BAB IV
PELAKSANAAN KONSTRUKSI
4.1 Alat dan Bahan Konstruksi
Pengadaan bahan dan peralatan pada suatu proyek konstruksi adalah pembelian
bahan atau sewa peralatan konstruksi yang akan dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan dalam rangka pelaksanaan kegiatan pembangunan. Pengadaan bahan
dan peralatan konstruksi disesuaikan dengan tahap pekerjaan yang sedang
berlangsung. Bahan dan peralatan diusahakan semaksimal mungkin untuk tidak
menganggur, karena akan berdampat pada pengeluaran dana proyek nantinya.
Selain waktu pengadaan, penempatan material juga sangat berpengaruh pada
efektivitas dan keselamatan kerja, sehingga kerusakan bahan bangunan sebelum
digunakan dapat dikurangi, terutama pada bahan bangunan yang rentan akan
kondisi lingkungan seperti semen dan baja yang sangat peka terhadap air dan
udara. Maka dari itu diperlukan manajemen pengadaan bahan dan peralatan untuk
menunjang kelancaran proyek.
Peralatan konstruksi berperan penting dalam menunjang keberhasilan
suatu proyek konstruksi. Peralatan konstruksi atau yang sering disebut alat berat
ini sangat membantu untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang sulit dan
bervolume tinggi yang jika dilakukan dengan tenaga manusia akan memakan
waktu yang lama dan tenaga yang besar sehingga dengan menggunakan alat berat
akan terselesaikannya suatu pekerjaan dapat menjadi lebih cepat dan efisien.
Untuk mendapatkan efektiivitas suatu pekerjaan perawatan dan pemeliharaan alat
berat sangatlah penting agar tidak terjadi kerusakan sebelum ataupun sesudah
digunakan.
Sub bab ini akan membahas beberapa bahan konstruksi dan peralatan
kerja/alat berat yang digunakan dalam proyek, khususnya untuk pembangunan
Overpass Widodaren 2 pada proyek pembangunan Jalan Tol Solo Kertosono
seksi 2A ini.
beberapa alat yang dapat membantu kinerja pelaksanaan konstruksi, yang mana
bila pekerjaan hanya dilakukan dengan tenaga manusia dapat selesai dalam waktu
kira-kira 1 minggu dengan adanya alat bantu yang sering disebut alat berat
pekerjaan dapat terselesaikan dalam waktu 2 sampai 3 hari saja. Poin utama dalam
memilih jenis dan peralatan yang harus disediakan tergantung dari :
2. Dump Truck
Dump Truck adalah jenis truk yang digunakan sebagai alat angkut karena
dapat bergerak bebas dan cepat serta memiliki kapasitas yang besar.
Dinamakan dump truck karena dapat membuang muatan secara otomatis.
Penumpahan muatan (dumping) dilakukan dengan cara hidrolis yang
menyebabkan bak terangkat pada satu sisi (sisi depan), sedang sisi lain yang
berhadapan berputar sebagai engsel. Dump truck yang digunakan memiliki
kapasitas 22-25 m3 material gembur. Contoh Dump Truck dapat dilihat pada
Gambar 4.2.
Water Tank Truck pada proyek ini digunakan untuk menyirami area proyek.
Fungsi penyiraman pada area proyek ini dimaksudkan untuk mengurangi
debu dan juga untuk menjaga kadar air tanah yang akan dipadatkan. Contoh
Water Tank Truck dapat dilihat pada Gambar 4.3.
Gambar 4.3
Water Tank Truck
( Sumber : Foto saat Induksi ke Lapangan selama Kerja Praktek,2016)
Mesin bor adalah alat berat yang dipasang pada crawler crane untuk
membuat lubang pondasi pada kedalaman yang sudah ditentukan. Overpass
Widodaren 2 ini digunakan jenis pondasi bored pile karena tanah yang ada di
proyek adalah jenis tanah soft rock sehingga tidak dimungkinkan
menggunakan pondasi tiang pancang. Selain itu, lapisan tanah keras pada titik
boring untuk keperluan data teknis daya dukung pondasi ini menghasilkan
nilai N-SPT untuk tanah keras yaitu > 50 pada kedalaman yang tidak terlalu
dalam dari permukanan tanah, sehingga apabila digunakan pondasi tiang
pancang maka kemungkinan besar akan terjadi longsor pada saat dilakukan
tumbukan untuk mencapkan pile pile tiang pancang. Berdasarkan data tanah
yang demikian, agar tidak terjadi longsor pada saat proses pengeboran maka
digunakan 2 jenis mata bor sebagai berikut :
a. Mata Bor Ulir
Mata bor ulir ini digunakan untuk proses pengeboran pada tanah lunak
yang digunakan pada awal pengeboran.
