Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

SISTEM PENCERNAAN
APENDIKSITIS

Kelompok 2 :

Ira Purnamasari 20111660033

Kinanah 20111660039

Rolita Hervy Anita P 20111660065

Arif Tri Ardianto 20111660010

PRODI S1 KEPERAWATAN SEMESTER IV B

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHSURABAYA

2013

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan Makalah Sistem Pencernaan
Apendiksitis. Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan
untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Sistem Pencernaan.

Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-


kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan
yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi
pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan
dapat tercapai, Amin.

Surabaya, 25 Maret 2013

Penulis

2
DAFTAR ISI

JUDUL ........................................................................................................... 1

KATA PENGANTAR .................................................................................... 2

DAFTAR ISI .................................................................................................. 3

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang .......................................................................................... 4

Rumusan Masalah ...................................................................................... 4

Tujuan ........................................................................................................ 4

BAB II

ISI

Pengertian Apendiksitis .............................................................................. .5

Patofisiologis .............................................................................................. .5

Gejala Apendiksitis..................................................................................... .5

WOC Apendiksitis ..................................................................................... ..6

Asuhan Keperawatan ................................................................................. ..7

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan ................................................................................................ 17

Daftar Pustaka ............................................................................................ 17

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masyarakat luas mengenal Appendiks dengan usus buntu. Pandangan
masyarakat tentang penyebab dari usus buntu adalah makanan yang pedas dan biji-
bijian, yang kemudian terkumpul di perut (abdomen) dan untuk mengatasinya hanya
dengan jalan operasi/pembedahan. Anggapan inilah yang menyebabkan masyarakat
tidak mau memeriksaan dirinya ke dokter karena takut untuk di operasi. Sehingga
pada umumnya pasien yang memeriksakan dirinya sudah dalam keadaan yang parah.
Walaupun keadaan yang seperti di gambarkan di atas tidak selalu mengarah ke
apendiksitis.
Apendiksitis merupakan peradangan pada apendiks periformis. Apendiks
periformis merupakan saluran kecil dengan diameter kurang lebih sebesar pensil
dengan panjang 2 6 Inci. Lokasi apendiks pada daerah iliakal, tepatnya pada dinding
abdomen di bawah titik MC Burney. (Dorothy B. Daughty, 1993).
Apabila di deteksi secara dini, maka apendiksitis ini bukanlah merupakan
suatu keadaan yang membahayakan. Gejala awal dari apendiksitis ini adalah nyeri,
mual, muntah, tidak enak badan, demam, kadangkadang konstipasi atau diare.
Keadaan ini akan menjadi parah apabila apendiksitis tidak di deteksi secara dini,
karena dapat menyebabkan perforasi yang selanjutnya dapat menyebabkan kematian.
Hal ini pula yang membuat masyrakat mengangap bahwa apendiksitis merupakan
penyakit yang berbahaya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian dari Apendiksitis ?
2. Bagaimana anatomi dan fisiologi dari Apendiks ?
3. Bagaimana patofisiologi dari Apendiksitis ?
4. Bagaimana gejala dari Apendiksitis ?
C. Tujuan
Untuk mengetahui pengertian dari Apendiksitis
Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi dari Apendiks
Untuk memahami patofisiologi Apendiksitis serta gejala yang muncul

4
BAB II

ISI
A. Pengertian Apendiksitis
Apendiksitis merupakan peradangan pada apendik periformis. Apendik periformis
merupakan saluran kecil dengan diameter kurang lebih sebesar pensil dengan panjang
2 sampai 6 inci. Lokasi apendik pada daerah illiaka kanan, di bawah katup iliacecal,
tepatnya pada dinding abdomen di bawah titik Mc Burney. (Dorothy B. Daughty,
1993).

B. Patofisiologis
Apendik belum diketahui fungsinya, merupakan bagian dari sekum. Peradangan pada
apendik dapat terjadi oleh adanya ulserasi dinding mukosa atau obstruksi lumen
(biasanya oleh fecalith/feses yang keras). Penyumbatan pengeluaran sekret mukus
mengakibatkan perlengketan, infeksi dan terhambatnya aliran darah. Dari keadaan
hipoksia menyebabkan gangren atau dapat terjadi ruptur dalam waktu 24-36 jam. Bila
proses ini berlangsung terus-menerus organ disekitar dinding apendik terjadi
perlengketan dan akan menjadi abses (kronik). Apabila proses infeksi sangat cepat
(akut) dapat menyebabkan peritonitis. Peritonitis merupakan komplikasi yang sangat
serius. Infeksi kronis dapat terjadi pada apendik, tetapi hal ini tidak selalu
menimbulkan nyeri di daerah abdomen.

