Anda di halaman 1dari 7

1

HIGIENE SANITASI MAKANAN, MINUMAN


DAN SARANA SANITASI TERHADAP ANGKA KUMAN
PERALATAN MAKAN DAN MINUM PADA KANTIN
Yulia

Jurusan Kesehatan Lingkungan, Poltekkes Kemenkes Pontianak,


jl. 28 Oktober Siantan Hulu, Pontianak
e-mail : yulia.amok@gmail.com

Abstract: Sanitation Hygiene Food And Drink And Means Against Germs Figures Cutlery And Drink In
Diner. This study aimed to analyze the relationship between the implementation of the hygiene and sanitation of
food and beverage and sanitation with the number of bacteria on equipment in the cafeteria eating and drinking
around the polytechnic MoH Pontianak in 2014. This study is a combination of descriptive and associative study
using cross sectional approach. Methods of data collection is done qualitatively, with the object that polytechnic
canteen MoH Pontianak. Sampling was done by purposive sampling. The results showed that there was a relation-
ship between the implementation of the six principles of hygiene and sanitation of food and drink and sanitation
with the number of bacteria on equipment eating and drinking around the cafeteria Poltekkes MoH Pontianak
with p value of 0.13 r = -0.607 and p value of 0.13, the value r = -0.504 (category strong and negative relationship
patterns).

Abstrak : Higiene Sanitasi Makanan, Minuman Dan Sarana Sanitasi Terhadap Angka Kuman Peralatan
Makan Dan Minum Pada Kantin. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara pelaksanaan
higiene sanitasi makanan dan minuman dan sarana sanitasi dengan angka kuman pada peralatan makan dan mi-
num di kantin sekitar Poltekkes Kemenkes Pontianak tahun 2014. Penelitian ini merupakan gabungan penelitian
deskriptif dan asosiatif dengan menggunakan pendekatan Cross sectional. Metode pengumpulan data dilakukan
secara kuantitatif, dengan objek yaitu kantin Poltekkes Kemenkes Pontianak. Pengambilan sampel dilakukan se-
cara purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara pelaksanaan enam prinsip
higiene sanitasi makanan minuman dan sarana sanitasi dengan angka kuman pada peralatan makan dan minum di
sekitar kantin Poltekkes Kemenkes Pontianak dengan p value 0,13 nilai r = -0,607 dan p value 0,13, nilai r = -0,504
(kategori kuat dan pola hubungan negatif).

Kata kunci : higiene sanitasi, peralatan, makanan dan minuman, kantin

Pangan sebagai kebutuhan dasar manusia yang pada Kemenkes, dan bahan tersebut diizinkan
pemenuhannya merupakan hak asasi setiap rakyat pemakaiannya untuk makanan, Kedua, Penyimpanan
Indonesia harus senantiasa tersedia cukup setiap bahan makanan yaitu penyimpanan bahan makanan
waktu, aman, bermutu, dan bergizi. untuk mencegah bahan makanan agar tidak cepat
Kasus keracunan makanan di Kota Pontianak rusak. Ketiga, Pengolahan makanan yang makanan
selama tahun 2013 tercatat 491 orang (POM, 2013). meliputi 3 hal, yaitu peralatan, penjamah makanan,dan
Kasus tersebut antara lain keracunan semur ayam tempat pengolahan, Keempat, Penyimpanan makanan
dan mie goreng dan keracunan setelah makan nasi matang yang disimpan sebaiknya pada suhu
uduk, serta keracunan pada murid salah satu SD Kota rendah, agar pertumbuhan mikroorganisme yang
Pontianak setelah minum susu yang dipromosikan ke dapat merusak makanan dapat ditahan, Kelima,
sekolah tersebut. Kondisi ini menunjukkan kurangnya Pengangkutan makanan yaitu pengangkutan makanan
penerapan higiene sanitasi makanan yang baik. Enam yang diinginkan adalah dengan wadah tertutup,
Prinsip Higiene Sanitasi tersebut adalah (DepKes, Keenam, Penyajian makanan disajikan dengan segera,
2000); Pertama, Pemilihan bahan makanan yaitu jika makanan dihias maka bahan yang digunakan
bahan makanan yang dipilih harus mempertimbangkan merupakan bahan yang dapat dimakan.
beberapa hal, seperti batas kadaluarsa, terdaftar

