Anda di halaman 1dari 14

A.

Sejarah Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia adalah varian bahasa Melayu, sebuah bahasa Austronesia dari
cabang bahasa-bahasa Sunda-Sulawesi, yang digunakan sebagai lingua
franca di Nusantara sejak abad-abad awalpenanggalan modern. Aksara pertama dalam
bahasa Melayu atau Jawi ditemukan di pesisir tenggara Pulau Sumatera, mengindikasikan
bahwa bahasa ini menyebar ke berbagai tempat di Nusantara dari wilayah ini, berkat
penggunaannya oleh Kerajaan Sriwijaya yang menguasai jalur perdagangan. Istilah Melayu
atau sebutan bagi wilayahnya sebagai Malaya sendiri berasal dari Kerajaan Malayu yang
bertempat di Batang Hari, Jambi, dimana diketahui bahasa Melayu yang digunakan di Jambi
menggunakan dialek "o" sedangkan dikemudian hari bahasa dan dialek Melayu
berkembang secara luas dan menjadi beragam. Pemerintah kolonial Hindia-Belanda
menyadari bahwa bahasa Melayu dapat dipakai untuk membantu administrasi bagi
kalangan pegawai pribumi karena penguasaan bahasa Belanda untuk para pegawai
pribumi dinilai lemah. Pada awal abad ke-20 perpecahan dalam bentuk baku tulisan bahasa
Melayu mulai terlihat.

Pada tahun 1901, Indonesia sebagai Hindia-Belanda mengadopsi ejaan Van Ophuijsen dan
pada tahun 1904 Persekutuan Tanah Melayu (kelak menjadi bagian dari Malaysia) di
bawah Inggrismengadopsi ejaan Wilkinson. Ejaan Van Ophuysen diawali dari
penyusunan Kitab Logat Melayu(dimulai tahun 1896) van Ophuijsen, dibantu oleh Nawawi
Soetan Mamoer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim. Kemudian pada tahun 1908
Pemerintah Hindia-Belanda (VOC) mendirikan sebuah badan penerbit buku-buku bacaan
yang diberi nama Commissie voor de Volkslectuur (Taman Bacaan Rakyat). Intervensi
pemerintah semakin kuat dengan dibentuknya Commissie voor de Volkslectuur ("Komisi
Bacaan Rakyat" - KBR) pada tahun 1908, yang kemudian pada tahun 1917 ia diubah
menjadi Balai Pustaka. Balai itu menerbitkan buku-buku novel seperti Siti Nurbaya dan
Salah Asuhan, buku-buku penuntun bercocok tanam, penuntun memelihara kesehatan,
yang tidak sedikit membantu penyebaran bahasa Melayu di kalangan masyarakat luas.

Bahasa Indonesia secara resmi diakui sebagai "Bahasa Persatuan Bangsa" pada
saat Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa
nasional atas usulanMuhammad Yamin, seorang politikus, sastrawan, dan ahli sejarah.
Dalam pidatonya pada Kongres Nasional kedua di Jakarta, Yamin mengatakan,

"Jika mengacu pada masa depan bahasa-bahasa yang ada di Indonesia dan
kesusastraannya, hanya ada dua bahasa yang bisa diharapkan menjadi bahasa persatuan
yaitu bahasa Jawa dan Melayu. Tapi dari dua bahasa itu, bahasa Melayulah yang lambat
laun akan menjadi bahasa pergaulan atau bahasa persatuan."

Selanjutnya perkembangan bahasa dan kesusastraan Indonesia banyak dipengaruhi oleh


sastrawan Minangkabau, seperti Marah Rusli, Abdul Muis, Nur Sutan Iskandar, Sutan
Takdir Alisyahbana, Hamka, Roestam Effendi, Idrus, dan Chairil Anwar. Sastrawan tersebut
banyak mengisi dan menambah perbendaharaan kata, sintaksis, maupun morfologi bahasa
Indonesia.