C. Gejala Apendiksitis
Apabila di deteksi secara dini, maka apendiksitis ini bukanlah merupakan suatu
keadaan yang membahayakan. Gejala awal dari apendiksitis ini adalah nyeri, mual,
muntah, tidak enak badan, demam, kadang-kadang konstipasi atau diare. Keadaan ini
akan menjadi parah apabila apendiksitis tidak di deteksi secara dini, karena dapat
menyebabkan perforasi yang selanjutnya dapat menyebabkan kematian.
Secara klinis penyakit ini di bedakan secara akut dan kronik. Apendiksitis akut
apabila nyeri tidak hebat dan dapat menjadi apendiksitis kronik. Sedangkan
apendiksitis kronik nyeri hebat atau tidak teratasi dan penanganannya harus dengan
pembedahan atau apendiktomy. Apendiktomy adalah pemotongan saluran apendiks
yang terinfeksi.

5
Peradangan
Fecalith (feses Diet rendah
menyebabkan
Tumor keras) serat
stenosis

Obstruksi Intraluminal

Menghambat sekresi mukus

Penekanan pembuluh darah yang menyebab iskemia

Ulserasi pada dinding epithel apendiks

Invasi bakteri yang menyebabkan peradangan

Nekrosis

Iskemia pada dinding apendiks

Perforasi dan merobek


Nekrosis lumen apendiks

Operasi Laparatomi untuk


Peritonitis Obstruksi
mencuci isi perut agar
Intestinal, hipovolemik
tidak terjadi infeksi
syok

Hypovolemik Syok
Sembuh
Bertahap sembuh Mati
Kutipan dari : Marie Jaffe R.N Pediatric Nursing Care Plans Page 168

6
D. Manajemen Medik
Terapi pembedahan : Appendictomy
Terapi cairan : iv cairan dan elektrolit (NaCl)
Terapi antibiotik : Metronidasole atau cefamandole biasanya dosis
tunggal yang diberikan sebelum pembedahan.
E. Manajemen Keperawatan
a. Pengkajian
Aktifitas/Istirahat : Malaise (rasa sakit/tidak enak badan)
Sirkulasi : Takikardi
Eliminasi
Gelaja : Konstipasi pada tahapan awal, kadang-kadangdiare
Tanda : Distensi abdomen, nyeri tekan/lepas,kekakuan,
penurunan atau tak ada bising usus
Makanan & Cairan
Gejala : Anoreksia, mual dan muntah
Nyeri/Kenyamanan
Gelaja : Nyeri abdomen sekitar epigastrium dan umbilikus
yang meningkat berat dan berlokasi pada titik Mc.
Burney (setengah jarak antara umbilikus & tulang
ileum kanan),meningkat karena berjalan, bersin,
batuk, ataunapas dalam (nyeri berhenti tiba-tiba
didugaperforasi atau infark pada apendiks). Keluhan
berbagai rasa nyeri/gejala tak jelas (sehubungan
dengan lokasi apendiks, contoh retrosekal atau sebelah
ureter)
Tanda : Prilaku berhati-hati, berbaring kesamping atau
telentang dengan lutut ditekuk, meningkatnya nyeri
pada kuadran kanan bawah karena posisi ekstensi kaki
kanan atau posisi duduk tegak, nyeri lepas pada sisi
kiri diduga inflamasi peritoneal
Keamanan
Tanda : Biasanya demam 38 - 38,5 C
Pernapasan : Takipnea, pernapasan dangkal

7
Data Subyektif

Sebelum operasi

Nyeri daerah pusar menjalar ke daerah perut kanan bawah


mual, muntah, kembung
Tidak nafsu makan, demam
Tungkai kanan tidak dapat diluruskan
Diare atau konstipasi

Sesudah operasi

Nyeri daerah operasi


Lemas
Haus
Mual, kembung
Pusing

Data Obyektif

Sebelum operasi

Nyeri tekan di titik Mc. Burney


Spasme otot
Takhikardi, takipnea
Pucat, gelisah
Bising usus berkurang atau tidak ada
Demam 38 - 38,5 C

Sesudah operasi

Terdapat luka operasi di kuadran kanan bawah abdomen


Terpasang infus
Terdapat drain/pipa lambung
Bising usus berkurang
Selaput mukosa mulut kering

