Sistem Pasir
Cetak dan Inti
I. Tuntutan Pada Pasir Cetak
1. Mempunyai sifat mampu bentuk sehingga
mudah dalam pembuatan cetakan dengan
kekuatan yang cocok, hal yang berkaitan
dengan sifat mampu bentuk adalah sifat
mampu alir pasir yang menunjukkan
kemampuan pasir mengisi setiap rongga
atau profil pada pola atau kotak inti.
2. Tahan bentuk atau plastisitas, mengandung
pengertian bahwa cetakan yang dihasilkan
harus kuat sehingga tidak rusak karena
dipindah-pindah dan dapat menahan tekanan
logam cair pada saat proses penuangan.
3. memiliki permeabilitas atau mampu alir gas yang baik.
THE RATE OF FLOW OF A LIQUID OR GAS THROUGH A POROUS MATER
IAL
Logam cair pada saat bersentuhan dengan pasir cetak
dalam proses penuangan akan menghasilkan gas
pembakaran dan uap air. Kemampuan pasir cetak untuk
mengalirkan gas disebut sebagai permeabilitas.
Permeabilitas pasir cetak dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu :
Ukuran butiran pasir. Semakin halus butiran pasir
maka semakin halus pula permukaan benda cor, tetapi
resiko terjadinya cacat gas pada benda semakin besar
karena gas terhambat keluar dari dalam rongga cetak.
Bentuk butiran ( bulat, bersudut, bersudut sebagian dan
serpih. Bentuk butiran yang bulat memiliki
permeabilitas yang lebih baik.
Kepadatan cetakan. Semakin padat cetakan maka jarak
antar butiran pasir semakin rapat, hal ini akan
menyebabkan menurunnya permeabilitas.
Kandungan kelembaban. Kelembaban uap air yang
terlalu tinggi cenderung untuk menempati ruang
diantara butiran pasir sehingga hal ini juga akan
menurunkan permeabilitas pasir cetak.
Kandungan bahan pengikat, memiliki pengaruh yang
sama dengan kandungan kelembaban.
4. memiliki kestabilan dimensi dan tahan terhadap
pengaruh perubahan temperatur ( Refractoriness) yang
terjadi pada saat proses penuangan.
5. Komposisi yang cocok dan kekonsistenan PH. Butiran
pasir yang bersentuhan dengan logam yang dituang
dapat mengalami peristiwa kimia dan fisika. Pada saat
bersentuhan ini diharapkan tidak terjadi reaksi kimia
apabila komposisi pasir cetak yang digunakan benar-
benar cocok, karena hasil reaksi kimia yang terjadi akan
menghasilkan gas dan atau senyawa pengotor yang larut
dalam cairan logam.
6. Cohesiveness, merupakan sifat atau kemampuan setiap
butiran pasir cetak untuk saling berikatan satu sama
lainnya sehingga tidak rontok pada saat proses
pengangkatan ataupun penuangan. Cohesiveness ini
dikenal juga dengan istilah kekuatan (Strength ).
Kekuatan pasir cetak dipengaruhi oleh :
Bentuk dan ukuran butiran pasir.
Kandungan air / kelembaban
Jenis bahan pengikat yang digunakan.
7. Adhesiveness, merupakan sifat atau kemampuan setiap
butiran pasir untuk berikatan dengan material lain. Dalam
hal ini butiran pasir cetak harus mampu berikatan
dengan rangka cetak sehingga pasir cetak tidak jatuh
pada saat cetakan diangkat atau dipindahkan.
8. Mampu bongkar.
9. Dapat didaur ulang sehingga menjadi lebih ekonomis
dan lebih murah
BENTUK BUTIRAN PASIR
Besar butiran dinyatakan dalam suatu angka yang disebut angka kehalusan
butiran ( Grain Fineness Number ).
Besar butiran pasir berpengaruh terhadap permeabilitas pasir cetak, semakin
besar butiran pasir maka semakin besar pula celah (pori-pori) antar butiran pasir
sehingga dengan demikian permeabilitas pasir akan meningkat, demikian pula
sebaliknya.
Tetapi jika celah ini terlalu besar, bisa mengakibatkan terjadinya penetrasi logam
yang pada akhirnya dapat mengakibatkan cacat sinter.
Butiran pasir yang halus akan menghasilkan permukaan tuangan yang lebih baik,
namun ukuran butiran pasir yang halus membutuhkan bahan pengikat yang lebih
banyak serta menurunkan permeabilitas gas. Dengan demikian maka dapat
menimbulkan cacat gas pada tuangan yang dihasilkan.
II.PASIR CETAK
Pasir cetak secara prinsipnya adalah merupakan bahan baku yang
dipergunakan dalam proses pembuatan cetakan yang memiliki sifat-
sifat utama yang menjadi tuntutan dalam proses pembuatan benda
cor.
Pasir cetak diklasifikasikan kedalam dua jenis berdasarkan asal mula
didapatkannya, yaitu :
1. Pasir cetak alami atau Greensand, pasir ini dikumpulkan dari
sumber-sumber alam seperti sungai, gunung, dan pantai.
Beberapa dari pasir ini dipakai begitu saja, dan yang lain dipakai
setelah dipecah menjadi butiran-butiran dengan ukuran yang
cocok. Pasir cetak alami biasanya sudah mengandung bahan
pengikat dan air. Keuntungan pasir cetak ini adalah kandungan
airnya dapat dipertahankan dalam waktu yang cukup lama dan
memudahkan dalam proses pembersihan benda cor dan
pengerjaan cetakan.
2. Pasir cetak sintetis, pasir ini merupakan jenis pasir yang sengaja
diolah atau dibuat dari campuran beberapa bahan seperti pasir
yang bebas lempung, air dan bentonit dan bahan tambah lain
yang diperlukan.
Keunggulan pasir cetak sintetis terhadap pasir
cetak alamiah :
1. Kelembaban atau kandungan airnya lebih
rendah sehingga dapat meningkatkan
permeabilitas.
2. Mengurangi kemungkinan terjadinya cacat
coran seperti porositas, sambungan dingin dll.
3. Mempermudah proses pembuatan cetakan
terutama untuk produksi massal.
4. Pasir cetak ini dapat didaur ulang kemudian
dipergunakan kembali.
5. Tidak memerlukan tenaga kerja yang sangat
terampil untuk membuat cetakan.
6. Tidak mengandung banyak gumpalan.
7. Biaya pemeliharaan yang murah.
Kelemahannya :
1. Biaya investasinya cukup mahal.
2. Pasir cetak ini cukup sulit untuk dibersihkan
dari permukaan tuangan.
3. penguapan kandungan air dari dalam cetakan
dapat menyebabkan cetakan mudah hancur,
pecah dan rontok.
4. memerlukan proses pengawasan yang lebih
teliti.
Bahan Pasir Cetak
Pasir
Pasir silika Pasir zirkon Pasir Chromit Pasir Olivin Pasir Schamotte
1. PASIR SILIKA (KWARSA)
Titik lebur 1700OC
Berwarna putih kelabu
C. Cereal
Cereal terutama digunakan pada industri pengecoran baja untuk
meningkatkan kekuatan dan kekerasan pasir cetak greensand. Ada
dua jenis cereal yang dapat dipergunakan yaitu Starch dan dextrin.
D. SELULOSA