Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

KATARAK

Oleh :

1. Fikes Universitas Tribhuwana Tunggadewi


2. PSIK Universitas Brawijaya Malang

RUANG 20 (MATA)

RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN
KATARAK

A. Pokok Bahasan : Peningkatan pengetahuan katarak


Sub Pokok Bahasan : Pengertian katarak, tanda dan gejala katarak,
macam-macam katarak, penyebab katarak,
penatalaksanaan penyebab katarak dan perawatan
pasien katarak setelah operasi
Waktu : 30 menit
Sasaran : Individu (pasien) dan keluarga pasien katarak di
RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
B. Tujuan Pendidikan
TIU (Tujuan Instruksional Umum)
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit klien dan keluarga diharapkan
dapat mengerti tentang penyakit Katarak dengan baik
TIK (Tujuan Khusus Instruksional)
Setelah mengikuti penyuluhan mengenai katarak selama 1x30 menit pasien
dan keluarga mampu:
1. Menjelaskan tentang pengertian katarak
2. Menjelaskan tentang tanda dan gejala terkena katarak
3. Menjelaskan tentang macam-macam katarak
4. Menjelaskan tentang penyebab katarak
5. Menjelaskan tentang penatalaksanaan dan pencegahan katarak
6. Menjelaskan tentang perawatan pasien katarak setelah oprasi

C. Sasaran

Adapun sasaran dari penyuluhan ini ditujukan khususnya kepada pasien dan
keluarga pasien di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
D. Hari/Tanggal
Sabtu, 02 September 2017
E. Tempat
Ruang 20
F. Pelaksana
Mahasiswa Profesi Ners
G. Waktu (Durasi)
30 menit
H. Materi
a. Pengertian katarak
b. Tanda dan gejala terkena katarak
c. Macam-macam katarak
d. Penyebab katarak
e. Penatalaksanaan dan pencegahan katarak
f. Perawatan pasien katarak setelah oprasi
I. Metode Pendidikan
a. Ceramah
b. Tanya jawab
J. Media Yang Digunakan
a. Microft Power Point (laptop, LCD)
b. Leaflet

K. Rencana Kegiatan

NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA


1. 5 menit Pembukaan :

1. Mengucapkan salam. Menjawab salam


2. Menjelaskan nama dan
Mendengarkan
akademi
3. Menjelaskan tujuan pendidikan Mendengarkan
kesehatan
4. Menyebutkan materi yang
diberikan.
5. Menanyakan kesiapan peserta

2. 10 menit Pelaksanaan :

Penyampaian materi Mendengarkan


a. Menjelaskan tentang pengertian
katarak

b. Menjelaskan tentang tanda dan


gejala terkena katarak

c. Menjelaskan tentang macam-


macam katarak

d. Menjelaskan tentang
penyebab katarak

e. Menjelaskan tentang Bertanya

penatalaksanaan dan
pencegahan katarak

- Menjelaskan tentang
perawatan pasien katarak setelah
oprasi

f. Tanya Jawab

- Memberikan kesempatan
kepada peserta untuk bertanya
3. 10 menit Evaluasi:

1. Menanyakan kembali hal-hal yang Menjawab


sudah dijelaskan mengenai Menjelaskan
katarak
Memperhatikan
2. Meminta perawat untuk
memberikan tambahan, masukan
dan saran pada penyuluhan
kesehatan yang sudah dilakukan

4. 5 menit Penutup :

1. Menutup pertemuan dengan Mendengarkan


menyimpulkan materi yang telah Menjawab salam
dibahas
2. Memberikan salam penutup

L. Evaluasi :

1. pasien dan keluarga mampu mengulangi penjelasan yang telah


disampaikan oleh perawat
2. pasien dan keluarga mampu menjawab pertanyaan yang diajukan perawat
3. Penilaian

M. Pengorganisasian

1. Penyaji : Tika
2. Moderator : Siti Sulaikha
3. Fasilitator : Meliana
4. Notulen : Getrudis
5. Observer : Pricylia

N. Kreteria Evaluasi

1. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan pengertian katarak


2. Pasien dan keluarga mengerti tanda dan gejala penyakit katarak
3. Pasien dan keluarga mampu menyebutkan macam-macam katarak
4. Pasien dan keluarga mengetahui penyebab katarak
5. Pasien dan keluarga mengetahui cara penatalaksanaan dan
pencegahan katarak
6. Pasien dan keluarga mengetahui perawatan pasien katarak setelah
operasi
MATERI

A. Pengertian Katarak
1. Dalam bahasa Indonesia disebut buyar penglihatan seperti tertutup air terjun
akibat lensa yang keruh.
2. Katarak adalah keadaan di mana terjadi kekeruhan pada serabut atau bahan
lensa di dalam kapsul lensa (Sidarta Ilyas, 1998)
3. Katarak adalah proses terjadinya opasitas secara progresif pada lensa atau
kapsul lensa, umumnya akibat dari proses penuaan yang terjadi pada semua
orang lebih dari 65 tahun (Marilynn Doengoes, 2000).
4. Katarak adalah keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat
hidrasi penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa, atau akibat
kedua- duanya.Biasanya mengenai kedua mata dan berjalan progresif.