8
Pemeriksaan Laboratorium

Leukosit : 10.000 - 18.000 / mm3


Neutrofil meningkat 75 %
WBC yang meningkat sampai 20.000 mungkin indikasi terjadinya perforasi
(jumlah sel darah merah)

Data Pemeriksaan Diagnostik

Radiologi : Foto colon yang memungkinkan adanya fecalit pada katup


Barium enema : apendiks terisi barium hanya sebagian

Potensial Komplikasi

Perforasi
Peritonitis
Dehidrasi
Sepsis
Elektrolit darah tidak seimbang
Pneumoni

b. Diagnosa Keperawatan
Sebelum operasi
1. Nyeri abdomen b.d obstruksi dan peradangan apendiks
2. Potensial kekurangan volume cairan b.d mual, muntah,anoreksia dan diare
3. Kurang pengetahuan tentang prosedur preop dan post op b.d kurang terpapar
terhadap informasi
4. Resiko tinggi terjadi komplikasi peritonitis b.d perforasi/ruptur apendiks
Sesudah operasi
1. Potensial tidak efektifnya pola napas b.d efek anastesi dan mobilisasi
2. Nyeri b.d luka operasi
3. Kerusakan integritas kulit b.d luka operasi
4. Kurang pengetahuan b.d kurang informasi tentang perawatan di rumah dan tindak
lanjut yang dibutuhkan
5. Potensial kekurangan cairan dan elektolit b.d demam dan pemasukan cairan yang
tidak memadai

9
c. Perencanaan dan Pelaksanaan
Sebelum operasi
Diagnosa Keperawatan I
Nyeri abdomen b.d obstruksi dan peradangan apendiks
Hasil yang diharapkan :
Pasien akan mempertahankan kenyamanannya selama perawatan
Kriteria :
Dalam 1-2 jam intervensi penghilangan nyeri, persepsi subjektif pasien tentang
nyeri menurun, dibuktikan dengan skala nyeri, indikator-indikator obyektif,
seperti meringis, wajah dan posisi tubuh relaks (tidak ada/menurun)
Intervensi Keperawatan
1. Kaji dan catat kualitas, lokasi dan durasi nyeri. Gunakan skala nyeri dengan
pasien dari 0 (tidak ada nyeri) - 10 (nyeri paling buruk). Waspada tentang
karakteristik ketidaknyamanan selama tahap-tahap berikut dari apendiksitis :
Tahap awal : Nyeri abdomen (baik epigastrsik atau umbilikal) yang mungkin
tidak jelas atau menyebar, mual dan muntah, demam, sensitifitas diatas area
apendiks
Tahap intemediet (akut) : Nyeri berpindah dari epigastrium ke kuadran kanan
bawah pada titik Mc Burney dan meningkat dengan berjalan atau batuk. Nyeri
dapat disertai dengan sensasi konstipasi. Anoreksia, malaise, kadang-kadang
diare, penurunan peristaltik usus juga terjadi
Apendiksitis akut dengan perforasi : peningkatan nyeri umum, berulangnya
muntah, peningkatan kekakuan abdomen
2. Jelaskan penyebab rasa sakit, cara menguranginya
3. Kolaborasi therapi dengan pemberian antiemetik, sedatif, dan analgesik sesuai
program
4. Pertahankan pasien puasa sebelum pembedahan untuk memberikan
kenyamanan pada peristaltik usus, setelah pembedahan mual muntah biasanya
hilang
5. Ajarkan teknik untuk pernapasan dalam untuk menurunkan stress dan
membantu relaks otot yang tegang

10
6. Bantu posisi pasien untuk kenyamanan optimal. Beberapa pasien menemukan
kenyamanan pada posisi miring dengan lutut ditekuk, sedangkan yang lain
merasa nyerinya hilang apabila telentang dengan bantal dibawah lutut
7. Kompres pada daerah yang sakit untuk mengurangi nyeri
8. Ciptakan lingkungan yang tenang

Diagnosa Keperawatan II

Potensial kekurangan volume cairan b.d mual, muntah, anoreksia dan diare.

Hasil yang diharapkan :

Pasien akan mempertahan keseimbangan cairan dan elektrolit yang normal selama
perawatan

Kriteria :

Dalam jangka 1-2 jam intervensi diberikan dapat lihat tanda sebagai berikut :
bibir tidak kering, mukosa membran lembab, turgor kulit baik, tidak kering.

