Anda di halaman 1dari 16

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

MEKANIKA TUBUH DAN PERGERAKAN


Mekanika Tubuh

Manusia mempunyai kebutuhan untuk bergerak agar dapat memenuhi kebutuhan


dasarnya dan melindungi diri dari kecelakaan. Makanika tubuh merupakan koordinasi antara
mukuloskeletal dan sistem syaraf untuk mempertahankan keseimbangan. Mekanika tubuh
adalah cara menggunakan tubuh secara efisien, yaitu tidak banyak mengeluarkan tenaga,
terkoordinasi secara aman dalam menggerakkan serta mempertahankan keseimbangan dalam
beraktivitas.
Mekanika Tubuh (Body Mechanic). Definisi Mekanika tubuh adalah istilah yang digunakan
dalam menjelaskan penggunaan tubuh yang aman, efisien, dan terkoordinasi untuk
menggerakkan objek dan melakukan aktifitas hidup sehari-hari

(Kozier, B., Erb, G., Berman A., Snyder S. 2004 p.216) Mekanika tubuh merupakan usaha
koordinasi dari muskuloskeletal dan sistem saraf untuk mempertahankan keseimbangan
dengan tepat.

Pada dasarnya, mekanika tubuh adalah cara menggunakan tubuh secara efisien, yaitu tidak
banyak mengeluarkan tenaga, berkoordinasi serta aman dalam mengerakkan dan
mempertahankan keseimbangan selama beraktivitas (Alimul A. Aziz.2006.

Tujuan utama mekanika tubuh yaitu menfasilitasi penggunaan kelompok otot yang
tepat secara aman dan efisien guna menjaga keseimbangan, mengurangi energi yang
digunakan, menurunkan keletihan dan menurunkan resiko cedera.

Menurut Alimul A. Aziz.(2006) Tujuan mekanika tubuh adalah sebagai berikut :

1. Menentukan perubahan fisiologis normal pada kesejajaran tubuh akibat


pertumbuhan dan perkembangan.
2. Mengidentifikasi penyimpangan kesejajaran tubuh yang disebabkan postur yang
buruk.
3. Memberi kesempatan pasien untuk mengobservasi posturnya.
4. Mengidentifikasi kebutuhan belajar pasien untuk mempertahankan kesejajaran
tubuh yang benar.
5. Mengidentifikasi trauma, kerusakan otot atau disfungsi saraf.
6. Memperoleh informasi mengenai faktor-faktor lain yang memengaruhi kesejajaran
yang buruk, seperti kelelahan, malnutrisi dan masalah psikologis.

Mekanika tubuh meliputi 3 elemen dasar yaitu :


1. Body Aligment (postur tubuh)
2. Balance/Keseimbangan
3. Koordinated body movement (gerakan tubuh yang terkoordinir)
Prinsip Mekanika Tubuh Berdasarkan Alimul A. Aziz. (2006. p.96) yang digunakan
dalam mekanika tubuh antara lain :

1. Gravitasi
Gravitasi yaitu memandang gravitasi sebagai sumbu dalam pergerakan. Ada tiga
faktor yang pelu diperhatikan yaitu :

Pusat gravitasi (center of gravity) adalah titik yang berada pada pertengahan tubuh
(titik berat)

Garis gravitasi (lines of gravity) merupakan garis imaginer vertikal melalui pusat
gravitasi

Dasar dari tumpuan (Base of support) merupakan dasar tempat seseorang dalam
posisi istirahat untuk menopang/menahan tubuh.

