Pada era globalisasi seperti sekarang ini, bank merupakan salah satu lembaga keuangan
yang paling berpengaruh terhadap kegiatan perekonomian di Indonesia. Hampir semua kegiatan
dalam kehidupan masyarakat Indonesia sekarang berhubungan dengan bank. Bank merupakan
suatu lembaga keuangan yang berfungsi menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan lalu menyalurkannya kembali dalam bentuk kredit. Seluruh kalangan masyarakat baik
pelaku usaha, karyawan, pensiunan, pelajar dan lain-lain tidak lepas dari kebutuhan jasa bank
karena apapun yang berhubungan dengan uang tidak terlepas dari kebutuhan jasa bank
(Supriyono, 2011:1). Meningkatnya kebutuhan masyarakat akan kredit dan simpanan (tabungan)
semakin menegaskan pentingnya keberadaan lembaga perbankan di kalangan masyarakat saat ini.
Sebagian besar kegiatan hidup masyarakat Indonesia sekarang selalu bersinggungan dengan
kredit, mulai dari kegiatan rumah tangga sampai kegiatan yang lebih kompleks selalu
membutuhkan kredit, hal ini yang menjadi penyebab semakin meningkatnya kebutuhan kredit di
kalangan masyarakat. Fenomena ini kemudian yang menjadikan aktivitas utama dunia perbankan
sekarang ada pada kegiatan kredit atau penyaluran dana pinjaman kepada masyarakat. Kredit
sendiri dapat diartikan sebagai suatu kegiatan pinjam meminjam baik berupa uang atau barang
yang terjadi antara 2 (dua) pihak yang didasarkan asas keprcayaan bahwa peminjam (debitur)
akan mengembalikan sejumlah uang atau barang yang dipinjamnya dengan tepat waktu sesusai
perjanjian kredit yang telah dibuat dan disepakati kedua belah pihak. Unsur kepercayaan menjadi
dasar utama dalam kegiatan perkreditan. Banyak pilihan jenis kredit yang ditawarkan bank saat
ini guna membantu memenuhi berbagai kebutuhan hidup masyarakat. Sampai saat ini, salah satu
jenis kredit yang diminati dan dibutuhkan oleh masyarakat yaitu jenis KPR. Jenis kredit ini begitu
dimintai seluruh kalangan masyarakat mengingat rumah merupakan kebutuhan pokok masyarakat
yang harus dipenuhi disamping alasan lain yaitu daya beli masyarakat Indonesia yang cenderung
1
lebih rendah dibanding dengan daya mengangsur. KPR merupakan program pembiayaan
perumahan dari pemerintah melalui kerja sama dengan lembaga perbankan dan pengembang
akan tempat tinggal (papan) melalui berbagai kemudahan yang diberikan, seperti jangka waktu
kredit yang panjang sekitar 1- 15 tahun sehingga meringankan masyarakat dalam hal
pengembalian kredit. Kebutuhan akan papan menjadi hal serius yang mendapat perhatian lebih
dari pemerintah mengingat papan menjadi salah satu standar kesejahteraan masyarakat di sebuah
negara. Oleh sebab itu, pemerintah Indonesia sangat mendukung adanya program KPR baik yang
ada pada bank swasta ataupun bank milik pemerintah. Banyak bank komersil di Indonesia yang
menawarkan fasilitas KPR, antara lain BRI, Bank Mandiri, BTN, Bank Jatim, BCA, dan bank
lainnya. Diantara bank-bank yang memberikan faslitas KPR, Bank bjb merupakan bank resmi
yang ditunjuk pemerintah untuk menangani kegiatan penyaluran KPR di Indonesia. Seiring
perubahan waktu dan semakin meningkatnya jumlah KPR yang diberikan kepada masyarakat,
menyebabkan timbulnya risiko kredit berupa adanya kredit bermasalah yang dapat terlihat dari
tingkat NPL tahunan. Tingkat NPL pemberian KPR pada Bank bjb Kanwil 1 selama 5 (Lima)
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat NPL BTN cabang Malang pada 3
(tiga) tahun terakhir berada pada tingkat 2%, yang mana jumlah ini jauh dari batas ketentuan BI
Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/2/PBI/2013 Tentang Penetapan Status dan Tindak Lanjut
Pengawasan Bank Umum Konvesional BAB II Pasal 4 No. 2 poin d sebesar 5%. Namun tingkat
NPL tersebut masih jauh dari target Bank bjb Kanwil 1 yang masih terus berupaya untuk
mengurangi tingkat NPL sehingga dapat mencapai 0%. Kegiatan pemberian kredit di bank
