Anda di halaman 1dari 49

PEMBANGUNAN OVERPASS WIDODAREN 2 STA 66+433

JALAN TOL SOLO KERTOSONO (SEKSI 2A)


RUAS MANTINGAN NGAWI

BAB IV
PELAKSANAAN KONSTRUKSI
4.1 Alat dan Bahan Konstruksi

Pengadaan bahan dan peralatan pada suatu proyek konstruksi adalah pembelian
bahan atau sewa peralatan konstruksi yang akan dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan dalam rangka pelaksanaan kegiatan pembangunan. Pengadaan bahan
dan peralatan konstruksi disesuaikan dengan tahap pekerjaan yang sedang
berlangsung. Bahan dan peralatan diusahakan semaksimal mungkin untuk tidak
menganggur, karena akan berdampat pada pengeluaran dana proyek nantinya.
Selain waktu pengadaan, penempatan material juga sangat berpengaruh pada
efektivitas dan keselamatan kerja, sehingga kerusakan bahan bangunan sebelum
digunakan dapat dikurangi, terutama pada bahan bangunan yang rentan akan
kondisi lingkungan seperti semen dan baja yang sangat peka terhadap air dan
udara. Maka dari itu diperlukan manajemen pengadaan bahan dan peralatan untuk
menunjang kelancaran proyek.
Peralatan konstruksi berperan penting dalam menunjang keberhasilan
suatu proyek konstruksi. Peralatan konstruksi atau yang sering disebut alat berat
ini sangat membantu untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang sulit dan
bervolume tinggi yang jika dilakukan dengan tenaga manusia akan memakan
waktu yang lama dan tenaga yang besar sehingga dengan menggunakan alat berat
akan terselesaikannya suatu pekerjaan dapat menjadi lebih cepat dan efisien.
Untuk mendapatkan efektiivitas suatu pekerjaan perawatan dan pemeliharaan alat
berat sangatlah penting agar tidak terjadi kerusakan sebelum ataupun sesudah
digunakan.
Sub bab ini akan membahas beberapa bahan konstruksi dan peralatan
kerja/alat berat yang digunakan dalam proyek, khususnya untuk pembangunan
Overpass Widodaren 2 pada proyek pembangunan Jalan Tol Solo Kertosono
seksi 2A ini.

4.1.1 Peralatan Konstruksi

Kegiatan pekerjaan konstruksi tentunya terdapat banyak pekerjaan yang tidak


dapat dilakukan hanya dengan tenaga manusia saja. Sehingga dibutuhkan

Aryo Bimantoro 21010113120115 | BAB 4 Pelaksanaan Konstruksi 62


PEMBANGUNAN OVERPASS WIDODAREN 2 STA 66+433
JALAN TOL SOLO KERTOSONO (SEKSI 2A)
RUAS MANTINGAN NGAWI

beberapa alat yang dapat membantu kinerja pelaksanaan konstruksi, yang mana
bila pekerjaan hanya dilakukan dengan tenaga manusia dapat selesai dalam waktu
kira-kira 1 minggu dengan adanya alat bantu yang sering disebut alat berat
pekerjaan dapat terselesaikan dalam waktu 2 sampai 3 hari saja. Poin utama dalam
memilih jenis dan peralatan yang harus disediakan tergantung dari :

1. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan


2. Kapasitas medan dan jenis pekerjaan yang dilaksanakan
3. Biaya yang tersedia
4. Kemampuan sumber daya manusia
5. Kapasitas produksi alat yang digunakan
6. Volume pekerjaan yang dilaksanakan
Alat-alat berat yang digunakan dalam pembangunan Overpass Widodaren 2
STA 66+433 pada pembangunan Jalan Tol Solo Kertosono Seksi 2A antara lain
sebagai berikut :

1. Excavator ( Back Hoe )

Back hoe (excavator) digunakan untuk menggali, memuat dan membuang


tanah lepas (loose soil). Back hoe (excavator) merupakan alat berat yang
selain dapat bergerak maju mundur juga dapat berotasi. Semua sistem
peralatannya digerakkan dengan kendali hidrolik (hydraulic controlled). Alat
ini mempunyai gerakan mengisi bucket (land bucket), mengayun (swing
loaded), membongkar (dump bucket), dan mengayun balik (swing empty)
yang merupakan satu siklus alat dalam perhitungan produktifitas alat berat.
Selain untuk pekerjaan tanah, excavator juga digunakan untuk mengangkut
berbagai material dan peralatan berat seperti baja tulangan, tangki solar, dan
sebagainya. Proyek ini menggunakan beberapa merk excavator yang
memiliki berbagai macam kapasitas bucket salah satunya adalah Komatsu PC
200 dengan kapasitas bucket 1,2 m3 yang berasal dari PT. Waskita Karya dan
juga dari PT. Grand Surya selaku sub kontraktor untuk pekerjaan pondasi
bored Pile. Alat berat jenis Back hoe (excavator) ini dapat dilihat pada
Gambar 4.1.

Aryo Bimantoro 21010113120115 | BAB 4 Pelaksanaan Konstruksi 63


PEMBANGUNAN OVERPASS WIDODAREN 2 STA 66+433
JALAN TOL SOLO KERTOSONO (SEKSI 2A)
RUAS MANTINGAN NGAWI

Gambar 4.1 Back Hoe ( Excavator ) Komatsu PC 200


( Sumber : Foto saat Induksi ke Lapangan selama Kerja Praktek,2016 )

2. Dump Truck

Dump Truck adalah jenis truk yang digunakan sebagai alat angkut karena
dapat bergerak bebas dan cepat serta memiliki kapasitas yang besar.
Dinamakan dump truck karena dapat membuang muatan secara otomatis.
Penumpahan muatan (dumping) dilakukan dengan cara hidrolis yang
menyebabkan bak terangkat pada satu sisi (sisi depan), sedang sisi lain yang
berhadapan berputar sebagai engsel. Dump truck yang digunakan memiliki
kapasitas 22-25 m3 material gembur. Contoh Dump Truck dapat dilihat pada
Gambar 4.2.

Gambar 4.2 Dump Truck dengan Kapasitas Bak 25 m3


( Sumber : Foto saat Induksi ke Lapangan selama Kerja Praktek,2016)

3. Water Tank Truck

Aryo Bimantoro 21010113120115 | BAB 4 Pelaksanaan Konstruksi 64


PEMBANGUNAN OVERPASS WIDODAREN 2 STA 66+433
JALAN TOL SOLO KERTOSONO (SEKSI 2A)
RUAS MANTINGAN NGAWI

Water Tank Truck pada proyek ini digunakan untuk menyirami area proyek.
Fungsi penyiraman pada area proyek ini dimaksudkan untuk mengurangi
debu dan juga untuk menjaga kadar air tanah yang akan dipadatkan. Contoh
Water Tank Truck dapat dilihat pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3
Water Tank Truck
( Sumber : Foto saat Induksi ke Lapangan selama Kerja Praktek,2016)

4. Crawler Crane dan Mesin Bor ( Drilling Machine )

Mesin bor adalah alat berat yang dipasang pada crawler crane untuk
membuat lubang pondasi pada kedalaman yang sudah ditentukan. Overpass
Widodaren 2 ini digunakan jenis pondasi bored pile karena tanah yang ada di
proyek adalah jenis tanah soft rock sehingga tidak dimungkinkan
menggunakan pondasi tiang pancang. Selain itu, lapisan tanah keras pada titik
boring untuk keperluan data teknis daya dukung pondasi ini menghasilkan
nilai N-SPT untuk tanah keras yaitu > 50 pada kedalaman yang tidak terlalu
dalam dari permukanan tanah, sehingga apabila digunakan pondasi tiang
pancang maka kemungkinan besar akan terjadi longsor pada saat dilakukan
tumbukan untuk mencapkan pile pile tiang pancang. Berdasarkan data tanah
yang demikian, agar tidak terjadi longsor pada saat proses pengeboran maka
digunakan 2 jenis mata bor sebagai berikut :
a. Mata Bor Ulir
Mata bor ulir ini digunakan untuk proses pengeboran pada tanah lunak
yang digunakan pada awal pengeboran.
b. Mata Bor Bucket
Mata bor ini digunakan apabila lapisan tanah yang dibor sudah mencapai
kedalaman 3 meter. Pada proses boring dengan menggunakan jenis mata

Aryo Bimantoro 21010113120115 | BAB 4 Pelaksanaan Konstruksi 65


PEMBANGUNAN OVERPASS WIDODAREN 2 STA 66+433
JALAN TOL SOLO KERTOSONO (SEKSI 2A)
RUAS MANTINGAN NGAWI

bor ini, tanah pada lubang boring ini akan masuk melalui sela sela pada
tutup bucket karena tekanan yang diberikan oleh mesin bor.
Crawler crane selain digunakan dalam pengeboran lubang bored
pile juga dapat digunakan untuk pekerjaan pasang casing dan pekerjaan
pemasangan tulangan bore pile (dengan menggunakan sling service).
Contoh penggunaan crawler crane dan mata bor dapat dilihat pada
Gambar 4.4 sampai Gambar 4.7.

Gambar 4.4
Crawler Crane dengan alat bor
( Sumber : Foto saat Induksi ke Lapangan selama Kerja Praktek,2016)

Gambar 4.5 Mobile Crane Untuk Instalasi Tulangan


( Sumber : Foto saat Induksi ke Lapangan selama Kerja Praktek,2016)

Aryo Bimantoro 21010113120115 | BAB 4 Pelaksanaan Konstruksi 66


PEMBANGUNAN OVERPASS WIDODAREN 2 STA 66+433
JALAN TOL SOLO KERTOSONO (SEKSI 2A)
RUAS MANTINGAN NGAWI

Gambar 4.6 Mata Bor Ulir ( Auger )


( Sumber : Foto saat Induksi ke Lapangan selama Kerja Praktek,2016)

Gambar 4.7 Mata Bor Bucket


( Sumber : Foto saat Induksi ke Lapangan selama Kerja Praktek,2016)

5. Casing

Casing digunakan untuk melindungi bagian dalam lubang pengeboran supaya


tanah di sekelilingnya tidak longsor. Casing terbuat dari plat baja dengan
panjang 3 m dengan diameter dalam 0,8 m dan tebal 2 cm, sehingga lubang
boring harus memiliki diameter yang lebih besar dari 0,8 m karena tebal dari
casing tersebut. Jadi casing hanya dipasang pada kedalaman tanah 3 m,
karena hanya pada kedalaman tersebut tanah galian rawan longsor.Contoh
Gambar casing dan proses pemasangannya dapat dilihat pada Gambar 4.8
dan Gambar 4.9.