2. Keseimbangan
Keseimbangan dalam mekanika tubuh dicapai dengan mempertahankan posisi garis
gravitasi diantara pusat gravitasi dan tumpuan

3. Berat
Dalam menggunakan mekanika tubuh yang sangat diperhatikan adalah berat atau
bobot benda yang akan diangkat karena berat benda tersebut akan mempengaruhi
mekanika tubuh.
Komponen mekanika tubuh :

a. Tulang

Jaringan dinamis yang berfungsi menunjang jaringan yang membentuk otot-otot tubuh.

b. Otot

Berfungsi untuk kontraksi dan menghasilkan gerakan.

c. Tendon

Sekumpulan jaringan fibrosa padat yang merupakan perpanjangan daripembungkus otot dan
membentuk ujung otot yang mengikatnya pada tulang.

d. Ligamen

Adalah sekumpulan jaringan penyambung fibrosa yang padat lentur dan kuat. Berfungsi
menghubungkan ujung persediaan dan menjaga kestabilan.

e. Kartilago

Terdiri serat yang tertanam dalam suatu gel yang kuat tetapi elastis dantidak mempunyai
pembuluh darah.

f. Sendi

Memfasilitasi pergerakan dengan memungkinkan terjadinya kelenturan.

Macam macam pergerakan sendi :

Fleksi : merupakan pergerakan yang memperkecil sudut persendian.


Ekstensi : merupakan pergerakan yang memperbesar
Adduksi : pergerakan mendekati garis-garis tubuh.
Abduksi : pergerakan menjahui garis-garis tubuh.
Rotasi : gerakan memutari pusat aksis dan tubuh.
Eversi : perputaran bagian telapak kaki ke bagian luar bergerak membentuk sudut
dari persendiaan.
Inversi : Perputaran bagian telapak kaki ke bagian dalam membentuk sudut dari
persendian.
Pronasi : Pergerakan telapak tangan dimana permukaan tangan bergerak ke bawah.
Supinasi : Pergerakan telapak tangan dimana permukaan tangan bergerak ke atas.

Pergerakan dasar dalam mekanika tubuh

Sebelum melakukan mekanika tubuh ada beberapa hal yang harus diperhatikan :

1. Gerakan ( ambulating)
Gerakan yang benar akan membantu mempertahankan keseimbangan tubuh. Selain itu juga
dapat menghemat waktu dan tenaga juga mengurangi kecelakaan. Contoh, keseimbangan
tubuh orang saat berdiri akan mudah stabil dibandingkan dalam posisi jalan. Dalam posisi
jalan akan terjadi perpindahan dasar tumpuan dari sisi satu ke sisi yang lain dan posisi
gravitasi akan selalu berubah pada posisi kaki

2. Menahan (Squating)
Dalam memberikan posisi yang tepat dalam menahan harus mempertimbangkan gravitasi.
Dalam melakukan pergantian posisi menahan akan selalu berubah ubah. Contoh : Posisi
jongkok akan berbeda dengan posisi membungkuk dan sebaliknya, sangat diperlukan
tumpuan dalam gerakan menahan untuk menghindari adanya kelainan tubuh dan agar tercipta
kefektifan gerakan.
3. Menarik (pulling)
Hal yang perlu diperhatikan antara lain : ketinggian, letak benda ( sebaiknya berada didepan
orang yang menarik), posisi kaki dan tubuh dalam menarik, sodorkan telapak tangan dan
lengan atas dibawah pusat gravitasi pasien, lengan atas dan siku diletakkan pada permukaan
tempat tidur, serta pinggul, lutut dan pergelangan kaki ditekuk.

4. Mengangkat (lifting)
Adalah gerakan dengan menggunakan gaya terik keatas, gunakan otot otot besar dari tumit,
paha bagian atas, kaki bagian bawah, perut dan pinggul untuk mengurangi sakit pada daerah
tubuh bagian belakang.

5.Memutar (pivoting)
Merupakan gerak berputar anggota tubuh dengan bertumpu pada tulang belakang. Perhatikan
tiga unsur gravitasi agar tidak terjadi cedera dan pengaruh buruk pada postur tubuh
Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Mekanika Tubuh