Pada tahun 2008 dicanangkan sebagai Tahun Bahasa 2008. Oleh karena itu, sepanjang
tahun 2008 telah diadakan kegiatan kebahasaan dan kesastraan. Sebagai puncak dari
seluruh kegiatan kebahasaan dan kesastraan serta peringatan 80 tahun Sumpah Pemuda,
diadakan Kongres IX Bahasa Indonesia pada tanggal 28 Oktober-1 November 2008 di
Jakarta. Kongres tersebut akan membahas lima hal utama, yakni bahasa Indonesia, bahasa
daerah, penggunaan bahasa asing, pengajaran bahasa dan sastra, serta bahasa media
massa. Kongres bahasa ini berskala internasional dengan menghadirkan para pembicara
dari dalam dan luar negeri. Para pakar bahasa dan sastra yang selama ini telah melakukan
penelitian dan mengembangkan bahasa Indonesia di luar negeri sudah sepantasnya diberi
kesempatan untuk memaparkan pandangannya dalam kongres ini.

B. Peristiwa Penting dalam Perkembangan Bahasa Indonesia

Pada tahun 1908 Pemerintah Hindia Belanda mendirikan Commissie voor de


Volkslectuurmelalui Surat Ketetapan Gubernemen tanggal 14 September 1908 yang
bertugas mengumpulkan dan membukukan cerita-cerita rakyat atau dongeng-dongeng
yang tersebar di kalangan rakyat, serta menerbitkannya dalam bahasa Melayu setelah
diubah dan disempurnakan. Kemudian pada tahun 1917 diubah menjadi Balai Pustaka.

Tanggal 16 Juni 1927 Jahja Datoek Kajo menggunakan bahasa Indonesia dalam
pidatonya. Hal ini untuk pertamakalinya dalam sidang Volksraad, seseorang berpidato
menggunakan bahasa Indonesia.

Tanggal 28 Oktober 1928 secara resmi Muhammad Yamin mengusulkan agar bahasa
Melayu menjadi bahasa persatuan Indonesia.

Tahun 1933 terbit majalah Pujangga Baru yang diasuh oleh Sutan Takdir Alisyahbana,
Amir Hamzah, dan Armijn Pane. Pengasuh majalah ini adalah sastrawan yang banyak
memberi sumbangan terhadap perkembangan bahasa dan sastra Indonesia. Pada masa
Pujangga Baru ini bahasa yang digunakan untuk menulis karya sastra adalah bahasa
Indonesia yang dipergunakan oleh masyarakat dan tidak lagi dengan batasan-batasan yang
pernah dilakukan oleh Balai Pustaka.

Tahun 1938, dalam rangka memperingati sepuluh tahun Sumpah Pemuda,


diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia I di Solo, Jawa Tengah. Kongres ini dihadiri oleh
bahasawan dan budayawan terkemuka pada saat itu, seperti Prof. Dr. Hoesein
Djajadiningrat, Prof. Dr. Poerbatjaraka, dan Ki Hajar Dewantara. Dalam kongres tersebut
dihasilkan beberapa keputusan yang sangat besar artinya bagi pertumbuhan dan
perkembangan bahasa Indonesia. Keputusan tersebut, antara lain: mengganti Ejaan van
Ophuysen, mendirikan Institut Bahasa Indonesia, dan menjadikan bahasa Indonesia
sebagai bahasa pengantar dalam Badan Perwakilan.

Tahun 1942-1945 (masa pendudukan Jepang), Jepang melarang pemakaian bahasa


Belanda yang dianggapnya sebagai bahasa musuh. Penguasa Jepang terpaksa menggunakan
bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi untuk kepentingan penyelenggaraan administrasi
pemerintahan dan sebagai bahasa pengantar di lembaga pendidikan, sebab bahasa Jepang
belum banyak dimengerti oleh bangsa Indonesia. Hal yang demikian menyebabkan bahasa
Indonesia mempunyai peran yang semakin penting.

18 Agustus 1945 bahasa Indonesia dinyatakan secara resmi sebagai bahasa negara
sesuai dengan bunyi UUD 1945, Bab XV pasal 36: Bahasa negara adalah bahasa Indonesia.

