Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
(Kozier, B., Erb, G., Berman A., Snyder S. 2004 p.216) Mekanika tubuh merupakan usaha
koordinasi dari muskuloskeletal dan sistem saraf untuk mempertahankan keseimbangan
dengan tepat.
Pada dasarnya, mekanika tubuh adalah cara menggunakan tubuh secara efisien, yaitu tidak
banyak mengeluarkan tenaga, berkoordinasi serta aman dalam mengerakkan dan
mempertahankan keseimbangan selama beraktivitas (Alimul A. Aziz.2006.
Tujuan utama mekanika tubuh yaitu menfasilitasi penggunaan kelompok otot yang
tepat secara aman dan efisien guna menjaga keseimbangan, mengurangi energi yang
digunakan, menurunkan keletihan dan menurunkan resiko cedera.
1. Gravitasi
Gravitasi yaitu memandang gravitasi sebagai sumbu dalam pergerakan. Ada tiga
faktor yang pelu diperhatikan yaitu :
Pusat gravitasi (center of gravity) adalah titik yang berada pada pertengahan tubuh
(titik berat)
Garis gravitasi (lines of gravity) merupakan garis imaginer vertikal melalui pusat
gravitasi
Dasar dari tumpuan (Base of support) merupakan dasar tempat seseorang dalam
posisi istirahat untuk menopang/menahan tubuh.
2. Keseimbangan
Keseimbangan dalam mekanika tubuh dicapai dengan mempertahankan posisi garis
gravitasi diantara pusat gravitasi dan tumpuan
3. Berat
Dalam menggunakan mekanika tubuh yang sangat diperhatikan adalah berat atau
bobot benda yang akan diangkat karena berat benda tersebut akan mempengaruhi
mekanika tubuh.
Komponen mekanika tubuh :
a. Tulang
Jaringan dinamis yang berfungsi menunjang jaringan yang membentuk otot-otot tubuh.
b. Otot
c. Tendon
Sekumpulan jaringan fibrosa padat yang merupakan perpanjangan daripembungkus otot dan
membentuk ujung otot yang mengikatnya pada tulang.
d. Ligamen
Adalah sekumpulan jaringan penyambung fibrosa yang padat lentur dan kuat. Berfungsi
menghubungkan ujung persediaan dan menjaga kestabilan.
e. Kartilago
Terdiri serat yang tertanam dalam suatu gel yang kuat tetapi elastis dantidak mempunyai
pembuluh darah.
f. Sendi
Sebelum melakukan mekanika tubuh ada beberapa hal yang harus diperhatikan :
1. Gerakan ( ambulating)
Gerakan yang benar akan membantu mempertahankan keseimbangan tubuh. Selain itu juga
dapat menghemat waktu dan tenaga juga mengurangi kecelakaan. Contoh, keseimbangan
tubuh orang saat berdiri akan mudah stabil dibandingkan dalam posisi jalan. Dalam posisi
jalan akan terjadi perpindahan dasar tumpuan dari sisi satu ke sisi yang lain dan posisi
gravitasi akan selalu berubah pada posisi kaki
2. Menahan (Squating)
Dalam memberikan posisi yang tepat dalam menahan harus mempertimbangkan gravitasi.
Dalam melakukan pergantian posisi menahan akan selalu berubah ubah. Contoh : Posisi
jongkok akan berbeda dengan posisi membungkuk dan sebaliknya, sangat diperlukan
tumpuan dalam gerakan menahan untuk menghindari adanya kelainan tubuh dan agar tercipta
kefektifan gerakan.
3. Menarik (pulling)
Hal yang perlu diperhatikan antara lain : ketinggian, letak benda ( sebaiknya berada didepan
orang yang menarik), posisi kaki dan tubuh dalam menarik, sodorkan telapak tangan dan
lengan atas dibawah pusat gravitasi pasien, lengan atas dan siku diletakkan pada permukaan
tempat tidur, serta pinggul, lutut dan pergelangan kaki ditekuk.
4. Mengangkat (lifting)
Adalah gerakan dengan menggunakan gaya terik keatas, gunakan otot otot besar dari tumit,
paha bagian atas, kaki bagian bawah, perut dan pinggul untuk mengurangi sakit pada daerah
tubuh bagian belakang.