Aryo Bimantoro 21010113120115 | BAB 4 Pelaksanaan Konstruksi 67


PEMBANGUNAN OVERPASS WIDODAREN 2 STA 66+433
JALAN TOL SOLO KERTOSONO (SEKSI 2A)
RUAS MANTINGAN NGAWI

Gambar 4.8
Casing
( Sumber : Foto saat Induksi ke Lapangan selama Kerja Praktek,2016 )

Gambar 4.9 Pemasangan Casing


( Sumber : Foto saat Induksi ke Lapangan selama Kerja Praktek,2016)

6. Pipa Tremi dan Concrete Bucket

Pipa tremi digunakan sebagai ssaluaran cor beton dalam pekerjaan bore pile.
Pipa tremi berbahan baja dengan diameter 0,3 m dan tebal 1 cm. Pemasangan
pipa ini sangat penting karena pipa tersebut dapat menyalurkan beton sampai
ke dasar lubang dengan tepat sehingga beton dapat mendesak air dan lumpur
ke atas keluar dari lubang bor.Concrete Bucket digunakan sebagai perantara
pengecoran dari truck mixer pipa tremi yang memiliki diameter atas 0,8 m
dan diameter bawah 0,3 m. Contoh pipa tremi dan concrete bucket dapat
dilihat pada Gambar 4.10.

Aryo Bimantoro 21010113120115 | BAB 4 Pelaksanaan Konstruksi 68


PEMBANGUNAN OVERPASS WIDODAREN 2 STA 66+433
JALAN TOL SOLO KERTOSONO (SEKSI 2A)
RUAS MANTINGAN NGAWI

Gambar 4.10 Pipa Tremi dan Concrete Bucket


( Sumber : Foto saat Induksi ke Lapangan selama Kerja Praktek,2016)

7. Concrete Vibrator

Concrete vibrator adalah suatu alat untuk memadatkan beton sehingga tidak
terdapat pori dalam beton atau terjadinya penggumpalan kerikil-kerikil
ditempat-tempat tertentu dan mengeluarkan gelembung udara yang terdapat
dalam beton.
Syarat-syarat penggunaan vibrator menurut PBI (Peraturan Beton Indonesia)
1971 antara lain:
1. Selama penggetaran, penggetar harus dimasukan dalam posisi lurus
kedalam adukan tetapi dalam keadaan tertentu boleh dimiringkan 45 0 .
2. Selama penggetaran, penggetar tidak boleh digetarkan arah horisontal.
3. Harus dijaga agar penggetar tidak mengenai tulangan, cetakan dan
bagian beton yang sudah tercetak.
4. Lapisan yang digetarkan tidak boleh melebihi tebal dari panjang
penggetar.
5. Penggetar ditarik dari adukan beton apabila adukan mulai tampak
mengkilap di sekitar batang penggerak.
Prinsip kerja dari concrete vibrator adalah putaran yang dihasilkan dari
motor gerak diteruskan dengan kabel baja melalui pipa karet penggetar.
Gambar concrete vibrator diperlihatkan pada Gambar 4.11.

Aryo Bimantoro 21010113120115 | BAB 4 Pelaksanaan Konstruksi 69


PEMBANGUNAN OVERPASS WIDODAREN 2 STA 66+433
JALAN TOL SOLO KERTOSONO (SEKSI 2A)
RUAS MANTINGAN NGAWI

Gambar 4.11 Concrete Vibrator


( Sumber : Foto saat Induksi ke Lapangan selama Kerja Praktek,2016)

8. Concrete Pump

Concrete Pump adalah alat untuk menaikkan beton / readymix ke lokasi


pengecoran sehingga memudahkan dan mempercepat pelaksanaan
pengecoran. Dalam pelakasanaanya concrete pump mempunyai beberapa
tahap sebelum dimulai pemompaan. Sebelum digunakan, pipa concrete pump
harus dilumuri dengan mortar agar beton yang akan menggalir tidak melekat
pada permukaan dalam pipa. Mortar diangkut oleh truck mixer lalu
dituangkan ke concrete pump, selanjutnya persiapan proses pemompaan
mortar. Setelah dituangi oleh mortar, concrete pump dapat digunakan untuk
memompa beton segar yang sudah dituangkan. Umumnya penggunaan
concrete pump digunakan untuk mengecor lokasi yang susah dijangkau dan
bervolume besar. Concrete pump terdiri dari selang yang terlipat-lipat. Pipa
concrete pump dapat dimodifikasi panjangnya sesuai kebutuhan.

Pertimbangan menggunakan concrete pump antara lain :

1. Volume beton yang akan dicor besar


2. Lokasi cor terlalu jauh atau tinggi.
3. Pelaksanaan pengecoran akan lebih cepat.

Aryo Bimantoro 21010113120115 | BAB 4 Pelaksanaan Konstruksi 70


PEMBANGUNAN OVERPASS WIDODAREN 2 STA 66+433
JALAN TOL SOLO KERTOSONO (SEKSI 2A)
RUAS MANTINGAN NGAWI

4. Kontinuitas pengecoran dapat dijaga untuk menghindari


keterlambatan.
5. Koordinasi saat pengecoran dan penumpahan beton lebih mudah.
Alat ini bekerja dengan sistem tekanan hidraulis, namun untuk
menaikan adukan beton digunakan tekanan udara yang ditimbulkan
kompresor. Untuk mencapai tempat-tempat yang jauh menggunakan pipa-
pipa yang dapat disambung. Gambar concrete pump diperlihatkan pada
Gambar 4.12.

Gambar 4.12 Concrete Pump


( Sumber : Foto saat Induksi ke Lapangan selama Kerja Praktek,2016)

9. Truck Mixer

Concrete Mixer Truck merupakan alat untuk mengangkut campuran adukan


beton dari tempat pembuatannya di batching plan menuju lokasi pengecoran

Aryo Bimantoro 21010113120115 | BAB 4 Pelaksanaan Konstruksi 71


PEMBANGUNAN OVERPASS WIDODAREN 2 STA 66+433
JALAN TOL SOLO KERTOSONO (SEKSI 2A)
RUAS MANTINGAN NGAWI

di proyek. Kelebihan dari pembuatan campuran adukan beton di batching


plan ialah campuran beton dapat dikontrol kualitasnya sesuai dengan mutu
beton yang diinginkan.

Concrete Mixer Truck memiliki silinder aduk yang terus berputar


selama pengangkutan ke lokasi proyek, supaya campuran adukan beton tidak
mengeras selama pengangkutan ke lokasi proyek. Selama perjalanan dari
tempat pembuatan adukan sampai ke proyek, perputaran molen tidak boleh
berhenti, hal ini dimaksudkan agar adukan beton merata.Kapasitas satu truck
mixer 7 m3.Contoh Concrete Mixer Truck dapat dilihat pada Gambar 4.13.

Gambar 4.13 Truck Mixer


( Sumber : Foto saat Induksi ke Lapangan selama Kerja Praktek,2016)

10. Generator Set

Generator Set merupakan satu set alat yang berfungsi menghasilkan daya
listrik. Generator set yang digunakan
memiliki daya 125 kVA digunakan
pengerjaan las, pemotongan tulangan
di lapangan, penerangan ketika di
malam hari dan sebagainya.

Aryo Bimantoro 21010113120115 | BAB 4 Pelaksanaan Konstruksi 72


PEMBANGUNAN OVERPASS WIDODAREN 2 STA 66+433
JALAN TOL SOLO KERTOSONO (SEKSI 2A)
RUAS MANTINGAN NGAWI

Gambar 4.14 Generator Set


( Sumber : Foto saat Induksi ke Lapangan selama Kerja Praktek,2016)

11. Bar Cutter

Bar cutter adalah alat yang digunakan untuk memotong tulangan yang
panjangnya telah direncanakan untuk penulangan. Cara kerja alat ini adalah
tulangan baja yang akan dipotong dimasukan kedalam celah yang didalamnya
terdapat gigi pemotong dari baja, kemudian handle ditekan kebawah sehingga
gigi pemotong mendesak dan memotong baja tersebut. Contoh Bar Cutter
dapat dilihat pada Gambar 4.15.

Gambar 4.15 Bar Cutter


( Sumber : Foto saat Induksi
ke Lapangan selama Kerja Praktek,2016)

12. Bar Bender

Aryo Bimantoro 21010113120115 | BAB 4 Pelaksanaan Konstruksi 73


PEMBANGUNAN OVERPASS WIDODAREN 2 STA 66+433
JALAN TOL SOLO KERTOSONO (SEKSI 2A)
RUAS MANTINGAN NGAWI

Bar bender adalah alat yang digunakan untuk membengkokan tulangan baja
yang telah direncanakan panjangnya dan akan dipakai sebagai tulangan pokok
maupun begel/sengkang. Baja tulangan yang akan dibengkokan diletakan
diantara pokok-pokok baja. Ujung baja yang berdekatan dengan baja pokok
dipegang dengan menggunakan pembengkok dan diputar sesuai sudut yang
diinginkan. Contoh Bar Bender dapat dilihat pada Gambar 4.16.

Gambar 4.16 Bar Bender


( Sumber : Foto Pada saat
induksi ke Lapangan selama Kerja praktek,2016 )

13. Bekisting

Bekisting digunakan sebagai cetakan beton, pada proyek ini digunakan


bekisting konvensional, dengan bagian-bagian sebagai berikut:
a. Besi hollow dan Plywood
Besi hollow digunakan sebagai perkuatan dan pengaku pada bekisitng.
Besi hollow berfungsi untuk mencegah lendutan plywood akibat
pembebanan selama pengecoran yang sempurna. Selain itu besi hollow
juga digunakan sebagai sabuk bekisting.
Plywood digunakan sebagai penahan beton, plywood dibuat dari kayu lapis
dengan permukaan yang dilapisi laminated plastic.