b. Mata Bor Bucket
Mata bor ini digunakan apabila lapisan tanah yang dibor sudah mencapai
kedalaman 3 meter. Pada proses boring dengan menggunakan jenis mata
bor ini, tanah pada lubang boring ini akan masuk melalui sela sela pada
tutup bucket karena tekanan yang diberikan oleh mesin bor.
Crawler crane selain digunakan dalam pengeboran lubang bored
pile juga dapat digunakan untuk pekerjaan pasang casing dan pekerjaan
pemasangan tulangan bore pile (dengan menggunakan sling service).
Contoh penggunaan crawler crane dan mata bor dapat dilihat pada
Gambar 4.4 sampai Gambar 4.7.
Gambar 4.4
Crawler Crane dengan alat bor
( Sumber : Foto saat Induksi ke Lapangan selama Kerja Praktek,2016)
5. Casing
Gambar 4.8
Casing
( Sumber : Foto saat Induksi ke Lapangan selama Kerja Praktek,2016 )
Pipa tremi digunakan sebagai ssaluaran cor beton dalam pekerjaan bore pile.
Pipa tremi berbahan baja dengan diameter 0,3 m dan tebal 1 cm. Pemasangan
pipa ini sangat penting karena pipa tersebut dapat menyalurkan beton sampai
ke dasar lubang dengan tepat sehingga beton dapat mendesak air dan lumpur
ke atas keluar dari lubang bor.Concrete Bucket digunakan sebagai perantara
pengecoran dari truck mixer pipa tremi yang memiliki diameter atas 0,8 m
dan diameter bawah 0,3 m. Contoh pipa tremi dan concrete bucket dapat
dilihat pada Gambar 4.10.
7. Concrete Vibrator
Concrete vibrator adalah suatu alat untuk memadatkan beton sehingga tidak
terdapat pori dalam beton atau terjadinya penggumpalan kerikil-kerikil
ditempat-tempat tertentu dan mengeluarkan gelembung udara yang terdapat
dalam beton.
Syarat-syarat penggunaan vibrator menurut PBI (Peraturan Beton Indonesia)
1971 antara lain:
1. Selama penggetaran, penggetar harus dimasukan dalam posisi lurus
kedalam adukan tetapi dalam keadaan tertentu boleh dimiringkan 45 0 .
2. Selama penggetaran, penggetar tidak boleh digetarkan arah horisontal.
3. Harus dijaga agar penggetar tidak mengenai tulangan, cetakan dan
bagian beton yang sudah tercetak.
4. Lapisan yang digetarkan tidak boleh melebihi tebal dari panjang
penggetar.
5. Penggetar ditarik dari adukan beton apabila adukan mulai tampak
mengkilap di sekitar batang penggerak.
Prinsip kerja dari concrete vibrator adalah putaran yang dihasilkan dari
motor gerak diteruskan dengan kabel baja melalui pipa karet penggetar.
Gambar concrete vibrator diperlihatkan pada Gambar 4.11.
8. Concrete Pump
9. Truck Mixer
Generator Set merupakan satu set alat yang berfungsi menghasilkan daya
listrik. Generator set yang digunakan
memiliki daya 125 kVA digunakan
pengerjaan las, pemotongan tulangan
di lapangan, penerangan ketika di
malam hari dan sebagainya.
Bar cutter adalah alat yang digunakan untuk memotong tulangan yang
panjangnya telah direncanakan untuk penulangan. Cara kerja alat ini adalah
tulangan baja yang akan dipotong dimasukan kedalam celah yang didalamnya
terdapat gigi pemotong dari baja, kemudian handle ditekan kebawah sehingga
gigi pemotong mendesak dan memotong baja tersebut. Contoh Bar Cutter
dapat dilihat pada Gambar 4.15.