1. Status Kesehatan
Perubahan status kesehatan dapat menurunkan koordinasi sistem muskuloskeletal dan
sistem syaraf. Perubahan status ini dapat disebabkab oleh penyakit, usia dan lain lain
2. Nutrisi
Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan kelemahan otot dan resistansi yang rendah
terhadap penyakit, karena nutrisi bagi tubuh berfungsi membantu proses pertumbuhan
tulang dan perbaikan sel
3. Emosi
Kondisi psikologi dapat menyebabkab perubahan perilaku sehingga dapat
menurunkan kemampuan mekanika tubuh, seseorang dengan kondisi kejiwaan yang
tidak tenang, khawatir akan mempengaruhi gerakan dan tindakannya.
4. Situasi dan kebiasaan
Kebiasaan seseorang misalnya sikap belajar, sering mengangkat benda berat, akan
mempengaruhi mekanika tubuh orang itu.
5. Gaya hidup
Gaya hidup seseorang mempengaruhi emosi seseorang, dapat menurunkan koordinasi
sistem syaraf dan muskuloskeletalnya, kemudian akan berdampak dalam mekanika
tubuhnya
6. Pengetahuan
Perlakuan seseorang dalam menggunakan mekanika tubuh sangat dipengaruhi
pengetahuannya akan hal terbut, jika seseorang memiliki pengetahuan yang cukup
tentang mekanika tubuh ia akan menggunakannya se efektif dan seefisien mungkin,
sehingga mengurangi pemborosan tenaga yang tidak perlu, demikian pula sebaliknya

Dampak Mekanika Tubuh Yang Benar

Mekanika tubuh yang benar akan memberikan manfaat yang maksimal untuk tubuh,
gerakan yang dilakukan akan efektif serta mengurangi pemborosan tenaga.
Dalam buku Kozier, B., Erb, G., Berman A., Snyder S. 2004 p.216) Penggunaan mekanika
tubuh secara benar dapat meningkatkan fungsi tubuh terhadap susunan muskuloskeletal,
mengurangi energy yang di keluarkan, dan mengurangi kelelahan.

Dampak Mekanika Tubuh Yang Salah

Mekanika tubuh yang salah akan mengakibatkan terjadinya ketegangan sehingga


menimbulkan kelelahan dan gangguan sistem muskuloskeletal selain itu juga meningkatkan
resiko kecelakaan pada sistem muskuloskeletal. Apabila seseorang salah dalam berjongkok
atau berdiri, akan terjadi gangguan seperti kelainan pada tulang belakang.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


PERGERAKAN ATAU MOBILISASI
Mobilitas
Mobilitas atau mobilisasi merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara
bebas, mudah, dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna
mempertahankan kesehatannya. Mobilisasi diperlukan untuk memperlambat proses penyakit
khususnya penyakit degeneratif dan untuk aktualisasi. Mobilisasi menyebabkan perbaikan
sirkulasi, membuat napas dalam dan menstimulasi kembali fungsi gastrointestinal normal,
dorong untuk menggerakkan kaki dan tungkai bawah sesegera mungkin, biasanya dalam
waktu 12 jam. Mobilisasi secara garis besar dibagi menjadi 2, yaitu mobilisasi secara pasif
dan mobilisasi secara aktif.
Mobilisasi secara pasif yaitu: Mobilisasi dimana pasien dalam menggerakkan
tubuhnya dengan cara dibantu dengan orang lain secara total atau keseluruhan.
Mobilisasi aktif yaitu: Dimana pasien dalam menggerakkan tubuh dilakukan secara
mandiri tanpa bantuan dari orang lain (Priharjo, 1997).

a. Tujuan dari Mobilisasi :


1. Memenuhi kebutuhan dasar manusia
2. Mencegah terjadinya trauma
3. Mempertahankan tingkat kesehatan
4. Mempertahankan interaksi sosial dan peran sehari hari
5. Mencgah hilangnya kemampuan fungsi tubuh.

b. Rentang Gerak Dalam Mobilisasi :


Dalam mobilisasi terdapat tiga rentang gerak yaitu :

1. Rentang Gerak Pasif

Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan persendian dengan
menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat mengangkat dan menggerakkan
kaki pasien.

