TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan
rasa, dan raba. Sebagai besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata
adalah sesuatu yang telah diketahui atau buah dari rasa ingin yang telah
a. Tingkat Pengetahuan
Dalam domain kognitif pengetahuan yang tercakup dalam domain
paling rendah.
2) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
yang ada.
6) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang di ukur dari
ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan
tingkatan-tingkatan di atas.13
1) Usia
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang.
semakin membaik.
2) Pendidikan
Pendidikan dapat membawa wawasan atau pengetahuan seseorang.
diinginkan.
4) Informasi/media massa
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non
seseorang.
6) Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik
2.2.1. Penyuluhan
adalah upaya untuk memberikan informasi, menanamkan
tersebut .1
Sarana penyuluhan kesehatan tidak lain juga juga merupakan sasaran yang
sebagai berikut:
adalah :15
1) Metode ceramah
Adalah suatu cara dalam menerangkan dan menjelaskan suatu ide, pengertian
peserta tentang sebuah topic, diperlukan 3 orang atau lebih panelis dengan
seorang pemimpin.
5) Metode Bermain Peran
Adalah memerankan sebuah situasi dalam kehidupan manusia dengan tanpa
diasakan latihan, dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk dipakai sebagai
alat peraga. Metode ini digunakan terhadap kelompok yang tidak terlalu besar
jumlahnya.
7) Mettode Simposium
Adalah serangkain ceramah yang diberikan oleh dua sampai lima orang
2.3. HIV/AIDS
fungsi sel tersebut. Selama berlangsungnya infeksi, sistem kekebalan tubuh menjadi
lemah, dan orang menjadi lebih rentan mengalami infeksi. Hal ini dapat memakan
waktu 1015 tahun, dari orang yang terinfeksi HIV untuk berkembang menjadi
AIDS, dan obat antiretroviral dapat memperlambat proses menjadi lebih berat. HIV
ditularkan melalui hubungan seksual dengan penderita tanpa alat pengaman, transfusi
darah yang terkontaminasi, penggunaan jarum suntik yang terkontaminasi, dan antara
ibu penderita HIV dan bayinya selama kehamilan, melahirkan dan menyusui.2
penyakit kerusakan sistem kekebalan tubuh, bukan penyakit bawaan tetapi didapat
dari hasil penularan. Penyakit ini disebabkan oleh human immunodeficiency virus
(HIV). Penyakit ini telah menjadi masalah internasional karena dalam waktu yang
relatif singkat terjadi peningkatan jumlah pasien dan semakin melanda banyak
negara. Sampai saat ini belum ditemukan vaksin atau obat yang relatif efektif untuk
a. Epidemic Global
Sejarah tentang HIV/AIDS dimulai ketika tahun 1979 di Amerikat
Serikat ditemukan seorang gay muda dengan Pneumocystis Crainii dan dua
orang gay muda dengan Sarcoma Kaposi. Pada tahun 1981 ditemukan seorang
juga pada pengguna obat suntikan dan pada populasi heteroseksual. Seks
dating berobat di klinik penyakit menular seksual, 10% pada pendonor darah
dan 10% pada kelompok wanita yang diperiksa di klinik perawatan antenatal.
Sampai dengan tahun 2010 jumlah penderita HIV di seluruh dunia sebanyak
34 juta orang.17
Men Sex Men (MSM) Report World Bank (2011) melaporkan di
dan Asia Tenggara. Indonesia merupaan termasuk negara yang tercepat di Asia yang
statusnya berubah dari epidemi rendah menjadi epidemi terkonsentrasi untuk kasus
HIV. Di Indonesia HIV pertama kali di laporkan di Bali pada April 1987 (terjadi pada
orang belanda). Pada tahun 1999 terdapat 635 kasus HIV dan AIDS secara signifikan
di indonesia. Tercatat sebesar 255 orng yang mendapatkan kasus AIDS pada tahun
2000 dan meningkat menjadi 316 orang pada tahun 2003, dan mengalami
peningkatan yang sangat cepat yaitu sebesar 2638 orang pada tahun 2005. Dari data
tersebut Jakarta adalah kota yang memiliki jumlah terbesar oleh Jawa Timur, Papua,
penyakit yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV). Virus HIV
Famili : Retroviridae
Sub famili : Lentivirinae
Genus : Lentivirus
Virus HIV ini tergolong dalam kelompok retrovirus yaitu kelompok virus yang
genetik sel-sel yang ditumpanginya. Mekanisme ini yang akan berakibat hancurnya
sel Limposit T herper. Virus penyebab AIDS terdiri dari virus HIV-1 dan HIV-2.
