PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Baik disadari maupun tidak, tubuh manusia selalu melakukan gerak. Bahkan
seseorang yang memiliki ketidaksempurnaan alat gerak pun tetap melakukan
gerak. Saat tersenyum, mengedipkan mata, atau bernapas sesungguhnya telah
terjadi gerak yang disebabkan oleh kontraksi otot. Dalam satu hari, banyak
aktivitas yang kita lakukan, misalnya mandi, makan, berjalan, berlari,
berolahraga, dan sebagainya. Manusia dapat melakukan segala macam
aktivitas bergerak itu karena dia memiliki sistem organ gerak yaitu sistem
muskuloskeletal..
Gerak adalah suatu tanggapan terhadap rangsangan baik dari dalam maupun
dari luar. Gerak tidak terjadi begitu saja. Gerak terjadi melelui mekanisme
yang rumit dan melibatkan banyak bagian tubuh.
Gerak pada manusia disebabkan oleh kontraksi otot yang menggerakkan
tulang. Jadi, gerak merupakan kerjasama antara tulang dan otot. Maka dari itu,
tubuh manusia terdapat sistem muskuloskeletal yang berperan dalam situasi
tersebut. Muskuloskeletal terdiri dari otot dan tulang. Tulang sebagai alat
gerak pasif karena hanya mengikuti kendali otot, sedangkan otot disebut alat
gerak aktif karena mampu berkontraksi, sehingga mampu menggerakan
tulang.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa memahami tentang Anatomi fisiologi Sistem Muskuloskeletal
dan untuk memenuhi tugas mata kuliah Kebutuhan Aktivitas
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu memahami tentang anatomi dan fisiologi sistem
muskuloskeletal
1
b. Mahasiswa mampu memahami patofisiologi kelainan struktur fungsi
tubuh dalam sistem muskuloskeletal
c. Mahasiswa mampu memahami dasar farmakologi dalam pemberian
asuhan keperawatan dalam sistem muskuloskeletal
2
BAB II
LANDASAN TEORI
3
c. Produksi panas. Kontraksi otot-otot secara metabolis menghasilkan
panas untuk mepertahankan suhu tubuh normal.
Jenis-jenis otot
4
b. Otot Polos merupakan otot tidak berlurik dan involunter. Jenis otot
ini dapat ditemukan pada dinding berongga seperti kandung kemih
dan uterus, serta pada dinding tuba, seperti pada sistem respiratorik,
pencernaan, reproduksi, urinarius, dan sistem sirkulasi darah.
Serabut otot berbentuk spindel dengan nukleus sentral. Serabut ini
berukuran kecil, berkisar antara 20 mikron (melapisi pembuluh
darah) sampai 0,5 mm pada uterus wanita hamil. Kontraksinya kuat
dan lamban. Struktur Mikroskopis Otot Polos : Sarcoplasmanya
terdiri dari myofibril yang disusun oleh myofilamen-myofilamen
Jenis otot polos :
5
Gambar .1
Kerja Otot :
6
d. Sinergis (searah) >< Antagonis (berlawanan)
e. Dilatator(melebarkan) >< Konstriktor (menyempitkan)
f. Adduktor(dekat) >< Abduktor (jauh)
2. Skeletal/Tulang/ Rangka
Skeletal disebut juga sistem rangka, yang tersusun atas tulang-tulang.
Tubuh kita memiliki 206 tulang yang membentuk rangka. Bagian
terpenting adalah tulang belakang.
Struktur Tulang
a. Tulang terdiri dari sel hidup yang tersebar diantara material tidak
hidup (matriks).
b. Matriks tersusun atas osteoblas (sel pembentuk tulang).
c. Osteoblas membuat dan mensekresi protein kolagen dan garam
mineral.
d. Jika pembentukan tulang baru dibutuhkan, osteoblas baru akan
dibentuk.
e. Jika tulang telah dibentuk, osteoblas akan berubah menjadi osteosit
(sel tulang dewasa).
f. Sel tulang yang telah mati akan dirusak oleh osteoklas (sel
perusakan tulang).
g. Jaringan tulang terdiri atas :
7
Kompak (sistem harvesian matrik dan lacuna, lamella
intersisialis)
Spongiosa (trabecula yang mengandung sumsum tulang dan
pembuluh darah)
a. Tulang Kompak
b. Tulang Spongiosa
8
1) tengkorak kepala / cranium dan tulang-tulang muka
2) columna vertebralis / batang tulang belakang
3) costae / tulang-tulang rusuk
4) sternum / tulang dada
b. Appendicular / rangka tambahan, terdiri dari :
1) tulang extremitas superior :
korset pectoralis, terdiri dari scapula (tulang berbentuk
segitiga) dan clavicula (tulang berbentuk lengkung).
lengan atas, mulai dari bahu sampai ke siku.
lengan bawah, mulai dari siku sampai pergelangan tangan.
tangan
2) tulang extremitas inferior: korset pelvis, paha, tungkai bawah,
kaki.
