Anda di halaman 1dari 3

Kenapa Indonesia Rawan Bencana

Indonesia menjadi daerah rawan bencana karena beberapa alasan. Pertama karena faktor alam itu.
Negeri kita ini berdiri di atas pertemuan lempeng-lempeng tektonik itu. Akibatnya negeri ini berada di
atas jalur gempa, patahan-patahan yang menyebabkan gempa. Negeri kita ini juga memiliki banyak
gunung berapi. Jumlahnya sekitar 140 gunung yang aktif. Iklim kita yang tropis juga menyebabkan
banyak tanah yang tidak stabil. Banyak tanah yang rusak.

Iklim tropis dengan curah hujan yang cukup tinggi memudahkan terjadi pelapukan. Bencana alam
seperti longsor, misalnya, itu karena curah hujan di sini cukup tinggi. Itu dari sisi alamnya.
Kedua dari sisi non alam. Negeri kita berpenduduk padat, terutama di Pulau Jawa dan Sumatera. Kalau
kawasan timur Indonesia mungkin belum begitu banyak. Infrakstuktur kita tidak didesain sesuai dengan
kondisi alam itu. Bangunan rumah, juga bangunan besar seperti gedung, belum banyak disesuaikan
dengan kondisi alam ini.

Indonesia merupakan daerah pertemuan 3 lempeng tektonik besar, yaitu lempeng Indo-Australia,
Eurasia dan lempeng Pasific. Lempeng Indo-Australia bertabrakan dengan lempeng Eurasia di lepas
pantai Sumatra, Jawa dan Nusatenggara, sedangkan dengan Pasific di utara Irian dan Maluku utara. Di
sekitar lokasi pertemuan lempeng ini akumulasi energi tabrakan terkumpul sampai suatu titik dimana
lapisan bumi tidak lagi sanggup menahan tumpukan energi sehingga lepas berupa gempa bumi.

Pelepasan energi sesaat ini menimbulkan berbagai dampak terhadap bangunan karena percepatan
gelombang seismik, tsunami, longsor, dan liquefaction. Besarnya dampak gempa bumi terhadap
bangunan bergantung pada beberapa hal; diantaranya adalah skala gempa, jarak epicenter, mekanisme
sumber, jenis lapisan tanah di lokasi bangunan dan kualitas bangunan.

Gempa bumi terjadi diawali dengan akumulasi stress di sekitar batas lempeng, sehingga aktifitas gempa
banyak disini. Walaupun konsentrasi akumulasi stress akibat tabrakan lempeng berada di sekitar batas
lempeng, akibatnya bisa sampai jauh sampai beberapa ratus kilometer dari batas lempeng karena ada
pelimpahan stress di kerak bumi, sehingga ada daerah aktif gempa di luar daerah pertemuan lempeng.
Kasus sesar Sumatra umpamanya adalah sesar yang dibentuk oleh pelimpahan stress tabrakan lempeng
Indo-Australia dengan Eurasia dengan sudut tabrakan miring terhadap garis batas. Kemiringan ini
menyebabkan timbulnya sesar Sumatra dimana konsentrasi akumulasi stress atau pusat-pusat gempa di
daerah ini.

peta tingkat kerawanan gempa, BNPB.


Beberapa sesar aktif yang terkenal di Indonesia adalah sesar Sumatra, sesar Cimandiri di Jawa barat,
sesar Palu-Koro di Sulawesi, sesar naik Flores, sesar naik Wetar, dan sesar geser Sorong. Keaktifan
masing-masing sesar ditandai dengan terjadinya gempa bumi. Gempa dangkal (kedalaman 0-50 km)
yang terjadi pada periode 1900-1995 dengan skala Richter 5.5 atau lebih, membuktikan lokasi-lokasi
daerah aktif gempa di Indonesia. Sebagian dari gempa tersebut menimbulkan
bencana, bergatung pada beberapa hal :
Skala atau magnitude gempa
Durasi dan kekuatan getaran
Jarak sumber gempa terhadap perkotaan
Kedalaman sumber gempa
Kualitas tanah dan bangunan
Lokasi bangunan terhadap perbukitan dan pantai

Pakar gempa dari Universitas Andalas, Dr. Badrul Mustapa Kemal, menyatakan tiga daerah di Indonesia
tidak rawan gempa yakni Kalimantan, Belitung, dan Kepulauan Riau."Beberapa daerah di Indonesia
rawan gempa bumi, namun tiga daerah yang tidak rawan gempa bumi, yakni Kalimantan, Belitung dan
Kepulauan Riau," katanya di Padang, Minggu.