Besi Hollow

Plywood

Aryo Bimantoro 21010113120115 | BAB 4 Pelaksanaan Konstruksi 74


PEMBANGUNAN OVERPASS WIDODAREN 2 STA 66+433
JALAN TOL SOLO KERTOSONO (SEKSI 2A)
RUAS MANTINGAN NGAWI

Gambar 4.17 Besi Hollow dan Plywood


( Sumber : Foto saat Induksi ke Lapangan selama Kerja Praktek,2016)

b. Rangka scaffolding
Rangka scaffolding digunakan sebagai perkuatan samping bekisting.
Perkuatan ini untuk menjaga posisi bekisting agar tidak mengembang
ketika nanti beton segar dituang. Selain perkuatan dari dalam perkuatan
dari luar juga sangatlah penting. Scaffolding yang dibuat dari besi yang
dibentuk dan dibongkar sesuai dengan rencana atau kebutuhan proyek dan
berfungsi untuk menyangga bangunan kerja. Selain itu dapat digunakan
sebagai platform (akses/pijakan pekerja diatas ketinggian). Gambar contoh
scaffolding dapat dilihat pada Gambar 4.18 dan 4.19.

Scafolding

Gambar 4.18 Scaffolding Untuk Perkuatan Samping Bekisting


( Sumber : Foto saat Induksi ke Lapangan selama Kerja Praktek,2016)

Aryo Bimantoro 21010113120115 | BAB 4 Pelaksanaan Konstruksi 75


PEMBANGUNAN OVERPASS WIDODAREN 2 STA 66+433
JALAN TOL SOLO KERTOSONO (SEKSI 2A)
RUAS MANTINGAN NGAWI

Gambar 4.19 Scaffolding Untuk Penyangga Bangunan Kerja


( Sumber : Foto saat Induksi ke Lapangan selama Kerja Praktek,2016)

14. Pompa Air

Pada pekerjaan proyek sering terdapat air yang menggenang, baik dari saluran
air sekitar ataupun dari air hujan. Oleh karena itu, pompa air digunakan untuk
membuang air yang menggenang sehingga pekerjaan dapat terlaksana dengan
baik. Seperti pada proyek ini
setelah dilaksanakan
pekerjaan bored pile hujan
turun pada malam harinya
sehingga menggenang
disekitar borepile dan
digunakan pompa air untuk
membuang air yang menggenang sehingga dapat dilaksanakan pekerjaan
selanjutnya. Selain pada pekerjaan bored pile pompa air juga digunakan pada
pekerjaan RCBC dan RCP ketika pada proses penggalian tanah.
Permasalahan yang sering muncul adalah ketika proses penggalian terhenti
ketika hujan turun pada hari sebelumnya sehingga air yang menggenang perlu
untuk dikeluarkan.

Gambar 4.20 Pompa air


( Sumber : Foto saat Induksi ke Lapangan selama Kerja Praktek,2016)

15. Las Listrik

Aryo Bimantoro 21010113120115 | BAB 4 Pelaksanaan Konstruksi 76


PEMBANGUNAN OVERPASS WIDODAREN 2 STA 66+433
JALAN TOL SOLO KERTOSONO (SEKSI 2A)
RUAS MANTINGAN NGAWI

Las listrik digunakan untuk menyambung tulangan dan berbagai macam


benda yang terbuat dari besi yang memerlukan kekuatan daya ikat yang
tinggi, seperti penyambungan tulangan pada pondasi bored pile dan kolom.
Contoh gambar las listrik dapat dilihat pada Gambar 4.21.

Gambar 4.21 Las Listrik


( Sumber : Foto saat Induksi ke Lapangan selama Kerja Praktek,2016)

16. Steel Plate

Steel Plate digunakan sebagai alat kerja alat berat pada saat di lapangan
dengan tujuan agar tidak terjadi lendutan yang besar pada tanah dasar.Gambar
steel plate dapat dilihat pada Gambar 4.22.

Gambar 4.22 Steel Plate


( Sumber : Foto saat Induksi ke Lapangan selama Kerja Praktek,2016)

Aryo Bimantoro 21010113120115 | BAB 4 Pelaksanaan Konstruksi 77


PEMBANGUNAN OVERPASS WIDODAREN 2 STA 66+433
JALAN TOL SOLO KERTOSONO (SEKSI 2A)
RUAS MANTINGAN NGAWI

17. Tali Tambang

Tali tambang digunakan untuk mengukur secara manual kedalaman pondasi


bored pile yang sudah dilubangi dengan mesin bor (bored drilling machine).

Gambar 4.23 Tali Tambang


( Sumber : Foto saat Induksi ke Lapangan selama Kerja Praktek,2016)

18. Mal

Mal ini digunakan untuk memasang tulangan spiral pada pondasi bored pile
sehingga dapat menghasilkan tulangan spiral yang rapi dan sesuai dengan
diameter yang di desain. Contoh gambar mal dapat dilihat pada Gambar 4.24.

Gambar 4.24 Mal


( Sumber : Foto saat Induksi ke
Lapangan selama Kerja Praktek,2016)

4.1.2 Peralatan Pengukuran dan Pengujian

Peralatan pengukuran seperti theodolit,waterpass, bak ukur adalah alat yang


digunakan untuk keperluan penentuan elevasi patok dan koodinat patok yang ada
di lapangan untuk diplotkan di lapangan sesuai dengan desain yang ada.

Aryo Bimantoro 21010113120115 | BAB 4 Pelaksanaan Konstruksi 78


PEMBANGUNAN OVERPASS WIDODAREN 2 STA 66+433
JALAN TOL SOLO KERTOSONO (SEKSI 2A)
RUAS MANTINGAN NGAWI

Sedangkan peralatan pengujian adalah beberapa alat uji yang digunnakan untuk
keperluan pengendalian mutu bahan agar sesuai dengan spesifikasi yang ada.
Dalam sub bab ini akan dibahas peralatan pengukuran dan pengujian yang ada
dalam proyek pembangunan Overpass Widodaren 2 STA 66+433 pada Proyek
Pembangunan Jalan Tol Solo Kertosono Seksi 2A.

1. Peralatan Pengukuran

Peralatan pengukuran merupakan peralatan yang digunakan untuk proses


pengukuran koordinat dan elevasi titik lubang bor yang ada di lapangan
sesuai dengan desain yang ditentukan serta beruapa alat pengukuran manual
untuk keperluan pengukuran pada saat di lapangan. Peralatan pengukuran ini
antara lain :
a. Theodolit
Theodolie berfungsi sebagai alat pengukuran jarak, elevasi suatu titik
diproyek. Alat ini digunakan setiap sebelum dan setelah pekerjaan
dilakukan misalnya sebelum pengeboran, dilakukan pengukuran
menggunakan theodolie topocone untuk mengetahui titik-titik yang akan
dibor. Contoh gambar alat theodolit ini dapat dilihat pada Gambar 4.25.

Gambar 4.25 Theodolit Total Station


( Sumber : Foto saat Induksi ke Lapangan selama Kerja Praktek,2016)

b. Prisma dan Tiang Patok

Prisma merupakan alat pengukuran yang berpasangan dengan theodolit.


Prisma berfungsi untuk
penembakan terhadap suatu titik.
Tiang patok juga merupakan alat
yang berpasangan dengan

Aryo Bimantoro 21010113120115 | BAB 4 Pelaksanaan Konstruksi 79


PEMBANGUNAN OVERPASS WIDODAREN 2 STA 66+433
JALAN TOL SOLO KERTOSONO (SEKSI 2A)
RUAS MANTINGAN NGAWI

theodolit, tiang patok ini berfungsi untuk mengukur elevasi pada suatu
titik yang dilihat melalui theodolit.

Gambar 4.26 Prisma


( Sumber : Foto saat Induksi ke Lapangan selama Kerja Praktek,2016)

c. Meteran, Kalkulator, Alat Tulis, Cat dan Benang

Meteran sebagai alat bantu untuk mengukur jarak secara manual dan
pengukuran sederhana. Kalkulator yang telah diinstal program untuk
mengolah data hasil dari theodolit menjadi koordinat yang lebih mudah
untuk digunakan. Alat tulis ,dll untuk memberi mark / tanda hasil
pengukuran pada tempat-tempat yang diperlukan.

2. Peralatan Pengujian

Kegiatan pengujian ini dilakukan untuk memastikan bahwa mutu bahan yang
ada di lapangan sudah sesuai dengan spesifikasi yang sudah ditentukan. Hal
ini bertujuan untuk tercapainya salah satu tujuan proyek yaitu tepat mutu.
Peralatan pengujian yang ada dalam pembangunan Overpass Widodaren 2
STA 66 + 433 dalam Pembangunan Jalan Tol Solo Kertosono Seksi 2A
antara lain :

a. Alat Pengujian Slump Test

Uji Slump adalah suatu uji yang digunakan untuk menentukan konsistensi
dari campuran beton segar yang ada untuk menentukan tingkat
workability suatu pekerjaan beton. Uji ini dilakukan untuk menunjukan
apakah campuran beton kekurangan, kelebihan, atau sudah cukup air.
Dalam pengujian slump ini alat yang diperlukan adalah kerucut
abraham dengan tinggi 30 cm, diameter bawah 30 cm, dan diameter atas

Aryo Bimantoro 21010113120115 | BAB 4 Pelaksanaan Konstruksi 80


PEMBANGUNAN OVERPASS WIDODAREN 2 STA 66+433
JALAN TOL SOLO KERTOSONO (SEKSI 2A)
RUAS MANTINGAN NGAWI

10 cm, batang logam bulat dengan panjang 50 cm dan diameter 2 cm,


pelat logam rata dan kedap air sebagai alas, sendok adukan serta pita
untuk pengukuran. Gambar untuk alat slump test dapat dilihat pada
Gambar 4.27 sampai Gambar 4.29.

Gambar 4.27 Kerucut Abraham


dan Pelat Logam
( Sumber : Foto saat Induksi ke Lapangan selama Kerja Praktek,2016)

Gambar 4.28 Sendok Adukan Beton


( Sumber : Foto saat Induksi ke Lapangan selama Kerja Praktek,2016)

Aryo Bimantoro 21010113120115 | BAB 4 Pelaksanaan Konstruksi 81


PEMBANGUNAN OVERPASS WIDODAREN 2 STA 66+433
JALAN TOL SOLO KERTOSONO (SEKSI 2A)
RUAS MANTINGAN NGAWI

Gambar 4.29 Batang Logam


( Sumber : Foto saat Induksi ke Lapangan selama Kerja Praktek,2016)

b. Alat Pembuatan Uji Kuat


Tekan Beton

Uji kuat tekan beton adalah uji pada campuran beton untuk mengetahui
berapa kuat tekan beton apakah sudah sesuai dengan spesifikasi yang
ditentukan. Alat untuk pengujian ini antara lain adalah cetakan benda uji,
batang logam, serta sekop.