Virus HIV-1 paling banyak ditemukan didaerah barat, Eropa, Asia, dan Afrika
Tengah, Selatan, dan Timur sedangkan virus HIV-2 terutama ditemukan di Afrika
Barat.20
(envelope lipid) yang mengelilingi RNA. Terdapat dua jenis virus HIV yang
menginfeksi manusia yaitu HIV-1 dan HIV-2. Virus HIV-1 sendiri dianggap sebagai
Gp 41).
Struktur virus HIV dapat dilihat pada gambar 2.1. dibawah ini :
(cDNA), dan enzim integrase yang berfungsi untuk memasukkan cDNA ke dalam
genom inang. Selain itu di dalam inti juga terdapat enzim yang dapat mengubah
proteosa, pepton dan polipeptida menjadi asam amino yang disebut dengan enzim
protease. Partikel yang membentuk inti silindris ini adalah protein kapsid (p24); yang
nukleokapsid.23.22
Protein matriks p17 merupakan bagian bagian dari envelope virus HIV.
Sedangkan bagian paling luar adalah lapisan membran fosfolipid yang berasal dari
membran plasma sel pejamu. Pada membran virion terdapat tonjolan yang terdiri atas
rektum atau mukosa vagina yang kemudian bergerak dan bereplika di kelenjar getah
bening setempat. Virus kemudian disebarkan melalui viremia yang disertai dengan
sindrom dini akut berupa panas, mialgia dan artralgia. Penjamu memberikan respon
Virus HIV menempel pada limfosit sel induk melalui gp120, sehingga akan
terjadi fusi membran HIV dengan sel induk. Inti virus HIV kemudian masuk kedalam
sitoplasma sel induk. Virus HIV akan membentuk DNA HIV dari RNA HIV melalui
enzim polimerase di dalam sel induk. Enzim itegrasi kemudian akan membantu DNA
DNA virus yang dianggap oleh tubuh sebagai DNA sel induk akan
membentuk RNA dengan fasilitas induk, sedangkan mRNA dalam sitoplasma akan
diubah oleh enzim protease menjadi partikel HIV. Partikel itu selanjutnya mengambil
selubung dari bahan sel induk untuk dilepas sebagai virus HIV lainnya. Mekanisme
penekanan pada sistem imun (imunosupresi) ini akan menyebabkan berkurang dan
Infeksi virus HIV terjadi melalui tiga jalur transmisi utama, yaitu transmisi
melalui mukosa genital, transmisi langsung ke peredaran darah melalui jarum suntik,
dan transmisi secara vertikal dari ibu ke janin. Sel limfosit CD4+ merupakan target
utama pada infeksi HIV dimana sel ini berfungsi sentral dalam sistem imun tubuh.
Pada mulanya sistem imun dapat mengendalikan infeksi HIV, namun dengan
perjalanan dari waktu ke waktu infeksi HIV akan menimbulkan penurunan jumlah sel
limfosit CD4+, terganggunya homeostasis dan fungsi sel-sel lainnya dalam sistem
imun tersebut.20
Virus HIV yang masuk kedalam tubuh akan bereplikasi di dalam inang dan sel
tiruan virus. Ketika proses tersebut selesai, sel mirip HIV itu meninggalkan sel dan
masuk ke sel CD4+ yang lain. Sel yang ditinggalkan menjadi rusak atau mati. Jika sel-
sel ini hancur, maka sistem kekebalan tubuh kehilangan kemampuan untuk
melindungi tubuh kita dari serangan penyakit. Keadaan ini akan menimbulkan
berbagai gejala penyakit dengan spektrum yang luas. Gejala penyakit tersebut
imunitas humoral karena gangguan sel T helper (Th) untuk mengaktivasi sel limfosit
B.25
Masa inkubasi 6 bulan sampai 5 tahun, Window period selama 6-8 minggu
adalah waktu saat tubuh sudah terinfeksi HIV tetapi belum terdeteksi oleh
pemeriksaan laboratorium, seorang dengan HIV dapat bertahan sampai dengan 5
tahun, jika tidak diobati maka penyakit ini akan bermanifestasi sebagai AIDS, gejala
klinis yang muncul sebagai penyakit yang tidak khas seperti : Diare kronis,
Ada beberapa gejala dan tanda mayor (menurut WHO) antara lain :
kehilangan berat badan (BB) > 10%, Diare Kronik > 1 bulan, Demam > 1 bulan.