19 Maret 1947 (SK No. 264/Bhg. A/47) Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan
Mr. Soewandi meresmikan Ejaan Republik sebagai penyempurnaan atas ejaan sebelumnya.
Ejaan Republik ini juga dikenal dengan sebutan Ejaan Soewandi.

Tahun 1948 terbentuk sebuah lembaga yang menangani pembinaan bahasa dengan
nama Balai Bahasa. Lembaga ini, pada tahun 1968, diubah namanya menjadi Lembaga
Bahasa Nasional dan pada tahun 1972 diubah menjadi Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa yang selanjutnya lebih dikenal dengan sebutan Pusat Bahasa.

28 Oktober s.d. 1 November 1954 terselenggara Kongres Bahasa Indonesia II di Medan,


Sumatera Utara. Kongres ini terselenggara atas prakarsa Menteri Pendidikan Pengajaran
dan Kebudayaan, Mr. Mohammad Yamin.

Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 57 tahun 1972 diresmikan ejaan baru yang
berlaku mulai 17 Agustus 1972, yang dinamakan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dan
Tap.MPR No. 2/1972.

10 s.d. 14 25 s.d. 28 Februari 1975 di Jakarta diselenggarakan Seminar Politik Bahasa


Indonesia. Tahun 1978, bulan November, di Jakarta diselenggarakan Kongres Bahasa
Indonesia III. Tanggal 21 s.d. 26 November 1983 berlangsung Kongres Bahasa Indonesia IV
di Jakarta. Tanggal 27 Oktober s.d. 3 November 1988 berlangsung Kongres Bahasa
Indonesia V di Jakarta. Tanggal 28 Oktober 2 November 1993 berlangsung Kongres
Bahasa Indonesia VI di Jakarta.

Tanggal 28 Oktober s.d 2 November 1978 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia


III di Jakarta. Kongres yang diadakan dalam rangka memperingati Sumpah Pemuda yang
ke-50 ini selain memperlihatkan kemajuan, pertumbuhan, dan perkembangan bahasa
Indonesia sejak tahun 1928, juga berusaha memantapkan kedudukan dan fungsi bahasa
Indonesia.
Tanggal 21-26 November 1983 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia IV di
Jakarta. Kongres ini diselenggarakan dalam rangka memperingati hari Sumpah Pemuda
yang ke-55. Dalam putusannya disebutkan bahwa pembinaan dan pengembangan bahasa
Indonesia harus lebih ditingkatkan sehingga amanat yang tercantum di dalam Garis-Garis
Besar Haluan Negara, yang mewajibkan kepada semua warga negara Indonesia untuk
menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, dapat tercapai semaksimal
mungkin.

Tanggal 28 Oktober s.d 3 November 1988 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia V


di Jakarta. Kongres ini dihadiri oleh kira-kira tujuh ratus pakar bahasa Indonesia dari
seluruh Indonesia dan peserta tamu dari negara sahabat seperti Brunei
Darussalam,Malaysia, Singapura, Belanda, Jerman, dan Australia. Kongres itu
ditandatangani dengan dipersembahkannya karya besar Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa kepada pencinta bahasa di Nusantara, yakni Kamus Besar Bahasa
Indonesia dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.

Tanggal 28 Oktober s.d 2 November 1993 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia


VI di Jakarta. Pesertanya sebanyak 770 pakar bahasa dari Indonesia dan 53 peserta tamu
dari mancanegara meliputi Australia, Brunei Darussalam, Jerman, Hongkong, India, Italia,
Jepang, Rusia, Singapura, Korea Selatan, dan Amerika Serikat. Kongres mengusulkan agar
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa ditingkatkan statusnya menjadi Lembaga
Bahasa Indonesia, serta mengusulkan disusunnya Undang-Undang Bahasa Indonesia.

Tanggal 26-30 Oktober 1998 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia VII di Hotel
Indonesia, Jakarta. Kongres itu mengusulkan dibentuknya Badan Pertimbangan Bahasa.

