untuk menyelenggarakan Otonomi Daerah dan bertanggung jawab kepada daerah secara
pemanfaatan sumber daya nasional serta pertimbangan keuangan antara pemerintah pusat dengan
Bertitik tolak dari hasil pembangunan yang akan dicapai dengan tetap memperhatikan
fasilitas keterbatasan sumber daya yang ada maka dalam rangka untuk memenuhi tujuan
pembangunan baik secara nasional atau regional perlu mengarahkan dan memanfaatkan sumber
daya yang ada secara berdaya guna dan berhasil guna dengan disertai pengawasan dan
pengendalian yang ketat baik yang dilakukan oleh aparat tingkat atas maupun tingkat daerah serta
jajaran sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Kebijakan yang diambil oleh
daerah, karena aspek keuangan daerah menjadi sesuatu yang penting, sebab untuk
menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan daerah dibutuhkan dana atau biaya yang
cukup besar sehingga kepada daerah diberi hak untuk mengatur dan mengurus rumahtangganya
sendiri dalam arti menggali dan mengelola pendapatan asli daerah guna membiayai pengeluaran-
konsekuensi bagi daerah dalam bentuk pertanggungjawaban atas pengalokasian dana yang
1
memiliki dengan cara yang efektif dan efesien. Pemerintah daerah perlu melakukan pengelolaan
dana public yang didasarkan pada konsep dasar performance budgeting system(anggaran kinerja).
publik dan pelaksanaan program-program yang dibiayai dari uang publik. Anggarn digunakan
and services merupakan bagian dari good governance. Terselengaranya suatu pemerintah daerah
yang baik sebagai upaya good governance ditujukkan dengan transparansi, partisipasi dan
akuntabilitas suaru instansi pemerintah yang merupakan suatu perwujudan kewajiban untuk
bersangkutan.
Penerapan dan pertanggungjawaban yang tepat, jelas dan nyata sangat diperlukan
dan berhasil. Pembangunan akan masyarakat akan menjadikan landasan berpikir bagaimana
mengoperasikan otonomi sehingga betul-betul mencapai sasaran yaitu meningkatkan taraf dan
kualitas hidup masyarakat sebagai perwujudan dari pelaksanaan otonomi daerah salah satunya di
Pemda Kab.Bandung yang telah menerapkan anggaran berbasis kinerja. Sebelum berlakunya
Anggaran Berbasis Kinerja, metode penganggaran yang digunakan adalah metode tradisional atau
item line budget. Cara penyusunan anggaran ini tidak didasarkan pada analisa rangkaian kegiatan
yang harus dihubungkan dengan tujuan yng telah ditentukan, namun lebih dititkberatkan pada
diteliti apakah dana tersebut telah digunakan secara efektif dan efesien atau tidak. Tolak ukur
strategis. Rencan strategis mengidentifikaasi strategi-strategi untuk aktivitas dan operasi di masa
2
depan, umumnya mencakup setidaknya untuk lima tahun kedepan. Organisasi dapat
menerjemahkan strategi umum dalam tujuan jangka panjang dan jangka pendek. Tujuan-tujuan
ini membentuk dasar anggaran. Hubungan erat antara anggaran dan rencana Strategis membantu
manajemen untuk memastikan bahwa semua perhatian tidak terfokus pada operasional jangka
pendek. Hal ini penting karena anggaran, sebagai rencana satu periode, memiliki sifat untuk
jangka pendek.