Sedangkan minornya adalah : Batuk menetap > 1 bulan, Dermatitis pruritis (gatal),
Herpes Zoster berulang, Kandidiasis orofaring, Herpes Simpleks yang meluas dan
berat, Limfadenopati yang meluas. Tanda lainnya adalah : Sarkoma Kaposi yang
klinis HIV bagi orang dewasa terbagi dalam 4 kategori dan skala fungsional, yaitu:26
a. Stadium Klinis I
Gejala dapat asimtomatik
Limfadenitas generalisata
Skala fungsional 1: asimtomatik, Aktivitas normal
b. Stadium Klinis II
Berat badan berkurang kurang dari 10%
Manifestasi mukokutaneus ringan
Herpes zoster dalam lima tahun terakhir
Infeksi saluran nafas bagian atas yang berulang
Skala fungsional 2: simtomatik, aktivitas normal.
c. Stadium Klinis III
Berat badan berkurang lebih dari 10%
Diare kronis tanpa penyebab yang jelas lebih dari 1 bulan
Demam berkepanjangan tanpa penyebab yang jelas lebih dari 1 bulan
Kandidiasis oral (thursh)
Oral hairy leucoplakia (OHL)
Tuberkulosis paru
Infeksi bakteri berat
Skala fungsional 3: < 50% dalam 1 bulan terakhir terbaring.
d. Stadium Klinis IV
HIV wasting syndrome
Pneumonia pneumocystic carinii
Toxoplasmosis otak
Diare karena kriptosporidiosis lebih dari 1 bulan
Kriptokokosis ekstraparu
Infeksi virus herpes simplex di mukokutaneus lebih dari 1 bulan
Progressive multifocal leukoencephalopathy (PML)
Kandidiasis, esofagus, trakea, bronki
Mikobakteriosis atipik
Septikemia salmonela non-tifoid
Tuberkulosis ekstraparu
Sarkoma kaposi
Ensefalopati HIV
Skala fungsional 4: >50% dalam 1 bulan terakhir terbaring.
HIV dan pengujian Western blot, pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi
antibodi HIV pada serum, plasma, cairan mulut, darah kering, atau urin pasien.
Namun demikian, periode antara infeksi dan berkembangnya antibodi yang melawan
infeksi bagi setiap orang dapat bervariasi. Inilah sebabnya mengapa dibutuhkan
waktu 3-6 bulan untuk mengetahui serokonversi dan menyatakan hasil pemeriksaan
positif.27
diagnosa HIV/AIDS :
HIV. Antibodi tersebut biasanya diproduksi mulai minggu ke dua, atau bahkan
setelah minggu ke dua belas setelah terpapar virus HIV. Oleh sebab itu, para ahli
sesudah melakukan aktivitas seksual berisiko tinggi atau tertusuk jarum suntik yang
atau air kencing. Hasil positif pada metode ELISA belum memastikan bahwa orang
yang diperiksa telah terinfeksi HIV. Masih diperlukan pemeriksaan lain, yaitu
ELISA ini.28
B. Metode Polymerase Chain Reaction (PCR)
memeriksa langsung keberadaan virus HIV di dalam darah. Pemeriksaan ini dapat
dilakukan lebih cepat yaitu sekitar seminggu setelah terpapar virus HIV. Pemeriksaan
ini sangat mahal dan memerlukan alat yang canggih. Oleh karena itu, biasanya hanya
dilakukan jika uji antibodi diatas tidak memberikan hasil yang pasti. Selain itu,
pemeriksaan metode PCR juga dilakukan secara rutin untuk uji penapisan (screening
Penyakit ini menular melalui berbagai cara, antara lain melalui cairan tubuh
seperti darah, cairan genitalia, dan ASI. Virus juga terdapat dalam saliva, air mata,
dan urin (sangat rendah). HIV tidak dilaporkan terdapat dalam air mata dan keringat.
