Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN


GANGGUAN PEMENUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

A. Masalah Keperawatan
Pasien mengalami kekurangan cairan berhubungan dengan gangguan
pemenuhan cairan dan elektrolit

B. Pengertian
Kekurangan volume cairan adalah penurunan cairan intravaskuler,
interstisial, dan/ atau intraseluler yang mengacu pada dehidrasi, kehilangan
cairan saja tanpa perubahan pada natrium (Nanda, 2012 : 264).
Kebutuhan Cairan dan Elektrolit
No Umur / BB (Kg) Kebutuhan cairan (mL/24 jam)
1 3 hari, 30 kg 250-300
2 1 tahun, 9,5 kg 1150-1300
3 2 tahun, 11,8 kg 1350-1500
4 6 tahun, 20,0 kg 1800-2000
5 10 tahun, 28,7 kg 2000-2500
6 14 tahun, 45,0 kg 2200-2700
7 18 tahun, 54,0 kg 2200-2700
Faktor Risiko terjadinya ketidakseimbangan cairan, elektolit,& asam-basa
1. Pembedahan
Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggi mengalami
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh karena kehilangan
darah selama pembedahan
2. Luka bakar
Klien yang menderita luka bakar parah derajat dua atau tiga akan
kehilangan cairan tubuh. Semakin luas permukaan tubuh yang terbakar,
semakin besar kehilangan cairan.
3. Gangguan Kardiovaskular
Kegagalan jantung membuat penuruna curah jantung.Akibatnya,
perfusi ke ginjal menurun dan haluaran urine berkurang.Klien yang
mengalami peningkatan natrium dan air, menyebabkan beban kerja
sirkulasi berlebih, sehingga menyebabkan edema paru.
4. Gangguan pernapasan
Perubahan yang terkait dengan pneumonia, kelebihan sedatif, dan
penyakit paru obstruktif menahun, akan menggangu eliminasi
karbondioksida. Seiring dengan pembentukan karbondioksida di dalam
aliran darah mekanisme kompensasi tubuh.Tidak dapat lagi
beradaptasi.Dengan demikian PH arteri menurun.Suatu yang
menyebabkan hiperventilasi dapat menyebabkan alkalosis respiratorik
yang sering menjadi akut dan dapat dengan cepat disembuhkan jika
penyebabnya ditangani.
5. Gangguan Ginjal
Gangguan ginjal mengubah keseimbangan cairan dan
elektrolit.Terdapat retensi yang abnormal dari natrium, klorida, kalium,
dan air dalam cairan ekstrasel.Kadar plasma dalam produk sisa
metabolisme, seperti BUN dan kreatinin menajdi meningkat karena
ginjal tidak mampu menyaring dan mengeksresikan produk sisa
metabolisme selular tersebut.Asidosis metabolik terjadi ketika ion
hidrogen dalam tubuh di tahan akibat penurunan fungsi ginjal.Karena
gangguan ginjal, mekanisme kompensasi ginjal yang sudah biasa,
seperti reabsorbsi bikarbonat, tidak tersedia lagi, sehingga kemampuan
tubuh untuk memperbaiki kembali keseimbangan asam-basa menjadi
terbatas.
6. Kanker
Tipe keseimbangan cairan dan elektrolit yangdiobservasi pada klien
dengan kanker bergantung pada tipe dan perluasan kanker. Semua
ketidakseimbanagn elektrolit dapat terjadi pada klien yang menderita
kanker dan yang disebabkan oleh kelainan anatomi dan kerusakan
fungsional akibat pertumbuhan tumor, dan tumor yang disebabkan oleh
proses metabolisme serta gangguan endokrin. Misalnya, tumor pada
rongga peritoneum memproduksi cairan serosa yang berlebihan, yang
menyebabkan asites.
7. Cedera kepala
Cedera kepala dapat menyebabkan edema serebral.Kadang kala edema
ini menyebabkan tekanan pada kelenjar hipofisi dan akibatnya sekresi
ADH berubah.Dua perubahan dapat terjadi.Diabetes insipidus terjadi
jika sekresi ADH terlalu sedikit dan klien mengeksresikan larutan urine
dengan berat jenis yang rendah.Perubahan kedua adalah SIADH,
dimana sekresi ADH berlanjut, menyebabkan peningkatan volume
cairan ekstrasel secara bertahap, hiponatremia, dan hipoosmolalitas.
8. Gangguan saluran cerna

