Anda di halaman 1dari 43

Analisa Unsafe Behaviour Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi


di CV. Wahana Cipta (Studi Kasus:
Pembangunan Dermaga Multipurpose
PT. Gresik Jasatama)
M iftakhul Khoiri
2506100115

Dosen Pembimbing :
Dr. Ir. Sri Gunani Partiwi, M.T.
Anny Maryani, S.T., M.T.
LATAR BELAKANG
Penduduk
1971 1980 1990 1995 2000 2010
Indonesia 119.208.229 147.490.298 179.378.946 194.754.808 206.264.595 237.641.326
Sumber : Badan Pusat Statistik, R.I.

Proyek Kontruksi rata-rata


meningkat 1000-2000
proyek di kota-kota besar
di Indonesia dalam 2 tahun
terakhir

Sumber : Kemenakertrans, R.I.


KECELAKAAN KERJA

Periode Jumlah Kasus Kecelakaan No. Sektor Data


Tahun Kerja 1. Konstruksi 32%
2. Industri 31,6%
2008 94. 736
3. Tranportasi 9,3%
2009 96.314 4. Kehutanan 3,8%
2010 98.711 5. Pertambangan 2,6%
6. Lainnya 20,7%
2011 99.491 Sumber : Maryani, 2012; data diperoleh dari Tren
2012 103.074 Konstruksi Juli 2010
Sumber : Jamsostek , 2013

Terjadi penurunan pada


tahun 2010-2011, namun
masih menduduki posisi
teratas
Sumber : Kemenakertrans, R.I.
RUMUSAN MASALAH

Menganalisa Unsafe Behaviour pada


Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Konstruksi di CV. Wahana Cipta dan
melakukan identifikasi untuk menekan
timbulnya kecelakaan kerja akibat dari
perilaku tidak aman yang dilakukan
pekerja dengan menggunakan FMECA
(Failure Mode, Effect and Criticality
Analysis).
TUJUAN PENELITIAN

Melakukan analisa K3 di CV. Wahana Cipta dengan


1 mengacu pada salah satu proyek yang dikerjakan.

Mengidentifikasi kondisi paling kritis yang dapat


mengakibatkan kecelakaan kerja akibat dari unsafe
2 behaviour yang dilakukan pekerja.

Memberikan rekomendasi perbaikan dari


identifikasi perilaku tidak aman pekerja pada proyek
3 yang dikerjakan oleh CV. Wahana Cipta.
RUANG LINGKUP

Batasan Asumsi
Penelitian dilakukan pada
proyek pembangunan Tidak terjadi perubahan
peraturan kebijakan K3
dermaga multipurpose
selama penelitian
PT. Gresik Jasatama. dilakukan.

Waktu pengerjaan proyek


single year.

Pekerja yang diamati


adalah pekerja tetap dan
kontrak.
TINJAUAN PUSTAKA

Keselamatan dan Root Cause


Kesehatan Kerja Analysis (RCA)

Sistem Failure Mode,


Manajemen Effect and
Keselamatan dan Criticality
Kesehatan Kerja Analiysis
Unsafe Behaviour (FMECA)
METODOLOGI PENELITIAN
Mulai

Identifikasi Masalah dan Perumusan


Tujuan

Studi Literatur Studi Lapangan


1. K3 Pengamatan Kondisi Kerja pada
2. SMK3 CV. Wahana Cipta
3. Unsafe Behaviour
4. RCA
5. FMECA

Pengumpulan Data
1. Profil Perusahaan
2. Identifikasi Unsafe Behaviour
Pekerja
3. APD yang Dimiliki
4. Data Penunjang Lain

A
METODOLOGI PENELITIA N
A

Pengolahan Data
1. Mencari Semua Possible Cause
Unsafe Behaviour Pekerja
2. Mencari Penyebab dari Unsafe
Behaviour Pekerja
3. Perangkingan dengan FMECA

Analisis
1. Analisis Kondisi K3
2. Analisis Unsafe Behaviour Pekerja
3. Analisis FMECA
4. Rekomendasi Perbaikan K3

Penarikan Kesimpulan dan Saran

Selesai
CV. WAHANA CIPTA

Bidang Pekerjaan Meliputi :