Sistem anggaran memiliki kelebihan untuk suatu organisasi. Kelebihan dari sistem
anggaran berbasis kinerja diantaranya untuk mengembangkan arahan umum bagi organisasi,
mengantisipasi masalah, dan mengembangkan kebijakan untuk masa depan. Kelebihan lain
adalah anggaran dapat memperbaiki pembuatan keputusan. Anggaran juga memberikan standar
yang dapat mengendalikan penggunaan berbagai sumber daya organisasi dan memotivasi
pegawai. Selain itu, anggaran dapat membantu komunikasi dan koordinasi. Anggaran secara
Anggaran juga berfungsi sebagai alat penilian kinerja. Kinerja akan dinilai berdasarkan target
anggaran dan efesiensi pelaksanaan anggaran. Kinerja manajer publik dinilai berdasarkan berapa
Tabel 1 laporan Realisasi Anggaran Pemda Kab.Bandung Commented [F1]: Judul Tabel, Inaba Style adalah Rata Kiri, juga
yg di bawahnyasumber
Umumnya 4-3-3-3
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
Untuk Konten Tabelnya, Kalau Anggarannya Sendiri Ada apa tidak
1,955,142,904,011 2,042,977,659,292 2,453,398,748,635 2,902,414,601,182 3,368,043,981,175 4,038,777,865,797 yaangka-angkanya akan lebih bermakna (seperti uraian di
Pendapatan atasnya) jika Relaisasi tsb dibandingkan dengan anggarannya
masing-masing sehingga SELISIH nya tersebut yg dapat menunjukan
Belanja 1,784,808,639,830 2,104,315,600,811 2,460,240,275,222 2.850,023,261,418 3,242,165,132,570 3,823,064,504,314 dan menguatkan Latar Belakan Penelitian atas tema nya
170,334,4264,181 (61,337,941,519) (6,841,526,587) 52,391,339,764 125,878,848,605 215,713,361,483 Tabelnya, Angka2nya Dirapihkan Rata Kanan, sehingga batasan
Surplus/Defisit antara Trilyun dan Miliar lebih kelihatan jelas. Itu yg Surplus sy
158,011,869,459 343,390,870,433 304392520304 289,538,157,773 308,272,511,842 426,666,150,586 rombak dikit tinggal dirapihin lagi, keseluruhannya.
Penerimaan daerah
Persentase untuk Thn 2009 (?), oooh Persentase itu perbandingan
Pengeluaran daerah 10,516,743,852 23,862,098,775 8,843,407,900 32,000,000,000 18,365,313,000 30,425,138,130 SILPA dari Tahun ke Tahunnya ya(?)
147,495,125,607 319,528,771,658 295,549,112,204 257,538,157,773 289,907,198,842 396,241,102,456 Kayaknya perlu diskusi mengenai angka2 yg jadi sorotan di latar
Pembiayaan netto
belakang ini ya
SILPA 317,829,389,788 258,190,830,139 288,707,585,817 309,929,497,537 415,786,047,447 611,954,373,939
3
Table diatas menunjukkan data laporan realisasi anggaran tahun 2009-2014 bisa kita lihat
bahwa SILPA (Sisa Lebih pembiayaan anggaran ) dari tiap tahunnya sangat tinggi hal ini
dikarenakan tidak terserapnya anggaran ke setiap SKPD dengan baik sehingga SILPA tiap
tahunnya sangat besar berdampak pula terhadap pelayanan publik kepada masyarakat terhambat
karena dana anggarannya tidak digunakan dengan baik. Bisa kita lihat disini SILPA tahun 2009
ke tahun 2010 mengalami penurunan sebesar 18.7%, tahun 2011 naik menjadi 11.8%, 2012
sebanyak 7.4% justru di tahun 2013-2014 SILPA mengalami kenaikan yang sangat drastis yaitu
sebanyak 34.1% dan 47.2%. SILPA tersebut berasal dari sejumlah Satuan Kerja Perangkat Dinas
Kabupaten Bandung, di antaranya Dinas Bina Marga, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas
Kesehatan, serta Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan.Besarnya silpa tahun lalu tersebut
menuai kritik dari kalangan DPRD Kabupaten Bandung. Soalnya, silpa menunjukkan indikasi
Pemerintah kabupaten Bandung saat ini sedang dalam tekanan akibat dari kenaikan
SILPA di tahun 2014 yang sangat tinggi. Pemerintah Kabupaten Bandung sebaiknya segera
membenahi program atau implementasi anggaran yang sudah dibuat. Silpa yang besar ini
menunjukkan bahwa Pemkab tidak bisa melakukan perencanaan dengan baik, sehingga banyak
Adapun judul yang diangkat dalam skripsi ini adalah Pengaruh Implementasi
Bandung .
4
III. Identifikasi Masalah
Terdapat beberapa identifikasi masalah yang diungkap dalam penelitian ini sebagai berikut:
Sehubungan dengan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini
dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana Pengaruh Implementasi Anggaran Berbasis Kinerja
Kab.bandung
bandung
V. Kegunaan Penelitian
a. Bagi Penulis
5
Untuk menambah wawasan dan memberikan pengetahuan yang lebih luas tentang bagaimana
Penelitian ini dapat dijadikan sarana dalam rangka menambah kepustakaan STIE INABA dan
juga bisa dijadikan referensi mengenai informasi Implementasi Anggaran Berbasis Kinerja
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pembanding bagi peneliti lain dalam pengembangan
penelitian lebih lanjut, dan juga diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran dan masukan
yang positif.