2. Rentang Gerak Aktif

Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara menggunakan
otot-ototnya secara aktif misalnya berbaring pasien menggerakkan kakinya.
3. Rentang Gerak Fungsional
Berguna untuk memperkuat otot-otot dan sendi dengan melakukan aktifitas yang diperlukan
(Carpenito, 2000)

Mobilisasi secara tahap demi tahap sangat berguna untuk membantu jalannya
penyembuhan pasien. Secara psikologis mobilisasi akan memberikan kepercayaan pada
pasien bahwa dia mulai merasa sembuh. Perubahan gerakan dan posisi ini harus diterangkan
pada pasien atau keluarga yang menunggui. Pasien dan keluarga akan dapat mengetahui
manfaat mobilisasi, sehingga akan berpartisipasi dalam pelaksanaan mobilisasi.

Latihan mobilisasi biasanya diberikan pada pasien dengan fraktur extremitas bawah
yang telah diindikasikan untuk latihan mobilisasi atau post pengobatan kompresi lumbal,
pasien pasca serangan stroke dengan kerusakan mobilitas fisik serta pada pasien post operasi
yang memerlukan latihan mobilisasi.

Jenis Mobilitas
1. Mobilitas penuh, merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak
secara penuh dan bebas sehingga dapat melakukan interaksi sosial dan
menjalankan peran sehari-hari. Mobilitas penuh merupakan fungsi saraf
motorik volunter dan sensorik untuk dapat mengontrol seluruh area tubuh
seseorang.
2. Mobilitas sebagian, merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak
dengan batasan jelas dan tidak mampu bergerak secara bebas karena
dipengaruhi oleh gangguan saraf motorik dan sensorik pada area
tubuhnya. Hal ini dapat dijumpai pada kasus cedera atau patah tulang
dengan pemasangan traksi. Pasien paraplegi dapat mengalami mobiitas
sebagian pada ekstremitas bawah karena kehilangan kontrol motorik dan
sensorik.

Selanjutnya mobiltas sebagian ini terbagi antara :


a. Mobilitas sebagian temporer, merupakan kemampuan individu
untuk bergerak dengan batasan yang sifatnya sementara.Hal
tersebut dapat disebabkan oleh trauma reversibal pada sistem
muskuloskeletal, contohnya adalah adanya dislokasi sendi dan
tulang.
b. Mobilitas sebagai permanen, merupakan kemampuan individu
untuk bergerak dengan batasan yang sifatnyamenetap. Hal
tersebut disebabkan oleh rusaknya sistem saraf yang refelsibel,
contohnya terjadinya hemiplegia karena stoke,paraplegia
karena cedera tulang belakang, poliomielitis karena
terganggunya sistem saraf motorik dan sensorik.

Faktor Yang Mempengaruhi Mobilitas :


1. Gaya hidup.

Perubahan gaya hidup dapat mempengaruhi kemampuan mobilitas sesorang karena gaya
hidup berdampak pada prilaku atau kebiasaan sehari-hari. Gaya hidup sesorang sangat
tergantung dari tingkat pendidikannya. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan di
ikuti oleh perilaku yang dapat meningkatkan kesehatannya. Demikian halnya dengan
pengetahuan kesehatan tetang mobilitas seseorang akan senantiasa melakukan mobilisasi
dengan cara yang sehat misalnya; seorang ABRI akan berjalan dengan gaya berbeda dengan
seorang pramugari atau seorang pemambuk.

2. Proses penyakit atau cedera.

Proses penyakit dapat mempengaruhi kemampuan mobilitas karena dapat mempengaruhi


fungsi sistem tubuh. Sebagai contohnya orang yang menderita fraktur akan mengalami
keterbatasan pergerakan dalam ekstrimitas bagian bawah. Misalnya : seorang yang patah
tulang akan kesulitan untuk obilisasi secara bebas. Demikian pula orang yang baru menjalani
operasi. Karena adanya nyeri mereka cenderung untuk bergerak lebih lamban. Ada kalanya
klien harus istirahat di tempat tidurkarena mederita penyakit tertentu misallya : CVA yang
berakibat kelumpuhan, typoid dan penyakit kardiovaskuler.

