Anda di halaman 1dari 24

O L A H R A G A

BAB Futsal

Nama :

Kelas :

Futsal
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Futsal

Futsal di 2007 Pan American Games


Induk organisasi FIFA, AMF
1930,
Pertama dimainkan
Uruguay
Data lengkap
Olahraga kontak fisik Ya
5 orang per
Jumlah pemain
tim
dalam
Kategori
ruangan
Peralatan Bola fustal
Tempat bertanding Futsal pitch
Dipertandingkan di
Tidak
Olimpiade

Futsal

adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua tim, yang masing-masing
beranggotakan lima orang. Tujuannya adalah memasukkan bola ke gawang lawan,
dengan memanipulasi bola dengan kaki. Selain lima pemain utama, setiap regu juga
diizinkan memiliki pemain cadangan. Tidak seperti permainan sepak bola dalam
ruangan lainnya, lapangan futsal dibatasi garis, bukan net atau papan.

Futsal turut juga dikenali dengan berbagai nama lain. Istilah "futsal" adalah
istilah internasionalnya, berasal dari kata Spanyol atau Portugis, futbol dan sala.

Sejarah Futsal

Futsal dipopulerkan di Montevideo, Uruguay pada tahun 1930, oleh Juan Carlos
Ceriani. Keunikan futsal mendapat perhatian di seluruh Amerika Selatan,
terutamanya di Brasil. Ketrampilan yang dikembangkan dalam permainan ini dapat
dilihat dalam gaya terkenal dunia yang diperlihatkan pemain-pemain Brasil di luar
ruangan, pada lapangan berukuran biasa. Pele, bintang terkenal Brasil, contohnya,
mengembangkan bakatnya di futsal. Sementara Brasil terus menjadi pusat futsal
dunia, permainan ini sekarang dimainkan di bawah perlindungan Fdration
Internationale de Football Association di seluruh dunia, dari Eropa hingga
Amerika Tengah dan Amerika Utara serta Afrika, Asia, dan Oseania.

Pertandingan internasional pertama diadakan pada tahun 1965, Paraguay


menjuarai Piala Amerika Selatan pertama. Enam perebutan Piala Amerika Selatan
berikutnya diselenggarakan hingga tahun 1979, dan semua gelaran juara disapu
habis Brasil. Brasil meneruskan dominasinya dengan meraih Piala Pan Amerika
pertama tahun 1980 dan memenangkannya lagi pada perebutan berikutnya tahun
pd 1984.

Kejuaraan Dunia Futsal pertama diadakan atas bantuan FIFUSA (sebelum


anggota-anggotanya bergabung dengan FIFA pada tahun 1989) di Sao Paulo,
Brasil, tahun 1982, berakhir dengan Brasil di posisi pertama. Brasil mengulangi
kemenangannya di Kejuaraan Dunia kedua tahun 1985 di Spanyol, tetapi
menderita kekalahan dari Paraguay dalam Kejuaraan Dunia ketiga tahun 1988 di
Australia.

Pertandingan futsal internasional pertama diadakan di AS pada Desember 1985,


di Universitas Negeri Sonoma di Rohnert Park, California.

Luas lapangan

1. Ukuran: panjang 25-43 m x lebar 15-25 m


2. Garis batas: garis selebar 8 cm, yakni garis sentuh di sisi, garis gawang di
ujung-ujung, dan garis melintang tengah lapangan; 3 m lingkaran tengah;
tak ada tembok penghalang atau papan

3. Daerah penalti: busur berukuran 6 m dari masing-masing tiang gawang

4. Titik penalti: 6 m dari titik tengah garis gawang

5. Titik penalti kedua: 10 m dari titik tengah garis gawang

6. Zona pergantian: daerah 5 m (5 m dari garis tengah lapangan) pada sisi


tribun dari pelemparan

7. Gawang: tinggi 2 m x lebar 3 m

8. Permukaan daerah pelemparan: halus, rata, dan tak abrasif

Bola

1. Ukuran: 4

2. Keliling: 62-64 cm

3. Berat: 0,4 - 0,44 kg

4. Lambungan: 55-65 cm pada pantulan pertama

5. Bahan: kulit atau bahan yang cocok lainnya (yaitu bahan tak berbahaya)
Jumlah pemain (per team)

1. Jumlah pemain maksimal untuk memulai pertandingan: 5, salah satunya


penjaga gawang

2. Jumlah pemain minimal untuk mengakhiri pertandingan: 2 (tidak termasuk


cedera)

3. Jumlah pemain cadangan maksimal: 7

4. Jumlah wasit: 2

5. Jumlah hakim garis: 0

6. Batas jumlah pergantian pemain: tak terbatas

7. Metode pergantian: "pergantian melayang" (semua pemain kecuali penjaga


gawang boleh memasuki dan meninggalkan lapangan kapan saja; pergantian
penjaga gawang hanya dapat dilakukan jika bola tak sedang dimainkan dan
dengan persetujuan wasit)

8. Dan wasit pun tidak boleh menginjak arena lapangan , hanya boleh di luar
garis lapangan saja , terkecuali jika ada pelanggaran-pelanggaran yang
harus memasuki lapangan

Lama permainan

1. Lama normal: 2x20 menit

2. Lama istirahat: 10 menit

3. Lama perpanjangan waktu: 2x5 menit (bila hasil masih imbang setelah
2x20 menit waktu normal)
4. Ada adu penalti (maksimal 5 gol) jika jumlah gol kedua tim seri saat
perpanjangan waktu selesai

5. Time-out: 1 per tim per babak; tak ada dalam waktu tambahan

6. Waktu pergantian babak: maksimal 10 menit

Kejuaraan futsal terkemuka

Piala Dunia Futsal FIFA

1989 (di Rotterdam, Belanda): dimenangkan Brasil

1992 (di Hong Kong): dimenangkan Brasil

1996 (di Barcelona, Spanyol): dimenangkan Brasil

2000 (di Guatemala): dimenangkan Spanyol

2004 (di Taiwan): dimenangkan Spanyol.

2008 (di Brasil): dimenangkan Brasil.

2012 (di Thailand): dimenangkan Brasil.