3. Sendi
Sendi adalah tempat pertemuan dua atau lebih tulang. Tulang-tulang
ini dipadukan dengan berbagai cara misalnya dengan kapsul sendi,
pita fibrosa, ligamen, tendon, fasia atau otot.
Dalam membentuk rangka tubuh, tulang yang satu berhubungan
dengan tulang yang lain melalui jaringan penyambung yang disebut
persendian. Pada persendian terdapat cairan pelumas (cairan sinofial).
Otot yang melekat pada tulang oleh jaringan ikat disebut tendon.
Sedangkan, jaringan yang menghubungkan tulang dengan tulang
disebut ligamen.
Secara structural sendi dibagi menjadi: sendi fibrosa, kartilaginosa,
sinovial. Dan berdasarkan fungsionalnya sendi dibagi menjadi: sendi
sinartrosis, amfiartrosis, diarthroses.
Secara structural dan fungsional klasifikasi sendi dibedakan atas:
1. Sendi Fibrosa/ sinartrosis
Sendi yang tidak dapat bergerak atau merekat ikat, maka tidak
mungkin gerakan antara tulang-tulangnya. Sendi fibrosa tidak
mempunyai lapisan tulang rawan dan tulang yang satu dengan lainnya
9
dihubungkan oleh jaringan penyambung fibrosa. contohnya sutura
pada tulang tengkorak, sendi kaitan dan sendi kantong (gigi), dan
sindesmosis (permukaan sendi dihubungkan oleh membran).
10
3. Sendi Sinovial/ diarthroses
Sendi tubuh yang dapat digerakkan. Sendi ini memiliki rongga
sendi dan permukaan sendi dilapisi tulang rawan hialin. Kapsul
sendi terdiri dari suatu selaput penutup fibrosa padat, suatu lapisan
dalam yang terbentuk dari jaringan penyambung berpembuluh
darah banyak dan sinovium yang membentuk suatu kantong yang
melapisi suatu sendi dan membungkus tendon-tendo yang melintasi
sendi. Sinovium menghasilkan cairan yang sangat kental yang
membasahi permukaan sendi. Caiaran sinovial normalnya bening,
tidak membeku dan tidak berwarana. Jumlah yang ditemukan pada
tiap-tiap sendi relative kecil 1-3 ml. Cairan sinovial bertindak pula
juga sebagi sumber nutrisi bagi tulang rawan sendi.
Tulang rawan memegang peranana penting, dalam membagi organ
tubuh. Tulang rawan sendi terdi dari substansi dasar yang terdiri
dari kolagen tipe II dan proteoglikan yang dihasilkan oleh sel-sel
tulang rawan. Proteoglikan yang ditemukan pada tulang rawan
sendi sangat hidrofilik, sehingga memungkinkan rawan tersebut
mampu menahan kerusakan sewaktu sendi menerima beban berat.
Perubahan susunan kolagen dan pembentukan proteoglikan dapat
terjadi setelah cedera atau ketika usia bertambah.
Persendian yang bergerak bebas dan banyak ragamnya. Berbagai
jenis sendi sinovial yaitu sendi datar / sendi geser, sendi putar,
sendi engsel, sendi kondiloid, sendi berporos, dan sendi pelana /
sendi timbal balik.Gerak pada sendi ada 3 kelompok utama yaitu
gerakan meluncur, gerkan bersudut / anguler, dan gerakan rotasi.
Adapun pergerakan yang dapat dilakukan oleh sendi-sendi adalah
fleksi, ekstensi, adduksi, abduksi, rotasi, sirkumduksi dan
Pergerakan khusus seperti supinasi, pronasi, inversion, eversio,
protaksio. Sendi diartrosis terdiri dari:
a. Sendi peluru
11
Sendi peluru adalah persendian yang memungkinkan gerakan
yang lebih bebas. Sendi ini terjadi apabila ujung tulang yang
satu berbentuk bonggol, seperti peluru masuk ke ujung tulang
lain yang berbentuk cekungan. Contoh sendi peluru adalah
hubungan tulang panggul dengan tulang paha, dan tulang belikat
dengan tulang atas.
b. Sendi engsel
Memungkinkan gerakan melipat hanya satu arah,
Persendian yang menyebabkan gerakan satu arah karena
berporos satu disebut sendi engsel. Contoh sendi engsel
ialah hubungan tulang pada siku, lutut, dan jari-jari.
c. Sendi pelana
Sendi pelana adalah persendian yang membentuk sendi,
seperti pelana, dan berporos dua. Contohnya, terdapat pada
ibu jari dan pergelangan tangan. Memungkinkan gerakan 2
bidang yang saling tegak lurus. misal persendian dasar ibu
jari yang merupakan sendi pelana 2 sumbu.