B. Tanda dan Gejala Katarak

1. Pengelihatan tidak jelas seperti ada kabut yang menghalangi obyek


2. Peka terhadap sinar
3. Kesulitan memfokuskan kerja dengan dekat / merasa di ruang gelap
4. Tampak kecoklatan / putih susu pada pupil
5. Penglihatan ganda saat melihat satu benda dengan satu mata, gejala ini
terjadi saat katarak bertambah luas.
C. Macam-macam Katarak
1. Katarak yang didapat sejak lahir / defek Kongenital ( salah satu kelainan
herediter sebagai akibat dari infeksi virus prenatal, seperti German Measles )
2. Katarak yang didapat karena penyakit sistemik (DM)
3. Katarak yang didapat pada lanjut usia atau ketuaan ( Katarak Senilis )

4. Katarak yang disebabkan penyakit lain ( Uveitis )


terjadi karena proses bertambahnya usia seseorang. Katarak kebanyakan
muncul pada usia lanjut. Data statistik menunjukkan bahwa lebih dari 90% orang
berusia di atas 65 tahun menderita katarak. Sekitar 50% orang berusia 75-85
tahun daya penglihatannya berkurang akibat katarak.
Walaupun sebenarnya dapat diobati, katarak merupakan penyebab utama
kebutaan di dunia, sehingga katarak akan mengakibatkan adanya kebutaan.
Penyebab katarak lainnya meliputi :
1. Faktor keturunan
2. Cacat bawaan sejak lahir
3. Masalah kesehatan, misalnya diabetes
4. Penggunaan obat tertentu, khususnya steroid
5. gangguan metabolisme seperti DM (Diabetus Melitus)
6. gangguan pertumbuhan
7. Mata tanpa pelindung terkena sinar matahari dalam waktu yang cukup lama
8. Rokok dan Alkohol
9. Operasi mata sebelumnya
10. Trauma (kecelakaan) pada mata
11. Faktor-faktor lainya yang belum diketahui.
E. Penatalaksanaan dan Pencegahan katarak
Salah satu cara pengobatan katarak adalah dengan cara pembedahan
,yaitu lensa yang telah keruh diangkat dan sekaligus ditanam lensa intraokuler
sehingga pasca operasi tidak perlu lagi memakai kaca mata khusus (kaca mata
aphakia).
Setelah operasi harus dijaga jangan sampai terjadi infeksi.
Pembedahan dilakukan bila tajam penglihatan sudah menurun sedemikian rupa
sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari atau bila telah menimbulkan
penyulit seperi glaukoma dan uveitis.
Tekhnik yang umum dilakukan adalah ekstraksi katarak ekstrakapsular,
dimana isi lensa dikeluarkan melalui pemecahan atau perobekan kapsul lensa
anterior sehingga korteks dan nukleus lensa dapat dikeluarkan melalui robekan
tersebut. Namun dengan tekhnik ini dapat timbul penyulit katarak sekunder.
Dengan tekhnik ekstraksi katarak intrakapsuler tidak terjadi katarak
sekunder karena seluruh lensa bersama kapsul dikeluarkan, dapat dilakukan
pada yang matur dan zonula zinn telah rapuh, namun tidak boleh dilakukan pada
pasien berusia kurang dari 40 tahun, katarak imatur, yang masih memiliki zonula
zinn.
Dapat pula dilakukan tekhnik ekstrakapsuler dengan fakoemulsifikasi yaitu
fragmentasi nukleus lensa dengan gelombang ultrasonik, sehingga hanya
diperlukan insisi kecil, dimana komplikasi pasca operasi lebih sedikit dan
rehabilitasi penglihatan pasien meningkat.
Untuk mencegah katarak adalah dengan menjaga pola makan bergizi
yang baik untuk proses metabolisme, seperti konsumsi buah dan sayuran serta
menjaga agar tidak terjadi trauma atau kecelakaan pada mata.
F. Perawatan Pasien Katarak Pasca Operasi

1. Penderita tidak boleh batuk, mengedan, merokok, mengangkat beban lebih


dari 5 KG, membungkuk, sujud (ibadah shalat dilakukan berdiri atau tidur),
berhubungan suami istri selama 1 minggu.

2. Mata yang usai dibedah tidak boleh terkena air, digosok gosok, serta harus
memakai pelindung plastik / dop terutama jika ingin tidur.

3. Obat tetes mata digunakan setelah operasi pada pukul: 15.00, 18.00, 21.00.
Hari hari selanjutnya diteteskan 6 kali sehari yaitu pada pukul: 06.00, 09.00,
12.00, 15.00, 18.00, dan terakhir pada pukul 21.00.

4. Untuk obat minum diminum sesuai resep dokter


DAFTAR PUSTAKA

1. Ilyas S. 2005. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. 3rd edisi. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI. hal: 128-136.

2. Ilyas S. 2008. Ilmu Penyakit Mata. ed 3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 200-
211

Anda mungkin juga menyukai