Liga Futsal Indonesia

Liga Futsal Nasional Indonesia: Liga Futsal Profesional di Indonesia

Sarana dan prasarana Futsal


Sebenarnya futsal sendiri merupakan bentuk mini dari olah raga sepak bola
namun dimainkan dengan lapangan yg lebih kecil dan jumlah pemain yang lebih
sedikit tentunya. Untuk lebih mengenal olah raga futsal ini, berikut perlengkapan
futsal dalam acara resmi :

A. Pakaian atau Kostum


1. Kaos
Untuk bahan kaos dalam perlengkapan futsal ini, tidak ada aturan spesifik.
Asalkan dapat menjadi tanda yang membedakan dengan klub lain, kaos dianggap
sah, dianjurkan memakai bahan dari katun agar mudah menyerap
keringat. FIFAmembuat aturan khusus bagi penomoran. Kaos harus diberi nomor
dari 1 sampai 15, posisi nomor terletak dibelakang kaos. Warna nomor harus
berbeda jelas dengan warna dasar kaos.

2. Celana Pendek
Pemain diwajibkan memakai celana pendek. Pemilihan bahan celana tidak
diberlakukan aturan khusus. Jika memakai bicycle pants, warna diharuskan sama
dengan warna celana pendek.
Pengecualian baru diberikan kepada penjaga gawang karena diperbolehkan
memakai celana panjang. Warna kostum penjaga gawang harus dibedakan dengan
warna kostum pemain lain serta kostum wasit.

3. Kaos Kaki
Kaos kaki wajib dipakai oleh pemain futsal dalam sebuah pertandingan
karena dapat melindungi kaki dan mempermudah pemakaian pelindung tulang
kering. Tidak ada peraturan spesifik mengenai warna dan bahannya.

4. Pelindung Tulang Kering


Bahan alat pelindung ini diharapkan terbuat dari karet dan sejenisnya.
Bahan lain yang cocok juga diizinkan, asalkan memberikan perlindungan yang
sesuai.

B. BOLA
Hampir tidak ada perbedaan antara bola futsal dengan bola di sepak bola
kecuali dalam hal ukuran, karena ukuran bola futsal lebih kecil dibanding dengan
ukuran bola dalam sepak bola. Berikut berbagai aturan untuk bola futsal.
Terbuat dari bahan kulit atau bahan yang sesuai lainnya. Dalam pertandingan
internasional, bola futsal yang terbuat dari kulit laken (felt ball) tidak
diperbolehkan.
Keliling bola tidak boleh kurang dari 62 cm dan tidak boleh lebih dari 64 cm.
Berat bola futsal tidak kurang dari 400 gram dan tidak lebih dari 440 gram
pada permulaan pertandingan.
Tekanan bola yaitu 0,4 sampai 0,6 atmosfer (atm) atau 400 600 g/cm3 pada
permukaan laut.
Saat bola pertama kali dipantulkan oleh wasit dari ketinggian 2 meter, tinggi
pantulan tidak boleh kurang dari 50 cm dan tidak boleh lebih dari 65 cm pada
pantulan pertama.
C. Sepatu

Bagi pemain futsal profesional, pemilihan sepatu futsal yang tepat


merupakan hal yang utama. Sebab, baik buruk performa di atas lapangan banyak
dipengaruhi kenyamanan ketika bermain. Karena itu, sebelum memilih hendaknya
lebih dulu memahami karakter sepatu yang akan dibeli.
Pemahaman mengenai bahan dasar jadi hal yang mutlak. Sebaiknya pilih
sepatu yang materialnya terbuat dari kulit sintetis. Sebab material tersebut
cenderung menyesuaikan bentuk kaki kita.
Lain dari itu, faktor yang juga harus diperhatikan adalah kekuatan. Ini
terkait dengan status sebagai pemain profesional yang membuat intensitas
bermain sangat padat. Otomatis, frekuensi penggunaan sepatu pun jadi tinggi.
Kalau tidak kuat, sepatu bisa cepat rusak. Jadi faktor utama dalam pemilihan
sepatu futsal adalah kenyamanan dan kekuatan.
Soal kenyamanan, agaknya hal ini juga jadi perhatian pemain Mutiara
Hitam, Rudolf. Selama bertanding, dia tidak mengenakan sepatu futsal.
Melainkan sepatu kulit yang bisa digunakan untuk bekerja.Sementara itu, kapten
timnas Vennard Hutabarat punya kriteria sepatu yang berbeda. Dia lebih
menyukai sepatu yang materialnya terbuat dari synthetic perlize (kulit sintetis
yang licin). Selain itu, desain juga menjadi pertimbangan dalam memilih sepatu.
Sepatu dengan bahan ini tidak mudah berubah bentuk seperti yang terbuat dari
kulit sintetis. Aku suka menggunakan sepatu yang warnanya eye-catching
2.3 Teknik Bermain Futsal
Permainan futsal sangat mengandalkan kemampuan teknik yang tinggi dari
masing-masing pemain tanpa terkecuali.Teknik individu digabungkan secara
kolektif untuk menjalankan sebuah taktik dan strategi yang terlatih dan
terkonsep. Bentuk implementasi taktik dan strategi di lapangan merupakan
serangkaian serangkaian skenario permainan yang dikenal sebagai formasi
permainan futsal
Setiap pelatih memiliki prinsip dan pedoman yang dipegang teguh didalam
timnya ketika menerapkan futsal formation. Seorang pelatih dapat menyusun
skema permainan berdasarkan kondisi dan kekuatan tim yang dimilikinya tanpa
banyak mempertimbangkan calon lawan yang akan dihadapi. Tingkat kebugaran
dan kesiapan mental bertanding menjadi kunci utama menghadapi sebuah
pertandingan.
Namun di pihak lain terdapat pelatih yang sangat fokus mempersiapkan
timnya berdasarkan calon lawan yang akan dihadapinya. Komposisi pemain disusun
berdasarkan kecocokan gaya bermain dengan calon lawan. Hal ini akan
membentuk sistem rotasi pemain yang diturunkan dalam pertandingan.
Dua prinsip tersebut dapat juga dikombinasikan menurut karakter pelatih
yang menangani tim. Hal yang pasti adalah pola permainan dapat berganti apabila
taktik tidak berjalan secara efektif. Pemain mengalami cedera atau memperoleh
sangsi dikeluarkan dari lapangan juga menjadi faktor dalam pertimbangan pelatih
merubah taktik.