Bar bender adalah alat yang digunakan untuk membengkokan tulangan baja
yang telah direncanakan panjangnya dan akan dipakai sebagai tulangan pokok
maupun begel/sengkang. Baja tulangan yang akan dibengkokan diletakan
diantara pokok-pokok baja. Ujung baja yang berdekatan dengan baja pokok
dipegang dengan menggunakan pembengkok dan diputar sesuai sudut yang
diinginkan. Contoh Bar Bender dapat dilihat pada Gambar 4.16.
13. Bekisting
Besi Hollow
Plywood
b. Rangka scaffolding
Rangka scaffolding digunakan sebagai perkuatan samping bekisting.
Perkuatan ini untuk menjaga posisi bekisting agar tidak mengembang
ketika nanti beton segar dituang. Selain perkuatan dari dalam perkuatan
dari luar juga sangatlah penting. Scaffolding yang dibuat dari besi yang
dibentuk dan dibongkar sesuai dengan rencana atau kebutuhan proyek dan
berfungsi untuk menyangga bangunan kerja. Selain itu dapat digunakan
sebagai platform (akses/pijakan pekerja diatas ketinggian). Gambar contoh
scaffolding dapat dilihat pada Gambar 4.18 dan 4.19.
Scafolding
Pada pekerjaan proyek sering terdapat air yang menggenang, baik dari saluran
air sekitar ataupun dari air hujan. Oleh karena itu, pompa air digunakan untuk
membuang air yang menggenang sehingga pekerjaan dapat terlaksana dengan
baik. Seperti pada proyek ini
setelah dilaksanakan
pekerjaan bored pile hujan
turun pada malam harinya
sehingga menggenang
disekitar borepile dan
digunakan pompa air untuk
membuang air yang menggenang sehingga dapat dilaksanakan pekerjaan
selanjutnya. Selain pada pekerjaan bored pile pompa air juga digunakan pada
pekerjaan RCBC dan RCP ketika pada proses penggalian tanah.
Permasalahan yang sering muncul adalah ketika proses penggalian terhenti
ketika hujan turun pada hari sebelumnya sehingga air yang menggenang perlu
untuk dikeluarkan.
Steel Plate digunakan sebagai alat kerja alat berat pada saat di lapangan
dengan tujuan agar tidak terjadi lendutan yang besar pada tanah dasar.Gambar
steel plate dapat dilihat pada Gambar 4.22.
18. Mal
Mal ini digunakan untuk memasang tulangan spiral pada pondasi bored pile
sehingga dapat menghasilkan tulangan spiral yang rapi dan sesuai dengan
diameter yang di desain. Contoh gambar mal dapat dilihat pada Gambar 4.24.
Sedangkan peralatan pengujian adalah beberapa alat uji yang digunnakan untuk
keperluan pengendalian mutu bahan agar sesuai dengan spesifikasi yang ada.
Dalam sub bab ini akan dibahas peralatan pengukuran dan pengujian yang ada
dalam proyek pembangunan Overpass Widodaren 2 STA 66+433 pada Proyek
Pembangunan Jalan Tol Solo Kertosono Seksi 2A.
1. Peralatan Pengukuran
theodolit, tiang patok ini berfungsi untuk mengukur elevasi pada suatu
titik yang dilihat melalui theodolit.
Meteran sebagai alat bantu untuk mengukur jarak secara manual dan
pengukuran sederhana. Kalkulator yang telah diinstal program untuk
mengolah data hasil dari theodolit menjadi koordinat yang lebih mudah
untuk digunakan. Alat tulis ,dll untuk memberi mark / tanda hasil
pengukuran pada tempat-tempat yang diperlukan.
2. Peralatan Pengujian
Kegiatan pengujian ini dilakukan untuk memastikan bahwa mutu bahan yang
ada di lapangan sudah sesuai dengan spesifikasi yang sudah ditentukan. Hal
ini bertujuan untuk tercapainya salah satu tujuan proyek yaitu tepat mutu.
Peralatan pengujian yang ada dalam pembangunan Overpass Widodaren 2
STA 66 + 433 dalam Pembangunan Jalan Tol Solo Kertosono Seksi 2A
antara lain :
Uji Slump adalah suatu uji yang digunakan untuk menentukan konsistensi
dari campuran beton segar yang ada untuk menentukan tingkat
workability suatu pekerjaan beton. Uji ini dilakukan untuk menunjukan
apakah campuran beton kekurangan, kelebihan, atau sudah cukup air.