5.Memutar (pivoting)
Merupakan gerak berputar anggota tubuh dengan bertumpu pada tulang belakang. Perhatikan
tiga unsur gravitasi agar tidak terjadi cedera dan pengaruh buruk pada postur tubuh
Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Mekanika Tubuh
1. Status Kesehatan
Perubahan status kesehatan dapat menurunkan koordinasi sistem muskuloskeletal dan
sistem syaraf. Perubahan status ini dapat disebabkab oleh penyakit, usia dan lain lain
2. Nutrisi
Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan kelemahan otot dan resistansi yang rendah
terhadap penyakit, karena nutrisi bagi tubuh berfungsi membantu proses pertumbuhan
tulang dan perbaikan sel
3. Emosi
Kondisi psikologi dapat menyebabkab perubahan perilaku sehingga dapat
menurunkan kemampuan mekanika tubuh, seseorang dengan kondisi kejiwaan yang
tidak tenang, khawatir akan mempengaruhi gerakan dan tindakannya.
4. Situasi dan kebiasaan
Kebiasaan seseorang misalnya sikap belajar, sering mengangkat benda berat, akan
mempengaruhi mekanika tubuh orang itu.
5. Gaya hidup
Gaya hidup seseorang mempengaruhi emosi seseorang, dapat menurunkan koordinasi
sistem syaraf dan muskuloskeletalnya, kemudian akan berdampak dalam mekanika
tubuhnya
6. Pengetahuan
Perlakuan seseorang dalam menggunakan mekanika tubuh sangat dipengaruhi
pengetahuannya akan hal terbut, jika seseorang memiliki pengetahuan yang cukup
tentang mekanika tubuh ia akan menggunakannya se efektif dan seefisien mungkin,
sehingga mengurangi pemborosan tenaga yang tidak perlu, demikian pula sebaliknya
Mekanika tubuh yang benar akan memberikan manfaat yang maksimal untuk tubuh,
gerakan yang dilakukan akan efektif serta mengurangi pemborosan tenaga.
Dalam buku Kozier, B., Erb, G., Berman A., Snyder S. 2004 p.216) Penggunaan mekanika
tubuh secara benar dapat meningkatkan fungsi tubuh terhadap susunan muskuloskeletal,
mengurangi energy yang di keluarkan, dan mengurangi kelelahan.
Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan persendian dengan
menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat mengangkat dan menggerakkan
kaki pasien.
Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara menggunakan
otot-ototnya secara aktif misalnya berbaring pasien menggerakkan kakinya.
3. Rentang Gerak Fungsional
Berguna untuk memperkuat otot-otot dan sendi dengan melakukan aktifitas yang diperlukan
(Carpenito, 2000)
Mobilisasi secara tahap demi tahap sangat berguna untuk membantu jalannya
penyembuhan pasien. Secara psikologis mobilisasi akan memberikan kepercayaan pada
pasien bahwa dia mulai merasa sembuh. Perubahan gerakan dan posisi ini harus diterangkan
pada pasien atau keluarga yang menunggui. Pasien dan keluarga akan dapat mengetahui
manfaat mobilisasi, sehingga akan berpartisipasi dalam pelaksanaan mobilisasi.
Latihan mobilisasi biasanya diberikan pada pasien dengan fraktur extremitas bawah
yang telah diindikasikan untuk latihan mobilisasi atau post pengobatan kompresi lumbal,
pasien pasca serangan stroke dengan kerusakan mobilitas fisik serta pada pasien post operasi
yang memerlukan latihan mobilisasi.
Jenis Mobilitas
1. Mobilitas penuh, merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak
secara penuh dan bebas sehingga dapat melakukan interaksi sosial dan
menjalankan peran sehari-hari. Mobilitas penuh merupakan fungsi saraf
motorik volunter dan sensorik untuk dapat mengontrol seluruh area tubuh
seseorang.
2. Mobilitas sebagian, merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak
dengan batasan jelas dan tidak mampu bergerak secara bebas karena
dipengaruhi oleh gangguan saraf motorik dan sensorik pada area
tubuhnya. Hal ini dapat dijumpai pada kasus cedera atau patah tulang
dengan pemasangan traksi. Pasien paraplegi dapat mengalami mobiitas
sebagian pada ekstremitas bawah karena kehilangan kontrol motorik dan
sensorik.
