Oleh :
A. Latar Belakang
Masa pembangunan dewasa ini, ketersediaan peta menjadi suatu hal yang
tidak dapat ditinggalkan, terlebih untuk pembangunan fisik. Sebagaimana
kemajuan di bidang ilmu teknologi yang demikian pesat, teknik pemetaan pun
sudah sedemikian berkembang, baik dalam hal teknik pengumpulan data maupun
proses pengolahan dan penyajian baik secara spasial maupun sistem informasi
kebumian lainnya.
A. Pengertian Kontur
Kontur adalah garis khayal yang menghubungkan titik-titik yang
berketinggian sama dari permukaan laut.
Kontur memiliki sifat-sifat yaitu
1. Satu garis kontur mewakili suatu ketinggian tertentu
2. Garis kontur berharga lebih rendah mengelilingi garis kontur yang lebih
tinggi.
3. Garis kontur tidak berpotongan dan tidak bercabang
4. Kontur mempunyai interval tertentu (misalnya 1 m, 5 m, 25 m, dst.)
5. Rangkaian garis kontur yang rapat menandakan permukaan bumi yang
curam/terjal, sebaliknya yang renggang menandakan permukaan bumi
yang landai.
6. Rangkain garis kontur yang berbentuk huruf U menandakan
punggungan gunung.
7. Rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf V terbalik menandakan
suatu lembah/jurang.
8. Kontur dapat mempunyai nilai positif (+), nol (0), atau pun negatif (-).
9. Pada jalan yang lurus dan menurun, maka kontur cembung ke arah turun.
10. Pasa sungai yang lurus dan menurun, maka kontur cekung ke arah turun.
11. Kontur tidak memotong bangunan atau melewati tungan di dalam
bangunan.
B. Interval Kontur
Dalam penarikan antara kontur yang satu dengan kontur yang lain
didasarkan pada besarnya perbedaan ketinggian antara ke dua buah kontur
yang berdekatan dan perbedaan ketinggian tersebut disebut dengan interval
kontur (contour interval). Untuk menentukan besarnya interval kontur tersebut
ada rumus umum yang digunakan yaitu :
Dengan demikian kontur yang dibuat antara kontur yang satu dengan kontur
yang lain yang berdekatan selisihnya 2,5 m. Sedangkan untuk menentukan
besaran angka kontur disesuaikan dengan ketinggian yang ada dan diambil
angka yang utuh atau bulat, misalnya angka puluhan atau ratusan tergantung
dari besarnya interval kontur yang dikehendaki. Misalnya interval kontur 2,5 m
atau 5 m atau 25 m dan penyebaran titik ketinggian yang ada 74,35 sampai
dengan 253,62 m, maka besarnya angka kontur untuk interval kontur 2,5 m
maka besarnya garis kontur yang dibuat adalah : 75 m, 77,50 m, 80 m, 82,5 m,
85m, 87,5 m, 90 m dan seterusnya, sedangkan untuk interval konturnya 5 m,
maka besarnya kontur yang dibuat adalah : 75 m, 80 m, 85 m, 90 m , 95 m, 100
m dan seterusnya, sedangkan untuk interval konturnya 25 m, maka besarnya
kontur yang dibuat adalah : 75 m, 100 m, 125 m, 150 m, 175 m, 200 m dan
seterusnya.
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum Ilmu Ukur Tanah ini yaitu
1. Agar mahasiswa mengetahui dan mampu mengoperasikan theodolit
manual ataupun digital (Total Station).
2. Mengetahui hasil pengukuran pada suatu poligon.
3. Dapat mengetahui bentuk permukaan suatu daerah.
4. Agar mahasiswa dapat menyatakan definisi Ilmu Ukur Tanah dan
penggambarannya serta dapat menerangkan prinsip dan penggunaanya.