259
2602 JURNAL VOKASI KESEHATAN, Volume II Nomor 1 Januari 2016, hlm. 259 - 265

Higiene sanitasi makanan minuman yang baik minuman jajanan yang dijual di Kantin Poltekkes
perlu ditunjang oleh kondisi lingkungan dan sarana Kemenkes Pontianak. Pengambilan sampel dilakukan
sanitasi yang baik pula. Sarana tersebut antara lain: secara Purposive Sampling yaitu sampel dipilih
(1) tersedianya air bersih yang mencukupi, baik dari berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu
segi kuantitas maupun kualitas, (2) pembuangan air (Sugiyono, 2004). Sampel dalam penelitian ini
limbah yang tertata dengan baik agar tidak menjadi adalah total populasi. Penelitian dilakukan di kantin
sumber pencemar, (3) tempat pembuangan sampah sekitar kampus Poltekkes Kemenkes Pontianak.
yang terbuat dari bahan kedap air, mudah dibersihkan, Metode pengumpulan data dilakukan dengan studi
dan mempunyai tutup. kepustakaan (library research) yaitu penelitian dengan
Keadaan higiene sanitasi yang buruk dapat mempelajari literatur-literatur yang berhubungan
mempengaruhi kualitas makanan yang disajikan dengan permasalahan yang ada. Literatur dapat
kepada konsumen. Hal ini jelas akan berpengaruh berupa buku-buku, artikel, majalah, internet dan
juga terhadap tingkat kesehatan konsumen yang lain-lain yang berhubungan dengan topik penelitian.
mengkonsumsi makanan tersebut. Jika higiene sanitasi Analisa data dilakukan dengan menggunakan aplikasi
makanannya buruk maka dapat mengakibatkan komputer dan dianalisis menggunakan uji statistik
timbulnya masalah- masalah kesehatan seperti food non parametrik (rank spearman) karena sampel
borne disease dan kasus keracunan makanan. Salah sedikit. Data disajikan menggunakan tabel dan
satu penyakit yang diakibatkan oleh makanan dan dipersentasikan serta diberi narasi.
minuman yang tidak memenuhi syarat kesehatan
adalah penyakit diare. HASIL
Makanan jajanan merupakan produk
pengolahan makanan yang banyak dijumpai di sekitar Kantin yang berada di sekitar Poltekkes
sekolah dan dikonsumsi secara rutin oleh banyak anak Kemenkes Pontianak berjumlah 16 kantin dengan
usia sekolah. Selain bermanfaat, makanan jajanan rincian lokasi, didalam lokasi Poltekkes terdapat
juga berisiko menimbulkan masalah kesehatan. 10 kantin, disekitar kantin Poltekkes terdapat 6
Kantin Poltekkes Kemenkes Pontianak masih kantin. Sebagian besar Penjamah Makanan memiliki
baru dan belum permanen namun pengunjung cukup pendidikan Tamat SD yaitu 12 orang (80%) dan
banyak terutama mahasiswa dan staf Poltekkes sisanya berpendidikan tamat SLTP.
Kemenkes Pontianak, hal perlu mendapat perhatian Pengunjung Kantin yang berada disekitar
terutama pada faktor yang berkaitan dengan higienitas Poltekkes sebagian besar adalah Mahasiswa Poltekkes
dari makanan minuman tersebut apakah sudah dan Staf Bapelkes Pontianak. Makanan yang dijual
memenuhi syarat kesehatan, karena lokasi berjualan, di kantin tersebut seperti nasi, lauk pauk, minuman,
pengolahan makanan yang seadanya, dan kebersihan bubur dan makanan jajanan.
penjamah makanan merupakan faktor risiko terhadap Karakteristik responden berdasarkan umur
gangguan kesehatan yang mungkin timbul. dan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut:
Hasil observasi awal yang telah dilakukan pada
makanan jajanan yang ada di Kantin menunjukkan Tabel 1
masih minimnya peralatan sarana air bersih, sarana Distribusi Umur Pengelola Kantin
pembuangan limbah, tempat pembuangan sampah,
dan lokasi usaha. Umur (Tahun) f %
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis 25-45 12 75
hubungan antara Pelaksanaan Higiene Sanitasi > 45 4 25
Makanan dan Minuman dan sarana sanitasi dengan Jumlah 16 100
angka kuman pada peralatan makan dan minum di
kantin sekitar Poltekkes Kemenkes Pontianak Tahun
Tabel 2
2014.
Distribusi Jenis Kelamin Pengelola Kantin
METODE
Jenis Kelamin f %
Laki-laki 3 18,75
Penelitian ini merupakan gabungan
Perempuan 13 81,25
penelitian deskriptif dan asosiatif dengan
menggunakan rancangan Cross sectional. Metode Jumlah 16 100
pengumpulan data dilakukan secara kuantitatif.
Objek penelitian ini adalah sanitasi makanan dan
Yulia, Higiene Sanitasi Makanan, Minuman Dan Sarana Sanitasi,... 3261