merupakan kegiatan yang memiliki risiko paling besar. Risiko dalam kegiatan pemberian kredit
yang akan selalu dihadapi oleh bank yaitu risiko timbulnya kredit bermasalah. Pada dasarnya
2
kredit bermasalah timbul disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor eksternal
berasal dari pihak debitur yang tidak mampu lagi membayar angsuran kredit dikarenakan
berbagai hal yang terjadi pada debitur tersebut. Sedangkan faktor internal berasal dari pihak bank
selaku kreditur yang disebabkan adanya berbagai kelemahan dalam proses analisa kredit oleh
petugas bank serta kurang tepatnya kebijakan dan prosedur pemberian kredit yang diberlakukan
oleh pihak bank. Timbulnya kredit bermasalah merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari
oleh setiap bank, namun sebagai pihak kreditur, bank tetap dapat melakukan beberapa upaya
untuk dapat terus mengurangi tingkat NPL. Upaya-upaya tersebut antara lain berupa membuat
kebijakan kredit yang tepat disertai dengan praktik pengendalian intern pemberian kredit yang
pemberian kredit yang sesuai dengan praktik pengendalian intern pemberian kredit yang memadai
mulai dari tahap permohonan sampai monitoring kredit akan bermanfaat untuk menghindari
timbulnya berbagai kesalahan atau penyelewengan oleh berbagai pihak yang terlibat yang akan
memicu timbulnya kredit bermasalah. Praktik-praktik pengendalian intern pemberian kredit yang
dilaksanakan dengan baik akan menjadikan kredit yang disalurkan kepada debitur menjadi lancar
sehingga akan memberikan keuntungan bagi pihak bank maupun pihak debitur. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui jaringan prosedur serta praktik pengendalian intern pemberian KPR
Adapun judul yang diangkat dalam skripsi ini adalah Pengaruh Pengendalian Internal
Pemberian Kredit KPR Terhadap Kredit Bermasalah (Non Performing Loan) Pada Bank
bjb Kanwil 1.
3
III. Identifikasi Masalah
Terdapat beberapa identifikasi masalah yang diungkap dalam penelitian ini sebagai
berikut:
kemacetan kredit credit business loan pada PT. Bank bjb, Tbk Kantor Wilayah 1?
kemacetan kredit credit business loan pada PT. Bank bjb, Tbk Kantor Wilayah 1 ?
Sehubungan dengan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini
dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana Pengaruh Pengendalian Internal Pemberian Kredit
KPR Terhadap Kredit Bermasalah (Non Performing Loan) Pada Bank bjb Kanwil 1
terhadap kemacetan kredit credit business loan pada PT. Bank bjb, Tbk Kantor Wilayah 1
terhadap kemacetan kredit credit business loan pada PT. Bank bjb, Tbk Kantor Wilayah 1.
4
V. Kegunaan Penelitian
a. Bagi Penulis
Untuk menambah wawasan dan memberikan pengetahuan yang lebih luas tentang bagaimana
Pengaruh Pengendalian Internal Pemberian Kredit KPR Terhadap Kredit Bermasalah (Non
Penelitian ini dapat dijadikan sarana dalam rangka menambah kepustakaan STIE INABA dan
juga bisa dijadikan referensi mengenai Pengendalian Internal Pemberian Kredit KPR Terhadap
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pembanding bagi peneliti lain dalam pengembangan
penelitian lebih lanjut, dan juga diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran dan masukan
yang positif.
a. Bagi Instansi
Hasil daripada penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi
perbankan atau pihak regulator lainnya dalam hal penetuan kebijakan/regulasi mengenai
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi saran bagi masyarakat umum
terutama pengguna jasa kredit agar dapat lebih memahami mengenai peran
5
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan refrensi untuk penelitian
selanjutnya di masa yang akan datang ketika akan dibahas topik-topik tertentu
Semester Pertama APBD dan prognosis untuk enam bulan berikutnya. Laporan
anggaran yang bersangkutan untuk dibahas bersama antara DPRD dan Pemerintah
Daerah.
