Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

REAKTOR ALIR PIPA

Disusun Oleh :
Kelompok 10

Anggota :
Fari Merisda Halawa (3335150055)
Ikeu Puspitawati (3335150022)
Winda Wati Dewi (3335150040)
Yunita Sulaiman (3335150037)

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
CILEGON BANTEN
2017
Reaktor Alir Pipa (Flow Plug Reactor)

1
A. Pengertian Reaktor Alir Pipa
Reaktor alir pipa merupakan reaktor di mana cairan bereaksi dan mengalir
dengan cara melewati tube (tabung) dengan kecepatan tinggi, tanpa terjadi
pembentukan arus putar pada aliran cepat. Reaktor alir pipa pada hakekatnya
hampir sama dengan pipa dan relatif cukup mudah dalam perancangannya.
Reaktor ini biasanya dilengkapi dengan selaput membran untuk menambah
yield produk pada reaktor. Produk secara selektif ditarik dari reaktor sehingga
keseimbangan dalam reaktor secara kontinyu bergeser membentuk lebih banyak
produk.
Pada umumnya reaktor alir pipa dilengkapi dengan katalisator. Seperti
sebagian besar reaksi pada industry kimia, reaksinya membutuhkan katalisator
secara signifikan pada suhu layak (standar). Dalam RAP, satu atau lebih reaktan
dipompakan ke dalam suatu pipa. Biasanya reaksi yang digunakan pada reaktor
ini adalah reaksi fasa gas. Reaksi kimia berlangsung sepanjang pipa sehingga
semakin panjang pipa maka konversi yield akan semakin tinggi. Namun tidak
mudah untuk menaikkan konversi karena di dalam RAP konversi terjadi secara
gradien. Pada awalnya kecepatan reaksi berlangsung secara cepat namun setelah
panjang pipa tertentu atau pipa bertambah panjang maka jumlah reaktan akan
berkurang dan kecepatan reaksi berlangsung lebih lambat dan akan semakin
lambat seiring panjangnya pipa. Artinya, untuk mencapai konversi 100% panjang
pipa yang dibutuhkan adalah tak terhingga.
Beberapa hal penting dalam reaktor alir pipa adalah:
1. Perhitungan dalam model RAP mengasumsikan tidak terjadi pencampuran
(mixing) dan reaktan bergerak secara aksial bukan radial.
2. Katalisator dapat dimasukkan melalui titik yang berbeda dari titik
masukan dimana katalisator ini diharapkan dapat mengoptimalkan reaksi
dan terjadi penghematan.
3. Umumnya RAP memiliki konversi yang lebih besar dibandingkan dengan
reaktor alir tangki berpengaduk (RATB) dalam volume yang sama.
Artinya, dengan waktu tinggal yang sama reaktor alir pipa memberikan
hasil yang lebih besar dibandingkan RATB.

