Saudara-saudara sebangsa dan setanah air yang saya cintai, Melalui sebuah momen
yang sangat tepat ini, perkenankan saya menyampaikan pidato dalam rangka Hari
Lingkungan Hidup, untuk dijadikan renungan bagi Saudara-saudaraku semua. Namun
sebelumnya marilah kita memanjatkan rasa syukur kita kepada Tuhan YME atas segala
limpahan rahmatNya sehingga kita dikaruniai kesehatan dan kesempatan untuk berkumpul
di tempat ini.
Saudara-saudaraku, Hampir setiap hari kita mendengar berita tentang adanya
penebangan-penebangan liar yang membabi buta yang dilakukan oleh oknum-oknum yang
tidak punya kepedulian terhadap kelestarian lingkungan. Sungguh hati ini merasa sangat
prihatin atas kebiasaan buruk yang dilakukan oleh orang-orang yang mengatasnamakan
bisnis kemudian mengesampingkan kelestarian hutan yang merupakan titipan anak cucu kita
nanti.
Berapa ribu meter kubik kayu telah mereka jarah. Sementara setelah itu mereka
tinggalkan lahan yang sudah sedemikian kritis yang sangat membahayakan saudara-saudara
kita yang lain dengan kemungkinan bencana banjir yang siap mengancam setiap saat.
Saudara-saudaraku, Sadarlah, bahwa lingkungan kita ini merupakan sebuah sistem
yang saling terkait antara yang satu dengan yang lain. Jika salah satu bagiannya kita rusak
maka bagian yang lain juga akan merasakan akibatnya.
Maka dari itu, sudahilah kegiatan merusak hutan, penebangan liar dan pembabatan
hutan yang hanya mementingkan aspek bisnis tanpa mau peduli terhadap kelestarian
lingkungan.
Lestarikan lingkungan kita sebagai wujud syukur kita kepada Sang Maha Pencipta.
Berikan hak-hak anak cucu kita berupa alam yang lestari untuk kelangsungan hidup segenap
komponen alam.
Yang terhormat bapak/Ibu Guru yang saya hormati, juga teman-teman semua yang
saya cintai, sebelum saya menyampaikan pidato tentang persahabatan ini, marilah kita
panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas nikmat dan rahmatNya
sehingga kita semua yang hadir di ruangan ini masih diberi kesehatan olehNya sehingga kita
semua dapat berkumpul dalam keadaan sehat walafiat.
Teman-temanku sekalian, bila kita mendengar kata "sahabat" di telinga kita, kira-
kira apa yang terbersit dalam pikiran dan hati kita? Mungkin akan terbayang sebuah
hubungan yang terjalin atas dasar ikhlas, sehingga menjadikan satu kesetiaan dan saling
pengertian dalam sebuah hubungan pertemanan.
Teman-temanku semua yang hadir di ruangan ini, bila saya boleh bertanya "siapa
diantara kalian yang merasa mempunyai sahabat?". Suatu pertanyaan yang wajar, tapi tidak
harus dijawab. Mungkin setiap orang mempunyai teman, mungkin juga setiap orang
mempunyai banyak teman, tapi... Apakah semua teman-teman kita adalah sahabat kita?
Jawabannya sangat jelas "TIDAK".Kenapa saya bilang "tidak"?. Sudah sangat jelas, semua
orang boleh saja mengaku teman kita, tapi... apakah mereka juga dapat menjadi sahabat
kita?
Teman-temanku yang saya cintai, carilah teman sebanyak banyaknya, tapi janganlah
kalian mencari seorang sahabat. Biarkan alam yang akan menyortir teman-teman kita,
mudah-mudahan satu diantara teman-teman kita ada yang menjadi sahabat. Ada banyak ciri
dan perbedaan antara teman dan sahabat. Jangan terlalu cepat kita menilai dan menjadikan
teman kita menjadi sahabat kiat. Sahabat tidak akan pernah datang bila kita sendiri tidak
bisa membuka diri terhadap teman-teman kita.
Bapak/Ibu Guru yang saya hormati, juga teman-teman yang saya cintai. Terimakasih
atas waktu yang telah diberikan kepada saya untuk menyampaikan pidato singkat ini. Maaf
bila ada kata-kata saya yang tidak berkenan. Terimakasih atas perhatiannya.