No. :SOP/MJ/VII/FARM
Dokumen ASI/I
/ 2016
SOP :0
No. Revisi
Tanggal
Terbit
Halaman : 1 dari 1
UPTD Puskesmas
Patek
Halaman : 1 dari 1
UPTD Puskesmas
Patek
Pengertian Proteksi diri adalah upaya untuk melindungi petugas dari penularan
penyakit yang mungkin diperoleh akibat pelayanan yang diberikan
Tujuan Sebagai pedoman petugas untuk melakukan proteksi diri sehingga
terhindar dari penularan penyakit yang mungkin diperoleh akibat
pelayanan yang diberikan.
Kebijakan Surat keputusan kepala puskesmas manttrejeron Nomor 022.K Tahun
2015 tentang sasaran keselamatan pasien puskesmas mantrijeron.
Referensi 1. Depertemen kesehatan republik indonesia. Pedoman pencegahan
dan pengendalian infeksi di rumah sakit dan fasilitas kesehatan
lainnya. Jakarta. 2009.
2. Depertemen kesehatan republik indonesia. Pedoman pelaksanaan
kewaspadaan universal di pelayanan kesehatan cetakan III 2010
Prosedur 1. Petugas harus memastikan tangan selalu bersih
2. Petugas memperkirankan resiko terpajan cairan tubuh atau area
terkontaminasi sebelum melakukan kegiatan perawatan kesehatan.
3. Petugas memakai alat pelindung diri (APD) sesuai dengan perkiraan
resiko terjadinya pajanan:
a. Petugas mencuci tangan sebelum dan setelah kontak dengan
pasien atau lingkungan terkontaminasi.
b. Petugas mencuci tangan dan memakai srung tangan jika kontak
langsung dengan darah, cairan tubuh, sekret, mukosa atau kulit
terbuka.
c. Petugas mencuci tangan, memakai sarung tangan dan
gaun/celemek dan kaca mata pelindung jika beresiko terkena
percikan darah, cairan dan sekret tubuh ke badan.
d. Petugas mencuci tangan, memakai sarung tangan, gaun/celemek
dan kaca mata pelindung jika beresiko terkena percikan darah,
cairan dan sekret tubuh ke badan dan wajah.
PROTEKSI DIRI
No. :SOP/MJ/VII/FARM
Dokumen ASI/I
/ 2016
SOP :0
No. Revisi
Tanggal
Terbit
Halaman : 1 dari 2
UPTD Puskesmas
Patek
Halaman : 1 dari 1
UPTD Puskesmas
Patek
Halaman : 1 dari 1
UPTD Puskesmas
Patek
Halaman : 1 dari 1
UPTD Puskesmas
Patek
Halaman : 1 dari 2
UPTD Puskesmas
Patek
CARA AUSKULTASI:
1. Petugas menjelaskan prosedur pada pasien
2. Petugas mengatur posisi pasien.
3. Petugas meletakkan lengan pasien yang hendak diukur pada posisi
terlentang.
4. Petugas membuka lengan baju.
5. Petugas memasang manometer pada lengan kanan/kiri atas, sekitar 3 cm
di atas fossa cubiti (siku lengan bagian dalam.) jangan terlalu ketat dan
terlalu longgar.
6. Petugas menentukan denyut nadi arteri radialis ( nadi pada siku bagian
dalam ) dekstra/sinistra dengan jari tangan kita.
7. Petugas memompa balon udara manset sampai denyut nadi arteri
radialis tidak teraba.
8. Petugas memompa terus sampai manometer setinggi 20 mmHg lebih
tinggi dari titik radialis tidak teraba.
9. Petugas meletakkan diafragma stetoskop diatas arteri brahialis dan
mendengarkan.
10. Petugas mengempeskan balon udara manset secara perlahan dan
berkesinambungan dengan memutar seckruppompa udara berlawanan
arah jarum jam.
11. Petugas mencatat mmHg manometer saat pertama kali denyut nadi
teraba. Nilai ini menunjukkan tekanan sistolik secara palpasi dan tak
mungkin dengan cara ini menemukan tekanan diastolik.
12. Suara korotkoff I : menunjukkan besarnya tekanan sistolik secara
auskultasi.
13. Suara korotkoff IV/V: Menunjukkan besarnya tekanan diastolik
secara auskultasi.
Unit terkait 1. Unit BP-Umum
2. Unit BP Gigi
3. Unit KIA-KB
Halaman : 1 dari 1
UPTD Puskesmas
Patek
Pengertian Pengukuran suhu tubuh axila adalah suatu tindakan untuk mengukur panas
yang dihasilakan oleh tubuh pada daerah axila.
Tujuan Sebagai pedoman petugas untuk melakukan pengukuran suhu tubuh pasien
yang di ukur pada daerah axila.