12
d. Sendi pivot
Memungkinkan rotasi untuk melakukan aktivitas untuk
memutar pegangan pintu, misal persendian antara radius
dan ulna.
e. Sendi peluncur
Memungkinkan gerakan terbatas kesemua arah. Contoh
adalah sendi-sendi tulang karpalia di pergelangan tangan
4. Tendon
Tendon adalah ikatan jaringan fibrous yang padat yang merupakan
ujung dari otot yang menempel pada tulang. Tendon merupakan ujung
dari otot dan menempel kepada tulang. Tendon merupakan ekstensi
dari serabut fibrous yang bersambungan dengan aperiosteum. Selaput
tendon berbentuk selubung dari jaringan ikat yang menyelubungi
tendon tertentu terutama pada pergelangan tangan dan tumit. Selubung
ini bersambungn dengan membrane sinovial yang menjamin
pelumasan sehinggga mudah bergerak.
Berdasarkan cara melekatnya pada tulang, tendon dibedakan sebagai
berikut ini :
1) Origo merupakan tendon yang melekat pada tulang yang tidak
berubah kedudukannya ketika otot berkontarksi.
2) Insersio merupakan tendon yang melekat pada tulang yang
bergerak ketika otot berkontarksi. Otot yang dilatih terus menerus
akan membesar atau mengalami hipertofi, sebaliknya jika otot
tidak digunakan akan menjadi kisut atau atrofi
Tendon
13
5. Ligamen
Ligamen adalah pembalut/selubung yang sangat kuat, yang merupakan
jaringan elastis penghubung yang terdiri atas kolagen. Ligamen
membungkus tulang dengan tulang yang diikat oleh sendi.
a. Ligamen Tipis
Ligamen pembungkus tulang dan kartilago. Merupakan ligament
kolateral yang ada di siku dan lutut. Ligamen ini memungkinkan
terjadinya pergerakan.
b. Ligamen jaringan elastik kuning.
Merupakan ligamen yang dipererat oleh jaringan yang membungkus
dan memperkuat sendi, seperti pada tulang bahu dengan tulang lengan
atas.
Ligamen
14
Stimulus nyeri akan menimbulkan iritasi neuropatik yang akan
merangsang reseptor nosiseptif. Reseptor nosiseptif akan merangsang
pengeluaran mediator-mediator inflamasi seperti prostalglandin,
TNF, IL-1, IL-6 yang akan menimbulkan vasokonstruksi sehingga
timbul iskemi. Iskemi yang berkelanjutan akan menyebabkan
timbulnya nyeri.
2. Tumor (Bengkak)
Adapun pembengkakan secara umum yaitu :
Edema adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada kondisi
bengkak pada jaringan lunak seperti kulit. Edema dapat dibagi
menjadi edema lokal dan edema general. Edema lokal ialah bila
terjadi bengkak pada satu sisi tubuh saja, sedangkan disebut edema
general bila terjadi bengkak pada lebih dari satu bagian tubuh.
Patofisiologi:
Pembengkakan disebabkan oleh pengiriman cairan dan sel-sel dari
sirkulasi darah ke jaringan-jaringan interstitial. Campuran dari cairan
dan sel yang tertimbun di daerah peradangan disebut eksudat
meradang. Pada keadaan ini reaksi peradangan sebagian besar eksudat
adalah cair. Kemudian sel-sel darah putih meninggalkan aliran darah
dan tertimbun sebagai bagian dari eksudat.
Pengiriman cairan
Tertimbun (eksudat)
Pembengkakan
15
Adapun pemebengkakan pada sendi yaitu :
3. Deformitas
Deformitas musculoskeletal adalah kelainan dan trauma pada sistem
muskuloskeletal yang bermanifestasi dari bentuk yang abnormal dari
ekstremitas atau batang tubuh.
Deformitas/malformasi bawaan adalah: kelainan atau defek yang bias
terjadi, ketika didalam kandungan dan terlihat pada waktu lahir dan
dapat pula terjadi dalam perkembangan anak di kemudian hari.
Kadang kadang kelainan yang ada tidak terlihat secara fisik, tetapi
terdapat kelainan biokimiawi atau histologik yang dapat berkembang
di kemudian hari.