Gambar 4.30 Alat Pembuatan Benda Uji


( Sumber : Foto saat Induksi ke Lapangan selama Kerja Praktek,2016)

c. Alat Uji PDA (Pile Driving Analizer)

Pengujian PDA ini dilakukan untuk mengetahui daya dukung pondasi


tiang yang ada di lapangan. Dalam pengujian ini, pondasi tiang diberikan
tumbukan beban dari balok beton kemudian ada sensor yang dipasang
pada kepala tiang untuk kemudian dibaca hasil dari pengujian yang ada.
Alat yang digunakan dalam pengujian PDA ini antara lain beban berupa
balok beton dengan berat 12 ton serta monitor dan indikator PDA.
Gambar alat uji PDA dapat dilihat pada Gambar 4.31 dan 4.32.

Aryo Bimantoro 21010113120115 | BAB 4 Pelaksanaan Konstruksi 82


PEMBANGUNAN OVERPASS WIDODAREN 2 STA 66+433
JALAN TOL SOLO KERTOSONO (SEKSI 2A)
RUAS MANTINGAN NGAWI

Gambar 4.31 Beban PDA


( Sumber : Foto saat Induksi ke Lapangan selama Kerja Praktek,2016)

Gambar 4.32 Monitor Pada Pengujian PDA


( Sumber : Foto saat Induksi ke Lapangan selama Kerja Praktek,2016)

4.1.3 Bahan bahan Konstruksi

Bahan konstruksi merupakan hal yang penting dalam pembangunan suatu


bangunan konstruksi. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
penanganan dan penyiapan bahan konstruksi yaitu:
1. Pemilihan kualitas bahan bangunan yang baik.
2. Biaya diusahakan seminimal mungkin tanpa mengurangi kualitas
bahan.
3. Penyediaan material yang cukup sesuai dengan pekerjaan yang sedang
berlangsung.
4. Penyimpanan material yang baik sehingga aman dari hal-hal yang
dapat merusak material dan penyimpanan material harus tertata rapih.
Bahan konstruksi yang digunakan pada proyek ini adalah sebagai berikut :
1. Baja Tulangan
Menurut SNI 03-2847-2002, tulangan yang dapat digunakan pada elemen
beton bertulang di batasi hanya pada Baja Tulangan dan Kawat Baja saja.
Belum ada peraturan yang mengatur penggunaan tulangan lain, selain dari
baja tulangan atau kawat baja tersebut.
Baja Tulangan yang tersedia di pasaran ada 2 jenis, yaitu
a. Baja Tulangan Polos (BJTP)

Aryo Bimantoro 21010113120115 | BAB 4 Pelaksanaan Konstruksi 83


PEMBANGUNAN OVERPASS WIDODAREN 2 STA 66+433
JALAN TOL SOLO KERTOSONO (SEKSI 2A)
RUAS MANTINGAN NGAWI

Baja tulangan polos yaitu baja tulangan beton berpenampang bundar


dengan permukaan rata tidak bersirip. Biasa disingkat dengan BJTP.
b. Baja Tulangan Ulir atau Deform (BJTD)
Baja tulangan ulir adalah baja tulangan yang berbentuk khusus yang
permukaannya memiliki sirip melintang dan rusuk memajang untuk
meningkatkan daya lekat tulangan baja dengan beton. Biasa disingkat
dengan BJTS.
Pada proyek ini digunakan mutu baja tulangan BJTD-40/Fy = 390MPa,
dengan diameter yang digunakan D25,D16, dan D13. Contoh gambar untuk
baja tulangan dapat dilihat pada Gambar 4.33.

Gambar 4.33 Baja Tulangan Untuk Pondasi Bored Pile


( Sumber : Foto saat Induksi ke Lapangan selama Kerja Praktek,2016)

2. Beton Ready Mix

Beton segar (ready mix) adalah beton segar siap cor yang pembuatannya
dilakukan di luar lokasi proyek oleh pabrik pembuatannya.Beton ready mix
haruslah berasal dari perusahaan batching plan yang disetujui. Dalam proyek
pembangunan proyek ini beton ready mix dipesan dari PT. Solo Beton dengan
syarat nilai slump dan mutu yang telah ditentukan. Tujuan pemakaian beton
ready mix adalah untuk mendapatkan kemudahan di dalam pelaksanaan
proyek yaitu tidak lagi menyediakan peralatan untuk membuat beton dan
lokasi penampungan meterial dan pembuat beton.
Lokasi dari batching plan PT. Solo Beton yang digunakan pada proyek ini
berada STA 50+500 proyek dengan kapasitas 50m3/jam. Pemilihan batching
plan haruslah diusahakan sedekat mungkin dari lokasi proyek, karena
diharapkan waktu satu siklusnya tidak terlalu lama sehingga tidak

Aryo Bimantoro 21010113120115 | BAB 4 Pelaksanaan Konstruksi 84


PEMBANGUNAN OVERPASS WIDODAREN 2 STA 66+433
JALAN TOL SOLO KERTOSONO (SEKSI 2A)
RUAS MANTINGAN NGAWI

memerlukan terlalu banyak truk mixer. Jika terlalu banyak truk mixer yang
digunakan, proyek harus menyediakan lahan yang cukup untuk memarkir
truk-truk mixer tersebut.

Gambar 4.34 Batching Plan


PT. Solo Beton
( Sumber : Foto saat Induksi ke Lapangan selama Kerja Praktek,2016)

3. Oil Formwork dan Calbond

Oil formwork digunakan sebagai pelumas bekisting kolom agar proses


pelepasan saat beton sudah kering lebih mudah. Sedangkan calbond
merupakan cairan perekat antara beton lama dengan beton baru atau yang
sering disebut dengan lem beton. Sebelum proses pengecoran, terlebih dahulu
permukaan beton lama diberi calbond dengan cara disiram merata ke semua
permukaan beton. Contoh oil formwork dan calbond dapat dilihat pada
Gambar 4.35 dan 4.36.

Gambar 4.35 Oil Formwork


( Sumber : Foto saat Induksi ke Lapangan selama Kerja Praktek,2016)

Aryo Bimantoro 21010113120115 | BAB 4 Pelaksanaan Konstruksi 85


PEMBANGUNAN OVERPASS WIDODAREN 2 STA 66+433
JALAN TOL SOLO KERTOSONO (SEKSI 2A)
RUAS MANTINGAN NGAWI

Gambar 4.36 Calbond


( Sumber : Foto saat Induksi ke Lapangan selama Kerja Praktek,2016)

3. Kawat Bendrat

Kawat bendrat berfungsi sebagai pengikat antar tulangan utama dan sengkang
yang diikat dengan sistem silang. Contoh kawat bendrat dapat dilihat pada
Gambar 4.37.

Gambar 4.37 Kawat


Bendrat
( Sumber : Foto saat Induksi ke Lapangan selama Kerja Praktek,2016)

4. Beton Decking

Beton decking terbuat dari adukan semen dan pasir dengan perbandingan 1 : 2
yang dibentuk seperti tahu dengan ketebalan tertentu. Beton deking
digunakan untuk menjaga ketebalan selimut beton sesuai seperti yang telah
direncanakan. Contoh beton Decking dapat dilihat pada Gambar 4.38.

Gambar 4.38 Beton Decking

Aryo Bimantoro 21010113120115 | BAB 4 Pelaksanaan Konstruksi 86


PEMBANGUNAN OVERPASS WIDODAREN 2 STA 66+433
JALAN TOL SOLO KERTOSONO (SEKSI 2A)
RUAS MANTINGAN NGAWI

( Sumber : Foto saat Induksi ke Lapangan selama Kerja Praktek,2016)

5. Styrofoam

Styrofoam adalah salah satu bahan sejenis serat yang berfungsi sebagai bahan
penutup beton untuk proses perawatan beton (curing). Pemberian bahan ini
dimaksudkan untuk melindungi beton dari sinar matahari langsung untuk
mengurangi terjadinya proses penguapan yang berlebih pada beton yang akan
menyebabkan terjadinya retakan pada beton.. Penggunaan styrofoam
biasanya diugunakan pada cor lean concrete maupun rigid pavement. Contoh
styrofoam dapat dilihat pada Gambar 4.39.

Gambar 4.39 Styrofoam dalam Pekerjaan Rigid Pavement


( Sumber : Foto saat Induksi ke Lapangan selama Kerja Praktek,2016)

4.2 Pelaksanaan Pekerjaan


Pelaksanaan pekerjaan merupakan bagian dari lingkup manajemen konstruksi dan
aplikasi gambar-gambar perencanaan yang dibuat oleh perencana. Pelaksanaan
pekerjaan dilakukan dengan syarat-syarat yang sesuai dengan standar yang ada.
Pelaksanaan pekerjaan ini harus dilaksanakan dengan baik, karena kegagalan pada
pelaksanaan pekerjaan dapat besifat fatal, mutu dan kekuatan struktur dapat
berubah. Maka dari itu, pelaksanaan pekerjaan membutuhkan metode kerja yang
tepat dan koordinasi yang baik diantara pihak-pihak yang berkepntingan dalam
pelaksanaan kerja tersebut, sehingga pekerjaan dapat berjalan dengan baik, tepat
waktu dan sesuai dengan mutu yang sudah direncanakan.
Pekerjaan lapangan memerlukan pengawasan yang ketat dari engineer
dalam pelaksanaanya. Pengawasan ini dilakukan untuk menghindari kesalahan-
kesalahan yang mungkin dilakukan oleh tukang atau pekerja, sehingga kekuatan
dan mutu struktur dapat sesuai dengan yang telah direncanakan. Bila dalam suatu

Aryo Bimantoro 21010113120115 | BAB 4 Pelaksanaan Konstruksi 87


PEMBANGUNAN OVERPASS WIDODAREN 2 STA 66+433
JALAN TOL SOLO KERTOSONO (SEKSI 2A)
RUAS MANTINGAN NGAWI

pekerjaan terdapat ketidaksesuaian antara kondisi di lapangan dengan yang telah


direncanakan, akan segera dicari permasalahannya serta dicari solusi serta
tindakan koreksi oleh pengawas. Pengambilan keputusan terhadap permasalahan
yang ada dalam suatu proyek menuntut pengambilan keputusan yang cepat, tepat,
dan dapat dipertanggungjawabkan baik dari segi teknis maupun non teknis.
Pekerjaan lapangan yang ditinjau pada bab ini sesuai dengan pelaksanaan
pekerjaan yang dijalani di lapangan ketika melaksanakan kerja praktek pada
Pembangunan Overpass Widodaren 2 STA 66+433 dan pelaksanaan pekerjaan
RCBC pada Proyek Pembangunan Jalan Tol Solo - Kertosono Ruas Mantingan
Ngawi Seksi 2A.