Dalam pengujian slump ini alat yang diperlukan adalah kerucut
abraham dengan tinggi 30 cm, diameter bawah 30 cm, dan diameter atas
Uji kuat tekan beton adalah uji pada campuran beton untuk mengetahui
berapa kuat tekan beton apakah sudah sesuai dengan spesifikasi yang
ditentukan. Alat untuk pengujian ini antara lain adalah cetakan benda uji,
batang logam, serta sekop.
Beton segar (ready mix) adalah beton segar siap cor yang pembuatannya
dilakukan di luar lokasi proyek oleh pabrik pembuatannya.Beton ready mix
haruslah berasal dari perusahaan batching plan yang disetujui. Dalam proyek
pembangunan proyek ini beton ready mix dipesan dari PT. Solo Beton dengan
syarat nilai slump dan mutu yang telah ditentukan. Tujuan pemakaian beton
ready mix adalah untuk mendapatkan kemudahan di dalam pelaksanaan
proyek yaitu tidak lagi menyediakan peralatan untuk membuat beton dan
lokasi penampungan meterial dan pembuat beton.
Lokasi dari batching plan PT. Solo Beton yang digunakan pada proyek ini
berada STA 50+500 proyek dengan kapasitas 50m3/jam. Pemilihan batching
plan haruslah diusahakan sedekat mungkin dari lokasi proyek, karena
diharapkan waktu satu siklusnya tidak terlalu lama sehingga tidak
memerlukan terlalu banyak truk mixer. Jika terlalu banyak truk mixer yang
digunakan, proyek harus menyediakan lahan yang cukup untuk memarkir
truk-truk mixer tersebut.
3. Kawat Bendrat
Kawat bendrat berfungsi sebagai pengikat antar tulangan utama dan sengkang
yang diikat dengan sistem silang. Contoh kawat bendrat dapat dilihat pada
Gambar 4.37.
4. Beton Decking
Beton decking terbuat dari adukan semen dan pasir dengan perbandingan 1 : 2
yang dibentuk seperti tahu dengan ketebalan tertentu. Beton deking
digunakan untuk menjaga ketebalan selimut beton sesuai seperti yang telah
direncanakan. Contoh beton Decking dapat dilihat pada Gambar 4.38.
5. Styrofoam
Styrofoam adalah salah satu bahan sejenis serat yang berfungsi sebagai bahan
penutup beton untuk proses perawatan beton (curing). Pemberian bahan ini
dimaksudkan untuk melindungi beton dari sinar matahari langsung untuk
mengurangi terjadinya proses penguapan yang berlebih pada beton yang akan
menyebabkan terjadinya retakan pada beton.. Penggunaan styrofoam
biasanya diugunakan pada cor lean concrete maupun rigid pavement. Contoh
styrofoam dapat dilihat pada Gambar 4.39.
Struktur bawah jembatan berfungsi memikul seluruh beban struktur atas dan
beban lain yang ditimbulkan oleh tekanan tanah,gesekan pada tumpuan, dan
sebagainya untuk kemudian disalurkan ke pondasi. Selanjutnya, beban - beban
tersebut disalurkan oleh pondasi ke tanah dasar. Struktur bawah jembatan meliputi
struktur pondasi, struktur pangkal jembatan (Abudment), pile cap , dan kolom
(Pier).Secara umum, tahapan pelakasanaan pekerjaan Overpass Widodaren 2 ini
adalah sebagai berikut :
Konsentrasi Pembahasan
Penulis
Gambar 4.40 Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Overpass
( Sumber : Dokumen Metode Pelaksanaan PT.Waskita Karya,2016 )
1. Pekerjaan
Pondasi Bored Pile
Jika
Jika ditemui
ditemui
tanah
tanah
lumpur
lumpur +air
+air
Ganti
Ganti auger
auger dengan
dengan buckhet
buckhet
Pengeboran
Pengeboran dilanjutkan
dilanjutkan sampai
sampai kedalaman
kedalaman 24
24 m
m
Pemasangan
Pemasangan tulangan
tulangan bored
bored pile
pile
Pemasangan
Pemasangan pipa
pipa tremi
tremi dan
dan corong
corong dengan
dengan crane
crane
Ya
Pengecoran
Pengecoran lubang
lubang bored
bored pile
pile
FINISH
FINISH
PEMBANGUNAN OVERPASS WIDODAREN 2 STA 66+433
JALAN TOL SOLO KERTOSONO (SEKSI 2A)
RUAS MANTINGAN NGAWI
Tidak
Tidak
Gambar 4.41 Diagram Alir Pekerjaan Pondasi Bored Pile Overpass Widodaren 2
Tahapan pengerjaan pondasi bored pile apabila dijelaskan lebih rinci
adalah sebagai berikut :
- Pekejaan pemetaan
Pemetaan merupakan pekerjaan penentuan titik yang akan di bor
yang dilakukan oleh surveyor menggunakan alat theodolit total
station. Kegiatan pemetaan ini akan memperoleh suatu patokan yang
tepat antara koordinat pada gambar kerja dengan kondisi lapangan.