2
Di dalam reaktor alir pipa, fluida mengalir dengan perlakuan yang sama
sehinggawaktu tinggal (t) sama untuk semua elemen fluida. Fluida sejenis yang
mengalir melalui reaktor ideal ini disebut dengan plug. Saat plug mengalir
sepanjang reaktor alir pipa, fluida bercampur sempurna dalam arah radial bukan
dalam arah axial (dari arah depan atau belakang). Setiap plug dengan volume
berbeda dinyatakan sebagai kesatuan yang terpisah-pisah (hampir seperti batch
reaktor) dimana plug mengalir turun melalui pipa reaktor ini.
Reaktor alir pipa juga dikenal sebagi reaktor aliran piston atau reaktor
aliranturbular. Reaktor-reaktor tersebut memiliki persamaan diferensial biasa,
dimana pemecahan persamaan tersebut dapat diselesaikan jika boundary
condition diketahui.Model reaktor alir pipa digunakan untuk berbagi jenis fluida,
seperti: cairan, gas, dan slurry. Walaupun aliran turbulen dan difusi aksial
menyebabkan pencampuran arah axial pada berbagai reaktor namun pada reaktor
alir pipa kondisi ini memiliki efek yang kecil dan diabaikan. Pada kasus model
reaktor alir pipa yang paling sederhana, beberapa asumsi pokok harus dibuat
untuk menyederhanakan masalah ini. Perlu diperhatikan bahwa tidak semua
asumsi ini perlu, namun pemindahan asumsi ini menambah kerumitan masalah.
Model reaktor alir pipa dapat digunakan pada reaksi lipat ganda (multiple
reaction) serta reaksi yang melibatkan perubahan suhu, tekanan dan densitias
fluida. Walaupun kerumitan ini diabaikan, namun selalu relevan dalam proses
industri. Adapun asumsi yang digunakan pada model reaktor ini sebagai berikut:
1. Aliran plug (plug flow)
2. Keadaan steady state
3. Densitas fluida konstan (untuk cairan dan juga berlaku untuk gas yang
tidak mengalami penurunan tekanan, perubahan mol dan perubahan
temperatur).
4. Diameter pipa konstan
5. Reaksi tunggal (single reaction)
6. Zat mengalir di dalam pipa dengan distribusi kecepatan datar
7. Kecepatan pengadukan ke arah radial berlangsung sangat cepat sehingga
pada setiap penampang pipa R, T, P dan komposisi fluida selalu uniform
(seragam), dan perbedaan terjadi di sepanjang pipa R
8. Setiap partikel fluida yg mengalir mempunyai waktu tinggal sama
9. Fluida dalam fasa gas berlangsung pada tekanan tetap dan fluida dalam
fasa cair berlangsung pada volume dan tekanan tetap

3
Dalam aplikasinya, reaktor alir pipa digunakan pada reaksi:
a. Reaksi skala besar
b. Reaksi cepat
c. Reaksi homogen atau heterogen
d. Reaksi kontinu
e. Reaksi pada temperatur tinggi

B. Perbedaan CSTR dengan Reaktor Alir Pipa


Secara umum ada dua tipe reaktor yang digunakan pada industry kimia
yaitu Continous Stirred Tank Reaktor (CSTR) dan Plug flow reactor (PFR)
dimana masing-masing reaktor ini memiliki perbedaan dalam mekanisme kerja
alat. Perbedaannya terletak pada dasar asumsi konsentrasi komponen-komponen
yang terlibat dalam reaksi. CSTR adalah model reaktor berupa tangki
berpengaduk dan diasumsikan pengaduk yang bekerja dalam tanki sangat
sempurna sehingga konsentrasi tiap komponen dalam reaktor seragam sebesar
konsentrasi aliran yang keluar dari reaktor. Model ini biasanya digunakan pada
reaksi homogen di mana semua bahan baku dan katalisnya berfasa cair atau reaksi
antara cair dan gas dengan katalis cair.
Untuk reaksi heterogen, misalnya antara bahan baku gas dengan katalis
padat umumnya menggunakan model reaktor alir pipa. Reaktor alir pipa mirip
saringan air dari pasir. Katalis diletakkan pada suatu pipa lalu dari sela-sela katalis
dilewatkan bahan baku seperti air melewati sela-sela pasir pada saringan. Asumsi
yang digunakan adalah tidak ada perbedaan konsentrasi tiap komponen yang
terlibat di sepanjang arah jari-jari pipa.

4
Gambar 1. Perbedaan Reaktor Alir Pipa dengan
Reaktor Alir Tangki Berpengaduk

Reaktor alir pipa mempunyai ketinggian volumetrik pada unit konversi,


dapat digunakan pada jangka waktu yang lama dan kecepatan transfer panas dapat
dioptimasikan dengan menggunakan banyak tube tipis atau sedikit tube yang lebih
tebal yang disusun sejajar. Kerugian reaktor alir pipa ini adalah suhu yang sangat
tinggi pada pipa yang dapat menghasilkan kemiringan suhu yang tidak diinginkan
sehingga pemeliharaan reaktor alir pipa juga lebih mahal daripada pemeliharaan
CSTR.