1
Pengisapan gastroentiritis dan nasogastrik menyebabkan kehilangan
cairan, kalium dan ion-ion klorida.Ion hidrogen yang juga hilang,
menyebabkan gangguan keseimbangan asam-basa.
C. Gejala dan Tanda
1. Kekurangan volume cairan
a. Data Mayor (harus terdapat, satu atau lebih)
1) Ketidakcukupan asupan cairan oral
2) Keseimbangan negatif antara asupan dan haluaran
3) Penurunan berat badan
4) Kulit/membran mukosa kering
b. Data Minor (mungkin terdapat)
1) Peningkatan natrium serum
2) Penurunan haluaran urine atau haluaran urine berlebih
3) Urine pekat atau sering berkemih
4) Penurunan turgoe kulit
5) Haus, mual, anoreksia
D. Kondisi Klinis Terkait ketidakseimbangan elektrolit (SDKI : 88)
1. Penyakit Addison
2. Trauma/perdarahan
3. Luka bakar
4. AIDS
5. Penyakit crohn
6. Muntah
7. Diare
8. Kolitis ulseratif
E. Kondisi Klinis Terkait ketidakseimbangan cairan( SDKI:87)
1. Prosedur pembedahan mayor
2. Penyakit Ginjal dan kelenjar
3. Perdarahan
4. Luka bakar

2
F. Pohon Masalah

natrium Air Gangguan


Glomerulus

Gangguan Obstruksi Usus Trauma Diabetes Melitus

Muntah, Diare Perdarahan Hiperglikemi

Osmolaritas Cairan Cairan dari vaskuler Hiperosmolaritas


Ekstrasel menurun menurun

Diuretik Osmotik
Intake tetap meningkat

Penggunaan Diuretik Poliuri

Dehidrasi

KEKURANGAN VOLUME CAIRAN

Penjelasan :
Kekurangan volume cairan dapat terjadi karena beberapa penyebab
diantaranya gangguan obstruksi usus, trauma seperti luka bakar berat, dan
penyakit seperti diabetes mellitus. Pada gangguan obstruksi usus akan terjadi
mual, muntah atau pun diare sehingga menyebabkan osmoralitas cairan ekstrasel
menurun. Pada trauma seperti luka bakar berat maka akan terjadi perdarahan.
Perdarahan tersebut memicu cairan dari vaskuler ke daerah luka terhambat
sehingga jumlahnya menurun. Jika intake atau cairan yang masuk ke dalam
tubuh tetap bahkan berkurang dalam keadaan gangguan obstruksi usus atau pun
trauma maka terjadi ketidakseimbangan volume cairan di dalam tubuh dimana
cairan yang keluar (output) lebih banyak dari cairan yang masuk ke dalam tubuh.
Pada penyakit seperti diabetes mellitus maka akan terjadi hiperosmolitas yang
menyebabkan diuretic osmotic meningkat. Diuretic osmotic meningkat
menyebabkan poliuri, selain itu poliuri dapat juga disebabkan karena

3
penggunaan diuretic. Poliuri merupakan peningkatan produksi urine oleh
ginjal.Keadaan tersebut menyebabkan ketidakseimbangan volume cairan di
dalam tubuh jika tidak diimbangi oleh intake yang cukup.Ketidakseimbangan
volume tersebut menyebabkan dehidrasi yang merupakan salah satu manifestasi
dari kekurangan volume cairan.

G. Pemeriksaan Diagnostik
1) Pemeriksaan penunjang
Penurunan tekanan darah (TD), khususnya bila berdiri (hipotensi
ortostastik): peningkatan frekuensi jantung (FJ); turgor kulit buruk; lidah
kering dan kasar; mata cekung; vena leher kemps; peningkatan suhu dan
penurunan berat badan akut.
2) Evaluasi status volume cairan
3) Kadar nitrogen urea dalam darah (BUN) . 25 mg/100ml
4) Peningkatan kadar hematokrit >50%
5) Berat jenis urine > 1,025.