Formasi Permainan Futsal


Secara teknis, pola permainan sebuah tim futsal berubah-ubah dalam
hitungan detik, mengikuti transisi dari bertahan menjadi menyerang atau
sebaliknya. Pemain tidak boleh terpaku pada satu posisi statis agar terhindar
dari permainan monoton. Setiap pemain diharuskan menguasai kemampuan
bertahan dan menyerang secara berimbang. Beberapa contoh formasi futsal yang
sering dipakai diantaranya sebagai berikut :

Formasi Futsal 2-2


Strategi Futsal ini digunakan sejak decade 1950-an dan memiliki karakter
dengan dua pemain di area pertahanan dan dua pemain di area penyerangan.
Formasi Futsal ini sangat sederhana dan pemain tidak perlu banyak bergerak.
Dua pemain dibelakang bertugas mengamankan area pertahanan, sementara dua
pemain di depan bertugas menyerang. Jarang terjadi perubahan posisi. Strategi
Futsal ini lebih statis dibandingkan dengan yang lain dan lebih banyak digunakan
untuk permainan dalam tempo sedang. Namun, tim yang berpengalaman sering
menggunakannya dalam pertandingan krusial.
Tips:
- Dua pemain depan akan saling menopang sementara dua pemain belakang tidak
hanya mengamankan pertahanan, tapi juga ikut membantu memutar permainan.
- Cukup efektif melawan tim dengan pertahnan yang lemah. Karenanya perlu
melakukan penyerangan secara konstan. Tapi juga perlu melakukan penguasaan
bola (ball possession) ketika tidak melakukan penyerangan.
- Formasi 2-2 memang menggunakan dua pemain depan dan dua pemain
belakang. Namun, dalam praktiknya sebuah tim seharusnya menyerang dan
bertahan secara bersama. Dengan begitu akan lebih mudang meraih hasil yang
diharapkan.

Formasi Futsal 4-0


Formasi futsal ini diciptakan oleh tim-tim Eropa, terutama Spanyol. Terlihat
hamper sama dengan system 3-1 atau modifikasi 1-2-1. Namun yang
membedakannya adalah penyerang tengah atau lebih dikenal dengan nama pivot
bisal masuk ke area caster atau sebagai penjelajah di posisi sayap kiri, kanan,
tengah, dan belakang. Artinya ia bersama tiga rekan pemain seecara konstan
melakukan serangan atau bertahan. Permainan akan menjadi sangat rapat dan
ketat sehingga sulit bagi lawan untuk bergerak dengan leluasa saat menyerang
atau bertahan.
Tips:
- Setiap pemain akan mengawal pemain lawan (man to man marking)
- Sangat efektif ketika menghadapi lawan yang tangguh.
- Memudahkan untuk menutupi pergerakan lawan dalam mendistribuusikan bola
atau membuka ruang permainan.
- Bisa memperlambat tempo permainan lawan, lalu memulai penyerangan.
- Terkadang, permainan menjadi monoton karena bola mungkin dikuasi,
sementara rekan lain hanya melakukan penjagaan terhadap pemain lawan.

Formasi Futsal 3-1


Formasi Futsal 3-1 memudahkan melakukan serangan dengan lebih variatif. Di
depan kipper ada seorang pemain bertahan, dua pemain tengah yang menempati
posisi sayap, dan penyerang tengah atau pivot.
Strategi futsal ini menentut banyak pergerakan dari pemain dalam
penguasaan bola terutama saat melakukan variasi serangan. Pivot lebih banyak
mengoperkan kepada rekan saat menyerang. Kedua pemain sayap dan satu pemain
belakang akan mengimbangi arah pergerakan pivot untuk menciptakan ruang
permainan dan peluang untuk mencetak gol. Pivot dan kedua pemain sayap akan
melakukan beberapa gerakan untuk mencari celah dan momen yang tepat guna
memasukkan bola ke gawang lawan.
Berikut ini adalah fungsi masing-masing posisi pemain.
- Pemain Bertahan
Orang terakhir di barisan belakang, bertanggung jawab untuk membantu kipper
mengamankan gawang, menetralisasi serangan lawan, dan mengawali penyerangan.
- Pemain Sayap
Penghubung antara pertahanan dan penyerang
Membantu pemain belakang dalam memulai serangan serta menyokong pivot untuk
melakukan penyelesaian akhir atau mencetak gol.
- Pivot
Mengontrol permainan saat dalam posisi menyerang
Berperan sebagai penyuplai bola, pencetak gol, dan menjadi orang pertama yang
meredam serangan lawan.
Tips
Peran pemain depan paling menonjol karena harus mengendalikan bola, mengumpan
kepada rekannya, dan mencari celah untuk memasukkan bola ke gawang lawan. Ini
yang dinamakan pivot atau target man.
Pengendalian bola tidak boleh lama karena ruang permainan yang sempit
Lawan bisa dengan mudah membangun pertahanan guna meredam serangan
Pemain belakang juga memiliki peran penting terutama dalam mempertahankan
penguasaan bola selama permainan.

1. Passing,
Dalam mengoper bola kepada teman, diusahakan dengan kaki bagian dalam dan
diusahakan mengoper bola harus cukup kencang. Karena lapangan rumput futsal
relatif kecil, apabila passing terlalu lambat akan sangat mudah dipotong oleh
lawan.karena bola futsal bentuknya lebih kecil (pantulan tidak terlalu besar
dibanding bola lapangan besar), sehingga sekencang apapun passing dari teman,
masih memungkinkan untuk dikontrol.

2. Menendang bola dengan tempurung kaki


Menendang bola dengan ujung kaki adalah menendang bola namun
menggunakan ujung kaki/sepatu. Biasanya bila kita sudah berhadapan dengan
kiper, saat posisi kita kurang bagus untuk melakukan shoot (karena posisi bola
sudah terlalu ke depan), maka menendang bola dengan ujung kaki akan mencari
salah satu cara efektif untuk menghasilkan gol.Karena dengan teknik ini, bola
akan melesat cukup kencang (seperti di shooting), dan bola juga akan tetap
bergerak lurus. Beda dengan bola lapangan besar, apabila di tendang dengan
ujung kaki maka larinya bola akan tidak terkontrol.

