TIJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
berlebihan. Keadaan ini dapat timbul spontan atau akibat asupan hormon
2013).
9
10
dan disekresikan oleh kelenjar tiroid melebihi normal (Bahn et al, 2011
2017).
2. Insiden
memuncak dalam dekade usia ketiga serta ke empat. Keadaan ini dapat
timbul setelah terjadinya syok emosional, stress atau infeksi. Pada usia
sering di jumpai dan pada anak- anak jarang terjadi. sedangkan struma
multinodular toksik umumnya timbul pada usia tua. Di daerah pantai dan
pedesaan.
3. Klasifikasi
yaitu dimana zat antibodi menyerang sel dalam tubuh itu sendiri.
bertambahnya usia.
c. Subakut Tiroiditis
d. Postpartum Tiroiditis
4. Etiologi
12
goiter.
a. Graves Disease
serum, kadar hormon tiroid (T3 dan T4) total dan bebas, iodine
disease dapat berupa pemberian obat anti tiroid, iodine radioaktif atau
Eropa dan Jepang terapi dengan obat anti tiroid dan operasi lebih
b. Toxic Adenoma
tidak terpengaruhi oleh kerja TSH (Sherman dan Talbert, 2008 dalam
Sinurat, 2017).
15
Sinurat, 2017), hanya 37% pasien dengan nodul tiroid yang tampak
dan dapat teraba, dan 20 76% pasien memiliki nodul tiroid yang
hanya terlihat dengan bantuan ultra sound. Penyakit ini lebih sering
sel di kelenjar tiroid atau biopsi. Dari hasil biopsi dengan FNA
dapat diketahui apakah nodul pada pasien bersifat benign (non kanker)
2011 dalam Sinurat, 2017). Setelah terapi dengan iodine radioaktif dan
17
Sinurat, 2017).
d. Hipertiroidisme Subklinis
jenis ini, kadar TSH ditemukan rendah atau tidak terdeteksi disertai
18
2017).
subklinis dapat ditemukan gejala klinis yang tampak pada pasien overt
hyperthyroidism.
hyperthyroidism.
5. Patofisiologi
ketiga serta keempat, keadaan ini dapat timbul setelah terjadinya syok
emosional, stres atau syok infeksi tetapi makna hubungan ini yang tepat
2007).
a. Anatomi
terdiri atas 2 lobus, lobus dextra dan sinistra, yang dihubungkan oleh
Kelenjar tiroid sedikit lebih berat pada wanita terutama saat menstruasi
dan lebarnya kira2 1,25 cm dan biasanya anterior dari cartilgo trachea
ukurannya berubah.
follicle terdiri dari sel-sel selapis kubis pada tepinya yang disebut Sel
jaringan ikat tipis yang kaya dengan pembuluh darah. Sel folikel yang
foikel menjadi kubis rendah, bahkan dapat menjadi pipih. Tetapi bila
21
aktivitas kelenjar ini tinggi, sel folikel dapat berubah menjadi silindris,
dengan warna koloid yang dapat berbeda pada setiap thyroid folikel
b. Fisiologi
4) Proses iodinasi asam amino tirosin. Pada proses ini iodium (I) akan
Hormon tiroid tidak larut dalam air jadi untuk diedarkan dalam
23
terutama tiroksin sangat kuat jadi tiroksin lama keluar dari protein
7. Manifestasi Klinik
Salah satu gejala yang umum ditemui pada penderita hipertiroid adalah
Sinurat 2017).
bahkan penurunan libido (Bahn et al, 2011; Baskin et al, 2002 dalam
Sinurat, 2017).
2017).
kelompok tanda dan gejala yang khas (yang kadang- kadang disebut
yakni :
tahan panas.
25
serta muntah.
dengan warna salmon yang khas dan cenderung terasa hangat, lunak
kabur.
8. Komplikasi
krisis tirotoksik (thyroid storm). Hal ini dapat berkernbang secara spontan
26
kelenjar tiroid, atau terjadi pada pasien hipertiroid yang tidak terdiagnosis.
9. Tes Diagnostik
sebagai berikut :
a. T3 serum
tentang ada atau tidaknya pembesaran di daerah leher dan tes darah.
Normalnya, kadar TSH 1-5 mikro-unit per liter. Mengenai benjolan, perlu
27
leher pada penyakit gondok tidak merata, yaitu biasanya di bagian depan
11. Penatalaksanaan
subtotal).
menetap, pada pasien muda dengan struma ringan sampai sedang dan
tirotoksikusis.
radioaktif.
c. Persiapan tiroidektomi.
serendah mungkin yaitu 200 mg/hari atau lebih lagi. Hipertiroidisme kerap
dapat melewati plasenta hanya sedikit sekali dan tidak dalam mencegah
hipotiroidisme pada bayi yang baru lahir. Pada masa laktasi juga diberikan
propiltiourasil karena hanya sedikit sekali yang keluar dari air susu ibu.
propiltiaurasil.
pada tahun 1971, yang kedua pada tahun 1980 dan yang terakhir di tahun
1995.
kesehatan dan kesejahteraannya, oleh karena itu teori ini dikenal sebagai
Self Care (perawatan diri) atau Self Care Defisit Teori. Orang dewasa
dapat merawat diri mereka sendiri, sedangkan bayi, lansia, dan orang sakit
30
(Sevennain, 2012).
antaranya:
manusia. Ketika hal ini secara efektif tersedia, perawatan diri atau
requisites).
kesejahteraan.
care requisites).
maupun perawatannya.
penurunan kesehatan.
sosial. Sementara itu Orem (2007) menyebutkan juga bahwa self care
keluarga).