4.2.1 Pekerjaan Struktur Bawah (Lower Structure)

Struktur bawah jembatan berfungsi memikul seluruh beban struktur atas dan
beban lain yang ditimbulkan oleh tekanan tanah,gesekan pada tumpuan, dan
sebagainya untuk kemudian disalurkan ke pondasi. Selanjutnya, beban - beban
tersebut disalurkan oleh pondasi ke tanah dasar. Struktur bawah jembatan meliputi
struktur pondasi, struktur pangkal jembatan (Abudment), pile cap , dan kolom
(Pier).Secara umum, tahapan pelakasanaan pekerjaan Overpass Widodaren 2 ini
adalah sebagai berikut :

Konsentrasi Pembahasan
Penulis
Gambar 4.40 Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Overpass
( Sumber : Dokumen Metode Pelaksanaan PT.Waskita Karya,2016 )

Aryo Bimantoro 21010113120115 | BAB 4 Pelaksanaan Konstruksi 88


PEMBANGUNAN OVERPASS WIDODAREN 2 STA 66+433
JALAN TOL SOLO KERTOSONO (SEKSI 2A)
RUAS MANTINGAN NGAWI

1. Pekerjaan
Pondasi Bored Pile

Sistem pondasi bored pile adalah pekerjaan pondasi dengan membuat


lubang pada lapisan tanah dengan mesin bor sampai dengan kedalaman
rencana.Pekerjaan bored pile diawali dengan pre-boring untuk pemasangan
casing yang berfungsi sebagai pengarah pengeboran dan sebagai proteksi
lubang terhadap kemungkinan longsor. Pada sistem pondasi ini gaya-gaya
dari upper structure dimbangi oleh gaya pikul tanah (20%) seluas penampang
dasar pondasi dan friksi dari dindingnya (80%) (Wantoro,2012). Bored pile
termasuk kategori pondasi dalam, yang termasuk sub kategori pondasi tiang
pancang cor ditempat.
Sistem kerja pondasi bored pile ini hampir sama dengan pondasi tiang
pancang, yaitu meneruskan beban struktur bangunan diatas untuk disalurkan
ke tanah dasar dibawahnya sampai kedalaman tanah yang dianggap kuat
(memiliki daya dukung yang cukup). Untuk itu diperlukan kegiatan sondir
sebelumnya, agar daya dukung tanah dibawah dapat diketahui pada
kedalaman berapa meter yang dianggap memadai untuk mendukung
konstruksi diatas yang akan dipikul.
Bored Pile merupakan alternatif lain apabila dalam pelaksanaan lokasinya
sangat sulit atau beresiko jika dibandingkan menggunakan tiang pancang.
Seperti, masalah mobilisasi peralatan, dampak yang ditimbulkan terhadap
lingkungan sekitar (getaran dan kebisingan),letak lapisan tanah keras di
lapangan dekat dengan permukaan tanah, dan kondisi lain yang
mempengaruhi kegiatan pekejaan tersebut. Adapun spesifikasi umum dalam
pelaksanaan pekerjaan pondasi bored pile yaitu :
a. Spesifikas
i Pekerjaan
Dalam pelaksanaan pekerjaan pondasi ini ada beberapa spesifikasi yang
dijadikan sebagai acuan dalam melakukan tahapan pekerjaan bored pile
antara lain :
- Tulangan Bored Pile
Tulangan pokok : 14D25 (BJTD = 40)
Tulangan geser (spiral) : D13-100,200,300 (BJTD = 40)
Diameter tulangan : 66 cm
Selimut beton : 7 cm

Aryo Bimantoro 21010113120115 | BAB 4 Pelaksanaan Konstruksi 89


PEMBANGUNAN OVERPASS WIDODAREN 2 STA 66+433
JALAN TOL SOLO KERTOSONO (SEKSI 2A)
RUAS MANTINGAN NGAWI

Panjang tulanganper segmen : 12 m


Beton Decking dipasang tiap 2,5 m agar tulangan tidak langsung
bersentuhan dengan tanah pada saat dimasukkan dalam lubang bored
pile.
- Beton Bored Pile
Beton yang digunakan untuk bored pile sedalam 24 m diproduksi
oleh
PT. Solo Beton, dengan :
Mutu Beton : K-350 (fc=30 MPa)
Slump : 18 2
Kebutuhan Teoritis : 12,05 m3
Kebutuhan Aktual : 14 m3
Beton segar dibawa oleh mixer 1 sebanyak 6 m3, mixer 2 sebanyak 4
m3, dan mixer 3 sebanyak 4 m3 sehingga total sebanyak 14 m3.

b. Urutan Pekerjaan Bored Pile


pada Overpass Widodaren 2
Pemetaan
Pemetaan oleh
oleh surveyor
surveyor untuk
untuk mendapatkan
mendapatkan titik
titik yang
yang akan
akan di
di bor
bor
Pelaksanaan pekerjaan pondasi bored pile memiliki urutan langkah
langkah pekerjaan
Excavator meliputi
Excavator menyiapkan
pekerjaan
menyiapkan pelat-pelat
pelat-pelat baja
baja sebagai
pemetaan,
sebagai alas
alas alat
pekerjaan
alat berat
berat lainnya
lainnya
persiapan,
pekerjaan pengeboran, instalasi tulangan bored pile, pemasangan pipa
tremiPengeboran
dan concrete
Pengeboran oleh bucket,
oleh mesin
mesin bor pekerjaan
bor sampai
sampai pengecoran
kedalaman
kedalaman 66 m beton, serta tahap
m (pre-boring)
(pre-boring)
finishing yang apabila digambarkan dalam bentuk diagram alir dapat
Pasang
Pasang casing
casing
dilihat pada Gambar 4.38.
Pengeboran
Pengeboran dilanjutkan
dilanjutkan
START

Jika
Jika ditemui
ditemui
tanah
tanah
lumpur
lumpur +air
+air
Ganti
Ganti auger
auger dengan
dengan buckhet
buckhet

Pengeboran
Pengeboran dilanjutkan
dilanjutkan sampai
sampai kedalaman
kedalaman 24
24 m
m

Pemasangan
Pemasangan tulangan
tulangan bored
bored pile
pile

Pemasangan
Pemasangan pipa
pipa tremi
tremi dan
dan corong
corong dengan
dengan crane
crane

Ya
Pengecoran
Pengecoran lubang
lubang bored
bored pile
pile

Aryo Bimantoro Pengangkatan


Pengangkatan tremi+casing
21010113120115 tremi+casing
| BAB 4 Pelaksanaan Konstruksi 90

FINISH
FINISH
PEMBANGUNAN OVERPASS WIDODAREN 2 STA 66+433
JALAN TOL SOLO KERTOSONO (SEKSI 2A)
RUAS MANTINGAN NGAWI

Tidak

Tidak

Gambar 4.41 Diagram Alir Pekerjaan Pondasi Bored Pile Overpass Widodaren 2
Tahapan pengerjaan pondasi bored pile apabila dijelaskan lebih rinci
adalah sebagai berikut :
- Pekejaan pemetaan
Pemetaan merupakan pekerjaan penentuan titik yang akan di bor
yang dilakukan oleh surveyor menggunakan alat theodolit total
station. Kegiatan pemetaan ini akan memperoleh suatu patokan yang
tepat antara koordinat pada gambar kerja dengan kondisi lapangan.
Biasanya, setelah selesai pemetaan, surveyor akan menandai titik
yang akan di bor dengan bendera kecil yang sudah ditulisi nama titik
tersebut (misal P1-4).
Tahapan dalam pengukuran menggunakan theodolit antara lain
menentukan titik Bench Mark terlebih dahulu. Tahapan setelah
menentukan titik BM selesai barulah dilakukan pengukuran dengan
menggunakan theodolite untuk memplotkan koordinat lubang
pondasi ke lapangan.
Cara untuk melakukan prngukuran lokasi bored pile adalah
dengan mengetahui koordinat tempat alat berdiri. Tempat alat berdiri
bisa dari titik ikat atau tempat lain yang dekat dengan lokasi
pekerjaan.

Aryo Bimantoro 21010113120115 | BAB 4 Pelaksanaan Konstruksi 91


PEMBANGUNAN OVERPASS WIDODAREN 2 STA 66+433
JALAN TOL SOLO KERTOSONO (SEKSI 2A)
RUAS MANTINGAN NGAWI

Cara untuk mengetahui koordinat tempat berdiri alat adalah


dengan meletakan prisma di atas titik ikat yang sudah diketahui
koordinatnya, input koordinat titik ikat tersebut ke alat total station.
Setelah itu, tembak alat ke prisma dan akan diketahui jarak serta
koordinatnya.
Setiap akan dilakukan pengukuran baru meskipun menggunakan
titik acuan yang sama, harus dilakukan pengecekan terlebih dahulu
apakah alat sudah berada di atas koordinat yang digunakan.Adapun
pelaksanaan atau tahapan penentuan titik bored pile antara lain :
Memasukan koodinat tempat alat berdiri.
Memasukan koordinat bored pile yang akan ditembak.
Pasang prisma di atas patok dan masukan ketinggian patok yang
digunakan.
Setelah muncul hasil jarak pada total station, putar alat secara
perlahan hingga jarak azimuth pada alat menjadi 00 005.
Letakkan patok prisma sejajar dengan alat dan pada jarak
perkiraan awal. Pastikan nivo pada prisma tepat berada di tengah
sehingga dari ujung patok hingga prisma berdiri tegak.
Setelah titik pusat prisma tepat sejajar dengan titik pusat alat, alat
akan menembak prisma secara otomatis dan keluar selisih jarak
dari lokasi prisma terhadap lokasi yang diinginkan.
Komunikasikan dengan pemegang patok untuk menggeser patok
sesuai dengan jarak yang muncul pada alat.
Lakukan penembakan dengan total station lagi hingga jarak pada
layar menjadi 0 0.005 m.
Beri tanda pada lokasi yang telah diketahui dengan menggunakan
patok atau bendera.