Kebijakan Surat keputusan kepala puskesmas mantrijeron nomor 003 tahun 2015 tenta
ng pemberian layanan klinis.
Referensi 1. H.M.S. Markum. Penuntun anamnesis dan pemeriksaan fisik. FKUI.
Jakarta. 2000.
2. Mohlan, Robert. Diagnosis fisik (terjemahan). EGC. Jakarta. 1981.
Prosedur 1. Petugas menjalin komunikasi dengan baik kepada pasiaen atau
keluarganya.
2. Petugas menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan.
3. Petugas mengatur posisi tubuh pasien terlentang atau duduk.
4. Petugas menyingkirkan pakaian dari bahu untuk memastikan kondidi
ketiak dalam keadaan kering.
5. Petugas menyiapkan termometer air raksa.
6. Petugas memastikan posisi air raksa berada pada angka nol.
7. Petugas meletakkan termometer dari tengah axila, menurunkan lengan
menjepit termometer dan menaruh lengan menyilang didada pasien.
8. Petugas membiarkan termometer selama 5-10 menit.
9. Petugas membaca termometer sejajar dengan mata.
10. Petugas memberitahu pasien berapa suhunya.
11. Petugas mencuci termometer dalam air sabun bilas sampai bersih, dan
mengeringkan.
12. Petugas mengembalikan posisi air raksa ke angka nol dengan cara
mengipas-ngipaskan termometer dari atas ke bawah.
13. Petugas menyimpan kembali termometer pada tempatnya.
14. Petugas membatu pasien merapikan pakaian pasien.
15. Petugas mencuci tangan dan mengeringkan tangan dengan tissue.
16. Petugas mencatat pada rekam medik.
Halaman : 1 dari 1
UPTD Puskesmas
Patek
Halaman : 1 dari 1
UPTD Puskesmas
Patek
Halaman : 1 dari 1
UPTD Puskesmas
Patek
Pengertian Penanganan pasien gawat darurat adalah proses penilaian dan pengelolaan
pasien yang membutuhkan pertolongan segera atas kondisinya yang
mengancam jiwa.
Tujuan Sebagai acuan petugas untuk melakukan penanganan kasus gawat darurat
Kebijakan Surat keputusan kepala puskesmas Mantrijeron Nomor 017. H Tahun 2015
tentang penanganan pasien darurat dan gawat darurat.
Referensi 1. Depertemen kesehatan republik indosesia. Pelayanan
keperawatangawat darurat di RS.2005.
2. Palang merah indonesi. Penangulangan penderita gawat darurat.
Yogyakarta. 2012
3. Peraturan menteri kesehatan republik indonesia Nomor 75 Tahun 2014
tentang pusat kesehatan masyarakat.
Prosedur 1. Petugas menerima pasien
2. Petugas mencucic tangan.
3. Petugas memakai alat pelindung diri (APD) sesuai kebutuhan seperti
handscoon, masker.
4. Petugas menepatkan pasien pada tempat yang disediakan.
5. Jika pasien lebih dari satu, petugas mengidentifikasikan pasien
berdasarkan prioritas penanganan ( pasien gawat darurat, pasien darurat
tidak gawat, pasien tidak gawat.
6. Petugas menilai kesadaran pasien.
7. Petugas mengecek airway (kelancaran jalan nafas) dan melakukan
tindakan bila terjadi sumbatan nafas.
8. Petugas memastikan pernafasan tidak terganggu, apabila terjadi
gangguan petugas memberikan bantuan nafas.
9. Petugas mengecek adanya pendarahan, jika ada perdarahan, petugas
melakukan tindakan untuk menghentikan perdarahan.
10. Jika terjadi tanda-tanda kekurangan cairan, petugas memasang IV linc.
11. Jika terjadi henti jantung, petugas melakukan resusitasi jantung paru
pada usia tahun rasio pijat : nafas = 30:2 bayi <1 tahun rasio pijat :
nafas = 15:2, setelah tiga siklus pijat nafas, eveluasi sirkulasi.
12. Petugas memeriksa pada seluruh tubuh penderita untuk melihat tanda-
tanda kegawatan yang mungkin tidak terlihat.
13. Petugas memberikan obat sesuai kebutuhan pasien.
14. Petugas memastikan pasien dalam kondisi stabil.
15. Petugas melakukan rujukan kefasilitas kesehatan yang lebih tinggi
apabila diperlukan.
16. Petugas mendokumentasikan alat dan bahan habis pakai yang
digunakan.
17. Petugas mendokumentasikan kegiatan dalam rekam medis.
Halaman : 1 dari 1
UPTD Puskesmas
Patek
Pengertian Hak menolak tindakan, rujukan dan tidak melanjutkan pengobatan adalah
hak pasien atau mereka yang membuat keputusan atas nama pasien, dapat
memutuskan untuk tidak melakukan tindakan, rujukan atau tidak
melanjutkan pengobatan terencana.