prakiraan Perubahan atas APBD tahun anggaran yang bersangkutan. Moh. Mahsun,
terjadi:
7
selambat-lambatnya enam bulan setelah tahun anggaran berakhir.
yang pasti, dimana pelaksana kebijakan melakukan suatu aktivitas atau kegiatan,
sehingga pada akhirnya akan mendapatkan suatu hasil yang sesuai dengan tujuan
dapat diukur atau dilihat dari proses dan pencapaian tujuan hasil akhir (output),
hasil yang optimal sesuai dengan target yang akan dicapai dengan mengaitkan
alokasi anggaran dengan pencapaian kinerja pada setiap elemen dana yang
dianggarkan.
8
Anggaran merupakan rencana operasi keuangan yang mencakup
output organisasi yang berkaitan sangat erat dengan visi, misi, dan rencana
strategis organisasi.
Anggaran berbasis kinerja memiliki prinsip yang mana menurut Abdul Halim
kinerja, dan fleksibilitas pengelolaan anggaran untuk mencapai hasil dengan tetap
bystructure
meliputi alokasi anggaran yang berorientasi pada hasil kinerja dengan tetap
9
Dari pengertian para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa Anggaran
Berbasis kinerja adalah sistem yang berorientasi pada Output organisasi dengan
dalam pembicaraan manajemen public. Konsep kinerja pada dasrnya dapat dilihat
dari dua segi, yaitu kinerja pegawai (per-Individu) dan kinerja oragnisasi.
10
tertentu yang digunakan (input). Kinerja juga merupakan hasil dari serangkaian
sesuatu yang telah dicapai organisasi dalam kurun waktu tertentu, baik yang
Hasil kerja yang dicapai oleh suatu instansi dalam menjalankan tugasnya
dalam kurun waktu tertentu, baik yang terkait dengan input, output, outcome,
penataan organisasi pemerintah. Adanya hasil kerja yang dicapai oleh instansi
pemerintah denagn penuh tanggung jawab akan tercapai peningkatan kinerja yang
6.2 Hipotesis
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan signifikan
11
Ho : Implementasi anggaran berbasis kinerja tidak memiliki pengaruh yang
identifikasi masalah 2
mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan,
12
7.2 Operasionalisasi Variabel
sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
Adapun Variabel yang akan diteliti terbagi menjadi dua bagian, yaitu :
(X) .
Impementasi Anggaran
Ha Kinerja Organisasi (Y)
Berbasis Kinerja (X)
13
Gambar 1 Paradigma Penelitian
14
Sebelum ke Jenis dan Sumber Data serta Teknik di atasnya sebaiknya diawali
Deskriptif
Menurut Sugiyono (2005 : 129), Yaitu sumber data terdiri dari data
primer dan data sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data. Sumber sekunder adalah sumber yang
tidak langsung kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau
dokumen.
2. Data sekunder yang bersumber dari laporan keuangan periode 2009 sampai
dengan periode 2014 serta informasi lainnya yang diperoleh dari berbagai
15
dilakukan dengan teknik kuesioner (angket), yaitu teknik pengumpulan data
pegawai negeri sipil yang ada di Pemerintah Kabupaten Bandung yang terdapat
orang.
pertimbangan tertentu.
16
Menurut Husen Umar (2008:78) menyarankan pengambilan sampel
=
1 + ()2
Dimana :
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
Karena populasi yang ada adalah 1100 orang dengan tingkat kesalahan (e)
1100
=
1 + 1100(0,1)2
= 91.67 92
Dengan demikian ukuran sampel minimal yang dapat digunakan dalam penelitian
mengenai implementasi anggaran berbasis kinerja Commented [F2]: Kalau Sudah Terpetakan, pembagian
Respondennya yg ada di bagian dan wilayah kerjanya mungkin juga
untuk disajikan disini
hasil pengukuran dari variabel yang diteliti, dibandingkan dengan teori yang ada.
