Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Makrosomia adalah salah satu komplikasi pada kehamilan yang

akan berdampak buruk pada persalinan dan pada saat bayi lahir

apabila komplikasi tersebut tidak dideteksi secara dini dan segera

ditangani. Bayi besar (makrosomia) adalah bayi yang begitu lahir

memiliki bobot lebih dari 4000 gram. Padahal pada normalnya, berat

bayi baru lahir adalah sekitar 2.500-4000 gram.Berat neonatus pada

umumnya kurang dari 4000 gram dan jarang melebihi 5000 gram.

Frekuensiberat badan lahir lebih dari 4000 gram adalah 5,3% dan

yang lebih dari 4500 gram adalah 0,4%.(Wikimu, diakses tanggal 10

April 2015).

Persalinan dengan penyulit makrosomia umumnya faktor

keturunan memegang peranan penting.Selain itu janin besar dijumpai

pada wanita hamil dengan diabetes mellitus, pada postmaturitasdan

pada grande multipara. Pada panggul normal, janin dengan berat

badan kurang dari 4500 gram pada umumnya tidak menimbulkan

kesukaran persalinan. Kesukaran dapat terjadi karenakepala yang

besar atau kepala yang lebih keras (pada post maturitas) tidak dapat

memasuki pintuatas panggul, atau karena bahu yang lebar sulit

melalui rongga panggul.(Reni Usv, di akses tanggal 10 April 2015).

1
2

Angka kematian bayi menurut WHO tahun 2014, angka kematian

bayi menurun dari 68 menjadi 43 per 1.000 KH pada periode yang

sama. Bagaimana untuk tahun 2015? data resmi belum tersedia,

tunggu tahun 2015. Angka Kematian Bayi turun tahun 2014 ada 854

ribu bayi di jatim tercatat 854 ribu bayi meninggal. (Hak-Hak Anak

Indonesia Belum Terpenuhi , diakses 10 April 2015).

Menurut Survey Demografi dan Kesehatan (SDKI) tahun 2014

pada skala nasional juga masih terjadi kesenjangan kematian bayi

antara propinsi dengan variasi sangat besar yaitu Propinsi Nusa

Tenggara Barat mencapai 103 per 1.000 kelahiran hidup (tertinggi)

dan propinsi D.I. Yogyakarta mencapai 23 per 1.000 kelahiran hidup

(terendah) sekitar 57% kematian bayi tersebut terjadi pada bayi umur

di bawah 1 bulan dan utamanya disebabkan oleh gangguan perinatal,

makrosomia dan bayi berat lahir rendah. (Hak-Hak Anak Indonesia

Belum Terpenuhi , diakses 10 April 2014).

Data yang didapatkan dari profil Dinas Kesehatan Wajo pada

tahun 2013 jumlah bayi lahir dengan makrosomia sekitar 6,65 per

1000 kelahiran hidup menjadi 8,68 per 1000 pada tahun 2014.

Dari bagian pencatatan dan pelaporan Puskesmas Salobulo

Tahun 2015 didapatkan 45 jumlah kelahiran hidup dari jumlah

kelahiran ini didapatkan 21 bayi yang mengalami Makrosomia.

Berdasarkan kejadian Makrosomia yang masih sering terjadi,

maka penulis merasa tertarik untuk membuat karya tulis ilmiah


3

dengan judul Manajemen Kebidanan Bayi Baru Lahir Ny. W dengan

Makrosomia di Puskesmas Salobulo Kabupaten Wajo tanggal 24 s.d

26 Februari 2015.

B. Ruang Lingkup Penulisan

Ruang lingkup penulisan karya tulis ilmiah ini dengan penerapan

Manajemen Kebidanan Bayi Baru Lahir Ny. W dengan Makrosomia

di Puskesmas Salobulo tanggal 24 s.d 26 Februari 2015.

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan umum

Dapat melaksanakan Manajemen Kebidanan Bayi Baru Lahir

Ny. W dengan Makrosomia di Puskesmas Salobulo tanggal 24 s.d

26 Februari 2015, dengan menggunakan pendekatan manajemen

kebidanan sesuai kewenangan bidan.