3. Dribling / Menggiring
Untuk mengecoh pemain lawan dalam sebuah permainan futsal, seorang
pemain futsal harus memiliki kemampuan dalam menggiring bola. Ada beberapa
teknik dalam menggiring bola yang harus dikuasai dalam bermain futsal, berikut
ini beberapa teknik dalam menggiring bola pada permainan futsal:
- Dribbling menggunakan kaki bagian luar
Dengan teknik ini jika menggunakan kaki kanan pemain futsal dapat mengecoh ke
sebelah kiri lawan atau sebaliknya. Akan tetapi teknik ini tidak bisa mengecoh
lawan ke sebelah kanan bila menggunakan kaki kanan, begitupula sebaliknya.

- Dribbling menggunakan kaki bagian dalam


Dengan teknik ini pemain futsal dapat mengecoh lawan ke sebelah kanan lawan
apabila menggunakan kaki kanan atau sebaliknya. Akan tetapi teknik ini tidak bisa
mengecoh lawan ke sebelah kiri bila menggunakan kaki kanan, begitupula
sebaliknya.
- Dribbling menggunakan bagian punggung kaki
Dribbling menggunakan bagian punggung kaki adalah dapat menggiring bola
dengan arah lurus apabila tidak ada lawan yang menghalangi. Akan tetapi teknik
ini kurang efektif untuk mengecoh lawan ke sebelah kiri atau sebelah kanan.

4. Menendang Keras ( Shooting )


Teknik menendang keras yang efektif dalam permainan futsal adalah
menendang bola dengan menggunakan ujung kaki / sepatu, karena dengan teknik
ini bola akan melesat cukup kencang dan bola juga akan tetap bergerak lurus.
permainan futsal memerlukan skill/teknik dasar yang baik, tidak hanya sekedar
menendang bola tapi juga diperlukan keahlian dalam menguasai atau mengontrol
bola. Pemain harus merasakan bahwa bola adalah bagian dari dirinya. Pemain yang
memiliki skill/teknik dasar yang baik cenderung dapat bermain futsal dengan
baik pula. Ada beberapa macam skill/teknik dasar yang harus dimiliki oleh
futsalovers.
Menendang bola merupakan salah satu karakteristik permainan futsal yang
paling dominan. Pemain yang memiliki teknik menendang dengan baik akan dapat
bermain secara efisien. Tujuan menendang bola adalah untuk mengoper (passing),
menembak ke gawang (shooting), dan menyapu bola untuk menggagalkan serangan
lawan (sweeping).
5. Kecepatan
Ciri dari permainan futsal adalah kecepatan, maka pemain futsal dituntut
cepat dalam mengalirkan bola, bergerak mencari ruang untuk menerima umpan,
dan bereaksi, karena dengan pergerakan yang cepat, seorang pemain futsal akan
dapat mengecoh lawan dan dalam melakukan penjagaan serta juga dapat dengan
cepat menyusun formasi baik itu ketika melakukan penyerangan ataupun ketika
bertahan. Oleh karena itu kecepatan harus mutlak dikuasai sebagai salah satu
teknik dasar futsal.

6. Fisik
Karena dalam permainan futsal dituntut banyak bergerak, berlari dengan
kecepatan, maka dibutuhkan fisik yang bugar, karena tanpa fisik yang baik
sangat sulit seorang pemain futsal menjalani pertandingan dengan tempo tinggi.

Teknik, Tips Cara Menendang Bola dengan Keras :


1. Kicking
Prinsip dasar
Cara efektif dalam melakukan tendangan adalah :
- Posisi Kepala
- Posisi kaki
- Bagian dari bola yang akan ditendang
- Kekuatan kaki
- Bagian kaki untuk menendang

2. Posisi Kepala
Yang dimaksud dengan posisi kepala yaitu sebelum menendang bola futsal lovers
haruslah merekam kondisi lapangan, dimana posisi teman dan lawan berada, agar
futsal lovers dapat menentukan kearah mana bola akan ditendang. Setelah
terekam semua, kepala kemudian mengarah ke bola dan mata mengkoordinasikan
bagian dari bola mana yang akan ditendang.

3. Posisi Kaki
Jika posisi kaki berada di sisi depan bola, maka bola akan berjalan lurus
dan mendatar di tanah. Jika posisi kaki berada disisi samping bola maka tidak
terlalu kencang larinya. Sedangkan jika posisi berada di sisi belakang bola, maka
hasilnya bola akan melambung tinggi.
- Bagian dari bola yang akan ditendang
Dalam menendang bagian mana bola yang akan ditendang akan berpengaruh
terhadap jalannya bola. Jika menendang sisi kiri bola, maka bola akan bergerak
melengkung ke kanan. Jika menendang tepat di bagian tengah bola, maka bola
akan bergerak lurus ke depan. Jika menendang dari sisi kanan bola, maka bola
akan bergerak menlengkung ke kiri. Sedangkan jika menendang tepat diatas bola,
kemungkinan besar bola tidak akan bergerak kemana-mana. Dan jika anda
menendang tepat di bagian bawah bola maka bola terangkat serta melambung ke
depan.
- Kekuatan Kaki
Laju cepat atau lambatnya bola ditentukan oleh seberapa kuat kaki anda sebelum
menendang atau melakukan ancang-ancang.
- Bagian kaki untuk menendanng
Daerah sisi dalam kaki lebih banyak digunakan pada permainan futsal.
Dikarenakan tingkat keakuratannya cukup tinggi dalam melakukan passing atau
umpan.
- Teknik Menendang
Ada enam teknik cara menendang bola. Beberapa dari teknik tersebut sering kita
lakukan, namun beberapa yang lain dibutuhkan teknik latihan tersendiri. Ketujuh
teknik tersebut :
- Menendang dengan sisi dalam kaki
- Menendang dengan sisi luar kaki
- Menendang dengan punggung kaki (kura-kura)
- Menendang dengan punggung bagian dalam kaki
- Menendang dengan tumit
- Menendang dengan ujung jari kaki/sepatu
- Mengangkat bola dengan ujung jari kaki/sepatu