C. Sistem Pengoperasian Reaktor Alir Pipa


Pada reaktor alir pipa, reaktan diinjeksikan ke dalam lintasan tengah,
sementara itu gas inert disalurkan melalui dinding pipa. Kita berasumsi bahwa
hanya pada dasar pipa terdapat endapan, akibat kondisi pipa yang panas. Jika
cairan bergerak melewati pipa atau saluran besar dengan bilangan Renolds yang
cukup besar, maka tidak ada variasi kecepatan aksial di sepanjang pipa. Dengan
asumsi fluida yang mengalir di sepanjang reaktor alir pipa inilah maka dikenal
sebagai aliran plug flowdimana tidak ada kemiringan konsentrasi atau
temperature di koordinat radial. Karena kecepatan gas adalah sama dimana-mana
maka terjadi jalur arus secara konveksi dan difusi dengan arah yang berbeda.
Transport sepanjang jalur arus terjadi akibat konveksi, sementara sepanjang tegak
lurus arus terjadi akibat difusi. Setelah melalui proses pemanasan , kemudian
produk yang diinginkan akan keluar menuju exhaust.
Berbeda dari CSTR, umpan steril pada reaktor alir pipa secara otomatis
menunjukkan konsentrasi nol biommasa pada aliran plug flow yang mencegah
sebagian fluida berpindah sepanjang pipa. Satu cara untuk mencegah masalah ini
adalah dengan mendaur ulang kembali (recycle) aliran dengan cara aliran yang
masuk disuntik sebelum memasuki pipa. Untuk reaksi tunggal dengan kinetika
biasa, reaktor alir pipa memiliki konversi substrat yang tinggi dan konsentrasi
produk tinggi daripada CSTR untuk volume setara. Kebalikannya jika kinetikanya
merupakan autocatalytic (laju reaksi yang tinggi seiring dengan berkurang

5
konsentrasi substrat). Untuk proses mikrobial, reaktor alir pipa biasanya terdiri
dari effluent konsentrasi produk yang besar. Tetapi syaratnya adalah inokulasi
secara terus-menerus dan sulit pada proses pertukaran gas.

D. Keuntungan dan Kerugian Menggunakan PFR


Dikatakan ideal jika zat pereaksi dan hasil reaksi mengalir dengan
kecepatan yang sama diseluruh penampang pipa.
Keuntungan menggunakan PFR adalah reactor ini memberikan volume
yang lebih kecil daripada RATB, untuk konversi yang sama.
Kerugian dari penggunaan PFR adalah:
1. Harga alat dan biaya instalasi tinggi.
2. Memerlukan waktu untuk mencapai kondisi steady state.
3. Untuk reaksi eksotermis kadang-kadang terjadi Hot Spot (bagian yang
suhunya sangat tinggi) pada tempat pemasukan . Dapat menyebabkan
kerusakan pada dinding reaktor.

E. Neraca Massa Reaktor Alir Pipa

Gambar 1. Notasi untuk Reaktor Alir Pipa

inputoutput dissapperance=accumulation

Input A,
mol
( waktu )=F A

Output A,
mol
( waktu )=F +d F
A A

6
Jumlah mol A yang hilang setelah berekasi
(r A ) d v

( molwaktu
A yang bereaksi
volume )
+dV A

Dimasukkan ke persamaan, maka diperoleh persamaan,


F A =( F A +d F A ) +(r A dV )

d F A =[ F Ao (1X A ) ]=F Ao d X A
F Ao d X A =(r A ) dV

F Ao (kecepatan umpan) yang masuk adalah konstan, sedangkan rA


akan bergantung pada konsentrasi dan konversi. jika dimasukkan ke persamaan
didapatkan,
v X AF
dV dX
F = r A
0 A0 0 A