Tujuan Sebagai pedoman petugas untuk menatalaksana pasien yang menolak
tindakan, rujukan dan tidak melanjutkan pengobatan.
Kebijakan Surat keputusan kepala puskesmas mantrijeron Nomor 012.H Tahun 2015
tentang hak pasien menolak tindakan, rujukan atau tidak melanjutkan
pengobatan.
Referensi 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang
perlindungan konsumen.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 pasal 52 Tahun 2004
tentang praktek kedokteran.
Prosedur 1. Petugas memberitahukan kepada pasien atau keluarganya tentang hak
pasien untuk bisa menolak tindakan atau rujukan atau tidak
melanjutkan pengobatan.
2. Petugas memberitahu pasien atau keluarganya tentang konsekuensi
dari keputusan mereka.
3. Petugas memberitahu pasien atau keluarganya tentang tanggung jawab
mereka berkaitan dengan keputusan tersebut.
4. Petugas memberitahu pasien atau keluarganya tentang tersedianya
alternatif tindakan, pelayanan atau pengobatan.
5. Petugas mempersiapkan fomulir penolakan tindakan atau penolakan
rujukan.
6. Petugas mengisi formulir penolakan tindakan atau penolakan rujukan.
7. Petugas mempersilakan pasien atau keluarganya untuk
menandatangani formulir penolakan tindakan atau penolakan rujukan.
Unit terkait 1. Unit BP Umum
2. Unit BP Gizi
3. Unit KIA-KB
4. Unit Gizi.
Halaman : 1 dari 1
UPTD Puskesmas
Patek
Halaman : 1 dari 1
UPTD Puskesmas
Patek
Pengertian Anastesi lokal adalah tindakan menghilangkan nyeri/sakit secara lokal tanpa
disertai hilangnya kesadaran.
Tujuan Sebagai pedoman petugas untuk melakukan tindakan anastesi lokal.
Kebijakan 1. Surat keputusan kepala puskesmas mantrijeron Nomor 012.L Tahun
2015 tentang jenis-jenis pembedahan minor yang dapat dilakukan di
puskesmas.
2. Surat keputusan kepala puskesmas mantrijeron Nomor 013. H Tahun
2015 tentang monitoring status fisiologis pasien selama pemberian
anestesi lokal dan selesai.
Referensi 1. Chris Tanto et all. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Keempat, Jilid
Kedua. Penerbit Media Aesculaping.FKUI. Jakarta. 2014.
2. Siregar MB Bashsinar B Atlas Berwarna dan Dasar-Dasar Bedah
Minor Edisi I (revisi). Widya Medika. Jakarta 1995.
3. William De jong et all. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 3. EGC.Jakarta
2005.
Prosedur Anastesi lokal dengan menggunakan lidokain.
A. Petugas mempersiapkan alat dan bahan :
a. Lidocain 2% atau lidocain compositum ( lidocain dan epinephirine )
b. Spuit jarum suntik 1 ml atau 3 ml.
c. Kapas alkohol 70%.
d. Larutan iodin povidon.
B. Jika menggunakan lidocain compositum (kombinasi epinephrine)
petugas memastikan bukan merupakan kontra indikasi, meliputi :
a. Organ akral (end organ), misalnya telinga, jari tangan dan kaki,
cuping hidung dan penis.
b. Penderit lanjut usia (geriatri).
c. Penderita hipertensi.
d. Penderita penyakit kardiovaskular.
e. Penderita diabetes melitus.
f. Penderita penderita tirotoksikosis.
g. Infiltrasi, blok sarat, blok spinal pada persalinan spontan dengan
bayi yng belum lahir.
C. Petugas mempersiapkan pasien :
a. Identitas pasien
b. Memberitahukan pasien/keluarga atas tindakan yang akan dilakukan
dengan pengisian lembar persetujuan tindakan medis (informed
consent).
c. Mempersilahkan pasien untuk posisi berbaring yang nyaman.
D. Petugas memilih teknik anastesi.
Tiga teknik pilihan dalam anastesi lokal dengan lidokain :
a. Teknik infiltrasi, penyuntikan lidocain langsung diarahkan di sekitar
tempat lesi, luka atau insisi. Cara yang sering digunakan adalah
blokade lingkar dan obat disuntikkan intradermal atau subkutan.
b. Teknik field block, obat ditempatkan pada cabang-cabang sarat yang
lebih besar mengelilingi daerah tindakan.
c. Teknik block sasraf, obat ditempatkan pada batang sarat yang besar,
sehingga daerah yang dilayani (distal) sarat yang bersangkutan akan
teranestesi.
Halaman : 1 dari 1
UPTD Puskesmas
Patek