Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. Deskripsi Perusahaan

1. Sejarah Singkat Pekembangan Perusahaan

PT. Artamulia Tata Pratama adalah perusahaan pertambangan

yang bernaung dibawah kuasa pertambangan PT. Sinar Mas Group yang

pada lokasi penambangannya diwakili oleh PT. Kuansing Inti Makmur

(KIM).

PT. Artamulia Tata Pratama memulai penambangan pada bulan

Mei 2010 dan menargetkan produksi hingga 90.000 MT/Bulan. Sistem

penerimaan karyawan yang diterapkan PT. Artamulia Tata Pratama saat

ini adalah sistem kontrak kerja per enam bulan.

Sumber: Data Dept Engneering PT. Artamulia Tata Pratama 2013


Gambar 1.1. Peta Lokasi Pertambangan PT. Artamulia Tata Pratama

1
2

2. Perkembangan PT. Artamulia Tata Pratama

PT. Artamulia Tata Pratama melakukan kegiatan penambangan

dengan luas area KP sesuai dengan perjanjian kerja sama pengelolaan

lahan dengan PT. KIM (Kuansing Inti Makmur) adalah 172 ha yang

dibagi menjadi dua bagian lokasi area penambangan yaitu Pit Barat dan

Pit Timur, seperti pada gambar 1 dan 2 di bawah ini:

Sumber : Dokumentasi Penulis 2013


Gambar 1.2. Lokasi Area Penambangan Pit Barat

Sumber : Dokumentasi Penulis 2013


Gambar 1.3. Lokasi Area Penambangan Pit Timur
3

Sedangkan jarak antara Pit Barat dan Pit Timur sekitar 1.2 km.

Titik penggalian terendah di PT. Artamulia Tata Pratama pada saat ini

dilokasi area penambangan Pit Barat berada pada elevasi 69 m DPL,

sedangkan di lokasi area penambangan Pit Timur berada pada elevasi

82 m DPL. Penggalian dilakukan dengan cara sistem jenjang (benching

system), dimana penurunan elevasi dilakukan secara bertahap searah

strike-dip batubara 30o 40o arah Utara dengan SR 1/7.

Aktifitas penambangan menghasilkan limbah (waste) berupa

material penutup lapisan Batubara (overburden). Material tersebut

(waste) ditimbunkan pada areal pembuangan yang terdiri dari IPD (In Pit

Dump) dan OPD (Out Pit Dump), dimana lebih dikenal dengan istilah

Disposal Area.

B. Deskripsi Kegiatan Industri

Sistem penambangan pada PT. Artamulia Tata Pratama adalah

tambang terbuka dengan metode open Pit mining, dengan tata cara

penambangan searah jurus pada lapisan dan kedudukan Batubara (strip

mining). Sebagai acuan Striping Ratio (SR) adalah 1:7.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui endapan Batubara pada daerah

penambangan baik itu Pit Barat maupun Pit Timur terdiri dari tiga lapisan

(seam), yaitu seam 100, seam 200, dan seam 300. Tebal endapan batubara

pada seam 100 1,5 m, seam 200 2 m, dan seam 300 8 m, sedangkan setiap

lapisan Batubara terdapat sisipan material Gravel dan Clay yang keras
4

(Parting) dimana untuk memisahkan Parting dari Batubara perlu dilakukan

peledakan.

1. Keadaan Umum Daerah Kuasa Penambangan

a. Lokasi dan Kesampaian Daerah

Lokasi penambangan PT. Artamulia Tata Pratama terletak di

Desa Tanjung Belit Kecamatan Jujuhan Kabupaten Bungo Propinsi

Jambi. Secara geografis terletak antara koordinat 101 30 00

101 40 10 BT dan 01 00 00 01 25 08 LS .

Pada peta di bawah ini memperlihatkan daerah kesampaian

lokasi penambangan.

Sumber: PT. Artamulia Tata Pratama 2013


Gambar 1.4. Peta Lokasi Kesampaian Daerah PT. ATP

b. Iklim dan Cuaca


5

Daerah penambangan di job site BHBA ini beriklim tropis

dengan temperature udara berkisar antara 25 C 30 C.