Berdasarkan beberapa definisi deformitas seperti yang telah tercantum
diatas, kami menyimpulkan bahwa deformitas merupakan kelainan
16
bawaan pada sistem muskuloskeletal yang tidak terlihat pada usia dini
namun dapat berkembang di kemudian hari.
Adapun klasifikasi dari deformitas yaitu :
a. Deformitas tulang
Dapat terjadi karena :
1) Pertumbuhan abnormal bawaan pada tulang (dapat berupa
aplasia, displasia, duplikasi atau pseudoartrosis)
2) Akibat kelainan penyembuhan fraktur berupa mal-union atau
non-union.
3) Gangguan pertumbuhan lempeng epifis, baik karena trauma
maupun kelainan bawaan,
4) Pembengkakan abnormal tulang (misalnya rakitis dan
osteomalasia)
5) Pertumbuhan berlebih pada tulang matur.
b. Deformitas Sendi
Dapat terjadi karena :
1) Pertumbuhan abnormal bawaan pada sendi, misalnya pada
dislokasi panggul bawaan atau fibrosis pada jaringan sekitar
sendi.
2) Dislokasi akuisita(didapat) karena trauma (yang
mengakibatkan robekan pada ligamen), infeksi tulang atau
karena instabilitas sendi.
3) Kontraktur otot, misalnya akibat spasme otot yang
berkepanjangan atau pada iskemia Volkmann.
4) Ketidakseimbangan otot, misalnya pada penyakit poliomielitis,
paralisis serebral dan paralisis yang bersifat flaksid/spastik.
5) Kontraktur fibrosa pada fasia dan kulit, baik kontraktur akibat
adanya jaringan parut pada fasia karena suatu sebab(mis, luka
bakar) ataupun kontraktur Duduytren.
6) Tekanan eksternal
17
D. Dasar Farmakologi Dalam Sistem Muskuloskeletal
1. Vitamin
2. Mineral
3. Analgetik
4. Antiinflamasi
5. Antibiotik
6. Antineoplastik (sitostatika)
1. Vitamin
Adalah zat organik yang diperlukan tubuh dalam jumlah kecil untuk
berbagai reaksi metabolisme dan mempertahankan
kesehatan. Sumber : bahan makanan dan obat
a. Vitamin A, D, E, K
18
b. Vitamin D
2. Mineral
3. Analgetik
19
d. Prototipe obat golongan ini adalah aspirin. Karena itu, banyak
golongan dalam obat ini sering disebut obat mirip aspirin (Aspirin-
like drugs)
4. Antiinflamasi
20
5. Antibiotika
Pemberian AB :
21
b. Frekuensi pemberian : tergantung waktu paruh (t) obat. Bila t
pendek, maka frekuensi pemberiannya sering.
c. Lama terapi : harus cukup panjang untuk menjamin semua kuman
telah mati & menghindari kekambuhan. Lazimnya terapi diteruskan
2-3 hari setelah gejala penyakit lenyap.
22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan
mengusruskan pergerakan. Komponen utama sistem muskoluskeletal
adalah jaringan ikat. Struktur otot terdiri atas berkas berkas serabut
otot ini terdiri atas sel sel otot. Muskuler/otot : Otot, tendon dan
ligament dan Skeletal/tulang : Tulang dan sendi.
Patofisiologi dari sistem musculoskeletal adalah diantaranya Nyeri
yang merupakan respon dari adanya iskemia, pembengkakan karena
adanya cairan yang menumpuk, deformita s yang merupakan kelainan
bentuk strustur karena ada tekanan yang terus-menerus. patofisiologi
tersebut menyebabkan adanya imobilisasi pada sistem
musculoskeletal.
Tinjauan Farmakologi Sistem Muskuloskeletal Obat (yang biasa digunakan)
pada sistem muskuloskeletal : vitamin, mineral, analgetik,
antiinflamasi, antibiotik dan antineoplastik (sitostatika). dalam
pemebrian farmakologi perawat sangat berperan dalam mengedukasi
pasien mengenai obat yang akan diberikan
B. Saran
Diharapkan dengan adanya Makalah ini mahasiswa mampu mngetahui
lebih dalam mengenai anatomi fisiologi sistem muskuloskeletas,
patofisiologi dan farmakologi terkait dengan judul makalah ini.
23
Daftar Pustaka
Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem
Muskuloskeletal. Jakarta : EGC.
Bakhtiar S. Biologi. 2011. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Pembukuan
Kementrian Pendidikan Nasional
Ferdinand F, Ariebowo. 2009. Praktis Belajar Biologi 2. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Firmansyah R, Mawardi A, Riandi U. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Biologi
2. Jakarta: Pusat Perbukan Departemen Pendidikan Nasional
Gibson, John. Anatomi dan Fisiologi Modern untuk Perawat. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC, 2003.
24