3. Kebudayaan

Kemampuan melakukan mobilitas dapat juga dipengaruhi oleh kebudayaan. Misalnya :


seorang anak desa yang biasa jalan kaki setiap hari akan berebda mobilitasnya dengan anak
kota yang biasa pakai mobil dalam segala keperluannya. Wanita kraton akan berbeda
mobilitasnya dibandingkan dengan seorang wanita madura dan sebagainya.

4. Tingkat energi .
Energi adalah sumber untuk melakukan mobilitas. Agar seseorang dapat melakukan
mobilitas dengan baik,dibutuhkan energi yang cukup.

5. Usia dan status.


Perkembangan terdapat perbedaan kemampuan mobilitas pada tingkat usia yang
berbeda. Hal ini dikarenakan kemampuan atau kematangan fungsi alat gerak sejalan
perkembangan usia.

GANGGUAN MOBILISASI
Gangguan mobilisasi atau disebut imobilisasi mengacu pada ketidakmampuan seseorang
untuk bergerak dengan bebas.
Gangguan mobiisasi fisik (imobilisasi) didefinisikan oleh North American Nursing
Diagnosis Associtation (NANDA) sebgai suatu keadaan ketika individu mengalami
keterbatasan gerak fisik (Kim et al, 1995).

Perubahan dalam tingkat mobilisasi fisik dapat mengakibatkan instruksi pembatasan gerak
dalam bentuk tirah baring, pembatasan gerak fisik selama penggunaan alat bantu eksternal
(mis, gips atau traksi rangka ), pembatasan gerakan volunter atau kehilangan fungsi motorik.

Mobilisasi dan imobilisasi berada pada suatu rentang dengan banyak tingkatan imobilisasi
parsial diataranya. Beberapa klien mengalami kemunduran dan selanjutnya berada diantara
rentang mobilisasi imobilisasi, tetapi pada klien lain, berada pada kondisi imobilisasi
mutlak dan berlanjut sampai jangka waktu tidak terbatas (Perry dan Potter, 1994)

Struktur System Musculoskeletal Yang Mempengaruhi Mobilisasi


Gerakan tulang dan tulang sendi merupakan proses aktif yang harus terintegrasi
secara hati-hati untuk mencapai koordinasi. Ada 2 tipe kontraksi otot isotonik dan isometrik.
Pada kontraksi isotonik : peningkatan tekanan otot menyebabkan otot memendek. Kontraksi
isometrik menyebabkan peningkatan tekanan otot atau kerja otot tetapi tidak ada
pemendekan.

Otot yang Penting dalam Pergerakan


Otot yang penting dalam pergerakan melekat di region skelet tempat pergerakan itu
ditimbulkan oleh pengungkitan. Pengungkitan terjadi ketika tulang tertentu seperti humelus,
ulna dan radius serta sendi yang berhunbungan seperti sendi siku bekerja sama sebagai
pengungkit. Selanjutnya kekuatan yang bekerja pada ujung tulang mengangkat berat pada itik
yang lain untuk memutar tulang pada arah yang berlawanan dengan gaya yang diberikan. Oto
yang melekat dengan tulang pengungkit memberikan kekuatan yang penting untuk
menggerakan objek.
Gerakan mengungkit adalah karakteristik dari pergerakan ekstimitas atas. Otot lengan
sejajar satudengan yang lainnya dan memanjang kan tulang secara maksimal. Otot sejajar ini
memberikan kekuatan dan bekerja dengan tulang dan sendi untuk memampukan lengan
mengangkat objek.