Aktivitas penambangan terbuka sangat dipengaruhi oleh iklim

dan cuaca. pada musim hujan kegiatan penambangan akan terhambat

karena jalan untuk pengangkutan licin, akibatnya aktivitas

penambangan tidak bisa dilakukan, sebaliknya pada musim kemarau

akan timbul banyak debu karena kondisi jalan yang kering dan tidak

disirami air sehingga secara tidak langsung iklim dan cuaca sangat

berpengaruh terhadap kelancaran proses produksi.

d. Struktur Geologi Regional

Berdasarkan penyelidikan lapangan tim ekplorasi

PT. Kuansing Inti Makmur (KIM) dapat diperkirakan bahwa proses

terjadinya batubara di daerah penelitian ini adalah secara insitu, yaitu

pembentukan batubara yang berasal dari tumbuhan setempat yang

mati kemudian terakumulasi di suatu tempat.

2. Keadaan Endapan Batubara

Berdasarkan sifat fisik, jenis roof/floor dan parting, ketebalan

serta hubungannya dengan Batuan lain, maka batubara di daerah ini dapat

di koreksi menjadi tiga seam Batubara. Seam-seam tersebut dari muda ke

tua adalah sebagai berikut :


6

a. Seam 1/ seam upper /seam 100

Seam 1 memiliki ketebalan hingga 1,5 meter. Lapisan ini

memiliki nilai kalori antara 5000 kkal/kg sampai 5500 kkal/kg.

Dibawahnya terdapat interburden setebal lebih kurang 5 meter.

b. Seam 2/seam extra/seam 200

Terdapat pada kisaran 5 meter di bawah seam 2. Seam ini

memiliki ketebalan hingga 1.5 meter dengan nilai kalori antara 5000

kkal/kg sampai dengan 5500 kkal/kg. Sebarannya menempati bagian

tengah hingga tenggara daerah ini.

c. Seam 3/Seam lower/seam 300

Sebarannya terdapat pada bagian utara dengan ketebalan

8 meter. Jenis material Clay sering dijumpai antara seam ini dengan

lapisan seam 2 diatasnya. Nilai kalori dari seam ini adalah berkisar

antara 5500 kkal/kg sampai 6000 kkal/kg.

Sumber : Dokumentasi Penulis 2013


Gambar 1.5. keadaan lapisan batubaraa.
7

3. Ruang Lingkup Kerja

Adapun ruang lingkup pekerjaan penambangan atau jenis pekerjaan

yang dilakukan di PT. Artamulia Tata Pratama antara lain :

a. Survey dan pemetaan.

b. Pembersihan lahan (land clearing).

c. Pengupasan lapisan tanah pucuk (Top Soil).

d. Mengangkut top soil ke tempat penyimpanan (Top Soil Storage).

e. Peledakan (blasting) sebagai salah satu bentuk persiapan

penambangan.

f. Pengupasan lapisan penutup (overburden) .

g. Pengangkutan lapisan penutup ke lokasi penimbunan disposal area.

h. Penambangan batubara.

i. Pengambilan batubara (coal getting).

j. Pengangkutan batubara dari Pit ke stock pile area.

k. Kegiatan pencampuran (blending) batubara.

l. Transporting batubara bersih ke stock pile pelabuhan Teluk Bayur.

m. Penanganan air dari daerah penambangan.

n. Penimbunan areal bekas penambangan.

o. Pembibitan pepohonan untuk kegiatan reklamasi.

p. Melaksanakan kegiatan reklamasi lahan bekas penambangan.

4. Peralatan Penambangan

Penambangan batubara PT. Artamulia Tata Pratama dilakukan

dengan menggunakan alat berat dan peledakan (blasting) karena


8

terdapatnya batuan ignimbrite yang keras. Kegiatan pembersihan lahan

(land clearing), pengupasan tanah penutup (overburden), pengerusan

batubara (coal getting), pemuatan (loading), sampai pada pengangkutan

(hauling) dilakukan oleh alat berat. Alat berat yang digunakan adalah

Dozer sebagai alat gusur, Excavator sebagai alat gali dan alat muat

Heavy Duty, Articulite Dump Truck sebagai alat angkut.