A. Menendang dengan sisi dalam kaki (Inside of the foot)


Teknik menendang ini digunakan dengan kaki bagian dalam digunakan untuk
mengoper jarak pendek (short passing). Teknik menendang ini adalah yang paling
sering dilakukan dengan cukup akurat untuk memberikan umpan, tendangan jarak
dekat dan biasa dilakukan untuk melakukan tendangan penalti.
Dilakukan dengan cara :
- Posisi badan menghadap sasaran di belakang bola
- Kaki tumpuan berada di samping bola, lutut sedikit ditekuk
- Kaki untuk menendang ditarik kebelakang dan ayunkan ke depan sehingga
mengenai bola.
- Tempatkan kaki tepat di area tengah bola.
- Setelah menendang kaki tetap mengayun ke depan mengikuti arah bola
B. Menendang dengan sisi luar kaki
Teknik menendang dengan menggunakan sisi kaki bagian luar biasanya
dilakukan untuk memberikan umpan menyilang ke rekan yang berada di daerah
berlawan dengan kita atau untuk memberikan umpan-umpan terobosan menipu
lawan.
Dilakukan dengan cara :
- Posisi badan berada di samping bola ke arah bola akan diumpan
- Kaki tumpuan berada dibelakang atau sejajar dengan bola
- Kaki untuk menendang ditarik ke belakang dan ayunkan ke samping sehingga
mengenai bola
- Tempatkan kaki tepat di sisi kanan/kiri bola
- Setelah menendang kaki tetap mengayun ke samping mengikuti arah bola

C. Menendang dengan punggung kaki


Pada umumnya menendang dengan punggung kaki digunakan untuk menembak ke
gawang (shooting at the goal). Dilakukan dengan cara :
- Posisi badan berada di belakang bola sedikit condong ke depan
- Kaki tumpuan diletakkan di samping bola dan ujung kaki menghadap sasaran
dan lutut sedikit ditekuk.
- Kaki untuk menendang berada di belakang bola dengan punggung kaki
menghadap sasaran, kemudian ayunkan kedepan
- Tempatkan punggung kaki tepat di tengah-tengah bola.
- Setelah menendang kaki tetap mengayun ke depan mengikuti arah bola.
D. Menendang dengan punggung bagian dalam kaki
Pada umumnya menendang dengan bagian dalam kaki digunakan untuk
mengoper jarak jauh (long passing). Namun di permainan futsal teknik menendang
dengan cara ini jarang dipergunakan. Dilakukan dengan cara :
- Posisi badan berada dibelakang bola sedikit serong.
- Kaki tumpuan diletakkan di samping bola
- Kaki untuk menendang ditarik kebelakang dan ayunkan kedepan
- Tempatkan punggung bagian dalam kaki pada tengah bawah bola, pada saat
kaki mengenai bola, pergelangan kaki ditengangkan
- Setelah menendang kaki tetap mengayun ke depan mengikuti arah bola.

E. Menendang dengan tumit


Teknik menendang dengan tumit biasanya digunakan pada saat kondisi
terjepit untuk menghindari hadangan lawan atau dalam posisi membelakangi
gawang. Bola yang dialirkan tidak terlalu kencang dan pastikan teman anda
berada di belakang posisi anda.
Dilakukan dengan cara :
- Posisi badan berada di depan bola
- Kaki tumpuan berada di samping bola
- Tempatkan tumit kaki di depan bola
- Ayunkan kaki kedepan dan tarik kebelakang
- Tempatkan tumit di tengah-tengah bola
- Setelah menendang kaki mengayun ke belakang sedikit mengikuti arah bola

F. Menendang dengan ujung jari kaki/sepatu


Teknik menendang dengan ujung jari kaki/sepatu biasa disebut futsalovers
dengan istilah concong yaitu menggunakan moncong atau ujung sepatu. Jarang
digunakan, biasanya dilakukan dalam kondisi berhadap-hadapan satu-satu dengan
penjaga gawang. Atau juga pada saat kondisi terjepit dalam tekanan lawan.
Dilakukan dengan cara :
- Posisi badan berada di belakang bola
- Kaki tumpuan berada di belakang bola
- Tempatkan ujung jari kaki/sepatu tepat di tengah-tengah bola
- Tendang dengan mendorong bola dengan ujung jari kaki/sepatu
- Setelah menendang kaki sedikit ditarik kembali kebelakang

G. Mengangkat bola dengan ujung jari kaki/sepatu


Teknik menendang dengan mengangkat bola dengan ujung jari kaki/sepatu
diperlukan keahlian dan latihan terus-menerus, karena biasanya dilakukan pada
saat kondisi terjepit dan tidak memungkinkan melakukan tendangan atau umpan
mendatar. Bola akan diangkat melewati lawan ke sisi pojok lapangan di daerah
lawan baik menyilang atau sejajar. Dilakukan dengan cara :
- Posisi badan berada di belakang bola
- Kaki tumpuan berada disamping bola dan lutut sedikit di tekuk
- Tempatkan ujung jari kaki/sepatu untuk menendang tepat dibawah bola
- Angkat bola dan ayunkan kaki kedepan
- Setelah bola diangkat kaki mengayun mengikuti arah bola