H. Penatalaksanaan Medis
Salah satu penatalaksanaan medis untuk pasien dengan gangguan
kebutuhan cairan dan elektrolit yaitu dengan penatalaksaan terapi
intravena.Langkah ini efektif untuk memenuhi kebutuhan cairan ekstrasel secara
langsung. Tujuan secara umum terapi intravena adalah untuk memenuhi
kebutuhan cairan pada klien yang tidak mampu mengkonsumsi cairan oral secara
adekuat, menambah asupan elektrolit, menyediakan glukosa untuk kebutuhan
energy dalam proses metabolism serta menjadi media untuk pemberian obat
secara intravena. Jenis cairan intravena yang biasa digunakan meliputi larutan
nutrient, larutan elektrolit, cairan asam-basa dan volume akspander.
Infus intravena biasanya dilakukan penginfusan pada vena lengan (vena
sefalika basilikia, dan mediana kubiti), vena tungkai (vena safena) atau vena di
daerah kepala (vena temporalis frontalis).Saat melakukan pemasangan infus,
perawat harus selalu memperhatikan prinsip steril karena prosedur ini berkaitan
langsung dengan cairan tubuh. Tetesan infuse diatur sesuai program, tidak boleh
terlalu cepat dan juga terlalu lambat.

I. Pengkajian Keperawatan
Perawat perlu melakukan pengkajian untuk mengidentifikasi klien yang
beresiko tinggi atau yang memperlihatkan adanya tanda gejala

4
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit. Perawat juga mengkaji
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit yang mungkin berhubungan dengan
penatalaksanaan terapi penyakit lain yang dideritanya. Pengkajian keperawatan
difokuskan pada hal-hal seperti riwayat keperawatan, pengukuran klinis,
pemerikasaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium.
1) Riwayat Keperawatan
Pengkajian riwayat keperawatan meliputi :
a. Asupan cairan dan makanan (oral dan parenteral)
b. Tanda dan gejala gangguan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
c. Proses penyakit yang menyebabkan gangguan homeostasis cairan dan
elektrolit
d. Pengobatan tertentu yang tengah dijalani yang dapat mengganggu status
cairan
e. Status perkembangan
f. Faktor psikologis

2) Pengukuran klinis
Pengukuran klinis sederhana dapat perawat lakukan tanpa instruksi dari
dokter adalah pengukuran tanda-tanda vital, penimbangan berat badan, serta
pengukuran asupan dan haluaran cairan
3) Pemeriksaan Fisik
a. Integumen : turgor kulit, edema, kelemahan otot, tetani dan sensasi rasa
b. Kardiovaskular : distensi vena jugularis , tekanan darah dan bunyi
jantung
c. Mata : cekung, air mata kering
d. Neurologi : reflex, gangguan motorik dan sensorik, tingkat kesadaran
e. Gastrointestinal : mukosa mulut, lidah, bising usus
4) Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan darah lengkap yang meliputi Hemoglobin dan Hematokrit
b. Pemeriksaan elektrolit serum, dilakukan untuk mengetahui kadar
natrium, kalium, klorida, ion karbonat.
c. pH dan berat jenis urine, berat jenis menunjukkan kemampuan ginjal
untuk mengatur konsentrasi urine. Normalnya 4,5 8.
d. Analisa gas darah, biasanya yang diperiksa adalah pH, PO2, HCO3-,
PCO2 dan saturasi O2.

5
J. Diagnosa Keperawatan
Menurut Nanda. 2012-2014 ,diagnosis keperawatan terkait kebutuhan cairan dan
elektrolit :
1. Kekurangan Volume Cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif dan
kegagalan metabolisme ditandai dengan perubahan status mental;
Penurunan tekanan darah, nadi dan volume nadi; Penurunan turgor kulit dan
lidah; Penurunan haluaran urine dan pengisian vena; Memban mukosa
kering; kulit kering; peningkatan hematokrit, suhu tubuh, frekuensi nadi dan
konsentrasi urine; penurunan berat badan, haus dan kelemahan.