Sebagian besar (75%) pengelola kantin di Tabel 5


sekitar Poltekkes Kemenkes Pontianak adalah usia Distribusi Angka Kuman Pada
produktif yaitu antara 25 sampai dengan 45 tahun. Peralatan Makanan Dan Minuman
Sedangkan berdasarkan jenis kelamin sebagian besar
pengelola kantin adalah perempuan (81,25%). Angka Kuman f %
Hasil penelitian tentang pelaksanaan HSM Memenuhi syarat 13 81,25
kantin di sekitar Poltekkes kemenkes Pontianak dapat Tidak memenuhi syarat 3 18,75
dilihat pada tabel berikut: Jumlah 16 100

Tabel 3 Sebagian besar angka kuman pada peralatan


Distribusi Pelaksanaan HSM makanan dan minuman memenuhi syarat yaitu
sebesar 81,25 persen dan yang tidak memenuhi syarat
Pelaksanaan HSM f % sebesar 18,75 persen. Berdasarkan data numerik rata-
Baik 8 50 rata angka kuman 62,87 koloni/cm2, nilai maksimal
Buruk 8 50 110 koloni/cm2 dan nilai minimal 12 koloni/cm2.
Jumlah 16 100
Hubungan pelaksanaan enam prinsip
HSM dengan angka kuman pada alat makanan dan
Pelaksanaan HSM setelah dikategorikan minuman dengan data kategori dan ditabulasi silang
berdasarkan nilai rata-rata menunjukkan bahwa dapat dilihat pada tabel berikut:
pelaksanaan HSM yang memiliki nilai baik dan buruk
sama yaitu masing-masing 50%. Berdasarkan data Tabel 6
numerik nilai rata-rata pelaksanaan HSM adalah 71,6, Tabel Silang Hubungan Pelaksanaan
nilai maksimal 80 dan nilai minimal 60. HSM Dengan Angka Kuman
Hasil penelitian tentang sarana sanitasi kantin
Angka Kuman
di sekitar Poltekkes kemenkes Pontianak dapat dilihat
Pelaksanaan Tidak
pada tabel berikut: Memenuhi
enam prinsip memenuhi Jumlah
syarat
HSM syarat
Tabel 4
f % f %
Distribusi Sarana di Kantin Sekitar Kampus
Poltekkes Kemenkes Pontianak Baik 8 100 0 0 100
Buruk 5 62,5 3 37,5 100
Sarana Sanitasi f % Jumlah 13 81,2 3 18,8 100
Memenuhi syarat 9 52,6
Tidak memenuhi syarat 7 47,3
Secara tabel silang ada kecenderungan
pelaksanaan HSM yang baik angka kuman pada
Jumlah 16 100
peralatan makanan dan minuman memenuhi syarat.
Sedangkan berdasarkan uji statistik rank spearman
Sarana di kantin setelah dikategorikan
nilai signifikan 0,013 dan nilai korelasi minus 0,607.
berdasarkan nilai rata-rata menunjukkan bahwa
Hubungan sarana sanitasi dengan angka
sarana sanitasi yang memenuhi syarat kesehatan
kuman pada alat makanan dan minuman dengan data
sebesar 52,6% sedangakan yang tidak memenuhi
kategori dan ditabulasi silang dapat dilihat pada tabel
syarat kesehatan sebesar 47,3%. Berdasarkan data
berikut:
numerik nilai rata-rata 64,1, nilai maksimal 75 dan
nilai minimal 60.
Tabel 7
Hasil pemeriksaan angka kuman pada Tabel Silang Hubungan Sarana Sanitasi
peralatan makanan dan minuman kantin di sekitar Dengan Angka Kuman
Poltekkes Kemenkes Pontianak di laboratorium dapat
dilihat pada tabel berikut: Angka Kuman
Sarana sanitasi Memenuhi Tidak me-
Jumlah
kantin syarat menuhi syarat
f % f %
Memenuhi syarat 9 100 0 0 100
Tidak memenuhi 4 57,1 3 42,9 100
syarat
Jumlah 13 81,2 3 18,8 100
2624 JURNAL VOKASI KESEHATAN, Volume II Nomor 1 Januari 2016, hlm. 259 - 265