C. Beberapa Fungsi dalam Bahasa Indonesia

1. Fungsi Bahasa Indonesia Baku :

a. Sebagai pemersatu : dalam hubungan sosial antar manusia

b. Sebagai penanda kepribadian : mengungkapkan perasaan & jati diri

c. Sebagai penambah wibawa : menjaga komunikasi yang santun

d. Sebagai kerangka acuan : dengan tindak tutur yang terkontrol

2. Secara umum sebagai alat komunikasi lisan maupun tulis.

Menurut Santoso, dkk. (2004) bahwa bahasa sebagai alat komunikasi memiliki fungsi
sebagai berikut:

a. Fungsi informasi : mengungkapkan perasaan


b. Fungsi ekspresi diri : perlakuan terhadap antar anggota masyarakat

c. Fungsi adaptasi dan integrasi : berhubungan dengan sosial

d. Fungsi kontrol social : mengatur tingkah laku

3. Menurut Hallyday (1992) Fungsi bahasa sebagai alat komunikasi untuk keperluan:

a. Fungsi instrumental : untuk memperoleh sesuatu

b. Fungsi regulatoris : untuk mengendalikan prilaku orang lain

c. Fungsi intraksional : untuk berinteraksi dengan orang lain

d. Fungsi personal : untuk berinteraksi dengan orang lain

e. Fungsi heuristik : untuk belajar dan menemukan sesuatu

f. Fungsi imajinatif : untuk menciptakan dunia imajinasi

g. Fungsi representasional : untuk menyampaikan informasi

D. Kedudukan Bahasa Indonesia

1. Sebagai Bahasa Nasional

Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional diperoleh sejak awal kelahirannya,
yaitu tanggal 28 Oktober 1928 dalam Sumpah Pemuda. Bahasa Indonesia dalam
kedudukannya sebagai bahasa nasional sekaligus merupakan bahasa persatuan. Adapun
dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional , bahasa Indonesia mempunyai fungsi
sebagai berikut. Lambang jati diri (identitas). Lambang kebanggaan bangsa. Alat pemersatu
berbagai masyarakat yang mempunyai latar belakang etnis dan sosial-budaya, serta bahasa
daerah yang berbeda. Alat penghubung antarbudaya dan antardaerah

2. Sebagai Bahasa Resmi/Negara

Kedudukan bahasa Indonesia yang kedua adalah sebagai bahasa resmi/negara; kedudukan
ini mempunyai dasar yuridis konstitusional, yakni Bab XV pasal 36 UUD 1945. Dalam
kedudukannya sebagai bahasa resmi/negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai berikut.
Bahasa resmi negara . Bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan. Bahasa
resmi dalam perhubungan tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan serta pemerintahan. Bahasa resmi dalam pengembangan
kebudayaan dan pemanfaatan ilmu dan teknologi.
Diksi bisa diartikan sebagai pilihan kata pengarang untuk menggambarkan
sebuah cerita. Diksi bukan hanya berarti pilih memilih kata melainkan
digunakan untuk menyatakan gagasan atau menceritakan peristiwa tetapi juga
meliputi persoalan gaya bahasa, ungkapan-ungkapan dan sebagainya. Gaya
bahasa sebagai bagian dari diksi yang bertalian dengan ungkapan-unkapan
individu atau karakteristik, atau memiliki nilai artistik yang tinggi.

