Anda di halaman 1dari 5

Diabetes militus oleh dr.

Sofa Primatir

Apa yang dimaksud dengan diabetes?

Diabetes biasa dikenal dengan istilah kencing manis(1). Diabetes merupakan penyakit yang
disebabkan karena adanya gangguan pada kerja hormon insulin, yang dihasilkan oleh kelenjar
pankreas. Hormon insulin merupakan hormon yang mengatur metabolisme glukosa dalam darah.
Pada penderita diabetes, gangguan tersebut menyebabkan kadar gula dalam darah meningkat dan
dikenal dengan istilah hyperglycemia. Hyperglycemia menyebabkan keberadaan glukosa pada
urine penderita diabetes. Hal inilah yang menyebabkan diabetes sering disebut juga dengan
penyakit kencing manis. Gejala awal diabetes antara lain adalah sering merasa haus dan lapar,
sering kencing, penurunan berat badan secara tiba-tiba, dan mudah merasa lelah(1)(2).

Tipe-Tipe Diabetes

Diabetes Tipe I
Merupakan jenis diabetes yang biasanya terdiagnosa pada anak-anak atau usia muda, dan sering
disebut dengan juvenile diabetes. Dari keseluruhan populasi diabetes, hanya sekitar 5-10 % yang
menderita diabetes jenis ini. Diabetes jenis ini biasanya terjadi sebagai respons dari penghancuran
sistem autoimunitas (autoimmune destruction) dari sebuah sel yang dikenal dengan nama -cells.
Proses ini menyebabkan pancreas tidak mampu untuk menghasilkan hormon insulin. Kelompok
penderita diabetes jenis ini sering disebut sebagai Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM)
karena sangat tergantung pada terapi hormon insulin(2)(3).

Diabetes Tipe II
Merupakan jenis diabetes yang terjadi pada sekitar 90-95% populasi diabetes. Biasanya diabetes
tipe II mulai terdeteksi pada usia sekitar 30 tahun. Peningkatan kadar gula darah pada diabetes tipe
ini terjadi karena faktor gaya hidup, seperti pola makan, berat badan yang overweight, dan juga
jarang melakukan olahraga. Pada empat puluh tahun terakhir, berat badan diduga menjadi faktor
yang sangat kuat untuk meningkatkan resiko penyakit ini. Penderita diabetes tipe ini masih dapat
menghasilkan insulin, namun dalam jumlah yang sedikit, sehingga sering disebut juga sebagai Non-
insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM)(2)(3).

Gestasional Diabetes
Diabetes tipe ini terjadi pada wanita hamil yang tidak pernah menderita diabetes, tetapi memiliki
kadar gula darah yang tinggi (kadar gula darah puasa > 126 mg/dL) . Biasanya diabetes tipe ini
terdeteksi pada minggu ke 24-28 kehamilan. Jenis diabetes tipe ini akan memengaruhi pertumbuhan
bayi pada akhir masa kehamilan. Kadar gula darah yang tinggi akan diteruskan ke janin melalui
plasenta. Hal ini menyebabkan terjadainya peningkatan kadar gula dalam darah sehingga bayi akan
mengalami peningkatan kerja insulin. Setelah lahir bayi tersebut akan memiliki kecenderungan
untuk menderita obesitas dan memiliki berat badan yang lebih berat. Gejala lain yang umumnya
tampak pada bayi yang ibunya menderita diabetes tipe ini adalah kesulitan bernafas dan juga
shoulder damage pada saat bayi tersebut dilahirkan. Karena berat badan bayi meningkat, maka
kemungkinan besar di kemudian hari prevalensi bayi tersebut terkena diabetes akan juga semakin
tinggi(3)(4).
Faktor-Faktor Penyebab Diabetes(3):

Keturunan, orang yang memiliki history keluarga yang pernah mengalami diabetes memiliki
resiko terkena diabetes yang lebih tinggi.
Usia, semakin dewasa seseorang maka resikonya terkena diabetes akan semakin tinggi.
Jenis kelamin, prevalensi wanita terkena diabetes lebih tinggi dibandingkan prevalensi pada
pria.
Obesitas, semakin besar kelebihan berat badan maka prevalensi terganggunya kerja insulin akan
semakin besar, karena kelebihan lemak dapat menyebabkan gangguan pada kerja hormon insulin.
Aktivitas fisik, semakin jarang kita melakukan aktivitas fisik maka gula yang dikonsumsi juga
akan semakin lama terpakai, akibatnya prevalensi peningkatan kadar gula dalam darah juga akan
semakin tinggi.
Pola makan, pola makanan berlemak dan karbohidrat yang berlebihan akan meningkatkan resiko
terkena diabetes.
Stress, merupakan salah satu faktor pemicu meningkatnya resiko diabetes.

Pola Makan Diabetesi

Penderita diabetes pada umumnya tidak perlu mengonsumsi jenis makanan tertentu. Hal yang
penting dalam pola diet diabetes adalah membatasi jumlah dan memperhatikan jadwal makan.
Dengan kata lain, goal yang ingin dicapai adalah mengonsumsi makanan yang memiliki kandungan
lemak dan kalori yang rendah, serta lebih banyak mengonsumsi sayur, dan buah(5) American
Diabetes Association, menyarakan konsumsi 50- 60 % kalori dari karbohidrat, 12-20 % dari protein
dan tidak lebih dari 30 % kalori berasal dari lemak(6).