Perubahan gaya hidup dapat mempengaruhi kemampuan mobilitas sesorang karena gaya
hidup berdampak pada prilaku atau kebiasaan sehari-hari. Gaya hidup sesorang sangat
tergantung dari tingkat pendidikannya. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan di
ikuti oleh perilaku yang dapat meningkatkan kesehatannya. Demikian halnya dengan
pengetahuan kesehatan tetang mobilitas seseorang akan senantiasa melakukan mobilisasi
dengan cara yang sehat misalnya; seorang ABRI akan berjalan dengan gaya berbeda dengan
seorang pramugari atau seorang pemambuk.
3. Kebudayaan
4. Tingkat energi .
Energi adalah sumber untuk melakukan mobilitas. Agar seseorang dapat melakukan
mobilitas dengan baik,dibutuhkan energi yang cukup.
GANGGUAN MOBILISASI
Gangguan mobilisasi atau disebut imobilisasi mengacu pada ketidakmampuan seseorang
untuk bergerak dengan bebas.
Gangguan mobiisasi fisik (imobilisasi) didefinisikan oleh North American Nursing
Diagnosis Associtation (NANDA) sebgai suatu keadaan ketika individu mengalami
keterbatasan gerak fisik (Kim et al, 1995).
Perubahan dalam tingkat mobilisasi fisik dapat mengakibatkan instruksi pembatasan gerak
dalam bentuk tirah baring, pembatasan gerak fisik selama penggunaan alat bantu eksternal
(mis, gips atau traksi rangka ), pembatasan gerakan volunter atau kehilangan fungsi motorik.
Mobilisasi dan imobilisasi berada pada suatu rentang dengan banyak tingkatan imobilisasi
parsial diataranya. Beberapa klien mengalami kemunduran dan selanjutnya berada diantara
rentang mobilisasi imobilisasi, tetapi pada klien lain, berada pada kondisi imobilisasi
mutlak dan berlanjut sampai jangka waktu tidak terbatas (Perry dan Potter, 1994)
- Kelompok otot. Kelompok otot antogonistik, sinergistik, dan antigravitas dikoordinasi oleh
sistem saraf, dan bekerja sama untuk mempertahankan postur dan memulai pergerakan.
Otot sinergistik berkontraksi bersama untuk menyempurnakan gerakan yang sama. Ketika
lengan fleksi, kekuatan otot kontraksi dari otot bisep brakhialis ditingkatkan oleh otot
sinergik, yaitu brakhialis. Selanjutnya aktifitas otot sinergistik terdapat dua penggerakan
aktif yaitu bisep brakhialis dan brakhialis berkontraksi sementara otot antogonistik yaitu otot
trisep brakialis berelaksasi.
Otot antagonistik bekerja sama untuk menggerakan sendi. Selama pergerakan, otot
penggerak aktif berkontraksi dan otot antagonisnya relaksasi. Misalnya ketika lengan fleksi
maka otot bisep brakhialis aktif berkontraksi dan otot antagonisnya, trisep brakhialis
relaksasi. Selama lengan diekstensikan maka otot trisep brakhialis aktif berkontraksi
sehingga lawannya yaitu otot bisep brakhialis relaksasi.
Otot antigravitas sangat berpengaruh pada stabilisasi sendi. Otot secara terus menerus
melawan efek gravitasi tubuh dan mempertahankan postur tegak atau duduk. Pada orang
dewasaotot anti grafitasi adalah otot ekstensor kaki, gluetus maksimus, quadrisep femoris,
otot soleus dan otot punggung .
DAFTAR PUSTAKA
beequinn.wordpress.com/.../body-mechanics-mekanik
ml.scribd.com/doc/55095073/mekanika-tubuh
Pooter, Perry.2006. Fundamental Keperawatan. Edisi 4. Jakarta :
EGC
http://asuhankeperawatan.com/2012/07/mobilisasi.html
story-of-nurse.com/2011/03/mobilisasi.html
TUGAS : IDK II (BLOK 4)
DOSEN : Ns.YOULANDA BATAHA, S.Kep
1. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MEKANIKA TUBUH DAN
PERGERAKAN
2. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGERAKAN ATAU
MOBILISASI
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1 (satu)
NAMA : NRI :
NURUL SOLECHAH 13011104084
AYU.P.S.PALIMBUNGA 13011104154
SYAFITRIH.A.HAMID 13011104102
KELAS : A-2
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
MANADO