2.4 Peraturan Bermain Futsal


Peraturan Permainan Futsal Menurut FIFA:
1. Pergantian pemain dapat dilakukan sewaktu-waktu selama pertandingan
berlangsung
2. Pergantian pemain dapat dilakukan pada saat bola didalam atau diluar
permainan.
3. Pemain yang ingin meninggalkan lapangan harus dan pemain yang ingin memasuki
lapangan harus melakukannya pada daerah pergantiannya sendiri, tetapi dilakukan
setelah pemain yang diganti telah melewati batas lapangan.
4. Pergantian dianggap sah ketika pemain pengganti telah masuk lapangan, dimana
saat itu pemain tersebut telah menjadi pemain aktif dan pemain yang ia gantikan
telah keluar dan berhenti menjadi pemain aktif.
5. Penjaga gawang boleh berganti tempat dengan pemain lainnya.
6. Ketika pergantian pemain sedang dilakukan, seorang pemain cadangan masuk
lapangan sebelum pemain yang akan digantikannya meninggalkan lapangan secara
sempurna maka: permainan dihentikan, pemain yang diganti diperintahkan untuk
meninggalkan lapangan, pemain pengganti tersebut diperingatkan, permainan
dimulai kembali dengan melakukan tendangan bebas tidak langsung dilakukan oleh
tim lawan dari tempat dimana bola berada ketika permainan dihentikan,
permainan dimulai kembali dengan melakukan tendangan bebas tidak langsung
dilakukan oleh tim lawan dari tempat dimana bola berada ketika permainan
dihentikan.
7. Setiap Tim berhak meminta waktu untuk Time-out selama satu menit disetiap
babak,
8. Time-out selama satu menit dapat diminta setiap saat, tetapi hanya
diperkenankan jika Tim tersebut memegang bola (menguasai bola)
9. Tim yang tidak meminta time-out pada babak pertama, pada babak kedua tim
tersebut hanya berhak mendapatkan satu kali time-out.
10. Bola diluar permainan, jika : bola secara keseluruhan melewati garis gawang,
apakah menggelinding atau melayang, permainan telah dihentikan sementara oleh
wasit, bola menyentuh langit-langit (Ketika pertandingan sedang
dimainkan/berlangsung pada lapangan indoor dan secara tidak sengaja bola
menyentuh langit-langit, Permainan akan dilanjutkan kembali dengan tendangan
kedalam, diberikan kepada lawan dari tim yang terakhir menyentuh bola.
Tendangan kedalam dilakukan dari sebuah titik pada garis terdekat dibawah
langit-langit dimana bola menyentuhnya).
11. Tendangan bebas langsung diberikan kepada tim lawan, jika seorang pemain
melakukan salah satu dari enam bentuk pelanggaran dibawah ini, dengan
pengamatan wasit dan itu merupakan tindakan yang kurang berhati-hati, kasar
atau menggunakan tenaga yang berlebihan : Menendang atau mencoba menendang
lawan, mengganjal atau mencoba mengganjal lawan, menerjang lawan, Mendorong
lawan, meskipun dengan bahunya, memukul atau mencoba memukul lawan,
mendorong lawan.
12. Tendangan bebas langsung juga dapat diberikan kepada tim lawan, jika
seseorang pemain melakukan pelanggaran sebagai berikut : memegang lawan,
meludah pada lawan, melakukan sliding tackle dalam rangka mencoba merebut
bola ketika bola sedang dimainkan/dikuasai oleh lawan. Kecuali untuk penjaga
gawang didaerah pinaltinya sendiri dan dengan syarat ia tidak bermain dengan
hati-hati, kasar atau menggunakan kekuatan yang berlebihan, menyentuh lawan
sebelumya, ketika berusaha menguasai bola, memegang bola secara sengaja,
kecuali dilakukan oleh penjaga gawang didaerah pinaltinya sendiri.
13. Tendangan bebas langsung dilakukan dari tempat dimana terjadinya pelanggaran.
14. Semua pelanggaran yang disebutkan diatas merupakan kumpulan pelanggaran
yang diakumulasikan
15. .Jika seorang pemain telah melakukan pelanggaran keenam bagi timnya pada
posisi diantara garis tengah lapangan dan titik pinalti kedua 10 meter dari garis
gawang tendangan bebas dilakukan dari titik pinalti kedua.
16. Jika seorang pemain melakukan kesalahan keenam dari timnya dari bagian
lapangannya sendiri antara garis 10 m dan garis gawang, tim yang diberi
tendangan bebas tersebut dapat memilih apakah mengambilnya dari titik pinalti
kedua atau dari tempat dimana pelanggaran terjadi
17. .Jika tendangan bebas langsung dilakukan kearah gawang dan gol terjadi, maka
gol tersebut dinyatakan sah
18. .Tendangan pinalti diberikan, jika seorang pemain telah melakukan pelanggaran
didaerah pinaltinya sendiri, tidak peduli dimana posisi bola, tetapi asalkan bola
dalam permainan atau bola hidup.
19. Tendangan bebas tidak langsung diberikan pada tim lawan, jika seorang penjaga
gawang telah melakukan salah satu pelanggaran dibawah ini : Setelah melepaskan
bola dari tangannya, ia menerima kembali dari rekan tim (dengan kaki/tangan),
sebelum melewati garis tengah atau sebelum dimainkan atau belum disentuh oleh
pemain lawan, menyentuh atau menguasai bola dengan tangannya, dengan secara
sengaja dikembalikan kepadanya oleh rekan tim (back pass), menyentuh atau
menguasai bola dengan tangannya, setelah ia menerima bola langsung dari
tendangan kedalam yang dilakukan oleh rekan tim, menyentuh atau menguasai
bola dengan tangannya atau kaki, lebih dari empat detik.
20. Tendangan bebas tidak langsung diberikan pada tim lawan, dilakukan ditempat
terjadinya pelanggaran, jika menurut pendapat wasit seorang pemain: bermain
dengan cara yang membahayakan, dengan cara sengaja menghalang-halangi
gerakan pemain lawan tanpa ada bola padanya (yang dimaksud bola tidak dalam
jarak permainan), mencegah penjaga gawang melepaskan bola dari tangannya,
melakukan pelanggaran lainnya yang tidak disebutkan sebelumnya yang mana
permainan dihentikan untuk memberi peringatan atau mengeluarkan seorang
pemain.
21. Tendangan bebas tidak langsung diberikan kepada tim lawan, dari tempat
dimana terjadinya pelanggaran. Kecuali, terjadi didalam daerah pinalti, maka
tendangan bebas tidak langsung dilakukan dari garis daerah pinalti ditempat yang
terdekat dimana pelanggaran terjadi.
22. Untuk Tendangan Bebas Tidak Langsung, gol hanya dapat tercetak dan
dinyatakan sah, apabila bola tersebut sudah menyentuh/tersentuh pemain
lainnya sebelum masuk kegawang.
23. Seorang pemain diperingatkan dan menunjukkan kartu kuning, jika ia melakukan
pelanggaran-pelanggaran sebagai berikut : bersalah karena melakukan tindakan
yang tidak sportif, memperlihatkan perbedaan pendapatnya dengan melontarkan
perkataan atau aksi yang tidak baik, tetap melanggar Peraturan Permainan,
memperlambat atau mengulur-ulur waktu pada saat memulai kembali permainan,
tidak mengikuti perintah untuk menjaga jarak yang ditentukan ketika dilakukan
tendangan sudut-tendangan kedalam-tendangan bebas atau tendangan gawang,
masuk atau kembali ke lapangan tanpa ijin wasit atau melanggar prosedur
pergantian pemain, Secara sengaja meninggalkan lapangan tanpa ijin dari wasit.
24. Untuk setiap pelanggaran, dan kepada lawan akan diberikan tendangan bebas
tidak langsung, dilakukan ditempat dimana terjadinya pelanggaran tersebut. Jika
pelanggaran ini terjadi didalam daerah pinalti, maka tendangan bebas tidak
langsung dilakukan dari garis daerah pinalti pada tempat yang terdekat dimana
terjadinya pelanggaran tersebut dan selain itu kepada pemain itu diberikan
peringatan dengan menunjukkan kartu kuning.
25. Seorang pemain atau pemain cadangan dikeluarkan dengan menunjukkan kartu
merah, jika ia melakukan salah satu pelanggaran sebagai berikut : pemain
bermain sangat kasar, pemain melakukan tindakan kasar, meludah pada lawan
atau orang lain, menghalangi lawan untuk mencetak gol atau kesempatan
mencetak gol dengan sengaja memegang bola dengan cara yang tidak
diperkenankan dalam peraturan (hal ini tidak berlaku kepada penjaga gawang
didalam daerah pinaltinya sendiri), mengeluarkan kata-kata yang sifatnya
menghina atau kata-kata caci-maki, menerima peringatan (Kartu Kuning) kedua
didalam pertandingan yang sama.
26. Seorang pemain yang dikeluarkan oleh wasit (send off) tidak dapat ikut kembali
kepermainan yang sedang berjalan, maupun duduk dibangku pemain cadangan dan
harus meninggalkan sekitar lapangan. Pemain cadangan dapat masuk ke lapangan
dua menit setelah rekan timnya dikeluarkan, kecuali tercipta gol oleh lawannya
sebelum masa dua menitnya berakhir, dan pemain secara sah telah diijinkan oleh
wasit atau pencatat waktu.
27. Pemain boleh sodorkan/operkan bola ke penjaga sendiri dengan kepala (sundulan
pada bola dengan kepala), dengan dada atau lutut dan cara lain, asalkan bola telah
melewati garis tengah (lapangan) atau telah menyentuh/disentuh atau dimainkan
oleh pemain lawan.
28. Menyerang yang dapat membahayakan keselamatan lawannya, harus diberikan
sangsi sebagai pemain sangat kasar (must be sanctioned as serious foul play).
29. Tiap tindakan pura-pura di dalam lapangan adalah berniat menipu wasit, harus
diberikan sangsi sebagai kelakuan tidak sportif (must be sanctioned as
unsporting behaviour).
30. Pemain yang melepaskan baju kaos/shirt ketika merayakan suatu gol, harus
diberikan peringatan untuk kelakuan tidak sportif (must be caution for
unsporting behaviour).
31. Jika tendangan bebas langsung dilakukan kearah gawang dan gol terjadi, maka
gol tersebut dinyatakan sah
32. Tendangan kedalam adalah cara untuk memulai kembali permainan. Gol tidak
dapat disahkan langsung dari tendangan kedalam.
33. Bola harus ditempatkan pada garis pembatas lapangan (garis samping), pada
saat menendang bola, bagian dari setiap kakinya berada pada garis pembatas
lapangan atau di luar garis pembatas lapangan, pemain/penendang kedalam harus
melakukannya dalam waktu 4 detik dari saat menempatkan bola.
34. Tendangan sudut adalah cara untuk memulai kembali permainan. Gol dapat
tercetak langsung dari tendangan sudut, tetapi hanya dilakukan terhadap tim
lawan, tendangan sudut dilakukan dalam waktu tidak lebih 4 detik oleh pemain
yang akan melaksanakan tendangan menempatkan bola.