Secara tabel silang ada kecenderungan sarana numerik nilai rata-rata 64,1, nilai maksimal 75 dan
sanitasi yang memenuhi syarat angka kuman pada nilai minimal 60.
peralatan makanan dan minuman memenuhi syarat. Sarana sanitasi masih belum memenuhi syarat
Sedangkan berdasarkan uji statistik rank spearman sesuai dengan peraturan kesehatan, hal ini karen
nilai signifikan 0,046 dan nilai korelasi minus 0,504. kantin yang berada di sekitar Poltekkes Pontianak
sebagian besar masih sementara yaitu kantin yang
PEMBAHASAN berada di dalam kampus. Namun walaupun sarana
masih belum memenuhi syarat, pelaksanaan higiene
Sebagian besar (75%) pengelola kantin di sanitasi makanan dan minuman cukup baik, hal ini
sekitar Poltekkes Kemenkes Pontianak adalah usia dapat dilihat nilai pelaksanaan HSM rata-rata lebih
produktif yaitu antara 25 sampai dengan 45 tahun. dari 70 dan pengelola kantin hampir seluruhnya
Sedangkan berdasarkan jenis kelamin sebagian besar pernah mengikuti pelatihan keamanan pangan yang
pengelola kantin adalah perempuan (81,25%). diselenggarakan melalui pengabdian masyarakat oleh
Usia produktif mempengaruhi kinerja salah satu dosen Poltekkes Pontianak.
seseorang, bagi pengelola kantin yang merangkap Sebagian besar angka kuman pada peralatan
menjadi penjamah makanan perlu kinerja yang bagus makanan dan minuman memenuhi syarat yaitu
dalam penerapan atau pelaksanaan higiene sanitasi sebesar 81,25 persen dan yang tidak memenuhi syarat
makanan dan minuman dalam hal ini enam prinsip sebesar 18,75 persen. Berdasarkan data numerik rata-
yang meliputi pengamanan bahan makanan, pemilihan rata angka kuman 62,87 koloni/cm2, nilai maksimal
bahan makanan, pengangkutan makanan, pengolahan 110 koloni/cm2 dan nilai minimal 12 koloni/cm2.
makanan, penyimpanan makanan dan penyajian Hasil uji laboratorium menggunakan usap
makanan. Pelaksanaan enam prinsip higiene sanitasi alat terdapat 3 sampel yang memiliki angka kuman
makanan dan minuman mempengaruhi mutu atau lebih dari 100 koloni/cm2 atau melebihi nilai ambang
keamanan pangan. batas sehingga tidak memenuhi syarat kesehatan.
Jenis kelamin berhubungan dengan ketelitian Alat makan tersebut berupa gelas, hal ini karena
kerja penjamah makanan dalam melaksanakan kemungkinan cara pencucian yang tidak menggunakan
prinsip HSM. Perempuan cenderung lebih rapih dan desinfektan atau air yang digunakan belum diganti.
lebih teliti dalam pelaksanaan prinsip HSM. Sebagian Hasil observasi penggunaan sarana sanitasi