a. Otot Yang Penting Dalam Membentuk Poatur/ Kesejajaran Tubuh


Otot terutama berfungsi memepertahankan postur, bebentuk pendek dan menyerupai
kulit karena membungkus tendon dengan arah miring berkumpul secara tidak langsung pada
tendon. Otot ekstremitas bawah, tubuh, leher dan punggug yang terutama berfungsi
membentuk postur tubuh (posisi tubuh dalam kaitanya dengan ruang sekitar) kelompok otot
itu bekerja sama untuk menstabilkan dan menopang berat badan saat berdiri atau duduk dan
memungkinkan individu tersebut umtuk mempertahankan postur duduk atau berdiri.
b. Pengaturan postur dan gerakan otot
Postur dan penggerakan dapan mencerminkan kepribadian dan suasana hati
seseorang. Postur dan pergerakan juga tergantung pada ukuran skelet dan perkembangan otot
skelet. Koordinasi dan pengaturan kelompok otot yang ber5beda tergantung pada tonus otot
dan aktifitas dari otot antagonistik, sinergistik dan antigravitas.
- Tonus Otot : tonus otot atau tonus adalah suatu keadaan normal dari tegangan otot yang
seimbang. Ketegangan dicapai dengan kontrkasi dan relaksasi secra bergantian tanpa gerakan
aktif, serat dan kelompok otot tertentu. Tonus otot memungkinkan bagian tubuh
mempertahankan posisi fungsional tanpa kelemahan otot. Tonus otot juga mendukung
kembalinya aliran darah vena ke jantung seperti yang terjadi pada otot kaki. Tonus otot
dipertahankan melalui penggunaan otot yang terus menerus. Aktifitas sehari-hari
membutuhkan kerja otot dan membantu mempertahankan tonus otot akibatnya dari
imobilisasi atau tirah baring menyebabkan aktivitas dan tonus otot berkurang.

- Kelompok otot. Kelompok otot antogonistik, sinergistik, dan antigravitas dikoordinasi oleh
sistem saraf, dan bekerja sama untuk mempertahankan postur dan memulai pergerakan.

Otot sinergistik berkontraksi bersama untuk menyempurnakan gerakan yang sama. Ketika
lengan fleksi, kekuatan otot kontraksi dari otot bisep brakhialis ditingkatkan oleh otot
sinergik, yaitu brakhialis. Selanjutnya aktifitas otot sinergistik terdapat dua penggerakan
aktif yaitu bisep brakhialis dan brakhialis berkontraksi sementara otot antogonistik yaitu otot
trisep brakialis berelaksasi.
Otot antagonistik bekerja sama untuk menggerakan sendi. Selama pergerakan, otot
penggerak aktif berkontraksi dan otot antagonisnya relaksasi. Misalnya ketika lengan fleksi
maka otot bisep brakhialis aktif berkontraksi dan otot antagonisnya, trisep brakhialis
relaksasi. Selama lengan diekstensikan maka otot trisep brakhialis aktif berkontraksi
sehingga lawannya yaitu otot bisep brakhialis relaksasi.
Otot antigravitas sangat berpengaruh pada stabilisasi sendi. Otot secara terus menerus
melawan efek gravitasi tubuh dan mempertahankan postur tegak atau duduk. Pada orang
dewasaotot anti grafitasi adalah otot ekstensor kaki, gluetus maksimus, quadrisep femoris,
otot soleus dan otot punggung .

DAFTAR PUSTAKA
beequinn.wordpress.com/.../body-mechanics-mekanik

ml.scribd.com/doc/55095073/mekanika-tubuh
Pooter, Perry.2006. Fundamental Keperawatan. Edisi 4. Jakarta :
EGC
http://asuhankeperawatan.com/2012/07/mobilisasi.html

story-of-nurse.com/2011/03/mobilisasi.html
TUGAS : IDK II (BLOK 4)
DOSEN : Ns.YOULANDA BATAHA, S.Kep
1. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MEKANIKA TUBUH DAN
PERGERAKAN
2. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGERAKAN ATAU
MOBILISASI

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1 (satu)

NAMA : NRI :
NURUL SOLECHAH 13011104084

SHERYL TUMIPA 13011104070

MEYVI SENEWE 13011104062

MEIVY DEREK 13011104077

ALFIAN ABDUL AZIZ DJAAFARA 13011104085

AYU.P.S.PALIMBUNGA 13011104154

SITI BAROKA 13011104133

SYAFITRIH.A.HAMID 13011104102

YOSEPINA OKMA BUTU 13011104153

KELAS : A-2
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
MANADO

Anda mungkin juga menyukai