Kontraktor Begisting, Pembesian & Pengecoran
Kontraktor Sipil Umum & Interior
Autocad Drafter untuk Shop Drawing dan
Asbuilt Drawing
Survey Topographi dan Bathymetri

Alamat :
Jl. Alun-alun Rangkah No. 17/II Surabaya
Telp/Fax : 031-3712262,
CV. WAHANA CIPTA

Direktur

Marketing Administrasi

Project Manager

Site Manager Engineer

Pelaksana Surveyor Drafter Estimator


OBJEK PENELITIAN

Nama Proyek : Pembangunan Dermaga


Terminal Multipurpose
Lokasi Proyek : Pelabuhan Gresik, Gresik
Jawa Timur
Pemilik Proyek : PT. Gresik Jasatama
Gresik
Sumber : Google Maps.
Kontraktor : PT. Nindya Karya (Persero)
Sub Kontraktor : CV. Wahana Cipta
Lingkup Pekerjaan : Pekerjaan Persiapan.
Pekerjaan Pemancangan.
Pekerjaan Pembetonan.
Pekerjaan Finishing.
OBJEK PENELITIAN
OBJEK PENELITIAN

Unsafe behaviour yang sering dilakukan:


1. Bekerja tanpa menggunakan helm.
2. Bekerja tanpa menggunakan safety shoes.
3. Bekerja tanpa menggunakan sarung tangan.
4. Bekerja tanpa menggunakan life jacket.
5. Meletakkan peralatan sembarangan.
6. Lalai dalam bekerja.
7. Sengaja menceburkan diri ke laut.
8. Merokok saat bekerja.
UNSAFE BEHAVIOUR & RCA
1. Bekerja tanpa menggunakan helm.
MAN METHOD

APD dihilangkan Tidak ada peneguran

APD sengaja tidak dipakai APD tidak tersedia

APD helm
tidak dipakai

Persediaan terbatas
Aturan tidak dijalankan

MATERIAL ORGANIZATION

Penyebab utama :
APD sengaja tidak dipakai.
Tidak ada peneguran.
Aturan tidak dijalankan.
UNSAFE BEHAVIOUR & RCA
1. Bekerja tanpa menggunakan helm.

Bekerja tanpa menggunakan pelindung kepala / helm


APD sengaja Tidak ada
Why 1 Aturan tidak dijalankan
tidak dipakai peneguran
Kurang
Why 2 Lupa Gerah SOP kurang
pengawasan Kesadaran
Tidak pekerja Masih
Tidak ada aturan
Why 3 memahami kurang berbentuk
yang jelas
SOP CV.
UNSAFE BEHAVIOUR & RCA
2. Bekerja tanpa menggunakan safety shoes.
MAN METHOD

Tidak disiplin Tidak ada peneguran

APD sengaja tidak dipakai APD tidak tersedia


APD safety
shoes tidak
dipakai
Sepatu bermassa berat Aturan tidak dijalankan

Ukuran tidak sesuai

MATERIAL ORGANIZATION

Penyebab utama :
Tidak disiplin.
APD sengaja tidak dipakai.
APD tidak tersedia.
Sepatu bermassa berat.
UNSAFE BEHAVIOUR & RCA
2. Bekerja tanpa menggunakan safety shoes.

Bekerja tanpa menggunakan APD Safety shoes


Sepatu
APD sengaja
Why 1 Tidak disiplin APD tidak tersedia bermassa
tidak dipakai
berat
SOP tidak Tidak ada SOP
Why 2 Lupa
dijalankan teguran kurang Sepatu
Finansial
SOP Tidak Masih tidak
Aturan kurang kurang
Why 3 kurang mengerti berbentuk standar
tegas
jelas SOP CV.
UNSAFE BEHAVIOUR & RCA
3. Bekerja tanpa menggunakan sarung tangan.
MAN METHOD

APD sengaja tidak dipakai Sekali pakai

APD sarung
tangan tidak
dipakai
Persediaan terbatas

Aturan tidak dijalankan


Mudah Rusak

MATERIAL ORGANIZATION

Penyebab utama :
Persediaan terbatas.
Aturan tidak dijalankan.
UNSAFE BEHAVIOUR & RCA
3. Bekerja tanpa menggunakan sarung tangan.