besar pengelola/penjamah makanan kantin di sekitar terutama bak pencuci alat makan masih minimal
Poltekkes Kemenkes Pontianak adalah perempuan karena tempat belum permanen sehingga air yang
sehingga ada kecenderungan nilai pelaksanaan HSM digunakan secara kuantitas kurang mencukupi.
cukup yaitu rata-rata 71,5 dengan nilai minimal 60 Pemberian desinfektan pada pembilasan terakhir perlu
dan nilai maksimal 80. digunakan untuk mengatasi hal tersebut. Penggunaan
Pelaksanaan HSM setelah dikategorikan desinfektan kimia misalnya Lysol, carbol atayu creolin
berdasarkan nilai rata-rata menunjukkan bahwa juga efektif untuk pembunuhan kuman penyakit.
pelaksanaan HSM yang memiliki nilai baik dan buruk Tetapi bahan ini sifatnya beracun dan menimbulkan
sama yaitu masing-masing 50%. Berdasarkan data gangguan (bau) sehingga dilarang digunakan untuk
numerik nilai rata-rata pelaksanaan HSM adalah 71,6, desinfeksi dalam pencucian peralatan makan. Untuk
nilai maksimal 80 dan nilai minimal 60. menguji apakah pencucian itu berlangsung dengan
Menurut Sutanto, nilai lebih dari 70 baik dan benar, dilakukan pengukuran kebersihan
merupakan nilai cukup untuk mengetahui keberhasilan pencucian dengan cara test kebersihan, sebagai
seseorang, dalam penelitian ini nilai rata-rata lebih berikut :
dari 70 sehingga dapat diartikan responden dalam Test Kebersihan Fisik dapat dilakukan sebagai
penelitian ini cukup baik dalam pelaksanaan higiene berikut : Pertama, Dengan menaburkan tepung pada
sanitasi makanan dan minuman, namun berdasarkan piring yang sudah dicuci dalam keadaan kering. Bila
kategori hanya 50 persen dikatakan pelaksanaan tepungnya lengket pertanda pencucian belum bersih
HSM baik, hal ini karena pengkategorian baik dan Kedua, Menaburkan garam pada piring yang kering.
buruk berdasarkan nilai rata-rata dan pengkategorian Bila garam yang ditaburkan tadi melengket pada
hanya berdasarkan dua kategori. piring, pertanda pencucian belum bersih. Ketiga,
Sarana di kantin setelah dikategorikan Penetesan pada air yang kering. Bila air yang jatuh pada
berdasarkan nilai rata-rata menunjukkan bahwa piring ternyata menumpuk atau tidak pecah pertanda
sarana sanitasi yang memenuhi syarat kesehatan pencucian belum bersih. Keempat, Penetesan dengan
sebesar 52,6% sedangakan yang tidak memenuhi alkohol. Jika terjadi pengendapan pertanda pencucian
syarat kesehatan sebesar 47,3%. Berdasarkan data belum bersih. Kelima, Penciuman, bila tercium bau
Yulia, Higiene Sanitasi Makanan, Minuman Dan Sarana Sanitasi,... 5263