Terdapat tiga teori yang saling berkaitan yaitu teori self care,
self care deficit dan nursing system yang dapat dilihat dari gambar
2.3.
Orems Self-Care
Deficit Theory
Self Self
Care Care
Theory Deficit
Nursing
System
care-nya (karena sakit, kelelahan atau karena penyebab lain). Self care
deficit terjadi bila agen self care tidak dapat memenuhi kebutuhan self
pada siapa yang dapat atau harus menjalankan aksi-aksi self care
nursing system).
kelumpuhan.
system).
38
membangun
a. Manusia
untuk memenuhinya.
sebagai agen self care untuk dirinya. Pada bayi, orang tua bertindak
39
sebagai agen self care dan pada individu yang sakit atau cacat,
maka keluarga dan perawat menjadi agen self care bagi mereka.
b. Lingkungan
menurut Orem terdiri dari lingkungan fisik, kimia, biologi dan sosial
secara optimal.
nya.
komplikasi.
self care-nya secara baik dan optimal maka individu tersebut dapat
d. Keperawatan
sebagai agent self care pasien serta memenuhi kebutuhan self care
A. Personal Factor
1. Identitas Klien
a. Nama
b. Umur
c. Jenis kelamin
d. Tinggi badan
e. Berat badan
f. Budaya
g. Ras
42
h. Status perkawinan
i. Agama
j. Pekerjaan
a. Nama
b. Umur
c. Jenis kelamin
d. Budaya
e. Ras
g. Agama
h. Pekerjaan
3. Status Kesehatan
a. Keluhan Utama
b. Riwayat Kesehatan
c. Diagnosa Medis
5. Pola Hidup
a. Pola makan
b. Pola aktivitas
6. Kebiasaan Keluarga
a. Komunikasi
c. Kegiatan kemasyarakatan
d. Rekreasi
8. Faktor Lingkungan
2) Kesehatan rumah
a) Kebersihan
b) Ventilasi
a) Pengelolaan sampah
b) Pemanfaatan pekarangan
c) kebersihan
44
1) Saluran air
2) Pembuangan sampah
3) Sarang vektor
9. Keadaan Ekonomi
b. Pengelolaan keuangan
1. Udara
c. Faring
d. Trakhea
jari tengah pada bagian bawah trakhea dan raba trakhea ke atas,
diketahui.
45
e. Thoraks
1) Inspeksi :
a) Postur
b) Bentuk dada
c) Gerakan nafas
d) Pola nafas
f) Status sirkulasi :
(1) HR
(2) CRT
2) Palpasi
a) Nyeri tekan
b) Massa
c) Peradangan
d) Kesimetrisan ekspansi
e) Taktil vremitus.
3) Auskultasi
a) Suara nafas
b) Vocal premitus
c) Suara jantung
46
4) Perkusi
a) Ukuran jantung
b) Kondisi Paru
2. Air
b. Kulit
1) Hidrasi/kelembaban
2) Turgor
3) Edema
4) Temperatur
c. Meatus urinary
1) Adanya Femosis
2) Hypospadia/epispadia
d. Ginjal
3. Makanan
a. Riwayat Diet
b. Pengukuran Antropometri
1) Berat badan
2) Tinggi badan
c. Bibir
1) Warna
2) Tekstur
3) Hidrasi
4) Kontur
5) Lesi
d. Rongga Mulut
e. Abdomen
a. Eliminasi Urine
1) Pola berkemih
b. Pemeriksaan Urine
1) Warna
2) Penampilan
3) Bau
4) pH
5) Berat jenis
c. Eliminasi Faeces
1) Pola BAB
2) Kesulitan BAB
d. Pemeriksaan Feces
1) Konsistensi
2) Warna
3) Bau
a) Aktivitas
49
b) Istirahat
(a) Kesadaran
1) Faktor Perkembangan
orangtua
2) Faktor Biologis
50
skizofrenia 58 %
b) Atrofi otak
a) Kemiskinan
1) Penolakan
2) Kehilangan
3) Kegagalan
7) Perceraian, kegagalan
1. Riwayat pertumbuhan
2. Riwayat perkembangan
D. Health Deviations
1. Pemeriksaan Diagnostik
2. Pemeriksaan penunjang
3. Riwayat pengobatan
1. Personal Higeine
G. Tahap Diagnosa
resiko tinggi dan kemungkinan. Teori orem masih lebih berfokus pada
Maslow.
H. Tahap Intervensi
52
membantu klein.
I. Tahap Implementasi
perkembangan individu.
5. Pendidikan.
9. Lingkungan.
J. Tahap Evaluasi