Bekerja tanpa menggunakan sarung tangan


Why 1 Persediaan terbatas Aturan tidak dijalankan
Why 2 Finansial kurang
Sanksi tidak Tidak paham
Nilai
Alokasi dana tegas SOP
Why 3 proyek
kurang tepat
kecil
UNSAFE BEHAVIOUR & RCA
4. Bekerja tanpa menggunakan life jacket.
MAN METHOD

APD dihilangkan Tidak ada peneguran

APD tidak tersedia


APD sengaja tidak dipakai APD tidak terpasang
semestinya APD life
jacket tidak
dipakai
Life Jacket terlalu tebal
Aturan tidak dijalankan
Ukuran tidak sesuai

Persediaan terbatas

MATERIAL ORGANIZATION

Penyebab utama :
APD sengaja tidak dipakai.
Life jacket terlalu tebal.
Aturan tidak dijalankan.
UNSAFE BEHAVIOUR & RCA
4. Bekerja tanpa menggunakan life jacket.

Bekerja tanpa menggunakan life jacket


APD sengaja Life jacket
Why 1 Aturan tidak dijalankan
tidak dipakai terlalu tebal
Membatasi Sanksi Kurang kontrol
Why 2 Gerah
gerak tidak tegas manajemen
UNSAFE BEHAVIOUR & RCA
5. Meletakkan peralatan sembarangan.
MATERIAL MAN METHOD

Penggunaan
bergantian
Alat kerja Malas merapikan
bermacam alat kerja
Tidak terdapat tool box
Meletakkan alat
kerja
sembarangan
Lokasi penyimpanan jauh

Aturan tidak dijalankan

ENVIRONMENT ORGANIZATION

Penyebab utama :
Alat Kerja bermacam.
Tidak terdapat toolbox.
UNSAFE BEHAVIOUR & RCA
5. Meletakkan peralatan sembarangan.

Meletakkan peralatan secara sembarang


Tidak terdapat
Why 1 Alat kerja bermacam-macam
toolbox
Jenis pekerjaan Spesifikasi Tersedia gudang
Why 2
beragam alat beragam peralatan
UNSAFE BEHAVIOUR & RCA
6. Lalai saat bekerja.
MAN METHOD

Menyepelekan resiko Kurangnya


sosialisasi SOP
Kurangnya konsentrasi Kurangnya
briefing
Lalai saat
bekerja

Kurangnya safety sign Kurangnya kontrol

MATERIAL ORGANIZATION

Penyebab utama :
Kurangnya safety sign.
Kurang konsentrasi.
UNSAFE BEHAVIOUR & RCA
6. Lalai saat bekerja.

Lalai saat bekerja


Why 1 Kurang konsentrasi Kurangnya safety sign
Terburu- Kontrol manajemen
Why 2 kelelahan
buru kurang
UNSAFE BEHAVIOUR & RCA
7. Sengaja menceburkan diri ke laut.
MAN METHOD

Tidak adanya larangan


Tidak memahami resiko

Kurangnya briefing
Sengaja
menceburkan diri ke
laut

Kurangnya safety sign Panas

MATERIAL ENVIRONMENT

Penyebab utama :
Tidak memahami risiko.
Tidak ada larangan.
Panas.
UNSAFE BEHAVIOUR & RCA
7. Sengaja menceburkan diri ke laut.

Sengaja menceburkan diri ke laut


Tidak memahami
Why 1 Tidak ada larangan Panas
risiko
Suhu
Kesadaran Kurang Kontrol
Why 2 lingkungan
pekerja kurang pengawasan manajemen kurang
tinggi
UNSAFE BEHAVIOUR & RCA
8. Merokok saat bekerja.
MATERIAL MAN

Tidak ada ruangan


khusus merokok Menyepelekan risiko

Merokok

Tidak ada sanksi yang jelas

Aturan tidak dijalankan

ORGANIZATION

Penyebab utama :
Tidak ada ruangan khusus merokok.
Tidak ada sanksi yang jelas.
UNSAFE BEHAVIOUR & RCA
8. Merokok saat bekerja.