5. Alat penunjang tambang

Alat penunjang tambang adalah alat yang dipakai untuk

menunjang kegiatan operasi penambangan, dimana alat ini tidak

terlalu diperlukan tetapi sangat dibutuhkan pada waktu-waktu tertentu.

Adapun yang termasuk alat penunjang tambang:

1) Pump (pompa)

Merupakan peralatan yang digunakan untuk memindahkan

zat cair atau fluida yang berada dikolam areal penambangan

menuju kolam pengendapan.

2) Motor Grader

Alat ini berfungsi dalam berbagai jenis pekerjaan, misalnya

untuk perawatan jalan, penggalian parit, dan lain sebagainya

3) Compactor (alat pemadat)


Berfungsi sebagai pemadat jalan produksi, hal ini bertujuan

untuk mengurangi besarnya penurunan tanah.


Bab II

Pembahasan

A. Sistem Penambangan

Sistem penambangan yang dilakukan oleh PT. Artamulia Tata

Pratama adalah tambang terbuka dengan metode open pit mining dengan

melakukan penambangan searah jurus lapisan dari kedudukan batubara

(strip mining). Penggalian tanah penutup menggunakan sistem jenjang

(benching system), dimana penurunan jenjang (bench) atau jalan kerja

dilakukan secara bertahap sesuai dengan arah kemiringan perlapisan

batubara sekitar 30 - 40 ke Utara.

Untuk memberaikan overburden yang tebal dan kompak perlu

dilakukan peledakan sehingga Overburden dengan mudah diambil.

Selanjutnya batubara yang telah tersingkap diambil secara selektif

dengan cara memisahkan batubara dari pengotornya (Parting) secara

langsung di lapangan. Batubara yang diambil langsung dimuat

menggunakan excavator ke dalam dump truck lalu ditumpuk pada

Stock Pile untuk diproses, sedangkan overburden ditumpuk pada lokasi

penimbunan tanah penutup (Disposal Area).

B. Kegiatan Lapangan

Metoda penambangan PT. Artamulia Tata Pratama menggunakan

metoda open pit mining. Adapun kegiatan-kegiatan yang diamati antara

lain:

9
10

1. Survey Topografi dan Pemetaan

Kegiatan survey topografi dilakukan oleh Divisi Mine

Planning sub bidang survey dan pemetaan .

Survey dilakukan untuk mendapatkan data ukur lapangan

yang nantinya dibutuhkan untuk keperluan seperti pemetaan, kontur,

perhitungan volume tanah dan batubara, desain tambang.

Kegiatan tersebut dapat mengetahui beberapa hal diantaranya

perubahan geomorfologi daerah, kemajuan penambangan seperti

informasi jumlah volume overburden yang telah digali, volume air

tergenang dalam areal penambangan dan sisa cadangan. Pada

akhirnya akan dihasilkan peta kontur yang menunjukan kondisi

terbaru dari kemajuan penambangan secara keseluruhan.

Sumber : Dokumentasi Penulis 2013


Gambar 2.1. Kegiatan Survey Topografi
11

Sumber : Dokumentasi Penulis 2013


Gambar 2.2. Kegiatan Survey Topografi

2. Pembersihan Lahan (Land Clearing)

Pembersihan lahan merupakan aktifitas yang dilakukan

sebelum melakukan penambangan untuk membersihan lahan dari

pohon dan semak belukar, proses pembersihan lahan ini dapat

dilakukan oleh Bulldozer seperti terlihat pada gambar berikut.

Sumber : Dokumentasi Penulis 2013


Gambar 2.3. Pembersihan Lahan (Land Clearing)
12

3. Pengupasan Lapisan Top Soil

Merupakan lapisan tanah yang paling atas yang mengandung

bahan-bahan organik, berwarna cokelat kehitaman dengan ketebalan

aktual di lapangan 3 m. Lapisan ini mengandung sebagian besar

unsur hara tanah. Top soil ini dikupas dengan menggunakan

excavator PC 1250 dengan kapasitas bucket 5,32 BCM dan diangkut

ke tempat penumpukan sementara (top soil storage) dengan

menggunakan Aticulate Dump Truck Tipe A 40E dengan kapasitas

bak 17 BCM.