Contoh Diksi

Dampak Pemanasan Global

Para ilmuan menggunakan model komputer dari temperatur, pola presipitasi, dan
sirkulasi atmosfer untuk mempelajari pemanasan global. Berdasarkan model tersebut,
para ilmuan telah membuat beberapa prakiraan mengenai dampak pemanasan global
terhadap cuaca, tinggi permukaan air laut, pantai, pertanian, kehidupan hewan liar dan
kesehatan manusia.
Iklim Mulai Tidak Stabil
Para ilmuan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian Utara dari
belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere) akan memanas lebih dari daerah-daerah lain
di Bumi. Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan mengecil. Akan
lebih sedikit es yang terapung di perairan Utara tersebut. Daerah-daerah yang sebelumnya
mengalami salju ringan, mungkin tidak akan mengalaminya lagi. Pada pegunungan di
daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin sedikit serta akan lebih cepat
mencair. Musim tanam akan lebih panjang di beberapa area. Temperatur pada musim
dingin dan malam hari akan cenderung untuk meningkat.
Daerah hangat akan menjadi lebih lembab karena lebih banyak air yang menguap dari
lautan. Para ilmuan belum begitu yakin apakah kelembaban tersebut malah akan
meningkatkan atau menurunkan pemanasan yang lebih jauh lagi. Hal ini
disebabkankarena uap air merupakan gas rumah kaca, sehingga keberadaannya akan
meningkatkan efek insulasi pada atmosfer. Akan tetapi, uap air yang lebih banyak juga
akan membentuk awan yang lebih banyak, sehingga akan memantulkan cahaya matahari
kembali ke angkasa luar, di mana hal ini akan menurunkan proses pemanasan (lihat siklus
air). Kelembaban yang tinggi akan meningkatkan curah hujan, secara rata-rata, sekitar 1
persen untuk setiap derajat Fahrenheit pemanasan. (Curah hujan di seluruh dunia telah
meningkat sebesar 1 persen dalam seratus tahun terakhir ini). Badai akan menjadi lebih
sering. Selain itu, air akan lebih cepat menguap dari tanah. Akibatnya beberapa daerah
akan menjadi lebih kering dari sebelumnya. Angin akan bertiup lebih kencang dan
mungkin dengan pola yang berbeda. Topan badai (hurricane) yang memperoleh
kekuatannya dari penguapan air, akan menjadi lebih besar. Berlawanan dengan
pemanasan yang terjadi, beberapa periode yang sangat dingin mungkin akan terjadi. Pola
cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrim.
Suhu Global Cenderung Meningkat
Orang mungkin beranggapan bahwa Bumi yang hangat akan menghasilkan lebih banyak
makanan dari sebelumnya, tetapi hal ini sebenarnya tidak sama di beberapa tempat.
Bagian Selatan Kanada, sebagai contoh, mungkin akan mendapat keuntungan dari lebih
tingginya curah hujan dan lebih lamanya masa tanam. Di lain pihak, lahan pertanian
tropis semi kering di beberapa bagian Afrika mungkin tidak dapat tumbuh. Daerah
pertanian gurun yang menggunakan air irigasi dari gunung-gunung yang jauh dapat
menderita jika snowpack (kumpulan salju) musim dingin, yang berfungsi sebagai reservoir
alami, akan mencair sebelum puncak bulan-bulan masa tanam. Tanaman pangan dan
hutan dapat mengalami serangan serangga dan penyakit yang lebih hebat.
Gangguan Ekologis
Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek
pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam pemanasan
global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan.
Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat
lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia akan menghalangi
perpindahan ini. Spesies-spesies yang bermigrasi ke utara atau selatan yang terhalangi
oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies yang
tidak mampu secara cepat berpindah menuju kutub mungkin juga akan musnah.