Aryo Bimantoro 21010113120115 | BAB 4 Pelaksanaan Konstruksi 92


PEMBANGUNAN OVERPASS WIDODAREN 2 STA 66+433
JALAN TOL SOLO KERTOSONO (SEKSI 2A)
RUAS MANTINGAN NGAWI

Gambar 4.42 Pekerjaan Pemetaan oleh Surveyor


( Sumber : Foto saat Induksi ke Lapangan selama Kerja Praktek,2016)

- Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan persiapan dilakukan sebelum proses pengeboran dilakukan
dengan menggunakan excavator. Pada pekerjaan ini dipasang pelat-
pelat baja agar tanah dasar yang ada disekitar pengeboran tidak
mengalami lendutan yang besar ketika alat-alat berat, seperti mesin
bor dan crawler crane berada di atasnya. Jika sampai mengalami
lendutan, biaya untuk mengangkat alat-alat itu lebih besar dibanding
biaya yang diperlukan untuk mengadakan pelat-pelat tersebut.
Contoh pekerjaan persiapan dapat dilihat pada Gambar 4.43.

Gambar 4.43 Pekerjaan Persiapan dengan Excavator


( Sumber : Foto saat Induksi ke Lapangan selama Kerja Praktek,2016)

- Pekerjaan Pengeboran
Pekerjaan ini merupakan proses awal dimulainya pengerjaan pondasi
bored pile. Pada proyek ini pondasi bored pile direncanakan
berdiameter 80 cm. Pertama, mesin bor mulai mengebor dengan
auger berdiameter > 80 cm pada titik yang sudah ditandai oleh
surveyor. Setelah mencapai kedalaman kurang lebih 6 m, maka perlu
dipasang casing, yaitu pipa yang mempunyai ukuran diameter dalam
sebesar diameter rencana dari pondasi.Casing ini digunakan sebagai
penahan agar tanah sekitar tidak longsor dan pengarah agar lubang

Aryo Bimantoro 21010113120115 | BAB 4 Pelaksanaan Konstruksi 93


PEMBANGUNAN OVERPASS WIDODAREN 2 STA 66+433
JALAN TOL SOLO KERTOSONO (SEKSI 2A)
RUAS MANTINGAN NGAWI

pondasi tidak miring secara vertikal. Pemasangan casing dapat


dilakukan sendiri oleh mesin bor tersebut. Setelah casing terpasang,
maka pengeboran dapat dilanjutkan kembali sampai kedalaman yang
direncanakan.
Pengeboran sering ditemui tanah berlumpur dan banyak
kandungan air,oleh karen itu mata bor (auger) perlu diganti dengan
bucket agar lumpur tersebut dapat diambil. Terakhir, setelah sekiranya
pengeboran telah mencapai kedalaman yang ditentukan maka
diperlukan pengukuran secara manual dengan menggunakan
meteran/batu duga untuk memastikan apakah kedalaman lubang telah
mencapai kedalaman rencana. Apabila lubang bor telah siap, maka
pekerjaan selanjutnya adalah pemasangan tulangan bored
pile.Contoh pekerjaan pemasangan casing dapat dilihat pada Gambar
4.44 dan pekerjaan
pengeboran pada
Gambar 4.45.

Gambar 4.44 Pemasangan


Casing Menggunakan Crawler Crane
( Sumber : Foto saat Induksi ke
Lapangan selama Kerja Praktek,2016)

Aryo Bimantoro 21010113120115 | BAB 4 Pelaksanaan Konstruksi 94


PEMBANGUNAN OVERPASS WIDODAREN 2 STA 66+433
JALAN TOL SOLO KERTOSONO (SEKSI 2A)
RUAS MANTINGAN NGAWI

Gambar 4.45 Pekerjaan Pengeboran Pondasi Bored Pile


( Sumber : Foto saat Induksi ke Lapangan selama Kerja Praktek,2016)

- Pekerjaan Pemasangan Tulangan Bored Pile


Pekerjaan pemasangan tulangan bored pile dilakukan menggunakan
crawler crane. Untuk kedalaman bored pile sedalam 24 m ini
dibutuhkan 2 segmen tulangan bored pile dengan panjang masing-
masing 12 m. Jika tulangan sudah selesai disiapkan, maka tulangan
siap dimasukkan dengan menggunakan crawler crane. Pertama,
tulangan yang satu diikat dan dikaitkan di bagian pengait crawler
crane. Setelah dikaitkan maka crane akan mengangkat tulangan
tersebut dan memasukkannya kedalam lubang. Untuk memasukkan
tulangan ini harus dibantu oleh pekerja agar mengarahkan tulangan
masuk ke lubang bor. Setelah tulangan pertama masuk sepenuhnya ke
dalam lubang, maka tulangan tersebut harus ditahan dari atas dengan
tongkat besi agar tidak masuk kedalam dasar lubang. Selanjutnya,
crane mengangkat tulangan kedua dan mengarahkannya diatas
tulangan pertama. Perkerjaan berikutnya yaitu penyambungan
tulangan bored pile. Penyambungan tulangan dilakuakn oleh para
pekerja menggunakan las listrik dengan panjang sambungan sebesar
40D atau sepanjang 100 cm. Setelah pekerjaan las selesai, maka
tongkat besi penahan tadi dicabut dan tulangan yang sudah
disambung diturunkan sampai dasar lubang oleh crane.Contoh
pekerjaan pemasangan tulangan bored pile dapat dilihat pada Gambar
4.46.

Aryo Bimantoro 21010113120115 | BAB 4 Pelaksanaan Konstruksi 95


PEMBANGUNAN OVERPASS WIDODAREN 2 STA 66+433
JALAN TOL SOLO KERTOSONO (SEKSI 2A)
RUAS MANTINGAN NGAWI

Gambar 4.46 Pekerjaan Pemasangan Tulangan Pondasi Bored Pile


(Sumber : Foto saat Induksi ke Lapangan selama Kerja Praktek,2016)

- Pekerjaan Pemasangan Pipa Tremi dan Corong


Pekerjaan selanjutnya setelah tulangan terpasang, yaitu pemasangan
pipa tremi dan corong. Pemasangan pipa tremi ini sangat penting,
terlebih lagi apabila di dalam lubang terdapat adanya air yang
bercampur lumpur. Karena dengan adanya pipa tersebut, beton yang
di cor dapat masuk kedalam hingga dasar lubang langsung tanpa
mengalami pencampuran dengan air atau lumpur. Karena berat jenis
beton lebih besar dari berat jenis lumpur maka beton semakin lama
semakin kuat untuk mendesak lumpur naik ke atas lubang sehingga
lumpur tersebut mulai digantikan dengan beton segar tadi.
Pipa tremi yang digunakan tersebut memiliki variasi panjang (4-6 m).
Total pada kedalaman 24 m ini diperlukan pipa tremi sebanyak 5
buah. Satu per satu pipa diangkat dengan crane kemudian tiap
sambungan pipa diputar dan dikencangkan oleh para pekerja. Jika
semua pipa tadi sudah masuk kedalam lubang, maka langkah terakhir
adalah memasang corong untuk memudahkan masuknya beton
kedalam lubang bored pile. Contoh pemasangan pipa tremi dapat
dilihat pada Gambar 4.47 sedangan pemasangan corong pada Gambar
4.48.

Aryo Bimantoro 21010113120115 | BAB 4 Pelaksanaan Konstruksi 96


PEMBANGUNAN OVERPASS WIDODAREN 2 STA 66+433
JALAN TOL SOLO KERTOSONO (SEKSI 2A)
RUAS MANTINGAN NGAWI

Gambar 4.47 Pekerjaan Pemasangan Pipa Tremi Oleh Pekerja


( Sumber : Foto saat Induksi ke Lapangan selama Kerja Praktek,2016)

Gambar 4.48 Pekerjaan Pemasangan Corong


( Sumber : Foto saat Induksi ke Lapangan selama Kerja Praktek,2016)

- Pekerjaan Pengecoran Beton


Pekerjaan selanjutnya setelah pemasangan pipa tremi dari pondasi
bored pile yaitu pengecoran beton. Pada kedalaman 24 m ini
dibutuhkan volume beton aktual sebanyak 14 m3. Beton segar
tersebut dibawa oleh mixer 1 sebanyak 6 m3, mixer 2 sebanyak 4 m 3,
dan mixer 3 sebanyak 4 m3, sehingga total sebanyak 14 m3. Untuk
pengecoran tersebut ketiga mixer harus sudah siap ditempat
pengeboran. Karena penuangan beton harus dilakukan secara
kontinyu. Setelah pipa tremi dan corong terpasang, maka mixer 1
sudah bisa menuangkan langsung ke corong pipa. Selama penuangan

Aryo Bimantoro 21010113120115 | BAB 4 Pelaksanaan Konstruksi 97


PEMBANGUNAN OVERPASS WIDODAREN 2 STA 66+433
JALAN TOL SOLO KERTOSONO (SEKSI 2A)
RUAS MANTINGAN NGAWI

beton, pipa tremi digerakkan naik turun dengan crane sebagai upaya
pemadatan beton. Setelah mixer 1 selesai, maka pipa harus dicabut
dan dipotong.Pipa dipotong 2-3 buah hingga bagian pipa yang
tercelup beton minimal 2 m. Oleh karena itu, setelah mixer 1 selesai
dilakukan pengukuran menggunakan meteran oleh pekerja agar dapat
mengetahui berapa banyak pipa yang harus dipotong. Setelah pipa
dipotong, mixer 2 dan mixer 3 bisa menuangkan beton ke corong
sampai penuh. Dan terakhir, mengangkat pipa tremi keluar dari
lubang bored pile. Contoh pengecoran bored pile dapat dilihat pada
Gambar 4.49.