a. Bagi Instansi
Diharapkan dapat berguna sebagai masukan dari dokumen untuk melengkapi sarana yang
dibutuhkan dalam penyediaan bahan studi bagi pihak-pihak yang mungkin membutuhkan
6
VI. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
Semester Pertama APBD dan prognosis untuk enam bulan berikutnya. Laporan
anggaran yang bersangkutan untuk dibahas bersama antara DPRD dan Pemerintah
Daerah.
prakiraan Perubahan atas APBD tahun anggaran yang bersangkutan. Moh. Mahsun,
terjadi:
berupa laporan keuangan yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan
7
selambat-lambatnya enam bulan setelah tahun anggaran berakhir.
yang pasti, dimana pelaksana kebijakan melakukan suatu aktivitas atau kegiatan,
sehingga pada akhirnya akan mendapatkan suatu hasil yang sesuai dengan tujuan
dapat diukur atau dilihat dari proses dan pencapaian tujuan hasil akhir (output),
hasil yang optimal sesuai dengan target yang akan dicapai dengan mengaitkan
alokasi anggaran dengan pencapaian kinerja pada setiap elemen dana yang
dianggarkan.
8
Anggaran merupakan rencana operasi keuangan yang mencakup
output organisasi yang berkaitan sangat erat dengan visi, misi, dan rencana
strategis organisasi.
Anggaran berbasis kinerja memiliki prinsip yang mana menurut Abdul Halim
kinerja, dan fleksibilitas pengelolaan anggaran untuk mencapai hasil dengan tetap
bystructure
meliputi alokasi anggaran yang berorientasi pada hasil kinerja dengan tetap
9
Dari pengertian para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa Anggaran
Berbasis kinerja adalah sistem yang berorientasi pada Output organisasi dengan
dalam pembicaraan manajemen public. Konsep kinerja pada dasrnya dapat dilihat
dari dua segi, yaitu kinerja pegawai (per-Individu) dan kinerja oragnisasi.
10
tertentu yang digunakan (input). Kinerja juga merupakan hasil dari serangkaian
sesuatu yang telah dicapai organisasi dalam kurun waktu tertentu, baik yang
Hasil kerja yang dicapai oleh suatu instansi dalam menjalankan tugasnya
dalam kurun waktu tertentu, baik yang terkait dengan input, output, outcome,
penataan organisasi pemerintah. Adanya hasil kerja yang dicapai oleh instansi
pemerintah denagn penuh tanggung jawab akan tercapai peningkatan kinerja yang
6.2 Hipotesis
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan signifikan
11
Ho : Implementasi anggaran berbasis kinerja tidak memiliki pengaruh yang
identifikasi masalah 2
mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan,
12
7.2 Operasionalisasi Variabel
sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
Adapun Variabel yang akan diteliti terbagi menjadi dua bagian, yaitu :
(X) .
Impementasi Anggaran
Ha Kinerja Organisasi (Y)
Berbasis Kinerja (X)
13
Gambar 1 Paradigma Penelitian
14
Sebelum ke Jenis dan Sumber Data serta Teknik di atasnya sebaiknya diawali
Deskriptif
Menurut Sugiyono (2005 : 129), Yaitu sumber data terdiri dari data
primer dan data sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data. Sumber sekunder adalah sumber yang
tidak langsung kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau
dokumen.
2. Data sekunder yang bersumber dari laporan keuangan periode 2009 sampai
dengan periode 2014 serta informasi lainnya yang diperoleh dari berbagai
15
dilakukan dengan teknik kuesioner (angket), yaitu teknik pengumpulan data
pegawai negeri sipil yang ada di Pemerintah Kabupaten Bandung yang terdapat
orang.
pertimbangan tertentu.
16
Menurut Husen Umar (2008:78) menyarankan pengambilan sampel
=
1 + ()2
Dimana :
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
Karena populasi yang ada adalah 1100 orang dengan tingkat kesalahan (e)
1100
=
1 + 1100(0,1)2
= 91.67 92
Dengan demikian ukuran sampel minimal yang dapat digunakan dalam penelitian
mengenai implementasi anggaran berbasis kinerja Commented [F3]: Kalau Sudah Terpetakan, pembagian
Respondennya yg ada di bagian dan wilayah kerjanya mungkin juga
untuk disajikan disini
hasil pengukuran dari variabel yang diteliti, dibandingkan dengan teori yang ada.