N Salah Diksi Perbaikan Alasan/Analisis


o
1. Berdasarkan model tersebut, para Berdasarkan model Kata prakiraan
ilmuan telah membuat tersebut, para ilmuan telah merupakan kata
beberapaprakiraan mengenai membuat tidak baku.
dampak pemanasan global beberapaperkiraan mengen Sedangkan kata
terhadap cuaca, tinggi permukaan ai dampak pemanasan perkiraan
air laut, pantai, pertanian, global terhadap cuaca, merupakan kata
kehidupan hewan liar dan tinggi permukaan air laut, baku, yang
kesehatan manusia. pantai, pertanian, memiliki kata
kehidupan hewan liar dan dasar kira
kesehatan manusia. dengan imbuhan
per-..-an
2. Para ilmuan memperkirakan Para ilmuan Kata akan
bahwa selama pemanasan global, memperkirakan bahwa memanas lebih
daerah bagian Utara dari belahan selama pemanasan global, dari, sebaiknya
Bumi Utara (Northern daerah bagian Utara dari diperbaiki
Hemisphere)akan memanas lebih belahan Bumi Utara dengan kata
daridaerah-daerah lain di Bumi. (Northern Hemisphere)akan akan lebih
lebih memanas memanas
daripada daerah-daerah daripada karena
lain di Bumi. kata lebih
biasanya diikuti
oleh kata sifat
dan kata
daripada
menunjukkan
sebuah
perbandingan
sedangkan kata
dari
menunjukkan
asal.
3. Akibatnya, gunung-gunung es akan Akibatnya, gunung es akan Kata gunung-
mencair dan daratan akan mencair dan daratan akan gunung es
mengecil. mengecil. merupakan
pemborosan kata
karena gunung es
hanya terdapat di
daerah kutub,
sehingga dapat
ditulis gunung
es saja.
4. Para ilmuan belum begitu yakin Para ilmuan belum begitu Sebaiknya
apakah kelembaban yakin apakah kelembaban penggunaan kata
tersebut malah akan meningkatkan tersebut akan malah
atau menurunkan pemanasan yang meningkatkan atau dihapuskan,
lebih jauh lagi. menurunkan pemanasan karena
yang lebih jauh lagi. pemborosan kata.
5. Hal ini disebabkan karenauap Hal ini disebabkan olehuap Kata disebabkan
air merupakan gas rumah kaca, air yang merupakangas karenamerupak
sehingga keberadaannya akan rumah kaca, sehingga an bentuk
meningkatkan efek insulasi pada keberadaannya akan padanan yang
atmosfer. meningkatkan efek insulasi tidak serasi.
pada atmosfer. Sebaiknya
digantikan
dengan kata
disebabkan
oleh. Dan
sebelum kata
merupakanperl
u ditambah kata
yang sebagai
penjelas.
6. Akan tetapi, uap air yang lebih Akan tetapi, uap air yang Kata di mana
banyak juga akan membentuk lebih banyak juga akan merupakan
awan yang lebih banyak, sehingga membentuk awan yang pemborosan kata
akan memantulkan cahaya lebih banyak, sehingga akan dan kata tersebut
matahari kembali ke angkasa memantulkan cahaya tidak dapat
luar, di mana hal ini akan matahari kembali ke dipakai dalam
menurunkan proses pemanasan angkasa luar, hal ini akan kalimat
(lihat siklus air). menurunkan proses pernyataan.
pemanasan (lihat siklus air).
7. Kelembaban yang tinggi akan Kelembaban yang tinggi Kata rata-rata
meningkatkan curah hujan, secara akan meningkatkan curah menunjukkan
rata-rata,sekitar 1 persen untuk hujan, secara suatu hasil
setiap derajat Fahrenheit merata,sekitar 1 persen perhitungan.
pemanasan. untuk setiap derajat Sehingga kata
Fahrenheit pemanasan. rata-rata perlu
diubah menjadi
merata
8. (Curah hujan di seluruh (Curah hujan di dunia telah Kata di seluruh
dunia telah meningkat sebesar 1 meningkat sebesar 1 persen dunia sebaiknya
persen dalam seratus tahun dalam seratus tahun di singkat
terakhir ini). terakhir ini). menjadi di
dunia karena
bagaimana pun
juga dunia hanya
ada satu.
9. Selain itu, air akan lebih cepat Selain itu, air akan lebih Kata dari
menguap dari tanah. Akibatnya cepat menguap dari tanah. berarti asal,
beberapa daerah akan menjadi Akibatnya beberapa daerah sedangkan kata
lebih kering dari sebelumnya. akan menjadi lebih daripada
kering daripadasebelumnya berarti
. perbandingan.
Dalam kalimat
tersebut
membandingkan
keadaan suatu
daerah dengan
sebelumnya.
Sehingga kata
dari perlu
diubah menjadi
daripada.
10 Orang mungkin beranggapan Orang mungkin Kata dari perlu
. bahwa Bumi yang hangat akan beranggapan bahwa Bumi diubah menjadi
menghasilkan lebih banyak yang hangat akan daripada
makanan darisebelumnya, tetapi menghasilkan lebih banyak karena dalam
hal ini sebenarnya tidak sama di makanan daripadasebelum kalimat tersebut
beberapa tempat. nya, tetapi hal ini menunjukkan
sebenarnya tidak sama di suatu
beberapa tempat. perbandingan.
11 Tumbuhan akan mengubah arah Tumbuhan akan mengubah Tanda koma
. pertumbuhannya, mencari daerah arah pada kalimat
baru karena habitat lamanya pertumbuhannya danmenca tersebut lebih
menjadi terlalu hangat. ri daerah baru karena baik diubah
habitat lamanya menjadi dengan kata
terlalu hangat. penghubung
dan.
Ruang Lingkup
Ejaan yang Disempurnakan (EYD)