Biasanya, setelah selesai pemetaan, surveyor akan menandai titik
yang akan di bor dengan bendera kecil yang sudah ditulisi nama titik
tersebut (misal P1-4).
Tahapan dalam pengukuran menggunakan theodolit antara lain
menentukan titik Bench Mark terlebih dahulu. Tahapan setelah
menentukan titik BM selesai barulah dilakukan pengukuran dengan
menggunakan theodolite untuk memplotkan koordinat lubang
pondasi ke lapangan.
Cara untuk melakukan prngukuran lokasi bored pile adalah
dengan mengetahui koordinat tempat alat berdiri. Tempat alat berdiri
bisa dari titik ikat atau tempat lain yang dekat dengan lokasi
pekerjaan.
- Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan persiapan dilakukan sebelum proses pengeboran dilakukan
dengan menggunakan excavator. Pada pekerjaan ini dipasang pelat-
pelat baja agar tanah dasar yang ada disekitar pengeboran tidak
mengalami lendutan yang besar ketika alat-alat berat, seperti mesin
bor dan crawler crane berada di atasnya. Jika sampai mengalami
lendutan, biaya untuk mengangkat alat-alat itu lebih besar dibanding
biaya yang diperlukan untuk mengadakan pelat-pelat tersebut.
Contoh pekerjaan persiapan dapat dilihat pada Gambar 4.43.
- Pekerjaan Pengeboran
Pekerjaan ini merupakan proses awal dimulainya pengerjaan pondasi
bored pile. Pada proyek ini pondasi bored pile direncanakan
berdiameter 80 cm. Pertama, mesin bor mulai mengebor dengan
auger berdiameter > 80 cm pada titik yang sudah ditandai oleh
surveyor. Setelah mencapai kedalaman kurang lebih 6 m, maka perlu
dipasang casing, yaitu pipa yang mempunyai ukuran diameter dalam
sebesar diameter rencana dari pondasi.Casing ini digunakan sebagai
penahan agar tanah sekitar tidak longsor dan pengarah agar lubang
beton, pipa tremi digerakkan naik turun dengan crane sebagai upaya
pemadatan beton. Setelah mixer 1 selesai, maka pipa harus dicabut
dan dipotong.Pipa dipotong 2-3 buah hingga bagian pipa yang
tercelup beton minimal 2 m. Oleh karena itu, setelah mixer 1 selesai
dilakukan pengukuran menggunakan meteran oleh pekerja agar dapat
mengetahui berapa banyak pipa yang harus dipotong. Setelah pipa
dipotong, mixer 2 dan mixer 3 bisa menuangkan beton ke corong
sampai penuh. Dan terakhir, mengangkat pipa tremi keluar dari
lubang bored pile. Contoh pengecoran bored pile dapat dilihat pada
Gambar 4.49.
- Pekerjaan Finishing
Pekerjaan terakhir dari pondasi bored pile yaitu pekerjaan finishing.
Pekerjaan ini meliputi pencabutan casing yang dipasang pada lubang
pondasi. Setelah lubang bored pile di cor dengan beton, casing yang
sudah tertanam dalam lubang langsung dicabut . Jika casing sudah
dicabut, lubang kembali di cor secukupnya dengan mixer 3 agar
lubang bored pile benar-benar terisi penuh dan sampai beton meluap
keatas. Contoh pekerjaan pengangkatan casing dapat dilihat pada
Gambar 4.50.