Sumber : Dokumentasi Penulis 2013


Gambar 2.4. Pengupasan Lapisan Top Soil

4. Pengupasan Lapisan Tanah Penutup (Overburden)

Pengupasan lapisan tanah dilakukan untuk menyingkapkan

batubara yang akan diproduksi, sehingga mempermudah


13

pengambilan batubara. Penggalian overburden dilakukan secara

bertahap dan membuat jenjang (bench) secara terus menerus

sehingga lapisan tanah penutup batubara terbebas.

Kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup (Overburden)

dilakukan dengan menggunakan peledakan, karena lapisan tanah

penutup yang cukup tebal dan keras. Lapisan penutup ini bersifat

masif dan kompak sehingga tidak memungkinkan atau sangat tidak

efisien jika dikerjakan pengalian dengan alat gali excavator. Maka

untuk memberaikannya perlu dilakukan kegiatan pemboran (drilling)

dan peledakan (blasting). Kemudian Overburden dimuat ke

Dumptruck oleh Hydraulic Excavator untuk dibawa ke lokasi

penumpukan (Disposal Area).

Sumber : Dokumentasi Penulis 2013


Gambar 2.5. Proses Loading Overburden
14

5. Pemboran dan Peledakan

Sebelum kegiatan penambangan batubara dilaksanakan,

terlebih dahulu dilakukan pengupasan lapisan tanah penutup

(overburden), lapisan penutup ini bersifat masif dan kompak

sehingga tidak memungkinkan atau sangat tidak efisien jika

dikerjakan pengalian dengan alat gali excavator. Maka untuk

memberaikannya perlu dilakukan kegiatan pemboran (drilling) dan

peledakan (blasting).

Sumber : Dokumentasi Penulis 2013


Gambar 2.6. Kegiatan Peledakan

6. Pemuatan dan Pengangkutan Overburden

Setelah pekerjaan peledakan (blasting) selesai, maka kegiatan

pembongkaran overburden dapat dilakukan.


15

Sumber: Dokumentasi Penulis 2013


Gambar 2.7. Pemuatan Overburden

Sumber: Dokumentasi Penulis 2013


Gambar 2.8. Pengangkutan Overburden oleh Articulate Dump

Truck
16

7. Penambangan Batubara

Setelah tanah penutup terkupas, pekerjaan selanjutnya yaitu

kegiatan penambangan batubara. Pembongkaran lapisan batubara

dilakukan menggunakan excavator, target pengupasan batubaranya

adalah 90.000 ton/bulan. Penggalian batubara yang dilakukan agak

sedikit rumit, karena pada lapisan batubaranya terdapat pengotor

(parting) yang tipis. Sehingga excavator yang digunakan untuk

penggalian batubara pada bagian bucketnya dipasang plat, hal ini

dilakukan supaya parting tidak ikut terbawa pada saat penggalian,

atau lebih dikenal dengan metoda selective mining.

Sumber: Dokumentasi Penulis 2013


Gambar 2.9. Penggerusan Batubara dengan metoda Selective Mining

8. Pemuatan dan Pengangkutan Batubara

Bongkah-bongkah batubara yang telah terbebas selanjutnya

dimuat dengan excavator PC 400. Excavator ini melakukan


17

pemuatan kedalam dump truck Mitsubishi HD PS 220 lalu diangkut

ke lokasi stockpile yang berjarak 2.5 km dari areal tambang.

Sumber : Dokumentasi Penulis 2013


Gambar 2.10. Pemuatan (Loading) Batubara

Sumber : Dokumentasi Penulis 2013


Gambar 2.11. Hauling Batubara
18

9. Penumpukan batubara di stockpile

Sebelum dijual batubara yang telah diangkut dari tambang

akan ditumpukan di stockpile area yang luasnya 5 ha. Penumpukan

batubara ini berdasarkan atas lapisan batubara yang diambil saat

penambangan yaitu roof, middle, dan floor yang ditumpuk per

masing masing seam yaitu seam 100,200, dan 300, ini bertujuan

untuk memudahkan dalam identifikasi kualitas batubara yang

dilakukan oleh PT. KIM (owner), sebagai acuan dalam melakukan

pemeriksaan kualitas batubara (channel sampling). Setiap batubara

yang datang dari tambang akan diambil sampel oleh salah satu

karyawan PT. Kuansing Inti Makmur (PT. KIM) untuk dilakukan

pengujian di laboratorium.

