tahap ini, guru menuntun siswa melalui contoh-contoh praktek dan langkah-
langkah didalamnya. Biasanya, siswa menjalankan praktek dalam sebuah kelompok,
kemudian menawarkan diri untuk menulis jawaban. Cara yang paling efektif yaitu dengan
menyajikan contoh praktek secara transparan dan terbuka, sehingga semua siswa bisa melihat
bagaimana tahap-tahap praktek dilalui. Peran guru disini, yaitu memberikan respon balik
terhadap respon siswa, baik untuk menguatkan respon yang sudah tepat maupun memperbaiki
kesalahan dan mengarahkan siswa pada performa praktek yang tepat.
c. Praktek mandiri
Dalam tahap ini, siswa melakukan praktek dengan caranya sendiri tanpa bantuan dan
respon balik dari guru. Adapun tahap ini dilakukan ketika siswa telah mencapai level akurasi
85% sampai 90% dalam praktek dibawah bimbingan. Tujuan dari praktek mandiri adalah
memberikan materi baru untuk memastikan dan menguji pemahaman siswa terhadap praktek-
praktek sebelumnya. Praktek mandiri ini harus ditinjau sesegera mungkin setelah siswa
menyelesaikan semua proses. Hal ini dilakukan untuk memperkirakan dam mengetahui level
akurasi siswa (stabil atau tidak), serta memberikan respon balik yang bersifat korektif di akhir
praktek kepada siswa yang membutuhkan. Aktivitas praktek mandiri bisa dilakukan dengan
waktu yang singkat namun dalam satu waktu.