amis pertanda pencucian belum bersih. Keenam, sarana sanitasi dengan angka kuman pada peralatan
Penyinaran, bila peralatan tersebut kelihatannya makanan dan minuman yang berada di kantin sekitar
kusam/tidak cemerlang berarti pencucian belum Poltekkes Kemenkes Pontianak. Hubungan negatif
bersih. memiliki makna bahwa semakin tinggi angka
Test kebersihan secara bakteriologis dapat kuman sarana sanitasi semakin tidak memenuhi
dilakukan dengan cara pengambilan usapan kapas syarat kesehatan. Hasil penelitian ini kemungkinan
steril (swab). Pada peralatan yang disimpan. disebabkan karena kantin masih bersifat sementara
Pengambilan usapan kapas ini untuk pengujian sehingga sarana sanitasi belum memadai.
kebersihan piring yang disimpan dilakukan dengan Angka kuman pada alat makanan dan
memperhatikan petunjuk pengambilan usapan alat minuman dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti
makan. Kapas steril dicelupkan dalam media buffer sumber air untuk mencuci, cara mencuci, penggunaan
dimasukkan dalam botol steril untuk dibawa ke desinfektan. Sumber air bersih yang digunakan
laboratorium guna pemeriksaan E. coli dan angka dikantin sekitar Poltekkes Pontianak adalah air
kuman. Nilai kebersihan dihitung dengan angka total PDAM namun kuantitas belum sesuai persyaratan
kuman sebanyak-banyaknya 100/Cm2 dari permukaan karena hanya menggunakan bak tidak menggunakan
alat yang diperiksa dan angka kuman E. coli harus 0/ air mengalir, cara mencuci alat makanan dan minuman
Cm2 dari permukaan alat yang diperiksa. sebagian besar tidak mengunakan desinfektan tapi
Secara tabel silang ada kecenderungan menggunakan sabun. Walaupun sabun mengandung
pelaksanaan HSM yang baik angka kuman pada bahan desinfektan namun kadarnya kecil sehingga
peralatan makanan dan minuman memenuhi syarat. belum cukup untuk mematikan bakteri pathogen. Cara
Sedangkan berdasarkan uji statistik rank spearman mencuci peralatan makanan dan minuman terbagi
nilai signifikan 0,013 dan nilai korelasi minus 0,607. menjadi dua kelompok terutama dalam mengeringkan
Hal ini menunjukkan ada hubungan yang bermakna alat makanan dan minuman, yaitu dikeringkan dengan
antara pelaksanaan enam prinsip HSM dengan angka lap dan dibiarkan sampai alat makanan dan minuman
kuman pada alat makan dan minum dengan korelasi itu kering dengan sendirinya.
negatif yang mempunyai arti semakin tinggi angka Pelaksanaan HSM baik namun jika sarana
kuman pada alat makan dan minum maka nilai sanitasi kurang memadai akan mempengaruhi sanitasi
pelaksanaan HSM semakin kecil. alat makanan dan minuman di kantin terebut, sebagai
Prinsip higiene dan sanitasi makanan adalah contoh pengelola ingin mencuci sesuai peraturan
pengendalian terhadap 4 (empat) faktor penyehatan namun sarana belum memadai sehingga mencuci
makanan, yaitu faktor tempat/ bangunan, peralatan, dengan fasilitas seadanya. Pernyataan yang selaras
orang dan bahan makanan. Penyehatan makanan dengan penelitian ini adalah higiene sudah baik ingin
adalah upaya untuk mengendalikan faktor tempat, membuang sampah akan tetapi sanitasinya tidak
peralatan, orang dan makanan yang dapat atau tersedia tempat sampah akibatnya sampah dibuang
mungkin dapat menimbulkan gangguan kesehatan sembarangan saja.
atau keracunan makanan. Peralatan makanan harus Persyaratan sanitasi kantin antara lain
diperhatikan tingkat sanitasi, bahan pearalatan, cara dijelaskan pada Keputusan Menteri Kesehatan
penyimpanan dan cara pencucian, karena peralatan Republik Indonesia Nomor 1098/Menkes/SK/
makanan dapat menyebabkan kontaminasi silang VII/2003, tentang kelaikan higiene sanitasi pada kantin.
penyebab food borne desease. Pelaksanaan enam Namun sebelum kita berbicara lebih jauh tentang
prinsip HSM oleh pengelola kantin perlu mendapat sanitasi kantin, perlu kita ingatkan kembali pengertian
perhatian dari pimpinan Poltekkes karena pelaksanaan sanitasi yang merupakan upaya kesehatan dengan cara
prinsip HSM yang buruk dapat mempengaruhi memelihara dan melindungi kebersihan lingkungan
kualitas kemanan pangan baik ditinjau dari makanan (Depkes, 2001).
itu sendiri sebagai agent penyebab penyakit maupun Prinsip-prinsip ini penting untuk diketahui
peralatan, tempat dan cara pengolahan makanan serta karena berperan sangat besar sebagai faktor kunci
sanitasi pengolahan makanan termasuk sanitasi alat keberhasilan usaha makanan. Suatu usaha makanan
makanan dan minuman. yang telah tumbuh dan berkembang dengan baik,
Secara tabel silang ada kecenderungan sarana jika melalaikan prinsip-prinsip higiene dan sanitasi
sanitasi yang memenuhi syarat angka kuman pada makanan, niscaya pada suatu saat akan merugi.
peralatan makanan dan minuman memenuhi syarat. Hal ini sudah banyak contoh terjadi pada beberapa,
Sedangkan berdasarkan uji statistik rank spearman perusahaan makanan yang gulung tikar akibat
nilai signifikan 0,046 dan nilai korelasi minus 0,504. terjadinya gangguan keracunan makanan atau
Hal ini berarti ada hubungan yang signifikan antara penyakit bawaan makanan akibat mengkonsumsi
2646 JURNAL VOKASI KESEHATAN, Volume II Nomor 1 Januari 2016, hlm. 259 - 265