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pola makan diabetes:

Memilih karbohidrat dengan glikemiks indeks yang lebih rendah. Karbohidrat dengan
glikemiks indeks yang rendah akan menyebabkan peningkatan kadar gula dalam darah yang lebih
perlahan sehingga tidak menyebabkan mudah menjadi lapar. Contoh makanan yang memiliki
glikemiks indeks yang rendah adalah pasta dan oatmeal(7).
Menghidari konsumsi lemak berlebihan.
Penderita diabetes memiliki resiko dua kali lebih tinggi menderita penyakit jantung dan juga
mengalami peningkatan kolesterol. Oleh karena itu penderita diabetes disarankan untuk membatasi
konsumsi lemak jenuh dan kolesterol. Dan disarankan untuk banyak mengonsumsi minyak nabati
seperti olive oil. Sementara gajih, jeroan, dan kuning telur merupakan makanan yang sebaiknya
dihindari oleh penderita diabetes(6).
Mengonsumsi Fiber.
Fiber merupakan nutrisi yang dapat membantu untuk mengendalikan kadar gula di dalam
darah. Oleh karena itu penderita diabetes juga disarankan untuk mengonsumsi makanan dengan
fiber yang tinggi seperti oat dan sayuran(7).
Mengurangi konsumsi Gula dan Garam
Agar kadar gula dalam darah tidak cepat naik, penderita diabetes disarankan untuk bisa
mengendalikan konsumsi gula. Konsumsi gula dalam jumlah yang tinggi akan menyebabkan
peningkatan kadar gula dalam darah akan semakin cepat, sehingga penderita diabetes akan lebih
cepat merasa lapar. Sementara itu diet rendah garam pada diabetes perlu dilakukan agar dapat
membantu mengurangi resiko hipertensi pada penderita diabetes(7).
Mengonsumsi air sebanyak minimal 32 ounces (5-6 gelas) dalam sehari. Air dapat berfungsi
untuk menjaga jumlah cairan dalam tubuh, sehingga dapat juga mencegah konsumsi makanan yang
berlebihan jika pada saat yang bersamaan rasa lapar dan haus muncul(7).
Komplikasi Diabetes(8).

Komplikasi pada mata.


Penderita diabetes memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk mengalami gangguan pada
indra penglihatan. Beberapa gangguan yang mungkin muncul anatara lain adalah glaucoma dan
katarak, yang mempengaruhi kejelasan saat melihat. Gangguan lain yang dapat terjadi adalah pada
retina. Pada beberapa kasus, gangguan tersebut akan terakumulasi dan dapat menyebabkan
kebutaan.
Komplikasi pada kaki dan kulit
Penderita diabetes pada umumnya akan mengalami kekeringan pada bagian kulit kaki dan bagian
permukaan tubuh yang lain. Selain itu jika terjadi luka, maka akan terbentu bekas berwarna merah
gelap yang sulit untuk hilang.
Hipertensi
Prevalensi Hipertensi akan semakin meningkat pada penderita diabetes. Peningkatan kadar gula
dalam darah akan menyebabkan resiko peningkatan tekanan darah.
Heart Dissease & Stroke
Saat terkena diabetes prevalensi penyakit jantung akan semakin meningkat. Konsumsi lemak
yang berlebihan diduga menjadi penyebab utama yang akan menyebabkan terjadinya penyumbatan
pembuluh darah dan pada akhirnya juga akan meningkatkan resiko untuk terkena stroke. Faktanya,
2 dari 3 penderita diabetes mengalami stroke.

Hal-Hal yang perlu dilakukan pada saat terkena Diabetes(2):

1. Memperhatikan porsi makan, jumlah karbohidrat yang tidak berlebihan (sekitar 50-60 %
dari total kalori).
2. Mengurangi konsumsi lemak jenuh, seperti gajih, jeroan, dan memilih lemak nabati seperti
olive oil.
3. Banyak mengonsumsi makanan berserat yang dapat membantu mengendalikan peningkatan
kadar gula dalam darah.
4. Meningkatkan aktivitas & rutinitas berolahraga sesuai dengan saran dari dokter.
5. Menghindarkan diri dari stress, karena stress juga dapat memicu peningkatan komplikasi
yang muncul akibat diabetes.
Mitos 1: Penderita diabetes sama sekali tidak boleh mengonsumsi makanan yang manis.

Fakta: Penderita diabetes atau kencing manis memang harus membatasi konsumsi gula. Namun,
bukan berarti Anda tidak dapat menikmati makanan manis. Meniadakan konsumsi gula sama sekali
justru bisa membuat kadar gula darah Anda terlalu rendah (hipoglikemia) yang dapat
mengakibatkan pusing, lelah, gangguan penglihatan, sampai kehilangan kesadaran. Penderita
diabetes boleh mengonsumsi makanan manis, asal jumlahnya dikontrol. Selain itu, telah tersedia
pemanis pengganti gula seperti aspartame, stevia, sorbitol, atau acesulfame-K yang dapat membantu
Anda mengontrol asupan gula dan aman bagi penderita diabetes.