Gambar 4.49 Pekerjaan


Pengecoran Lubang Bored Pile
( Sumber : Foto saat Induksi ke Lapangan selama Kerja Praktek,2016)

- Pekerjaan Finishing
Pekerjaan terakhir dari pondasi bored pile yaitu pekerjaan finishing.
Pekerjaan ini meliputi pencabutan casing yang dipasang pada lubang
pondasi. Setelah lubang bored pile di cor dengan beton, casing yang
sudah tertanam dalam lubang langsung dicabut . Jika casing sudah
dicabut, lubang kembali di cor secukupnya dengan mixer 3 agar
lubang bored pile benar-benar terisi penuh dan sampai beton meluap
keatas. Contoh pekerjaan pengangkatan casing dapat dilihat pada
Gambar 4.50.

Aryo Bimantoro 21010113120115 | BAB 4 Pelaksanaan Konstruksi 98


PEMBANGUNAN OVERPASS WIDODAREN 2 STA 66+433
JALAN TOL SOLO KERTOSONO (SEKSI 2A)
RUAS MANTINGAN NGAWI

Gambar 4.50 Pekerjaan


Pengangkatan Casing
( Sumber : Foto saat Induksi ke Lapangan selama Kerja Praktek,2016)

2. Pekerjaan Footing atau Pile Cap

Footing adalah bagian struktur bawah yang berhubungan langsung dengan


pondasi. Tujuan dari pembuatan footing adalah untuk meratakan beban yang
semula dari kolom berupa beban poin atau beban terpusat menjadi beban
merata. Adapun spesifikasi umum untuk footing antara lain :
a. Spesifikas
i Pekerjaan
Dalam pelaksanaan pekerjaan footing ada beberapa spesifikasi yang
dijadikan sebagai acuan dalam melakukan tahapan pekerjaan antara lain :
- Tulangan Footing
Tulangan pokok : D16-200 (BJTD = 40)
Tulangan bagi : D13-300 (BJTD = 40)
Selimut beton : bawah =15 cm ; 10 cm
- Beton Bored Pile
Beton yang digunakan untuk footing atau pile cap ini diproduksi oleh
PT. Solo Beton dengan spesifikasi :
Mutu Beton : K-350 (fc=30 MPa)
Slump : 10 2
Kebutuhan Teoritis : 14 m3
Kebutuhan Aktual : 14,5 m3
Beton segar dibawa oleh mixer 1 sebanyak 6 m3, mixer 2 sebanyak 4
m3, dan mixer 3 sebanyak 4,5 m3 sehingga total sebanyak 14,5 m3.

b. Urutan Pekerjaan Footing


pada Overpass Widodaren 2

Aryo Bimantoro 21010113120115 | BAB 4 Pelaksanaan Konstruksi 99


PEMBANGUNAN OVERPASS WIDODAREN 2 STA 66+433
JALAN TOL SOLO KERTOSONO (SEKSI 2A)
RUAS MANTINGAN NGAWI

Pelaksanaan pekerjaan footing diawali dengan pekerjaan pembuatan


lantai kerja terlebih dahulu untuk memudahkan pekerja dalam proses
instalasi tulangan. Setelah pekerjaan lantai kerja selesai kemudian
dilanjutkan dengan pekerjaan penulangan footing, setelah itu pekerjaan
bekisting, dan terakhir pekerjaan pengecoran. Adapun alur pekerjaan
footing pada Overpass Widodaren 2 antara lain :

Pekerjaan lantai Pekerjaan Pekerjaan


START
START Kerja (Lean penulangan Bekisting
Concrete) footing footing

Pekerjaan Pembersihan
FINISH Pengecoran footing area footing yang
FINISH
atau Pile cap akan dicor

Gambar 4.51 Alur Pekerjaan Footing atau Pile Cap

- Pekerjaan Lantai Kerja / Lean Concrete


Pembuatan lantai kerja ini dilakukan di atas puncak pondasi bored
pile yang telah selesai dibuat. Beton yang digunakan untuk lantai
kerja adalah beton mutu 125 kg/cm2 (fc = 10 MPa) dan dengan
ketebalan 10 cm. Untuk luas LC dibuat 10 cm di tiap sisi melebihi
luasan pile cap sehingga dapat mempermudah pemasangan
bekisting.Pada pembuatan lantai kerja ini diperlukan balok kayu yang
diletakan disekeliling area LC yang dibatasi patok kayu sehingga
tidak bergeser. Setelah itu adonan beton dituang dan diratakan
minimal oleh para pekerja. Contoh lantai kerja dapat dilihat pada
Gambar 4.52.

Aryo Bimantoro 21010113120115 | BAB 4 Pelaksanaan Konstruksi 100


PEMBANGUNAN OVERPASS WIDODAREN 2 STA 66+433
JALAN TOL SOLO KERTOSONO (SEKSI 2A)
RUAS MANTINGAN NGAWI

Gambar 4.52 Lantai Kerja


Overpass Widodaren 2
( Sumber : Foto saat Induksi ke Lapangan selama Kerja Praktek,2016)

- Pekerjaan Penulangan Footing atau Pile Cap


Penulangan footing dilakukan langsung di lapangan, akan tetapi
tulangan yang akan dipasang di lapangan adalah tulangan yang siap
pasang. Pembengkokkan tulangan dilakukan di kantor lapangan
proyek. Adapun tahapan penulangan footing adalah sebagai berikut :
1. Sebelum melakukan penulangan untuk footing dilakukan
pembengkokkan tulangan bored pile agar nanti tidak mengganggu
pekerjaan tulangan footing dan sebagai tulangan pengikat antara
footing dan bored pile.
2. Memasang beton Decking pada alas footing untuk menempatkan
tulangan utama footing.
3. Pemasngan tulangan dimulai dengan tulangan paling bawah, dan
dilanjutkan dengan tulangan samping dan atas.
4. Tulangan-tulangan tersebut diikat satu sama lain menggunakan
kawat bendrat.
Contoh pekerjaan pemasangan penulangan footing dapat dilihat pada
Gambar 4.53.

Aryo Bimantoro 21010113120115 | BAB 4 Pelaksanaan Konstruksi 101


PEMBANGUNAN OVERPASS WIDODAREN 2 STA 66+433
JALAN TOL SOLO KERTOSONO (SEKSI 2A)
RUAS MANTINGAN NGAWI

Gambar 4.53 Penulangan Footing Overpass Widodaren 2


(Sumber : Foto saat Induksi ke Lapangan selama Kerja Praktek,2016)

- Pekerjaan Bekisting Footing


Bekisting footing merupakan tempat cetakan elemen elemen yang
akan di cor untuk membentuk struktur Overpass. Bekisting ini
dipasang pada masing masing sisi tulangan dengan jarak tertentu
sesuai dengan tebal selimut beton. Sebelum proses pemasangan,
bekisting terlebih dahulu dirakit. Adapun tahapan perakitan bekisting
antara lain pertama dengan merakit besi hollow sebagai perkuatan
dati multiplex. Kedua, memasang besi hollow yang telah dirakit
dengan dibaut ke multiplex. Ketiga, setelah terbentuk bekisting
dibersihkan dan siap untuk digunakan.Contoh pekerjaan bekisting
dapat dilihat pada Gambar 4.54.

Gambar 4.54 Pekerjaan


Bekisting Footing
( Sumber : Foto saat Induksi ke Lapangan selama Kerja Praktek,2016)

- Pekerjaan Pengecoran Footing


Sebelum dimulai pengecoran perlu dilakukan pembersihan area
footing supaya tidak ada sampah maupun lumpur yang mengendap di
dasar footing. Sampah-sampah tersebut disebabkan pekerjaan
tulangan dan bekisting yang dilakukan di lokasi. Ketika proses

Aryo Bimantoro 21010113120115 | BAB 4 Pelaksanaan Konstruksi 102


PEMBANGUNAN OVERPASS WIDODAREN 2 STA 66+433
JALAN TOL SOLO KERTOSONO (SEKSI 2A)
RUAS MANTINGAN NGAWI

pengecoran harus dilakukan penggetaran secara terus menerus


menggunakan concrete vibrator yang fungsinya supaya gelembung-
gelembung yang berada di dalam beton dapat keluar. Dalam
pelaksanaan pengecoran footing pada Overpass Widodaren 2 ini tidak
diperlukan bantuan Concrete Pump karena luasan yang footing yang
tidak terlalu besar sehingga tidak memerlukan tenaga pendorong
untuk menyebarkan beton ke seluruh area footing.Contoh pekerjaan
pengecoran footing dapat dilihat pada Gambar 4.55.

Gambar 4.55 Pekerjaan Pengecoran Footing


( Sumber : Foto saat Induksi ke Lapangan selama Kerja Praktek,2016)

3. Pekerjaan
Kolom (Pier)

Kolom adalah struktur bagian bawah dari struktur Overpass (diluar pondasi
bored pile). Overpass Widodaren 2 STA 66+433 pada Proyek Pembangunan
Jalan Tol Solo Kertosono Seksi 2A memiliki desain kolom berbentuk
silinder berdiameter 80 cm yang ditopang oleh satu grup pondasi bored pile
yang juga berdiameter 80cm. Adapun spesifikasi umum dari kolom yang
menjadi acuan dalam pekerjaan di lapangan antara lain :

Aryo Bimantoro 21010113120115 | BAB 4 Pelaksanaan Konstruksi 103


PEMBANGUNAN OVERPASS WIDODAREN 2 STA 66+433
JALAN TOL SOLO KERTOSONO (SEKSI 2A)
RUAS MANTINGAN NGAWI

a. Spesifikas
i Pekerjaan

Dalam pelaksanaan pekerjaan kolom ada beberapa spesifikasi yang


dijadikan sebagai acuan dalam melakukan tahapan pekerjaan antara lain :

- Tulangan Kolom
Tulangan pokok : 16D32 (Mutu baja BJTD=40)
Tulangan geser : D16-100 (Mutu baja BJTD=40)
Diameter tulangan : 66 cm
Selimut beton : 7 cm
Panjang tulangan kolom :8m
Beton Decking dipasang tiap 2,5 m agar tulangan tidak geser dan tetap
pada porosnya saat ditutup dengan bekisting.
- Beton Kolom
Beton yang digunakan untuk kolom setinggi 8 m diproduksi oleh PT.
Solo Beton dengan spesifikasi :
Mutu Beton : K-350 (fc=290 kg/cm2)
Slump : 10 2
Kebutuhan Teoritis : 6,280 m3

Kebutuhan Actual : 6,5 m3

b. Urutan
Pekerjaan Kolom pada Overpass

Pekerjaan kolom pada Overpass Widodaren 2 memiliki alur pekerjaan


yang dapat dilihat pada Gambar 4.56.
- Pekerjaan Pembesian
Pekerjaan pembesian pada kolom dilakukan bebarengan pada saat
proses pembesian pada footing. Tulangan utama pada kolom
digunakan tulangan ulir dengan D32 dan tulangan sengkang pada
kolom digunakan tulangan ulir dengan D16 yang dibuat spiral.Setelah
proses pemasangan tulangan utama selesai, barulah dipasang tulangan
sengkang pada kolom.Setelah kedua proses ini selesai, pekerjaan
selanjutnya baru melakukan pengecoran pada footing terlebih dahulu
kemudian baru dilanjutkan untuk pekerjaan kolom Overpass.Contoh
pekerjaan pembesian dapat dilihat pada Gambar 4.57.