Sumber : Dokumentasi Penulis 2013


Gambar 2.12. Penumpukan Batubara di Stockpile

10. Blending Batubara


19

Setelah proses pengujian kualitas batubara selesai proses

selanjutnya ialah kegiatan blending pada batubara. Blending

merupakan suatu kegiatan pencampuran material yang homogen

untuk mendapatkan tingkat kesesuaian berat jenis yang sudah

distandarkan. Proses blending dilaksanakan oleh pihak PT. KIM

dengan menggunakan alat well loader.

Sumber : Dokumentasi Penulis 2013


Gambar 2.13. Kegiatan Blending Batubara

11. Pemasaran

Kegiatan pemasaran merupakan kegiatan pendistribusian

batubara ke konsumen yang membutuhkan. Pengangkutan produk

batubara dilakukan menggunakan truck (baik dump truck biasa

maupun tronton).

12. Reklamasi

Jenis tanaman adalah karet dengan jarak tanam 4 X 7 m.

Pohon karet yang telah ditanam nantinya akan diserahkan kepada


20

masyarakat sekitar setelah tambang selesai melakukan kegiatan

penambang (tutup).

Sumber : Dokumentasi Penulis 2013


Gambar 2.14. Lahan Reklamasi PT. Artamulia Tata Pratama

C. Kegiatan dan Peralatan Penunjang Penambangan

1. Pembuatan Drainase Dan Penanganan Genangan Air

Di lokasi areal penambangan ditemukan genangan-genangan air

yang telah membentuk sebuah danau dengan ketinggian 15 m pada lokasi

penambangan Pit Barat dan Pit Timur. Hal ini disebabkan aliran air tanah

dan aliran air hujan yang terkumpul di lokasi tersebut. Untuk

mengatasinya dilakukan pemompaan yang dialirkan ke setling pond

(kolam pengendapan).
21

Sumber : Dokumentasi Penulis 2013


Gambar 2.15. Pembuatan Drainase dan Pemompaan Genangan Air pada
Pit Barat dan Pit Timur

Sumber : Dokumentasi Penulis 2013


Gambar 2.16. Setling Pond (Kolam Pengendapan)

2. Pembuatan Tanggul Pengaman (Safety Berm)

3. Persiapan Fron Kerja

Persiapan front kerja dikerjakan dengan menggunakan

Bulldozer CAT D85E-SS yang berperan dalam :


22

a. Merapikan Front kerja.

b. Membuat jalan untuk alat loading (excavator).

c. Membuat jalan untuk hauling dump truck.

d. Membantu excavator dalam mengumpulkan material untuk


dimuat ke dalam bak dump truck.
4. Pengikisan Lumpur dan Peralatan Jalan Tambang
5. Compactor untuk mengurangi penurunan tanah
6. Penyiraman Debu Jalan dan Debu pada Lokasi Kerja
7. Penyiapan Alat Penerang Jalan
8. Maintenance Truck (Mobil Service)
9. Fuel Truck
10. Mesh Karyawan
11. Rumah Genset
12. Bengkel (Workshop)

D. Hambatan yang Terjadi di Lokasi Penambangan

Adapun beberapa Hambatan yang terjadi dilapangan antara lain:

1. Kendaraan yang antri saat loading mengakibatkan cycle time alat angkut

meningkat sehingga berpengaruh terhadap target produksi seperti pada

gambar berikut.
23

Sumber: Dokumentasi penulis


Gambar 2.17. Volvo ADT Sedang Menunggu Antrian

2. Jalan yang tergenang air akibat hujan dikarenakan jalan yang berlubang

sehingga menghambat laju alat angkut hauling seperti pada gambar

berikut.

Sumber: Dokumentasi Penulis (2013)


Gambar 2.18. Jalan yang Tergenang Air

3. Jalan yang berdebu serta Spoil-spoil besar yang berjatuhan akibat jalan

yang tidak rata dan bergelombang sehingga menghambat laju alat

angkut.

