Anda di halaman 1dari 4

Memilih Pasangan Hidup

Maha suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa
yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka
ketahui. (QS Yasin [36] : 36)







Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari
jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-
Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. (QS Arrum [30] : 21)

Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendiri. Ia memerlukan bantuan orang
lain bahkan makhluk lain. Allah Swt memberi hidayah kepada setiap makhluk hidup untuk
mencari pasangannya demi kelangsungan hidup dan kehidupan. Berbeda dengan makhluk
lain, manusia diberi rasa cinta dan kasih sayang besar, sehingga tidak asal menyalurkan
keinginan saja. Manusia harus menikah dan wajib mempertahankan keutuhan keluarganya.
Pernikahan dalam Islam merupakan ketaatan kepada Rasulullah Saw. Aku menikahi para
istri. Siapa yang membenci sunnahku, maka ia bukan dari golonganku. (HR Albukhari).
Namun menikah itu bukan untuk sementara dan tidak dijadikan main-main. Diperlukan akad
(ikatan) yang kuat, yang bertahan sampai akhir hayat. Saat pengantin laki-laki mengucapkan
Saya terima nikahnya..., ia telah berjanji kepada Allah untuk melaksanakan hukum-hukum
Allah Swt yang berkaitan dengan keluarga dan hubungan suami istri. Karena itu dalam
mencari pasangan hidup, Islam mengemukakan kriteria yang pantas dimiliki oleh seorang
lelaki atau perempuan.

Dalam mencari pasangan, Rasulullah Saw berpesan,



:
.
Perempuan itu dinikahi karena empat alasan; karena hartanya, karena kehormatannya,
karena kecantikannya, dan karena agamanya. Pilihlah karena agamanya, nanti kamu akan
beruntung. (HR Albukhari).

Yang dimaksud agamanya adalah ketaatannya dalam menjalankan agama Islam. Yang paling
baik adalah jika keempat unsur itu ada pada diri seorang perempuan. Dan alasan yang harus
diperhatikan adalah faktor keshalehannya. Harta, kecantikan, dan kedudukan seseorang
tidak akan bermanfaat jika ia tidak baik agamanya. Terlarang bagi seorang mu-min yang
memilih calon istrinya dengan mengabaikan faktor agamanya. Tetapi terlarang juga seorang
perempuan yang shalehah dinikahi laki-laki yang jahat, ahli maksiat. Firman Allah Swt,








Wanita-wanita yang keji adalah untuk pria-pria yang keji, dan pria-pria yang keji adalah
buat wanita-wanita yang keji (pula). Sedangkan perempuan-perempuan yang baik adalah
untuk laki-laki yang baik dan laki- laki yang baik adalah untuk perempuan-perempuan yang
baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang
menuduh itu). bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga). (QS Annur [24] : 26)

Perempuan yang beriman tidak pantas dipersunting lelaki yang musyrik. Demikian juga laki-
laki yang beriman jangan melamar wanita yang kafir. Firman Allah,













Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman.
Sesungguhnya wanita budak yang mu-min lebih baik dari wanita musyrik, walaupun ia
menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-
wanita mu-min) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mu-min lebih baik
dari orang musyrik, walaupun ia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah
mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
(perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran. (QS
Albaqarah [2] : 221).

Selayaknya dalam kehidupan berumah tangga jangan dicampurkan (dijadikan suami isteri)
kedua orang yang berbeda akhlaqnya; pantasnya wanita yang berakhlaq buruk bersuamikan
laki-laki yang berakhlaq buruk pula. Demikian pula lelaki yang baik-baik harus beristerikan
perempuan yang baik-baik pula. Dalam QS Annur [24] : 3 dijelaskan, Lelaki yang berzina
tidak boleh menikah kecuali dengan perempuan yang berzina atau dengan perempuan yang
musyrik, demikian pula perempuan yang berzina tidak boleh dinikahi kecuali oleh lelaki yang
berzina atau lelaki yang musyrik, yang demikian itu diharamkan bagi orang-orang yang
beriman. Dijelaskan pula, bahwa yang menjadi ukuran serasi adalah keimanannya sehingga
haram hukumnya menikah atau menikahkan seorang muslim kepada orang kafir.
Biasanya yang menarik hati wanita dari kaum lelaki, adalah harta, kedudukan, dan
kelebihannya dibanding dengan lelaki lain, di samping ketampanannya. Sehingga tidak
sedikit orang tua yang memiliki anak gadis mengharapkan punya menantu yang kaya dan
berpangkat. Diharapkan dengan harta dan kedudukan anaknya derajat hidupnya meningkat,
martabatnya terangkat di mata masyarakat dan kaum kerabat. Tanpa memikirkan masa
depan anaknya yang sesungguhnya yaitu meraih mardlatillah.
Dalam rumah tangga sering terjadi percekcokan antar suami isteri. Walaupun sebenarnya
mereka saling mencinta, menyayangi dan menghargai. Dalam pertengkaran itu sering
disebut-sebut kejelekan lawannya. Apabila kejelekkan itu menyangkut perbuatan masa lalu
suaminya yang hidung belang, padahal isterinya orang yang shalehah atau isterinya mantan
pelacur padahal suaminya seorang yang shaleh, maka dikhawatirkan akan merusak rumah
tangga mereka dan akan merusak mental anaknya. Suatu saat, bila seorang suami kesal
kepada isterinya, tidak mustahil ia akan menjelek-jelekkan isterinya di hadapan anaknya
atau sebalinya seorang isteri menceritakan keburukan suaminya di depan anak-anaknya.
Jika hal itu terjadi, dapat dibayangkan kejadian berikutnya yang menimpa anak-anak
mereka. Tetapi jika pasangan itu mempunyai latar belakang yang sama, diharapkan masing-
masing akan saling memaafkan dan saling merahasiakan.
Dalam istilah Fiqih keseimbangan suami istri ini disebut KUFFU artinya sederajat, sepadan
atau sebanding. Di samping tingkat keimanannya yang harus kuffu, maka tingkat rupa,
kekayaan, usia, dan kedudukan diusahakan sebanding pula. Atau masing-masing
mempunyai nilai lebih, misalnya lelaki tua yang kaya mempersunting gadis cantik yang
miskin. Namun jika suami istri itu benar-benar bertaqwa dan saling mencintai insya Allah
rumah tangganya akan langgeng sampai maut memisahkan mereka walaupun berbeda
dalam status dan kedudukan.

Anda mungkin juga menyukai