Dengan demikian persamaan menjadi :


V
=
F A0 CA 0

Atau,
X AF
V d XA
= =
F A 0 C A 0 0 r A
X AF
V d XA
= =C A 0
F A0 0
r A

Pada umumnya pernyataan untuk Flug Flow Reactor, seandainya feed


umpan adalah dasar, subscript 0, masuk ke reaktor di konversi sebagian, subscript
i, dan kemudian konversi ditunjukan dengan subscript f, maka persamaannya
menjadi,

7
X AF
V V d XA
= =
F A 0 C A 0 .V 0 X r A At

X AF
V d XA
= =C A 0
F A0 X
r A
At

Persamaan ditunjukan dengan menghubungkannya dengan konsentrasi,


X AF C AF
V d X A 1 d CA
= = =
F A 0 C A 0 0 r A C A 0 C r A AO

X AF C AF
V d XA dCA
= =C A 0 = =
V0 0
r A C
r A AO

F. Contoh Soal Reaktor Alir Pipa


Produksi LDPE dengan proses tekanan tinggi dilakukan dalam reaktor
tabung/plug-flow dengan diameter 2,5 cm dan panjang 1 km 250C dan 2500 atm.
Konversi per pass sama dengan 30% dan laju alirnya adalah 40.000 kg/jam.
Dengan menganggap bahwa reaksi polimerisasi merupakan reaksi order satu
terhadap konsentrasi ethylene, perkirakan nilai konstanta kecepatan polimerisasi.

Jawaban :

M 0 M
x=
v M 0 dx=RP dV M0
V x
dM
vdVM = dx dx=
M0
0 0 0 RP

Jadi, Jika di substitusikan menjadi :

8
V x

vdVM = MdMR
0 0 0 0 P

M
V dM
=
v M RP
0

M
V dM
=
v M kM
0

M
V dM
k =
R P=k M v M M 0

M
dM
k =
M0 M

Dengan t = V/v = mean residence time


M
ln = k
M0

k = ( 1 ) ln MM 0
k
M=M 0 e
Untuk konversi 30% :
M 0 M
=0,3
M0
M
=0,7
M0

k = ( 1 ) ln ( 0,7)
Mencari Volume,
2
2,5
V =R2 L= ( 2 )
102 1,0= ( 1,25 )2104 =4,9104 m3

Jika ethylene pada kondisi polimerisasi diasumsi sebagai gas ideal:


Pv = nRT
mencari n

9
40 .000
n=40 . 000 kg / jam= kg mol/ jam
28
3
=1,4310 kg mol / jam
mencari R
R=0,08206 ( l ) ( atm ) / ( gmol ) ( K )
m3
=0, 08206 110( 3
l )
( atm ) / ( kg mol103 ) ( K )

mengkonversi T
T = 250C = 523 K
Jadi,
nRT 1
v=
P
=( 1, 43103 ) ( 0, 08206 ) ( 523 ) ( )
2500
= 24,55 m3/jam

Dengan menganggap bahwa laju alir konstan sepanjang reaktor, maka:

V 4, 91104 m3
= = 3
=2,0105 jam
v 24,55 m / jam
1 1
k = ln ( 0,7 )= ln ( 0,7 )
2,0105
4 1
k=1,7810 jam
1
k=4,95 s
G. Daftar Pustaka
1. Sunandar, Iwan. 2011. Analisa Penggunaan Plug Flow Reactor.
http://id.scribd.com/doc/59573945/Penggunaan-plug-flow-reactor. Diakses
pada tanggal 2 April 2017
2. Teguh, Subagio. 2010. Reaktor Alir Pipa.
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-13552-Presentation-
1918681.pdf. Diakses pada tanggal 2 April 2017
3. Anonim. 2013. Modul TRK. http://elista.akprind.ac.id diakses pada tanggal
2 April 2017

10

Anda mungkin juga menyukai