makanan hasil produksinya. Terhadap Angka Kuman Peralatan Makan Dan Minum
Peranan peralatan makan dan masak Pada Kantin, diperoleh simpulan sebagai berikut:
dalam Penyehatan makanan sangat penting karena Karateristik pedagang makanan dan minuman jajanan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari di kantin Poltekkes Kemenkes Pontianak sebagian
prinsip-prinsip Penyehatan Makanan. Pada pokoknya besar berumur antara 25 sampai dengan 45 tahun
Penyehatan makanan mencakup unsure-unsur sarana (75%) dan berjenis kelamin perempuan (81,25%.);
pokok Penyehatan yaitu : Penyehatan tempat dan Pelaksanaan enam prinsip hiegiene sanitasi makanan
bangunan, Penyehatan orang, Penyehatan peralatan minuman jajanan 50 persen kategori baik dan 50 persen
yang dipergunakan dalam pengelolaan makanan dan kurang baik; Sarana sanitasi yang tersedia di sekitar
Penyehatan makanan yang diuraikan tersendiri dalam tempat berjualan makanan minuman.56,25 persen
prinsip Penyehatan, disamping ilmu gizi, tehnologi memenuhi syarat dan 43,75 tidak memenuhi syarat;
pengolahan makanan dan mikroba makanan. Angka kuman pada peralatan makan (pirirng, sendok
Peralatan makan dan masak perlu juga dan gelas) di kantin Poltekkes Kemenkes Pontianak
dijaga kebersihannya setiap saat akan dipergunakan. rata rata angka kuman 62,9 koloni/cm2 angka kuman
Untuk itu peranan pembersihan atau pencucian minimal 12 dan maksimal 110 koloni/cm2; Ada
peralatan perlu diketahui secara mendasar. Dengan hubungan antara pelaksanaan enam prinsip hiegiene
membersihkan secara baik, akan menghasilkan alat sanitasi makanan minuman dengan angka kuman pada
pengolahan makanan yang bersih dan sehat. Peralatan peralatan makanan dan minuman di kantin sekitar
makan meliputi piring, gelas, mangkuk, cangkir, Poltekkes Kemenkes Pontianak p value 0,13, nilai r =
sendok, pisau dan garpu. Peralatan dapat berupa -0,607 (kategori kuat dan pola hubungan negatif); Ada
peralatan kaca (China ware), logam (metal ware) atau hubungan antara sarana sanitasi makanan minuman
tembikar (ceramic ware). Peralatan masak meliputi dengan angka kuman pada peralatan makanan dan
kuali, wajan, dandang, serokan, pisau, talenan, oven minuman di kantin sekitar Poltekkes Kemenkes
dan lain-lain. Pontianak p value 0,13, nilai r = -0,504 (kategori kuat
Menjaga kebersihan peralatan makan dan pola hubungan negatif).
dan masak, telah membantu mencegah terjadinya
pencemaran atau kontaminasi makanan yang dapat DAFTAR RUJUKAN
terjadi karena peralatan yang digunakan. Pedoman