Hasil penelitian dikatakan valid jika terdapat kesamaan antara data yang
17
terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti
(Sugiyono, 2004:267).
apakah alat ukur tersebut akan mendapatkan pengukuran yang tetap konsisten jika
validitas item butir pertanyaan dengan teknik Corrected Item Total Correlation,
yaitu mengorelasikan skor item dengan total item, kemudian melakukan koreksi
koefisien korelasi antar skor subjek pada item yang bersangkutan dengan skor
total tes. Untuk mencari koefisien korelasinya digunakan rumus korelasi pearson
n xi yi ( xi )( yi )
=
{ 2 ( 2 )}{ 2 (2)}
Dengan :
X = Skor variabel X
Y = Skor variabel Y
N = banyaknya sample
18
Instrumen penelitian disamping harus valid, juga harus dapat dipercaya
nilai kuesioner, yaitu hasil penelitian terdapat kesamaan data dalam waktu yang
jawaban responden terhadap pertanyaan konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Uji reliabilitas dilakukan hanya pada indikator-indikator yang telah melalui uji
validitas dan dinyatakan valid. Pada program IBM SPSS 22.0 fasilitas pengujian
Rumus :
2
= (1 2 )
1
Keterangan :
K = jumlah item
Suatu variabel dinyatakan reliabel jika menghasilkan nilai Cronbach Alpha >
0.70.
19
independen (variabel bebas) dengan variabel dependen (variabel terikat). Kedua
variabel tersebut diukur dalam skala ordinal. Adapun rumusnya sebagai berikut :
1 6d2
n3 n
Dengan ketentuan:
n = jumlah sampel
antara 1,0 sampai +1. Notasi ini menunjukan tingkat korelasi antara variabel-
korelasi negatif atau berlawanan arah (jika X naik maka Y turun atausebalikny
a)
el
Ydan nilai positif atau searah (jika X naik maka Y naik atauseb
aliknya).
Jika dalam perhitungan hubungan terdapat dua subjek atau lebih yang
20
rata-rata rangking sehingga terdapat rangking kembar. Jika proporsi rangking
kembar yang terjadi tidak besar, maka akibatnya pada r, dapat diabaikan. Tetapi
apabila proporsi rangking kembar yang terjadi cukup besar, maka dalam
t t
=
12
nunjukan jumlah variasi nilai T dari semua kelompok nilaikembar, sehingga perhit
X 2 + Y di
2 2 .
nn
X= 12
nn
X=
12
Keterangan :
n = Jumlah sampel
Tx = Faktor korelasi x
Ty = Faktor korelasi y
21
Analisis kuat lemahnya koefesien korelasi ini menurut sugiyono (2005),
dapat digunakan sebagai pedoman seperti yang tertera pada table dibawah ini :
sebagai berikut :
Koefisien Determinasi
Kd rs 2 x100%
atau lebih (variabel bebas, X), terhadap variasi (naik/turunnya) variabel yang lain
22
a. Jika nilai koefisien penentu (KP) = 0, berarti tidak pengaruh variabel
Untuk menguji apakah terdapat korelasi antara variabel bebas dan variabel
sebagai berikut :
2
=
1 2
Dimana :
n = banyaknya sampel
Dengan ketentuan :
= 0,05
Df = n-(k+1)
23
Dimana :
k = Variabel independent
1 = variabel dependent
daerah, maka dapat dilakukan suatu perbandingan antara thitung dengan ttabel yang
terdapat dalam table distribusi t atau lazim disebut ttabel. Adapun taraf nyata yang
24
VIII. Tempat dan waktu Penelitian
Waktu
N Maret(20 April Mei
Kegiatan
o 16) (2016) (2016)
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan
2 Pengumpulan Data&
Usulan Penelitian
3 Pengolahan & Analisis
Data
4 Penulisan Skripsi
25
DAFTAR PUSTAKA
Bastian, Indra, 2010, Akuntansi Sektor Publik suatu Pengantar: Edisi Ketiga.
Jakarta: Erlangga
Budi, Winarno. 2002. Teori dan Proses Kebijakan Publik. MedPress. Yogyakarta
Husein, Umar.2008. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta.
PT.Rajagrafindo Persada
26
Mahoney,et al.Nurvahyani. 2010. Pengaruh Partisipasi Anggaran terhaadap
Kinerja Manajerial Melalui Komitmen Organisasi dan Persepsi Inovasi
sebagai variabel Intervening. Magelang
Moh. Mahsun dkk, 2011. Akuntansi Sektor Publik Edisi Ketiga, Yogyakarta,BPFE
27