Mitos 2: Penderita diabetes lebih baik mengkonsumsi nasi yang dimasak sehari sebelumnya
dan didiamkan semalaman.

Fakta : Tidak ada perubahan yang berarti antara nasi yang didiamkan semalaman dengan nasi yang
baru dimasak. Penderita diabetes dapat memilih nasi merah yang lebih kaya serat dan memiliki nilai
Indeks Glikemik lebih rendah. Info lebih lanjut tentang beras merah, bisa cek di Beras Merah untuk
Diabetes

Mitos 3: Diabetes itu menular!

Fakta: Penyakit diabetes tidak dapat ditularkan. Diabetes diakibatkan oleh faktor keturunan,
genetik, atau gaya hidup seseorang, sehingga berbeda dengan penyakit menular yang diakibatkan
virus atau bakteri. Meski demikian, diabetes bisa menyerang siapa saja, terutama orang-orang yang
mengalami kegemukan, perokok, punya pola makan kurang sehat, kurang olahraga, dan yang sering
stress. Apakah Anda berisiko terkena diabetes? Bisa cek di Kenali Resiko Diabetes Anda.

Mitos 4: Anak yang terlahir dari orang tua yang terkena diabetes, sudah pasti menderita
diabetes juga.

Fakta: Jika orangtua Anda menderita diabetes, risiko Anda terkena diabetes memang menjadi lebih
tinggi. Namun bukan berarti Anda pasti akan terkena diabetes. Studi menunjukkan bahwa anak dari
orang tua yang diabetesi dapat terhindar dari diabetes tipe 2 dengan cara menjaga pola makan dan
rutin melakukan aktivitas fisik. link ke Hati-hati, Diabetes itu Menurun

Mitos 5: Penderita diabetes tidak boleh berolahraga agar stamina tidak drop.

Fakta: Penderita diabetes justru dianjurkan untuk berolahraga secara teratur karena dapat
mengoptimalkan penggunaan energi dalam tubuh dan mencegah kelebihan energi tersimpan sebagai
lemak. Olahraga pun dapat melancarkan peredaran darah dan meningkatkan sensitivitas insulin.
Pastikan Anda berkonsultasi dengan dokter mengenai waktu dan jenis aktivitas yang
direkomendasikan untuk penderita diabetes
Mitos 6: Penderita diabetes sebaiknya menggantikan nasi dengan kentang

Fakta: Nasi dan kentang sama-sama sumber karbohidrat dengan nilai Indeks Glikemik tinggi
sehingga dapat meningkatkan gula darah dalam waktu relatif cepat. Penderita diabetes dianjurkan
memilih sumber karbohidrat yang kaya serat dan punya nilai Indeks Glikemik rendah, seperti nasi
merah, pasta, atau oat. Berikut adalah nilai Indeks Glikemik dari beberapa jenis makanan. Cegah
dan Atasi Diabetes dengan Serat Makanan
Jenis Makanan

Nilai Indeks Glikemik (IG) Keterangan


Pasta 45 Indeks Glikemik Rendah
(Nilai IG kurang dari 56)
Nasi merah 55
Jagung 60 Indeks Glikemik Sedang
(Nilai IG 56 69)
Ubi jalar 61
Roti gandum 63
Kentang 70 Indeks Glikemik Tinggi(Nilai IG lebih dari
69)
Nasi putih 86

Mitos 7: Penderita diabetes tidak bisa makan enak.

Fakta: Untuk menjaga agar gula darahnya selalu normal, diabetesi memang harus selalu mengontrol
pola makannya. Tapi, bukan berarti mereka tidak bisa menikmati makanan enak. Kuncinya di
pengaturan pola makan saja. Untuk lebih mudah, bagilah isi piring menjadi . Untuk info lebih lanjut
bisa cek di Diet dan Indeks Glikemik

Mitos 8 : Penderita diabetes harus bergantung pada obat sampai seumur hidup.

Fakta: Penderita diabetes tidak mutlak mengonsumsi obat diabetes. Obat diabetes hanya diperlukan
apabila gula darah masih belum terkendali walaupun Anda sudah mengatur pola makan dan
melakukan aktivitas fisik. Untuk bisa terbebas dari komplikasi diabetes tanpa perlu tergantung obat,
yuk lihat caranya di Mari Hindari Komplikasi Diabetes!

Mitos 9 : Penyakit diabetes hanya disebabkan oleh tingginya konsumsi gula.

Fakta: Diabetes tidak hanya disebabkan konsumsi gula berlebih tetapi juga oleh gaya hidup yang
kurang sehat. Tingginya asupan lemak, kurangnya aktivitas fisik, dan obesitas pun dapat
meningkatkan risiko seseorang terkena diabetes. Karena itu, yuk kita cegah diabetes mulai dari
sekarang

Anda mungkin juga menyukai