Hasil penelitian dikatakan valid jika terdapat kesamaan antara data yang
17
terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti
(Sugiyono, 2004:267).
apakah alat ukur tersebut akan mendapatkan pengukuran yang tetap konsisten jika
validitas item butir pertanyaan dengan teknik Corrected Item Total Correlation,
yaitu mengorelasikan skor item dengan total item, kemudian melakukan koreksi
koefisien korelasi antar skor subjek pada item yang bersangkutan dengan skor
total tes. Untuk mencari koefisien korelasinya digunakan rumus korelasi pearson
n xi yi ( xi )( yi )
=
{ 2 ( 2 )}{ 2 (2)}
Dengan :
X = Skor variabel X
Y = Skor variabel Y
N = banyaknya sample
18
Instrumen penelitian disamping harus valid, juga harus dapat dipercaya
nilai kuesioner, yaitu hasil penelitian terdapat kesamaan data dalam waktu yang
jawaban responden terhadap pertanyaan konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Uji reliabilitas dilakukan hanya pada indikator-indikator yang telah melalui uji
validitas dan dinyatakan valid. Pada program IBM SPSS 22.0 fasilitas pengujian
Rumus :
2
= (1 2 )
1
Keterangan :
K = jumlah item
Suatu variabel dinyatakan reliabel jika menghasilkan nilai Cronbach Alpha >
0.70.
19
independen (variabel bebas) dengan variabel dependen (variabel terikat). Kedua
variabel tersebut diukur dalam skala ordinal. Adapun rumusnya sebagai berikut :
1 6d2
n3 n
Dengan ketentuan:
n = jumlah sampel
antara 1,0 sampai +1. Notasi ini menunjukan tingkat korelasi antara variabel-
korelasi negatif atau berlawanan arah (jika X naik maka Y turun atausebalikny
a)
el
Ydan nilai positif atau searah (jika X naik maka Y naik atauseb
aliknya).
Jika dalam perhitungan hubungan terdapat dua subjek atau lebih yang
20
rata-rata rangking sehingga terdapat rangking kembar. Jika proporsi rangking
kembar yang terjadi tidak besar, maka akibatnya pada r, dapat diabaikan. Tetapi
apabila proporsi rangking kembar yang terjadi cukup besar, maka dalam
t t
=
12
nunjukan jumlah variasi nilai T dari semua kelompok nilaikembar, sehingga perhit
X 2 + Y di
2 2 .
nn
X= 12
nn
X=
12
Keterangan :
n = Jumlah sampel
Tx = Faktor korelasi x
Ty = Faktor korelasi y
21
Analisis kuat lemahnya koefesien korelasi ini menurut sugiyono (2005),
dapat digunakan sebagai pedoman seperti yang tertera pada table dibawah ini :
sebagai berikut :
Koefisien Determinasi
Kd rs 2 x100%
atau lebih (variabel bebas, X), terhadap variasi (naik/turunnya) variabel yang lain
22
a. Jika nilai koefisien penentu (KP) = 0, berarti tidak pengaruh variabel
Untuk menguji apakah terdapat korelasi antara variabel bebas dan variabel
sebagai berikut :
2
=
1 2
Dimana :
n = banyaknya sampel
Dengan ketentuan :
= 0,05
Df = n-(k+1)
23
Dimana :
k = Variabel independent
1 = variabel dependent
daerah, maka dapat dilakukan suatu perbandingan antara thitung dengan ttabel yang
terdapat dalam table distribusi t atau lazim disebut ttabel. Adapun taraf nyata yang
24
VIII. Tempat dan waktu Penelitian
Waktu
N Maret(20 April Mei
Kegiatan
o 16) (2016) (2016)
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan
2 Pengumpulan Data&
Usulan Penelitian
3 Pengolahan & Analisis
Data
4 Penulisan Skripsi
25
DAFTAR PUSTAKA
Bastian, Indra, 2010, Akuntansi Sektor Publik suatu Pengantar: Edisi Ketiga.
Jakarta: Erlangga
Budi, Winarno. 2002. Teori dan Proses Kebijakan Publik. MedPress. Yogyakarta
Husein, Umar.2008. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta.
PT.Rajagrafindo Persada
26
Mahoney,et al.Nurvahyani. 2010. Pengaruh Partisipasi Anggaran terhaadap
Kinerja Manajerial Melalui Komitmen Organisasi dan Persepsi Inovasi
sebagai variabel Intervening. Magelang
Moh. Mahsun dkk, 2011. Akuntansi Sektor Publik Edisi Ketiga, Yogyakarta,BPFE
27