Pekerjaan Pembersihan
FINISH Pengecoran footing area footing yang
FINISH
atau Pile cap akan dicor
3. Pekerjaan
Kolom (Pier)
Kolom adalah struktur bagian bawah dari struktur Overpass (diluar pondasi
bored pile). Overpass Widodaren 2 STA 66+433 pada Proyek Pembangunan
Jalan Tol Solo Kertosono Seksi 2A memiliki desain kolom berbentuk
silinder berdiameter 80 cm yang ditopang oleh satu grup pondasi bored pile
yang juga berdiameter 80cm. Adapun spesifikasi umum dari kolom yang
menjadi acuan dalam pekerjaan di lapangan antara lain :
a. Spesifikas
i Pekerjaan
- Tulangan Kolom
Tulangan pokok : 16D32 (Mutu baja BJTD=40)
Tulangan geser : D16-100 (Mutu baja BJTD=40)
Diameter tulangan : 66 cm
Selimut beton : 7 cm
Panjang tulangan kolom :8m
Beton Decking dipasang tiap 2,5 m agar tulangan tidak geser dan tetap
pada porosnya saat ditutup dengan bekisting.
- Beton Kolom
Beton yang digunakan untuk kolom setinggi 8 m diproduksi oleh PT.
Solo Beton dengan spesifikasi :
Mutu Beton : K-350 (fc=290 kg/cm2)
Slump : 10 2
Kebutuhan Teoritis : 6,280 m3
b. Urutan
Pekerjaan Kolom pada Overpass
START
Pekerjaan Pembesian
Tidak
Pengecoran
Melepas Bekisting
FINISH
- Pekerjaan Finishing
Setelah proses pengecoran beton kolom, pekerjaan selanjutnya
adalah pelepasan bekisting kolom yang dilakukan setelah 1 hari
pengecoran yang dilakukan dengan bantuan crane.Setelah
pelepasan bekisting kolom selesai dilanjutkan dengan pekerjaan
curing beton dengan melapisi kolom menggunakan plastik agar
tidak terjadi kerusakan pada beton akibat penguapan berlebih.
Gambar curing beton dapat dilihat pada Gambar 4.60.
Untuk menjaga konstruksi jalan dari genangan air terutama pada musim hujan,
maka sistem drainase yang baik akan sangat mendukung keutuhan dan
kesinambungan konstruksi jalan. Pekerjaan Drainase mencakup pekerjaan galian
Pada saat kegiatan kerja praktek, pekerjaan drainase yang sedang dilakukan
adalah antara lain adalah penggalian tanah, peletakan dan pengecoran RCP serta
RCBC. Pekerjaan penggalian tanah banyak dilakukan di wilayah zona 2 dan 3,
sedangkan di wilayah zona 1, sebagian besar pekerjaan adalah peletakan dan
pengecoran RCP dan RCBC.
1. Pekerjaan
RCBC ( Reinforcement Concrete Box Culvert)
Pekerjaan Drainase dengan RCBC ( Reinforcement Concrete Box Culvert )
digunakan dengan sistem Precast yang berlokasi Melintang di bawah
konstruksi Main Road. Adapun tahapan pekerjaan RCBC sebagai berikut :
2. Pekerjaan
Drainase RCP (Reinforcement Concrete Pipe)
Pekerjaan saluran pipa gorong-gorong ini termasuk pengadaan material pipa
RCP berikut pemasangannya yang harus sesuai gambar dan spesifikasi teknis.
Sebelum pekerjaan dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan persetujuan
penggunaan material pipa gorong-gorong RCP dari sisi ukuran dan mutu dari
betonnya. Adapun tahapan dari pekerjaan RCP antara lain :
- Pemasangan Bowplank pada galian untuk pengecekan kelurusan maupun
elevasi dengan jarak maksimum 20 m.
- Setelah pekerjaan galian selesai, selanjutnya dilakukan pemadatan tanah.
- Dilanjutkan dengan timbunan dasar setebal 15 cm.
- Pekerjaan Lantai kerja sebagai alas dari RCP.