Daerah yang rawan gempa bumi tsunami serta rawan letusan gunung api terjadi di sepanjang "ring of
fire" mulai dari Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Banda, hingga Maluku.
"Daerah rawan bencana gempa dan tsunami Indonesia hampir semuanya berada pada daerah yang
tingkat populasinya sangat padat, tetapi yang jelas kita harus tetap waspada akan terjadinya bencana
ini," katanya.
Menurut dia, kondisi geologi Indonesia merupakan pertemuan lempeng-lempeng tektonik yang
menjadikan kawasan Indonesia ini memiliki kondisi geologi yang sangat kompleks dan rawan bencana.

Posisi Indonesia yang berada di pertemuan dua lempeng tektonik Australia dan Asia itu sangat rawan,
karena lempeng-lempeng itu aktif dan dinamis, terus bergerak. Ia menyatakan lempeng Asia bergerak
ke selatan/tenggara dan lempeng Australia bergerak ke barat laut. Indonesia berada di "sabuk"
pertemuan itu.
"Indonesia dikepung tiga lempeng tektonik dunia, Indonesia juga merupakan jalur `The Pasicif Ring of
Fire` (Cincin Api Pasifik) yang merupakan jalur rangkaian gunung api aktif di dunia," katanya.
Daerah yang memiliki risiko tinggi terhadap ancaman terjadinya bencana baik akibat kondisi geografis, geologis dan
demografis maupun karena ulah manusia.Daerah rawan bencana alam terdiri atas:
1. kawasan rawan tanah longsor;
2. kawasan rawan gelombang pasang; dan
3. kawasan rawan banjir.
Pada dasarnya Indonesia merupakan salah satu negara yang ada di dunia yang sering terjadi bencana alam. Hal
tersebut disebabkan karena letak geografis Indonesia berada di antara dua benua, sehingga dilalui oleh badai tropis
alhasil Indonesia rentan terhadap bencana.
Salah satu bencana alam yang sering terjadi pada Indonesia adalah tanah longsor. Adanya pembangunan yang ada
selama ini jarang sekali memperhatikan pembangunan berkelanjutan, sehingga secara tidak langsung mampu
merusak potensi alam yang ada.

Pengertian dan Faktor Penyebab Daerah Rawan Bencana


Bebicara mengenai pembangunan berkelanjutan tentu saja terdapat unsur yang mengupayakan sebuah pengaturan
sert pengarahan untuk berbagai kegiatan dengan tujuan menjaga keseimbangan lingkungan. Hal tersebut
merupakan piritas utama dari sebuah pembangunan berkelanjutan.
Dari berbagai upaya dilakukan juga harus mendapat suatu pengarahan serta persetujuan dari badan pusat
pelaksanaan. Salah satu upaya tersebut ialah melakukan sebuah mitigasi bencana alam.
Tujuan dari mitigasi bencana ialah mengurangi resiko terjadinya korban bencana serta meningkatkan keselamatan
dan kenyamanan kehidupan, terutama pada masyarakat yang tinggal pada lokasi atau daerah yang termsuk daerah
rawan bencana.
Pada dasarnya longsor disebabkan oleh perubahan yang alami berdasarkan struktur bumi. Perubahan struktur bumi
yang dimaksud ialah berbagai gangguan yang terjadi pada kestabilan tanah atau batuan yang menyusun lereng itu
sendiri.
Gangguan yang ada pada lereng tersebut disebabkan oleh pengaruh kondisi gelombang geomorfologi terutama
faktor kemiringan yang ada pada lereng, selain itu ada beberapa pengaruh lainnya yaitu kondisi batuan yang
menyusun lereng dan kondisi hidrologi yang ada pada lereng.
Meskipun longsor merupakan gejal fisik yang alami, akan tetapi aktivitas manusia juga dapat mempengaruhi
terjadinya longsor. Misalnya saja penebangan yang liar terhadap hutan tanpa menanaminya kembali.
Hal tersebut akan merusak pola tanah yang ada, karena air tidak akan mampu menyerap kedalam tanah, tanpa
adanya tanaman atau pohon.
Demikian artikel yang berjudul Pengertian dan Faktor Penyebab Daerah Rawan Bencana. Semoga artikel ini
mampu menambah wawasan Anda.

Anda mungkin juga menyukai