5. Untuk memudahkan membuat peta situasi.
b. Meteran
Meteran sering disebut pita ukur atau tape karena umumnya tersaji
dalam bentuk pita dengan panjang tertentu. Sering juga disebut rol meter
karena umumnya pita ukur ini pada keadaan tidak dipakai atau disimpan
dalam bentuk gulungan atau rol. Kegunaan utama meteran mengukur
jarak atau panjang. Dalam praktikum poligon sendiri, meteran
digunakan untuk mengukur tinggi total station pada statif dari
permukaan tanah.
c. Tripot (Kaki Tiga)
d. Bak Ukur
Bak ukur mempunyai bentuk penampang segi empat panjang yang
berukuran 34 cm, lebar 10 cm, panjang 300 cm, bahkan ada
yang panjangnya mencapai 500 cm. Ujung atas dan bawahnya diberi
sepatu besi. Bidang lebar dari bak ukur dilengkapi dengan ukuran
milimeter dan diberi tanda pada bagian-bagiannya dengan cat yang
mencolok. Bak ukur diberi cat hitam dan merah dengan dasar putih,
maksudnya bila dilihat dari jauh tidak menjadi silau. Bak ukur ini
berfungsi untuk pembacaan pengukuran tinggi tiap patok utama secara
detail.
e. Jaloon
Jaloon adalah salah satu alat penyangga selain statif, yakni alat berdiri
untuk prisma agar sasaran ke prisma oleh total station tepat.
f. Pen Ukur
Terbuat dari baja,memiliki ujung runcing menyerupai patok dan bagian
atasnya berbentuk lingkaran. memiliki panjang 50 cm dengan diameter
lingkaran 8cm. Fungsinya untuk sudut baiki sudut horisontal ataupun
verticaldan dapat pula lereng.
g. Alat Penunjang Lainnya
Alat penunjang seperti alat tulis, kalkulator, dan lainnya sangat
dibutuhkan dalam pencatatan hasil pengukuran yang dilakukan.
D. Prosedur Pelaksanaan
A. Data Pengamatan
B. Perhitungan
a) PerhitunganJarak
Jarak Miring (m) = 100 x (Ba-Bb).cosv
mA = 100 x (
m1 = 100 x (
m2 = 100 x (
mB = 100 x (
m1 = 100 x (
mC = 100 x (
m1 = 100 x (
mD = 100 x (
m1 = 100 x (
m2 = 100 x (
mE = 100 x (
m1 = 100 x (
m2 = 100 x (
mF = 100 x (
m1 = 100 x (
m2 = 100 x (
JarakDatar (D) = m.cosv
DA =
D1 =
D2 =
DB =
D1 =
DC =
D1 =
DD =
D1 =
D2 =
DE =
D1 =
D2 =
DF =
D1 =
D2 =
b) Perhitungan Beda Tinggi
Y = m x sinv
YA =
Y1 =
Y2 =
YB =
Y1 =
YC =
Y1 =
YD =
Y1 =
Y2 =
YE =
Y1 =
Y2 =
YF =
Y1 =
Y2 =
t = Ta + y Bt
tA = 1.42 +
t1 = 1.42 +
t2 = 1.42 +
tB = 1.42 +
t1 = 1.42 +
tC = 1.42 +
t1 = 1.42 +
tD = 1.42 +
t1 = 1.42 +
t2 = 1.42 +
tE = 1.42 +
t1 = 1.42 +
t2 = 1.42 +
tF = 1.42 +
t1 = 1.42 +
t2 = 1.42 +
A=
1=
2=
B=
1=
C=
1=
D=
1=
2=
E=
1=
2=
F=
1=
2=
= 3234,049 m2
=2360,606 m2
= 1202,883 m2
= 10389,073 m2
BAB V
PEMBAHASAN
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Adapun Saran oleh penulis agar data hasil praktikum bisa lebih baik sebagai
berikut:
1. Sebaiknya alat yang akan digunakan harus dalam keadaan
baik dan lengkap. Untuk itu, para praktikan harus memastikan alat dalam
kondisi yang baik dan terkalibrasi secara benar untuk menghindari atu
mengurang kesalahan yang bisa dibuat.
2. Untuk mendapatkan data yang akurat, sebaiknya para
praktikan memastikan setiap saat alat dalam kondisi yang sesuai
prosedur, contohnya kedudukan nivo yang harus berada di tengah.
3. Jangan lupa untuk mengambil sketsa lapangan agar dapat
dicocokan dengan hasil yang diperoleh
4. Alat ukur harus selalu dijaga agar alat ukur tetap aman dan
terkendali.
5. Perhatikan dengan cermat semua arahan yang diberikan
asisten.
6. Koordinasikan selalu perkembangan proses praktikum
dengan asisten, hal ini sangat berguna untuk mendeteksi kesalahan lebih
awal.
Daftar Pustaka