Permainan futsal dapat menjadi wahana dalam pengembangan berbagai aspek


kehidupan manusia termasuk di dalamnya adalah pengembangan nilai-nilai
karakter, fair play, dan sportivitas.

Karakter

Karakter dan sportivitas itu sulit untuk didefinisikan secara pasti, sehingga
terdapat beberapa pendapat dan definisi. Seseorang yang berkarakter memiliki
kebijaksanaan untuk mengetahui dan membedakan mana yang benar dan mana
yang salah, jujur, dapat dipercaya, adil, hormat, dan bertanggung jawab,
mengakui dan belajar dari kesalahan, dan berkomitmen untuk hidup menurut
prinsip-prinsip tersebut (Dimyati, 2010). Terkait dengan hal tersebut di atas,
penulis dapat merangkum definisi tersebut
menjadi sebuah pengertian sederhana mengenai
karakter, yaitu sebuah cara untuk bersikap secara
terhormat kepada seluruh komponen pertandingan.
Dalam hal ini seluruh komponen pertandingan
meliputi pelatih, lawan, wasit, penonton, dan lain
sebagainya terkait dengan pertandingan tersebut.

Menurut Shields dan Bredemeier dalam Robert S.


Weinberg., Daniel Gould (2007) menyatakan bahwa
meskipun karakter dan sportivitas sulit untuk
diartikan, namun sportivitas termasuk dalam wilayah umum moralitas dalam
konteks olahraga. Artinya, sportivitas dilakukan dengan keyakinan masing-
masing, penilaian, dan tindakan yang menyangkut apa yang benar dan etis dan apa
yang salah dan tidak etis dalam olahraga. Secara khusus, Shields dan Bredemeier
menyatakan aspek moralitas dalam olahraga terdiri dari tiga konsep terkait
yaitu, fair play, sportivitas, dan karakter. Oleh karena itu, karakter dalam
olahraga terdiri dari empat kebajikan yang saling terkait yaitu kasih sayang,
keadilan, sportivitas, dan integritas.