ini sangat penting untuk diketahui dan dilaksanakan Arixs. Di Balik Kasus Diare di Bali Cenderung Cuci
oleh para pengolahan dan penjamah makanan. Karena Tangan hanya setelah Makan. CV. Pustaka
kebersihan adalah pangkal kesehatan. Ketidak tahuan Setia, Bandung. 2006.
masyarakat dalam upaya membersihkan peralatan Chandra, Budiman. Pengantar Kesehatan
makan dan masak dapat menjadi penyebab awal Lingkungan, Penerbit buku kedokteran ECG
terjadinya gangguan kesehatan dan penyakit bawaan , Jakarta. 2006.
makanan. Departemen Kesehatan R.I. Peraturan Menteri
Upaya pencucian peralatan makan dan Kesehatan Republik Indonesia, No. 304/
masak meliputi beberapa prinsip dasar yang perlu Menkes/SK/VII/2002, Persyaratan Kesehatan
diketahui, yaitu : Pertama, Tersedianya Sarana Rumah Makan Dan Restoran, Jakarta. 1989.
Pencucian; Sarana pencucian diperlukan untuk Departemen Kesehatan R.I. Keputusan Menteri
dapat dilaksanakan cara pencucian yang higienis Kesehatan Republik Indonesia No. 942/
dan sehat. Sarana pencucian dapat disediakan mulai Menkes/SK/VII/2003, Pedoman Persyaratan
dari sarana yang tradisional, setengah modern Higiene Sanitasi Makanan Jajanan, Jakarta.
dan modern, misalnya dengan mesin cuci. Sarana 2003.
pencucian yang paling sederhana adalah bak Departemen Kesehatan R.I. Petunjuk Pemeriksaan
perendaman dan bak pembilasan dengan air sekali Mikrobiologi Makanan dan Minuman, Pusat
pakai. Kedua, Dilaksanakannya Teknis Pencucian; Laboratorium Kesehatan, Jakarta. 1991.
Selengkap apapun sarana pencucian yang ada, tanpa Departemen Kesehatan R.I., 1992. Undang-Undang
dilaksanakannya teknis pencucian yang baik, tidak Republik Indonesia No: 23. Tentang
akan memberikan hasil yang baik. Kesehatan. Jakarta. 1992.
Departemen Kesehatan R.I., Keputusan Menteri
SIMPULAN Kesehatan Republik Indonesia, Pedoman
P2D. Jakarta. 2002.
Berdasarkan penelitian tentang Higiene Departemen Kesehatan R.I., Kumpulan Modul Kursus
Sanitasi Makanan Dan Minuman Dan Sarana Higiene Sanitasi Makanan dan Minuman.
Jakarta. 2004.
Yulia, Higiene Sanitasi Makanan, Minuman Dan Sarana Sanitasi,... 7265

Departemen Kesehatan R.I., Prinsip Higiene Sanitasi


Makanan dan minuman, Jakarta : Dirjen PPM
dan PL. 2004.
Dinas Kesehatan Prov. Kalbar, Penyakit Diare,
Kalbar. 2008.
, Keracunan, Kalbar. 2012.
Dwidjoseputro, D. Dasar- dasar Mikrobiologi.
Malang. 2003.
Purnawijayanti. A. Hiasinta, Sanitasi Higiene
dan Keselamatan Kerja dan Pengolahan
Makanan. Knsius. Yogyakarta. 2001

Anda mungkin juga menyukai