Ruang lingkup EYD mencakupi lima aspek, yaitu:


a. Pemakaian Huruf
b. Penulisan Huruf
c. Penulisan Kata
d. Penulisan Unsur Serapan dan
e. Pemakaian Tanda Baca

Pemakaian Huruf [baca]


Pemakaian huruf membicarakan masalah yang mendasar dari suatu bahasa, yaitu :
1. Abjad
2. Vocal
3. Konsonan
4. Pemenggalan
5. Nama diri

Penulisan Huruf [baca]


Membicarakan beberapa perubahan huruf dari ejaan sebelumnya yang meliputi:
1. Huruf kapital
2. Huruf miring

Penulisan Kata [baca]


Membicarakan bidang morfologi dengan segala bentuk dan jenisnya berupa:
1. Kata dasar
2. Kata turunan
3. Kata ulang
4. Kata depan
5. Partikel
6. Angka dan lambang bilangan.
7. Kata-kata yang sering salah penulisannya
8. Kata ganti
9. Gabungan kata
10. Singkatan dan akronim

Penulisan Unsur Serapan [baca]


Membicarakan kaidah cara penulisan unsur serapan, terutama kosakata yang berasal dari bahasa asing.
Pemakaian Tanda Baca [baca]

Pemakaian tanda baca (Pugtuasi) membicarakan teknik penerapan kelima belas tanda baca dalam
penulisan.
Tanda baca itu adalah :
1. Tanda titik (.)
2. Tanda koma (,)
3. Tanda titik koma (; )
4. Tanda titik dua (: )
5. Tanda hubung (-)
6. Tanda tanya (?)
7. Tanda seru (!)
8. Tanda kurung (())
9. Tanda garis miring ( / )
10. Tanda petik ganda (" ")
11. Tanda pisah (--)
12. Tanda elipsis (...)
13. Tanda kurung siku ([ ])
14. Tanda petik tunggal ( ' ')
15. Tanda penyingkat ( ' )
MISTERI MAYA

Peradaban maya adalah merupakan sebuah anomaly dalam pandangan tradisional tentang sejarah
dan budaya. Catatan arkeologi melihatkan tentang maya pertama tiba-tiba muncul lebih dari
satu setengah millennium yang lalu, dalam area terpencil ditempat sekarang dikenal dengan
semenanjung yucatan meksiko, Guatemala dan beberapa bagian dari Honduras dan belize. Apa
memisahkan peradaban maya dari budaya lain selama periode sama adalah Maya tampak telah
tiba dengan teknologi maju yang telah siap, dan tidak mengembang teknologi mereka selama
periode waktu yang panjang, seperti kita perkirakan. Walaupun ada banyak teori,tetapi tidak
satupun telah memecahkan dengan pasti apa yang disebut dengan Teka-Teki Maya.

Dalam Eksplorasi tentang misteri kuno ini, penulis Charles GallenKamp simpulkan Ironi
kehidupan Maya: Tidak ada seorang pun telah menjelaskan dengan memuaskan dimana dan
kapan peradaban maya dimulai atau bagaimana berkembang dalam lingkungan yang begitu tidak
bersahabat kepada habitat manusia. Ia menjelaskan tentang betapa sedikit sebenarnya yang kita
ketahui tentang para leluhur kita, dengan mengamati bahwa apa pun itu yang membawa ke
ditinggalkannya secara tiba-tiba sejumlah kota terbesar mereka selama abad 9 masehi-salah satu
misteri arkeologis yang paling misterius pernah diungkap-masih terselubung secara dalam dan
penuh praduga.

(Dikutip dari The mystery of 2012)

Anda mungkin juga menyukai