Intervensi Keperawatan

1 Kontrol TTV terhadap peningkatan suhu, peningkatan frekuensi nadi, tensi darah
tiap 4 jam
2 Puasa makan dan minum
3 Pasang infus dan pipa lambung sesuai program medik
4 Kontrol cairan keluar dan masuk bila urin < 30/jam, laporkan dokter
5 Jauhkan makan-makanan/bau-bauan yang merangsang mual muntah

Diagnosa Keperawatan III

Kurang pengetahuan tentang prosedur preop dan post op b.d kurang terpapar terhadap
informasi

Hasil yang diharapkan :

Pasien akan meningkatkan pengetahuannya

11
Kriteria :

Pasien mengungkapkan pengetahuan tentang prosedur pembedahan termasuk


persiapan preoprasi dan sensasi dan perawatan operasi dan sensasi, dan
mendemonstrasikan latihan pascaoperasi dan menggunakan alat sebelum preosedur
pembedahan atau pada kedaruratan selama periode pascaoperasi segera

Intervensi keperawatan

1. Kaji pemahaman pasien tentang diagnosis, prosedur bedah,rutinitas praoperasi dan


program pasca operasi. Evaluasi tentang hasrat pasien terhadap informasi tentang
diagnosis dan prosedur
2. Jelaskan tentang diagnosis dan prosedur pembedahan sesuai kebutuhan
3. Jelaskan tentang peristiwa preoperasi :
Dimana pasien akan berada sebelum, selama, dan segera setelah operasi
Obat-obatan preoperasi dan waktu pembedahan
Penatalaksanaan nyeri, termasuk sensasi yang akan dirasakan
Pemasangan kateter, selang, dan alat pemberian oksigen
Perubahan diet,termasuk puasa
Pembatasan aktifitas dan posisi
Perlunya menghindari merokok selama periode preoperasi
Jam kunjungan dan lokasi ruang tunggu
4. Jelaskan aktifitas, latihan, dan kewaspadaan pascaoperasi. Izinkan pasien kembali
mendemonstrasikan alat dan latihan berikut dengan cepat
Napas dalam dan latihan batuk
Penggunaan alat infus PCA
Gerakan naik turun dari tempat tidur
5. Sebelum pasien pulang, ajarkan tentang aktifitas yang yang dilakukan :
Meningkatkan aktifitas secara bertahap, menghindari secara bertahap sesuai
toleransi, menghindari mengangkat beban (> 5 kg), menghindari mengemudi
mobil (sering selama 4 6 minggu)

6. Berikan waktu pada pasien untuk mengajukan pertanyaan dan mengekspresikan


perasaan ansietas, bersikap menenangkan dan mendukung

12
Diagnosa Keperawatan IV

Potensial terjadi komplikasi peritonitis b.d perforasi/ruptur apendiks

Hasil yang diharapkan :

Pasien akan bebas dari infeksi (komplikasi)

Kriteria :

Nyeri abdomen tidak bertambah hebat, tanda-tanda vital normal, tidak ada tanda-
tanda gelisah, dan dehidrasi

Intervensi keperawatan :

1. Observasi tanda-tanda vital


2. Kontrol secara teratur tanda-tanda peritonitis dan laporkan segera bila perlu
3. Beri makanan dan cairan batasan sesuaiprogram
4. Kalau perlu pasang pipa lambung, infus sesuai program medik
5. Jangan berikan huknah, klisma atau obat pencahar
6. Bila tanda dan gejala peritonitis muncul, maka
- Puasakan
- Beri posisi setengah duduk dan tirai baring
- Pantau efek pembelian obat
- Beri dukungan pada pasien
- Beri antibiotik sesuai program medik

Sesudah Operasi

Diagnosa Keperawatan I

Potensial kurang efektifnya pola napas b.d pengaruh anastesi dan mobilisasi

Hasil yang diharapkan :

Pasien akan mempertahankan pola nafas yang normal selama perawatan

Kriteria :

Bunyi di kedua paru bersih, tidak ada lendir, pernapasan 18 x/menit.

13
Intervensi keperawatan

1 Kaji pola, suara, frekuensi pernafasan


2 Bantu pasien dan ajarkan untuk tirah baring, batuk dan napas dalam
3 Beri posisi setengah duduk
4 Mobilisasi dini

Diagnosa Keperawatan II

Nyeri b.d luka pembedahan

Hasil yang diharapkan :

Pasien akan mempertahankan kenyamananya selama perawatan

Kriteria :

Dalam 1-2 jam intervensi penghilangan nyeri, persepsi subyektif pasien tentang nyeri
menurun, dibuktikan dengan skala nyeri, indikator-indikator obyektif, seperti tidak
meringis, wajah dan posisi tubuh relaks, luka operasi, tidak ada tanda-tanda infeksi