6
K. Intervensi
NO Diagnosa Tujuan/kriteria Intervensi (NIC) Rasional
hasil (NOC)
1 Kekurangan Volume Setelah dilakukan 1. Kaji yang disukai dan yang tidak disukai; beri 1. Meningkatkan rasa nyaman
Cairan tindakan cairan kesukaan dalam batasan diet. pasien.
Berhubungan dengan: keperawatan 2. Rencanakan tujuan asupan cairan untuk 2. Menjaga kestabilan cairan.
kehilangan cairan aktif selama 2X 24 setiap 8 jam (mis.,1000ml selama siang hari
dan kegagalan jamdiharapkanKe 800ml selama sore hari, 300ml pada malam
metabolisme kurangan Volume hari).
Ditandai dengan : Cairan dapat 3. Kaji pengertian individu tentang alasan untuk 3. Meningkatkan
perubahan status teratasi dengan mempertahankan hidrasi yang adekuat dan pengetahuan pasien.
mental; Penurunan indikator : metode untuk mencapai tujuan asupan cairan.
tekanan darah, nadi - Meningkatnya 4. Minta individu menyimpan laporan tertulis 4. Meningkatkan
dan volume nadi; asupan cairan (mencatat dalam buku harian) tentang asupan pengetahuan agar pasien
Penurunan turgor kulit hingga jumlah cairan dan haluaran (jika perlu). lebih kooperatif.
dan lidah; Penurunan tertentu sesuai 5. Pantau asupan; pastikan sedikitnya 1500ml 5. Mengurangi resiko pasien
haluaran urine dan dengan cairan per oral setiap 24jam. kekurangan cairan.
pengisian vena; kebutuhan 6. Timbang berat badan setiap hari dengan jenis 6. Perubahan tiba-tiba pada
Memban mukosa metabolic baju yang sama, pada waktu yang sama. berat badan menunjukkan

7
kering; kulit kering; - Tidak Penurunan berat badan 2-4% menunjukkan gangguan keseimbangan
peningkatan memperlihatkan dehidrasi ringan, penurunan berat badan 5- cairan.
hematokrit, suhu tanda gejala 9% menunjukkan dehidrasi sedang.
tubuh, frekuensi nadi dehidrasi 7. Pantau kadar elektrolit darah, nitrogen urea 7. Mengetahui perubahan
dan konsentrasi urine; Berat jenis urine darah, osmolalitas urine dan serum kreatinin, status kesehatan pasien.
penurunan berat dalam rentang hematocrite dan hemoglobin.
badan, haus dan normal 8. Ajarkan bahwa kopi, teh, dan jus buah anggur 8. Meningkatkan pengetahan
kelemahan menyebabkan deuresis dan dapat agar pasien lebih
memperberat kehilangan cairan. kooperatif.
9. Pertimbangkan kehilangan cairan tambahan 9. Mengetahui berapa cairan
yang berhubungan dengan muntah, diare, yang harus diberikan.
demam, slang, drein. 10. Untuk mengetahui keadaan
10. Monitor vital sign umum pasien dan
perkembangan. pasien
11. Monitor masukan makanan/ cairan dan 11. Mengetahui perubahan
hitung intake kalori harian status tingkat kesehatan.
12. Kolaborasi dengan dokter 12. Menentukan tindakan
medis yang perlu
dilakukan.

8
L. Referensi
Carpenito-Moyet, Lynda Juall. (2007). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi
10. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Hidayat, A.Aziz Alimul. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia. Surabaya : Selemba
Medika
Kozier, Erb, dkk. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses
& Praktik Edisi 7 Volume 2. Jakarta : EGC
Lippincott dan Williams & Wilkins. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan
Lynda Juall Carpenito-Moyet Edisi 8. Jakarta : EGC
Nanda. 2012-2014. Panduan Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi.
Jakarta: EGC
Perry & Potter. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Volume 2 Edisi 4
Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI.2017.Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia.Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI

Anda mungkin juga menyukai