Pria yang sudah disunat memiliki risiko HIV yang lebih kecil dibandingkan dengan
a. Hubungan seksual; baik secara vagina, oral, maupun anal dengan seorang
pengidap. Ini adalah cara yang paling umum terjadi, meliputi 70%-80% dari
total kasus sedunia. Penularan lebih muda terjadi apabila terdapat lesi
Dari penelitian para pakar (Yasmin, 1987 dalam Nasution R., 1990)
penelitian ini juga ditunjukan bahwa pria yang melakukan hubungan seksual
merupakan cara yang paling berbahaya karena ternyata 90% mitra seksual
Resiko pada seks anal lebih besar disbanding seks vagina, dan resiko
lebih besar pada receptive dari pada insertive. Hal ini sejalan dengan
dari resiko terhadap mitra reseptif. Diantara pola penularan yang biasa terjadi,
rawan adalah dengan tehnik anal-penis (ano genital), karena tehnik ini
memungkinkan terjadinya luka pada rectum. Teknik ini pada dunia barat
sempritnya pada para pecandu narkotika suntik. Risikonya sekitar 0,5-1% dan
risikonya kurang dari 0,5% dan telah terdapat 0,1% dari total kasus sedunia.
c. Secara vertical; dari ibu hamil pengidap HIV kepada bayinya, baik selama
hamil, saat melahirkan, atau setelah melahirkan. Risiko sekitar 25-40% dan
pemeriksaan untuk deteksi virus dalam tubuh. Diagnosa AIDS untuk surveilans di
tegakan apabila terdapat infeksi oportunistik dan limfosit CD4 <350 sem/mm.25
2.3.11. penatalaksanaan HIV/AIDS
dan morbiditas infeksi HIV. Orang dengan infeksi HIV jauh lebih sehat dan mampu
bekerja lebih produktif. Manfaat ARV dapat dicapai dengan pulihnya system
kekebalan akibat HIV, dan pulihnya kerentanan ODHA terhadap infeksi oportunistik.
Secara umum pengobatan pada ODHA terdiri dari beberapa jenis yaitu:22
Dengan pengobatan tersebut angka kematian dapat di tekan, harapan hidup jadi
kelompok, yaitu:
jam
Lopinavir/ritonafir (LPV/r) 400 mg/100 mg setiap 12
jam
Nelfinavir (NFV) 1250 mg setiap 12 jam
Saquinafir/ritonavir (SQV/r) 1000 mg setiap 12 jam
Ritonavir (RTV,r) 100 mg
2.3.12. Prognosis
2.3.13 pencegahan
penularan virus HIV melalui perubahan perilaku seksual yang dikenal dengan istilah
ABC ini telah terbukti mampu menurunkan percepatan penularan HIV, terutama di
Uganda dan beberapa negara Afrika lain. Prinsip ABC ini telah dipakai dan
dilakukan secara internasional, sebagai cara paling efektif mencegah HIV lewat
A : Anda jauhi seks sampai anda kawin atau menjalin hubungan jangka panjang
C : Cegah dengan memakai kondom yang benar dan konsisten untuk menjaga
Tingkat Pengetahuan
Tahu (know)
Memahami (comprehension)
Aplikasi (aplication)
Analisis (analysis)
HIV/AIDS
Sintesis (synthesis)
Definisi
Evaluasi (evaluation)
Epidemiologi
Etiologi
Gejala klinis
Stadium
Pathogenesis
Patofisiologi
Pemeriksaan penunjang
Diagnosis
penatalaksanaan
Pengetahuan
Penularan
pencegahan
Penyuluhan kesehatan
Sasaran penyuluhan
Metode penyuluhan
Gambar 2.1
Kerangka Teori
2.6.Hipotesis
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut
Ha = Ada pengaruh penyuluhan kesehatan tentang HIV/AIDS terhadap tingkat
pengetahuan pada siswa kelas X di SMA Negeri 7 Bandar Lampung Tahun 2016.
Ho = Tidak ada pengaruh penyuluhan kesehatan tentang HIV/AIDS terhadap
Tahun 2016.