4. Banyaknya air tanah yang masuk ke dalam pit sehingga mengganggu

kegiatan penambagan khususnya pada saat hujan air yang masuk ke


24

fron tambang semakin membanyak, sehingga perlu adanya penanganan

air yang lebih maksimal.

Sumber: Dokumentasi Penulis (2013)


Gambar 2.19. Air Di Sump Pit Penambangan
Bab III

Penutup

A. Kesimpulan

1. Sistem penambangan yang dilakukan oleh PT. Artamulia Tata Pratama


adalah tambang terbuka dengan metode open pit mining dengan
melakukan penambangan searah jurus lapisan dari kedudukan batubara
(strip mining)
2. Rangkaian Kegiatan Penambangan yang dilakukakan adalah :
a. Survey Pemetaan
b. Land Clearing
c. Pengupasan Top Soil
d. Pengupasan Tanah Penutup (Over Burden)
e. Pemboran dan Peledakan
f. Pengangkutan dan pemindahan overburden
g. Penambangan Batubara
h. Pengangkutan Batubara
i. Penumpukan Batubara di Stock Pile
j. Blending
k. Pemasaran
l. Reklamasi
3. Kegiatan dan Peralatan Penunjang Penambangan
a. Pembuatan Drainase Dan Penanganan Genangan Air
a. Persiapan Fron Kerja
b. Pengikisan Lumpur dan Peralatan Jalan Tambang
c. Compactor untuk mengurangi penurunan tanah
d. Penyiraman Debu Jalan dan Debu pada Lokasi Kerja
e. Penyiapan Alat Penerang Jalan
f. Maintenance Truck (Mobil Service)

25
26

g. Fuel Truck
h. Mesh Karyawan
i. Rumah Genset
j. Bengkel (Workshop)

4. beberapa Hambatan yang terjadi dilapangan antara lain:


a. Kendaraan yang antri saat loading mengakibatkan cycle time alat
angkut meningkat sehingga berpengaruh terhadap target produksi
b. Jalan yang tergenang air akibat hujan dikarenakan jalan yang
berlubang sehingga menghambat laju alat angkut hauling
c. Jalan yang berdebu serta Spoil-spoil besar yang berjatuhan akibat
jalan yang tidak rata dan bergelombang sehingga menghambat laju
alat angkut.
d. Banyaknya air tanah yang masuk ke dalam pit sehingga
mengganggu kegiatan penambagan khususnya pada saat hujan air
yang masuk ke

B. Saran
1. Agar tidak terjadi antrian tehadap alat angkut maka harus
mempertimbangkan keserasian kerja antara alat gali muat dan alat angkut,
Mengoptimalkan pengawasan tehadap kerja alat-alat berat di lapangan
serta memaksimalkan jam kerja efektif supaya produksi bisa tercapai.
2. Untuk memperlancar akitivitas pengangkutan overburden, dilakukan
perawatan terhadap jalan tambang secara berkala. Perawatan yang
dilakukan dapat berupa pemadatan jalan serta penambahan lapisan tanah
dasar, sehingga dapat mengurangi hambatan terhadap jalan yang
tergenang air akibat hujan.
3. Penanganan spoilspoil, lampu penerangan, penambahan ramburambu
lalu lintas serta penyiraman jalan yang berdebu harus dilakukan secara
terus menerus sehingga dapat mengurangi hambatan hambatan jalannya
operasi alat angkut.
27

4. Dalam menangani masalah air di front penambangan, seharusnya


menggunakan pompa yang sesuai dengan kapasistas air yang akan
dipindahkan, maka dari itu perlu dilakukan kajian teknis terhadap sistem
pemompaan tersebut agar penanganan air di front penambangan lebih
maksimal.
5. Untuk meningkatkan kualitas hasil peledakan baik dari segi volume yang
dihasilkan, ukuran fragmentasi, maupun pengontrolan dampak buruk
hasil peledakan, Maka perlu dilakukan kajian teknis terhadap geometri
peledakan, agar efek non produktif terhadap hasil peledakan tersebut
dapat terkontrol.

Anda mungkin juga menyukai