Merokok saat bekerja


Tidak ada ruangan
Why 1 Tidak ada sanksi yang jelas
khusus merokok
Memberikan kelonggaran
Why 2
Proyek berada di terhadap pelanggaran
tempat terbuka
Why 3 Kontrol manajemen kurang
FMECA : FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS

NO. Kriteria Failure Effect Sub no. Cause Cause Severity Occurance Control Detection RPN
1.1 Lupa 2 2 2 8
1.2 Gerah 2 4 2 16
Bekerja Tanpa Menggunakan Tertimpa material dan Luka ringan sampai sedang,
1 1.3 Kurang pengawasan 5 3 SOP 5 75
Helm peralatan kerugian material
1.4 Kesadaran pekerja kurang 7 3 5 105
1.5 SOP kurang 8 3 3 72
2.1 SOP tidak dijalankan 6 6 2 72
2.2 Lupa 3 3 2 18
Bekerja Tanpa Menggunakan 2.3 Tidak ada teguran 5 5 2 50
2 Tersandung, terpeleset Luka ringan sampai sedang SOP
APD Safety shoes 2.4 Finansial kurang 5 2 2 20
2.5 SOP kurang 8 3 4 96
2.6 Sepatu tidak standar 6 6 2 72
3.1 Finansial kurang 4 3 3 36
Bekerja Tanpa Menggunakan Tertusuk paku, terjepit,
3 Luka ringan, luka berat, cacat 3.2 Sanksi tidak tegas 5 3 SOP 4 60
Sarung tangan tergores
3.3 Tidak paham SOP 5 4 4 80
4.1 Membatasi gerak 6 1 2 12
Bekerja Tanpa Menggunakan Tercebur, terseret arus, 4.2 Gerah 6 1 2 12
4 Luka sedang, meninggal SOP
APD Life jacket tenggelam 4.3 Sanksi tidak tegas 7 2 5 70
4.4 Kurang kontrol manajemen 8 2 4 64
5.1 Jenis pekerjaan beragam 4 4 4 64
Meletakkan Peralatan Secara Peralatan hilang,
5 Luka ringan, kerugian material 5.2 Spesifikasi alat beragam 5 2 SOP 4 40
Sembarang tersandung
5.3 Terdapat gudang peralatan 5 2 2 20
Terjatuh, terjepit, Luka ringan sampai berat, 6.1 Kelelahan 8 4 4 128
6 Lalai Saat Bekerja terluka, kesalahan kerugian material, penambahan 6.2 Terburu-buru 8 5 SOP 4 160
pengerjaan waktu 6.3 Kontrol manajemen kurang 6 5 3 90
7.1 Kesadaran pekerja kurang 8 2 6 96
Sengaja Menceburkan Diri Ke 7.2 Kurang pengawasan 7 2 6 84
7 terseret arus, tenggelam Luka sedang, meninggal SOP
Laut 7.3 Kontrol manajemen kurang 6 2 6 72
7.4 Suhu lingkungan tinggi 4 3 6 72
Luka sedang sampai berat, 8.1 Tidak ada ruangan khusus merokok 9 3 4 108
8 Merokok Saat Bekerja Terbakar, kebakaran SOP
meninggal, kerugian material 8.2 Kontrol manajemen kurang 9 3 3 81
FMECA : FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS

No.
No. Kriteria Penyebab RPN
Penyebab
1 Lalai saat bekerja 6.2 Terburu-buru 160
2 Lalai saat bekerja 6.1 Kelelahan 128
3 Merokok 8.1 Tidak ada ruangan khusus merokok 108
4 Bekerja tanpa helm 1.4 Kesadaran pekerja kurang 105
5 Bekerja tanpa safety shoes 2.5 SOP kurang 96
6 Sengaja menceburkan diri 7.1 Kesadaran pekerja kurang 96
7 Lalai saat bekerja 6.3 Kontrol manajemen kurang 90
8 Sengaja menceburkan diri 7.2 Kurang pengawasan 84
FMECA : CRITICALITY ANALYSIS
FMECA : CRITICALITY ANALYSIS