Aryo Bimantoro 21010113120115 | BAB 4 Pelaksanaan Konstruksi 104


PEMBANGUNAN OVERPASS WIDODAREN 2 STA 66+433
JALAN TOL SOLO KERTOSONO (SEKSI 2A)
RUAS MANTINGAN NGAWI

Gambar 4.57 Pekerjaan


Pembesian Kolom
( Sumber : Foto saat Induksi ke
Lapangan selama Kerja Praktek,2016)

START

Pekerjaan Pembesian

Tidak

Sesuai dengan Shop


Drawing
Ya
Ya

Pemasangan scaffolding & bekisting

Pengecoran

Melepas Bekisting

FINISH

Gambar 4.56 Diagram Alir Pekerjaan Kolom atau Pier

Aryo Bimantoro 21010113120115 | BAB 4 Pelaksanaan Konstruksi 105


PEMBANGUNAN OVERPASS WIDODAREN 2 STA 66+433
JALAN TOL SOLO KERTOSONO (SEKSI 2A)
RUAS MANTINGAN NGAWI

- Pekerjaan Bekisting Kolom


Pekerjaan bekisting kolom dimulai dengan melumuri cetakan dengan
menggunakan Oil Form agar pada saat proses melepas bekisting tidak
mengalami kesulitan.Setelah itu mulai dengan pemasangan bekisting
kolom dengan menggunakan bantuan alat berat crawler crane.Setelah
bekisting terpasang pasang perkuatan samping bekisting dengan
menggunakan scaffolding.Contoh pekerjaan bekisiting kolom dapat
dilihat pada Gambar 4.58.

Gambar 4.58 Pekerjaan Bekisting Kolom


( Sumber : Foto saat Induksi ke Lapangan selama Kerja Praktek,2016)

- Pekerjaan Pengecoran Kolom


Sebelum melakukan pengecoran, terlebih dahulu dasar kolom diberi
calbond / perekat dengan cara disiram.Setelah proses penyiraman
selesai, dilanjutkan dengan mempersiapkan concrete vibrator dan
memasukannya ke dalam dasar kolom. Ketiga, mempersiapkan
concrete pump dan juga mortar yang digunakan sebagai pelumas pipa.
Keempat, mendatangkan beton segar yang dipesan dari PT. Solo
Beton dan menuangkan beton segar ke concrete pump setelah dilumasi
dengan mortar dan memompa beton tersebut ke kolom yang akan
dicor. Padatkan beton dengan menggunakan concrete vibrator.
Pekerjaan pengecoran selesai. Contoh pekerjaan pengecoran dapat
dilihat pada Gambar 4.59.

Aryo Bimantoro 21010113120115 | BAB 4 Pelaksanaan Konstruksi 106


PEMBANGUNAN OVERPASS WIDODAREN 2 STA 66+433
JALAN TOL SOLO KERTOSONO (SEKSI 2A)
RUAS MANTINGAN NGAWI

Gambar 4.59 Pekerjaan Pengecoran Kolom


(Sumber : Foto saat Induksi ke Lapangan selama Kerja Praktek,2016)

- Pekerjaan Finishing
Setelah proses pengecoran beton kolom, pekerjaan selanjutnya
adalah pelepasan bekisting kolom yang dilakukan setelah 1 hari
pengecoran yang dilakukan dengan bantuan crane.Setelah
pelepasan bekisting kolom selesai dilanjutkan dengan pekerjaan
curing beton dengan melapisi kolom menggunakan plastik agar
tidak terjadi kerusakan pada beton akibat penguapan berlebih.
Gambar curing beton dapat dilihat pada Gambar 4.60.

Gambar 4.60 Pekerjaan


Perawatan Kolom Overpass
(Sumber : Foto saat Induksi ke Lapangan selama Kerja Praktek,2016)

4.2.2 Pekerjaan Drainase Jalan Tol

Untuk menjaga konstruksi jalan dari genangan air terutama pada musim hujan,
maka sistem drainase yang baik akan sangat mendukung keutuhan dan
kesinambungan konstruksi jalan. Pekerjaan Drainase mencakup pekerjaan galian

Aryo Bimantoro 21010113120115 | BAB 4 Pelaksanaan Konstruksi 107


PEMBANGUNAN OVERPASS WIDODAREN 2 STA 66+433
JALAN TOL SOLO KERTOSONO (SEKSI 2A)
RUAS MANTINGAN NGAWI

tanah, dudukan /lantai kerja, pemasangan RCBC, RCP (gorong-gorong bertulang),


U-Ditch, dan fasilitas drainase lainnya sesuai spesifikasi teknik dan harus sesuai
garis ketinggian dan ukuran yang tercantum dalam gambar dan instruksi
Konsultan Pengawas.

Pada saat kegiatan kerja praktek, pekerjaan drainase yang sedang dilakukan
adalah antara lain adalah penggalian tanah, peletakan dan pengecoran RCP serta
RCBC. Pekerjaan penggalian tanah banyak dilakukan di wilayah zona 2 dan 3,
sedangkan di wilayah zona 1, sebagian besar pekerjaan adalah peletakan dan
pengecoran RCP dan RCBC.

1. Pekerjaan
RCBC ( Reinforcement Concrete Box Culvert)
Pekerjaan Drainase dengan RCBC ( Reinforcement Concrete Box Culvert )
digunakan dengan sistem Precast yang berlokasi Melintang di bawah
konstruksi Main Road. Adapun tahapan pekerjaan RCBC sebagai berikut :

- Galian tanah, sampai elevasi bottom galian yang ditunjukkan dalam


gambar rencana.
- Dilanjutkan dengan galian tanah dengan kedalaman 0,90 m untuk
diganti dengan timbunan granular. Dasar galian dipadatkan dengan alat
pemadat.
- Pendatangan material granular, dihampar, dipadatkan lapis demi lapis.
- Finish timbunan granular, permukaan rata dan padat.
- Pasang patok top level sebagai acuan untuk pemasangan RCBC.
- Pekerjaan lantai kerja RCBC setebal 5 cm
- Pemasangan precast RCBC dengan alat crane.
- Pemasangan di mulai dari salah satu ujung dari lokasi pemasangan
RCBC.
- Pada waktu Pemasangan precast box culvert, dudukan crane berada di
sisi sisi galian.
Contoh pekerjaan RCBC dapat dilihat pada Gambar 4.61 dan Gambar 4.62.

Aryo Bimantoro 21010113120115 | BAB 4 Pelaksanaan Konstruksi 108


PEMBANGUNAN OVERPASS WIDODAREN 2 STA 66+433
JALAN TOL SOLO KERTOSONO (SEKSI 2A)
RUAS MANTINGAN NGAWI

Gambar 4.61 Pekerjaan Mobilisasi RCBC dengan Menggunakan Trailer


( Sumber : Foto saat Induksi ke Lapangan selama Kerja Praktek,2016)

Gambar 4.62 Pekerjaan Pemasangan RCBC


( Sumber : Foto saat Induksi ke Lapangan selama Kerja Praktek,2016)

2. Pekerjaan
Drainase RCP (Reinforcement Concrete Pipe)
Pekerjaan saluran pipa gorong-gorong ini termasuk pengadaan material pipa
RCP berikut pemasangannya yang harus sesuai gambar dan spesifikasi teknis.
Sebelum pekerjaan dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan persetujuan
penggunaan material pipa gorong-gorong RCP dari sisi ukuran dan mutu dari
betonnya. Adapun tahapan dari pekerjaan RCP antara lain :
- Pemasangan Bowplank pada galian untuk pengecekan kelurusan maupun
elevasi dengan jarak maksimum 20 m.
- Setelah pekerjaan galian selesai, selanjutnya dilakukan pemadatan tanah.
- Dilanjutkan dengan timbunan dasar setebal 15 cm.
- Pekerjaan Lantai kerja sebagai alas dari RCP.

Aryo Bimantoro 21010113120115 | BAB 4 Pelaksanaan Konstruksi 109


PEMBANGUNAN OVERPASS WIDODAREN 2 STA 66+433
JALAN TOL SOLO KERTOSONO (SEKSI 2A)
RUAS MANTINGAN NGAWI

- Pemasangan RCP segera dilaksanakan apabila seluruh proses diatas


selesai dikerjakan. Satu persatu RCP dipasang mengikuti jalur galian
yang dibuat dan sebaiknya dari arah hilir ke hulu dengan menggunakan
excavator atau crane.
- Setelah RCP terpasang seluruhnya, dilanjutkan dengan pekerjaan
timbunan tanah dengan ketinggian sesuai gambar yang disyaratkan.
- Pekerjaan Pengurukan kembali dengan material timbunan lapis demi
lapis ( 15 s/d 20 cm perlapis ) dengan pemadatan dapat dikerjakan
dengan Stamper.

Contoh pekerjaan RCP (Reinforcement Concrete Pipe) dapat dilihat pada


Gambar 4.63.

Gambar 4.63 Pekerjaan Pemasangan


RCP
( Sumber : Foto saat Induksi ke Lapangan selama Kerja Praktek,2016)

Aryo Bimantoro 21010113120115 | BAB 4 Pelaksanaan Konstruksi 110

Anda mungkin juga menyukai