Karakter itu melekat kuat dan sulit diubah Abdullah Munir (2010). Menurut
pendapat penulis karakter senada dengan ciri kepribadian seseorang, sikap-sikap
yang ditunjukkan pada saat bertanding di lapangan, maka itulah karakter asli
seseorang tersebut. Pada dasarnya sikap yang dimunculkan oleh seorang atlet
pada kehidupan yang sebenarnya sudah melekat erat dalam dirinya, sehingga
akan sulit bagi pelatih untuk melunturkan sikap tersebut pada saat berada di
lapangan. Oleh karena itu, pelatih harus menegaskan kembali pembagian peran
kepada atletnya, bahwasanya tugas-tugas yang diembankan sangatlah berat
antara satu dan lainnya. Sehingga para atlet akan menyadari hal tersebut sebagai
sebuah kerjasama tim yang solid, yang harus melakukan upaya kolaborasi demi
tujuan bersama serta harus mengkesampingkan ego-ego pribadi.

Fair Play

Fair play berarti semua peserta memiliki kesempatan yang adil untuk mengejar
kemenangan dalam olahraga kompetitif, memiliki kemampuan meraih kemenangan
melalui sikap yang elegan dan sportif (Armando, 2010). Fair play mensyaratkan
bahwa semua kontestan memahami dan mematuhi tidak hanya kepada aturan
formal dari permainan tetapi juga aturan main yang tidak tertulis
(Shields&Bredemeier, 1995) dalam Robert S. Weinberg., Daniel Gould (2007).
Sedangkan menurut Amansyah, (2010) fair play merupakan sikap mental yang
menunjukkan martabat ksatria pada olahraga. Nilai fair play melandasi
pembentukan sikap, dan selanjutnya sikap menjadi landasan perilaku. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa fair play adalah pemberian kesempatan yang sama
untuk menang kepada kedua tim yang bertanding. Seluruhnya harus menjunjung
tinggi peraturan yang berlaku dan tetap menjaga persahabatan di tengah-tengah
besarnya semangat persaingan, oleh karena itu dalam pandangan masyarakat hal
tersebut akan memiliki nilai yang tinggi.

Sebagai contoh dalam olahraga sepakbola, setiap pemain pasti ingin menunjukkan
kemampuan individualnya saat memainkan bola. Guna menguasai bola, kerapkali
harus terjadi benturan fisik saat saling berebut bola di lapangan. Oleh karena
itu, bagian terpenting dalam pembinaan pemain muda sepakbola adalah
menciptakan karakter yang baik, dimana seorang pemain sepakbola bisa
mengendalikan diri dalam keadaan apapun, dan senantiasa bersikap disiplin. Inilah
yang menjadi dasar dari perilaku olahragawan atau fair play.

FIFA sebagai organisasi sepakbola dunia, sejak Piala Dunia 1990 sangat gencar
mempropagandakan fairplay, dan secara resmi logo fairplay yang dikenal dengan
slogan My Game is Fair Play diumumkan pada tahun 1993. Sejak saat itu, tradisi
pemberian penghargaan kepada insan sepakbola yang dinilai mampu memberikan
teladan yang baik bagi masyarakat sepakbola dunia kian gencar diberikan. FIFA
kemudian menciptakan Golden Rule yang diharapkan bisa menjadi pedoman bagi
seluruh insane sepakbola dunia. Armando Pribadi (2010), secara sederhana dan
ringkas mengartikan Golden Rule FIFA sebagai berikut:

1. Jangan bermain membahayakan pemain lawan.

2. Hormati aturan main dan jalankan dengan baik semua instruksi official.

3. Hormati lawan seperti selayaknya kolega kita di sepakbola.

4. Tetap mampu memperlihatkan sikap menjunjung tinggi disiplin, walaupun


dalam situasi yang sulit atau tidak mengenakkan.

5. Berikan dukungan terhadap siapapun yang berupaya mengenyahkan


tindakan curang dalam pertandingan.

6. Tunjukkan perhatian besar terhadap pemain yang cedera dengan segera


menghentikan pertandingan dalam situasi apapun.

7. Jangan pernah punya niat untuk balas dendam terhadap kesalahan yang
dilakukan pemain lain.
8. Main sesuai dengan perintah tiupan peluit wasit.

9. Rendah hati saat merayakan kemenangan, serta berjiwa besar dalam


menerima kekalahan.

10. Memberikan penghargaan terhadap individu atau lembaga yang secara luar
biasa telah menjunjung tinggi sikap-sikap fair play.

Sportivitas

Sportivitas adalah komponen kedua dari moralitas dalam olahraga. Shields dan
Bredemeier dalam Robert S. Weinberg., Daniel Gould (2007) berpendapat bahwa
sportivitas melibatkan intens berjuang untuk berhasil, komitmen terhadap
semangat bermain sehingga standar etika akan lebih diutamakan daripada
keuntungan strategis ketika konflik. Sebagai contoh pada pertandingan Liga
Utama ke Sembilan Iran tanggal 28 Januari 2010 antara klub Moghavemat
Sepasi melawan Steel Azin. Tindakan sportif dan fair play yang ditunjukkkan
Amin Mutavassel Zadeh, striker klub Moghavemat Sepasi, di saat tinggal
menjebloskan bola ke dalam gawang ia malah menendangnya jauh-jauh keluar
lapangan, karena kiper Steel Azin tergeletak tak berdaya setelah sebelumnya
berbenturan dengan peman Moghavemat Sepasi yang lain. Tindakan tersebut
dilakukan agar tim medis bisa memeriksa kiper yang cedera tersebut.
Pertandingan tersebut berakhir dengan kemenangan Steel Azin 2-1 atas
Moghavemat Sepasi, jika Amin Mutavassel Zadeh menjebloskan bola ke gawang,
golnya tetap dinilai sah, dan hasil akhirnya tentu berbeda.

Berdasarkan contoh di atas dapat ditunjukkan bahwa atlet menentukan


sportivitas sebagai kepedulian dan rasa hormat terhadap aturan main, wasit,
lawan, dan tidak melakukan upaya yang curang untuk memenangkan sebuah
pertandingan.

Anda mungkin juga menyukai