No. Kategori Unsafe Criticality


No. Penyebab Severity
Penyebab Behaviour Number
1 Terburu-buru 6.2 Lalai saat bekerja 5 8
2 Kontrol manajemen kurang 6.3 Lalai saat bekerja 5 6
3 Kelelahan 6.1 Lalai saat bekerja 4 8
4 Tidak ada ruangan khusus merokok 8.1 Merokok 3 9
5 SOP kurang 2.5 Bekerja tanpa sarung tangan 3 8
6 Kesadaran pekerja kurang 1.4 Bekerja tanpa helm 3 7
7 Kesadaran pekerja kurang 7.1 Sengaja menceburkan diri 2 8
8 Kurang pengawasan 7.2 Sengaja menceburkan diri 2 7
REKOMENDASI PERBAIKAN
Kategori
No. Penyebab Rekomendasi Perbaikan Unssafe Kelompok
Behaviour
1) Memberikan pemahaman terhadap prosedur kerja
saat briefng sebelum memulai pekerjaan.
1. Terburu-buru 2) Melakukan rotasi pekerja (kelompok dan jam kerja) Metode
dan pekerjaan yang dilakukan (posisi berbeda
namun jenisnya sama).
1) Menambahkan himbauan serta slogan-slogan
tentang K3 (misal: Kecerobohan adalah upaya
tercepat menuju kecelakaan; Anda lelah,
Kurangnya beristirahatlah sejenak; Tidak ada kesuksesan tanpa Lalai saat
2. kontrol keselamatan, dsb.). bekerja Organisasi
manajemen 2) CV. Wahana Cipta perlu membentuk tim khusus
yang mengurusi tentang K3 pada saat proyek.
3) Mempertimbangkan kerjasama dengan pemilik
proyek.
1) Meninjau kembali pembagian dan porsi kerja untuk
pekerja lepas.
3. Kelelahan Manusia
2) Memperhatikan faktor usia pekerja ketika
melakukan pembagian kelompok dan porsi kerja.
REKOMENDASI PERBAIKAN
Kategori
No. Penyebab Rekomendasi Perbaikan Unssafe Kelompok
Behaviour
1) Menyediakan ruangan khusus untuk merokok.
2) Memberikan tanda/rambu area yang dilarang
Tidak tersedia
dan diperbolehkan merokok.
4. ruangan khusus Merokok Material
3) Memberikan sanksi yang tegas dan jelas untuk
merokok
pelanggaran tersebut (misal: potong upah,
skorsing, pemutusan kontrak kerja).
1) Memberikan pelatihan singkat tentang K3 di
lokasi proyek sekali dalam 2 minggu dengan
kelompok kecil (antara 10-15 orang) yang
berbeda tiap pertemuan.
Bekerja
2) Mengoptimalkan safety induction dan safety
Pemahaman tanpa
5. talk (sekali dalam seminggu dengan kelompok Manusia
SOP kurang safety
kecil 10-15 orang).
shoes
3) Memberikan penjelasan SOP dengan cara yang
berbeda/interaktif (menggunakan media
gambar atau video) agar pekerja lepas lebih
mudah memahami.
REKOMENDASI PERBAIKAN
Kategori
No. Penyebab Rekomendasi Perbaikan Unssafe Kelompok
Behaviour
1) Memberikan sanksi yang lebih berdampak pada
psikologis pekerja untuk memberikan efek jera.
2) Melakukan rotasi antar anggota kelompok kerja
Kesadaran agar pemahaman pekerja tentang K3 bisa
Bekerja tanpa
6. pekerja merata. Manusia
helm
kurang 3) Memasang slogan K3 pada lokasi proyek (misal:
Anda memasuki area wjib ber-APD; Gunakan
APD, Lindungi diri saat bekerja. Keluarga
menunggu di rumah, dsb.).
1) Memberikan sanksi yang lebih berdampak pada
Kesadaran psikologis pekerja untuk memberikan efek jera.
7. pekerja 2) Melakukan rotasi antar anggota kelompok kerja Manusia
kurang agar pemahaman pekerja tentang K3 bisa
merata. Sengaja
menceburkan
1) Mengoptimalkan safety meeting (2 kali diri
seminggu) dan safety patrol (melibatkan
Kurangnya
8. pengawas lapangan dari sub kontraktor). Organisasi
pengawasan
2) Mempertimbangkan kerjasama dengan pemilik
proyek.
KESIMPULAN
1) Dari hasil pengamatan di lapangan dan wawancara dengan
pengawas lapangan diperoleh 8 unsafe behviour yang sering
dilakukan oleh pekerja, seperti : bekerja tanpa mengguakan
APD (helm, sarung tangan, safety shoes dan life jacket),
sengaja menceburkan diri ke laut, merokok dan lalai dalam
bekerja.
2) Berdasarkan analisa kekritisan diperoleh kondisi yang paling