Intervensi Keperawatan

1 Kaji dan catat kualitas, lokasi dan durasi nyeri. Gunakan skala nyeri dengan
pasien dari 0 (tidak ada nyeri) - 10 (nyeri paling buruk). Beri
2 Beri posisi tidur nyaman
3 Kolaborasi therapi analgesik sesuai program
4 Ajarkan cara mengulangi nyeri
- Napas dalam dan batuk efektif
- Tidur terlentang, kedua telapak tangan menekan daerah luka operasi dengan
bantal kecil
- Relaksasi
5 Mobilisasi bertahap
6 Lakukan program medik
7 Komprespada daerah yang sakit untuk mengurangi nyeri
8 Ciptakan lingkungan yang tenang

14
Diagnosa Keperawatan III

Kerusakan integritas kulit b.d luka pembedahan

Hasil yang diharapkan :

Pasien akan mempertahankan integritas kulit yang normal selama perawatan

Kriteria :

Luka insisi sembuh tanpa ada tanda-tanda infeksi

Intervensi Keperawatan

1 Pantau luka pembedahan dari tanda-tanda peradangan : demam, kemerahan,


bengkak, dan cairan yang keluar terhadap warna, jumlah dan karakteristik
2 Rawat luka secara steril
3 Beri makanan berkualitas atau dukung pasien untuk makan yang bergizi untuk
mempercepat proses penyembuhan
4 Beri antibiotik sesuai program medik

Diagnosa Keperawatan IV

Kurang pengetahuan tentang perawatan dirumah dan tindak lanjut yang dibutuhkan
b.d kurang terpapar terhadap informasi

Hasil yang diharapkan :

Pasien akan meningkatkan pengetahuanya tentang perawatan dirumah dan tindak


lanjut yang dibutuhkan

Kriteria :

Pasien mengungkapkan pengertianya tentang perawatan di rumah dan tindak


lanjutnya

15
Intervensi keperawatan

1 Ajarkan perawatan luka secara bersih dan kering


2 Diskusikan tanda gejala infeksi luka, laporkan pada dokter bila terjadi
3 Diskusikan tentang diet yang tidak merangsang peristaltik usus dan anjurkan
nutrisi yang memadai
4 Jelaskan kebutuhan latihan dan istirahat yang seimbang
5 Beritahukan pasien untuk menghindari latihan fisik yang berat untuk beberapa
minggu
6 Kontrol kembali ke dokter sesuai tanggal yang ditentukan

Diagnosa Keperawatan V

Potensial kekurangan cairan dan elektrolit b.d demam dan pemasukan cairan yang
tidak memadai

Hasil yang diharapkan :

Pasien akan mempertahankan cairan dan elektrolit yang seimbang selama perawatan

Kriteria :

Tidak ada tanda-tanda dehidrasi :bibir tidak kering, mukosa membran lembab, tidak
sering kehausan, pemasukan cairan mencukupi

Intervensi keperawatan

1 Kaji keadaan turgor kulit dan selaput lendir


2 Observasi tanda-tanda vital
3 Catat cairan masuk dan keluar
4 Beri cairan infus sesuai program medik
5 Beri diet sesuai program medik dan tingkatkan secara bertahap
6 Jaga pipa lambung yang ada, perhatikan warna cairan, jumlah dan karasteriktik
7 Laksanakan program medik.

16
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Apendiksitis merupakan peradangan pada apendik periformis. Apendik periformis


merupakan saluran kecil dengan diameter kurang lebih sebesar pensil dengan panjang 2
sampai 6 inci. Secara klinis penyakit ini di bedakan secara akut dan kronik. Apendiksitis akut
apabila nyeri tidak hebat dan dapat menjadi apendiksitis kronik. Sedangkan apendiksitis
kronik nyeri hebat atau tidak teratasi dan penanganannya harus dengan pembedahan atau
apendiktomy. Apendiktomy adalah pemotongan saluran apendiks yang terinfeksi.

Daftar Pustaka

Rahayu Widiastuti. 2012. Kamus Keperawatan. Jakarta. Prestasi Pustaka.

Judith M. Wilkinson, Nancy R. Ahern. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan NANDA
NICNOC. Jakarta. EGC.

Doengoes, M.E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta. EGC.

Rothrock,Jane C. 2000. Perencanaan Asuhan Keperawatan Perioperatif. Jakarta. EGC.

Sjamsuhidajat. R & Jong,Wim de. 1997. Buku Ajar Ilmu Bedah Ed. Revisi. Jakarta. EGC.

17

Anda mungkin juga menyukai