2. Tujuan khusus

a. Dapat melaksanakan pengkajian dan analisa data

Ny. W dengan Makrosomia di Puskesmas Salobulo tanggal 24

s.d 26 Februari 2015.

b. Dapat menganalisis dan menginterpretasikan data

untuk menentukan diagnosa/masalah aktual Bayi Ny. W

dengan Makrosomia di Puskesmas Salobulo tanggal 24 s.d 26

Februari 2015.
4

c. Dapat menganalisis dan menginterpretasikan data

untuk menentukan diagnosa/masalah potensial Bayi Ny. W

dengan Makrosomia di Puskesmas Salobulo tanggal 24 s.d 26

Februari 2015.

d. Dapat melaksanakan tindakan segera dan

kolaborasi Bayi Ny. W dengan Makrosomia di Puskesmas

Salobulo tanggal 24 s.d 26 Februari 2015.

e. Dapat merencanakan tindakan dalam asuhan

kebidanan Bayi Ny. W dengan Makrosomia di Puskesmas

Salobulo tanggal 24 s.d 26 Februari 2015.

f. Dapat melaksanakan tindakan asuhan kebidanan

Bayi Ny. W dengan Makrosomia di Puskesmas Salobulo

tanggal 24 s.d 26 Februari 2015.

g. Dapat mengevaluasi asuhan kebidanan Bayi Ny.

W dengan Makrosomia di Puskesmas Salobulo tanggal 24 s.d

26 Februari 2015.

h. Dapat mendokumentasikan semua temuan dan

tindakan dalam asuhan kebidanan yang telah dilaksanakan Bayi

Ny. W dengan Makrosomia di Puskesmas Salobulo tanggal 24

s.d 26 Februari 2015.


5

D. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari penulisan pada kasus tersebut di atas adalah :

1. Manfaat bagi program

Sebagai bahan informasi untuk pengelola Puskesmas

Sabbangparu Kabupaten Wajo dalam meningkatkan program

pembangunan kesehatan khususnya di bagian kesehatan Ibu dan

Anak.

2. Manfaat bagi akademik

Sebagai bahan masukan / acuan bagi jurusan Akademi

Kebidanan khususnya program yang terkait dalam melaksanakan

asuhan kebidanan dengan kehamilan letak lintang.

3. Manfaat bagi Institusi

a. Menjadi bahan bacaan yang diharapkan dapat

bermanfaat bagi mahasiswa yang lain.

b. Menjadi bahan informasi bagi institusi dalam

menyelenggarakan proses belajar mengajar.

4. Manfat bagi penulis

a. Merupakan pengalaman yang

bermanfaat bagi penulis untuk menambah dan memperluas

wawasan.

b. Sebagai salah satu syarat dalam

menyelesaikan ujian akhir dan penetapan ilmu yang telah


6

didapatkan pada jenjang pendidikan Diploma Ill Akademi

Kebidanan Persada Wajo

E. Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini

secara sistematis meliputi :

1. Studi kepustakaan

Penulis membaca dan mempelajari buku-buku berbagai literatur

yang berkaitan dengan masalah diangkat sebagai dasar teori yang

dapat digunakan dalam pembahasan karya tulis ilmiah ini.

2. Studi kasus

Melaksanakan studi kasus pada bayi H dengan menggunakan

pendekatan pemecahan masalah melalui asuhan kebidanan yang

meliputi pengkajian, merumuskan diagnosa/masalah aktual

maupun masalah potensial, perencanaan tindakan, implementasi,

evaluasi dan dokumentasi.

Dalam memperoleh data yang akurat penulis menggunakan

tehnik :

a. Wawancara

Penulis melakukan tanya jawab dengan orang tua dan

keluarga guna memperoleh data yang diperlukan untuk

memberikan asuhan kebidanan pada bayi tersebut.


7

b. Studi observasi

Pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis untuk

menjamin diperolehnya data yang lengkap dengan cara inspeksi

terhadap karakteristik luar meliputi kulit, telinga, genitalia, postur

dan tonus otot, ukur tinggi badan dan berat badan, apgar scot,

anus, dan pemeriskaan diagnostik lainnya sesuai dengan

kebutuhan dan indikasi.

c. Pemeriksaan fisik

Dalam pemeriksaan fisik dikenal dengan beberapa

pemeriksaan diantaranya yaitu:

1) Inspeksi (melihat)

2) Palpasi (meraba)

3) Auskultasi (mendengar)

4) Perkusi (mengetuk)

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dilakukan dengan mempelajari status

kesehatan bayi/klien yang bersumber dari catatan dokter, bidan,

dan hasil pemeriksaan penunjang lainnya yang dapat memberi

kontribusi dalam menyelesaikan tulisan ini.

4. Diskusi
8

Penulis menggunakan tanya jawab dengan dokter atau bidan

yang menangani langsung bayi tersebut serta berdiskusi dengan

dosen pembimbing karya tulis ilmiah ini.

Anda mungkin juga menyukai