kritis adalah kelalaian saat bekerja, dimana 3 penyebabnya
(terburu-buru, kurangnya kontrol manajemen dan kelelahan)
berada pada peringkat 3 teratas dari 8 RPN tertinggi yang
diambil untuk analisa tersebut.
KESIMPULAN
3) Dari hasil wawancara tentang kondisi SMK3 dengan staff
main kontraktor, disimpulkan bahwa untuk menegakkan
kebijakan K3 di lapangan dibutuhkan kerjasama dari 3 pihak
(pemilik proyek, main kontraktor dan sub kontraktor). Sebab,
jenjang hirarki organisasi yang ada dapat digunakan utuk
menekan terjadinya toleransi terhadap pelanggaran
peraturan K3 di lapangan.
4) Rekomendasi perbaikan ditekankan pada kriteria unsafe
behaviour kelalaian saat bekerja pada sisi metode (karena
terburu-buru), organisasi (karena kurangnya kontrol
manajemen) dan manusia (karena kelelahan).
SARAN
1) Perlu adanya pengawasan dan pengarahan yang ketat
dari perusahaan tentang pemakaian alat perlindungan diri
pada sewaktu bekerja. Mengingat faktor pekerja adalah
faktor utama penyebab kecelakaan kerja, sehingga
kecelakaan kerja dapat dihindari sedini mungkin.
2) CV. Wahana Cipta perlu membentuk tim K3 untuk
memantau keamanan dan keselamatan pekerja saat
pengerjaan proyek.
3) Hasil dari pendekatan RCA dan FMECA dapat dijadikan
panduan untuk pengerjaan proyek dikemudian hari agar
timbulnya perilaku tidak aman dari pekerja dapat
diminimalkan.
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, P. 2005. Psikologi Kerja. Cetakan ketiga. PT.Rineka Cipta: Jakarta.
Budiono. A.M. Sugeng, R.M.S. Jusuf, Adriana Pusparini., 2003. Bunga Rampai Hiperkes & KK:
Higiene Perusahaan, Ergonomi, Kesehatan Kerja. Edisi Kedua. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Department of The Army. 2006. Technical Manual: Failure Modes, Effects and Criticality Analysis
(FMECA) For Command, Control, Communications, Computer, Intelligence, Surveillance, and
Reconnaissance (C4ISR) Facilities. Headquarters, Department of The Army. USA.
Heuvel, R. J. 2004. Root Cause Analysis For Beginners, Quality Progress. American Society.
International Labour Office. 1997. Technical and Ethical Guidelines for Workers Health Survelliance.
Geneva: International Labour Office.
Kamaruzzaman, Findy. 2012. Studi Keterlambatan Penyelesaian Proyek Konstruksi. Pontianak:
Untan.
Larasati, Atika Dewi. 2008. Evaluasi dan Perancangan Solusi Perbaikan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dalam Upaya Perbaikan Safety Behavior Pekerja
(Studi Kasus PT. X Indonesia, Surabaya).Surabaya: ITS.
DAFTAR PUSTAKA
Luckyta, Dhinar Tiara. 2012. Evaluasi dan Perancangan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Dalam Rangka Perbaikan Safety Behaviour Pekerja (Studi Kasus : PT. X,
Sidoarjo).Surabaya: ITS.
Maryani, Anny. 2012. Pemodelan Kecelakaan Kerja Konstruksi yang Komprehensif untuk
Mengendalikan Biaya K3.Surabaya: ITS.
Maulana, Denis. 2012. Evaluasi dan Perbaikan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) untuk Menekan Unsafe Behaviour Pekerja (Studi Kasus : PT.
DPS).Surabaya: ITS.
Miner, JB. 1992. Industrial And Organizational Psychology. Mc. Graw Hill. USA.
Muchinsky, PM. 1987. Psychology Applied to Work. Chicago: Dorsey Press.
PP No.50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.
Silalahi, B.N.B. dan Rumendang B. Silalahi, 1995, Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja, Lembaga PPM, Jakarta.
Sumamur, 1989., Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: Gunung Agung.
UU No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
UU No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 86 dan 87.

Anda mungkin juga menyukai