Anda di halaman 1dari 3

PEDOMAN WAWANCARA

Judul:
PERANAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN TERHADAP PEMBINAAN KHUSUS
NARAPIDANA PENDERITA HIV/AIDS (STUDI DI LEMBAGA
PEMASYARAKATAN KELAS IIB KUALA SIMPANG).

Perumusan Masalah:

1. Bagaimana peran lembaga pemasyarakatan dalam pembinaan khusus narapidana


penderita HIV/AIDS di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Kualasimpang?
2. Apa yang menjadi faktor-faktor penghambat pembinaan narapidana penderita HIV/AIDS
di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Kualasimpang?
3. Bagaimana kendala dan upaya pembinaan khusus narapidana penderita HIV/AIDS di
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Kualasimpang?

Salah satu kejahatan yang marak terjadi adalah tindak pidana narkotika. Narkotika
merupakan zat yang diperuntukkan untuk kepentingan pengobatan dalam pengetahuan,
namun telah disalahgunakan oleh pelaku kejahatan narkotika, salah satunya pengedaran
narkotika dan obat-obatan terlarang yang semakin luas di Indonesia (selanjutnya disingkat
narkoba). Narapidana penghuni Lembaga Pemasyarakatan yang juga pengguna narkoba akan
mengalami penurunan pada kondisi fisik yang signifikan dibandingankan narapidana yang
bukan pengguna narkoba. Menurunnya kesehatan narapidana akibat narkoba membuat
narapidana rentan terjangkit penyakit berbahaya, salah satunya adalah Acquired Immune
Deficiency Syndrome (selanjutnya disngkat AIDS) yang disebabkan oleh virus Human
Immunodeficiency Virus (selanjutnya disingkat HIV).1
Pengunaan narkoba dengan mengunakan jarum suntik kemungkinan besar dapat menderita
HIV/AIDS. Banyaknya narapidana yang menderita HIV/AIDS memberikan dampak buruk
tidak hanya bagi Lembaga Pemasyarakatan tetapi juga terhadap narapidana lain dikarenakan
probabilitas penyebaran HIV/AIDS dalam Lembaga Pemasyarakatan semakin besar. Dalam
hal ini penularan HIV/AIDS terjadi melalui, hubungan seksual dengan penderita HIV/AIDS,
menggunakan jarum suntik yang terkontaminasi HIV/AIDS, proses persalinan oleh ibu
penderita HIV/AIDS terhadap anaknya dan air susu ibu yang ditularkan oleh ibu penderita
HIV/AIDS.2
Menurut data Prevalensi Surveilans Terpadu Biologis dan Perilaku 2011 Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, ditemukan angka prevalensi HIV dan Sifilis di kalangan
narapidana adalah 3% dan 5%. Hasil ini mendukung temuan pada Penelitian Kesehatan dan
Perilaku Narapidana yang dilakukan Direktoral Jenderal Pemasyarakatan pada tahun 2010 di
24 Lembaga Pemasyarakatan (13 Provinsi), dimana prevalensi HIV dan Sifilis pada
narapidana pria adalah 1,1% dan 5,1%, sedangkan pada narapidana wanita lebih tinggi yaitu

1 Chris W. Green, HIV & TB, Yayasan Spritia dan Foundation Open Society Institute, 2006, hlm. 6.
2 Chris W. Green, Hidup dengan HIV/AIDS, Yayasan Spritia dan Foundation Open Society Institute,
2009, hlm. 54.
mencapai 6% dan 8,5%. Data dari 2 sumber tersebut menunjukan urgency dalam penyedia
layanan HIV/AIDS yang menyeluruh dan berkesinambungan.3

INSTANSI :
NAMA NARASUMBER :
JABATAN :
HARI/TANGGAL/TAHUN :

PERTANYAAN
PENGANTAR

1. Bagaimana menurut pendapat Anda, peranan Lembaga Pemasyarakatan itu sendiri ?


2. Bisakah Anda ceritakan gambaran umum (Profil) tentang Lembaga Pemasyarakatan
Kelas IIB Kuala Simpang?
3. Apa saja Visi dan Misi Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kuala Simpang?
4. Kapan dibentuknya Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kuala Simpang?
- Strukturnya?

PERUMUSAN MASALAH 1

1. Bagaimana pendapat Anda terkait: Peran Lembaga Pemasyarakatan dalam Upaya


Pembinaan Khusus narapidana penderita HIV/AIDS?
- Kedudukan dan status Lembaga Pemasyarakatan seperti apa?
- Berapakah jumlah penderita HIV/AIDS di Lembaga Pemasyarakatan ini?
2. Apakah ada anggaran khusus untuk penderita HIV/AIDS?
3. Dalam perjalanannya, apakah saudara mempunyai visi dan misi tertentu agar
Lembaga Pemasyarakatan itu sendiri semakin membaik?
- Atau ada masalah sangat krusial dalam penanganan tersebut?
4. Menurut pendapat saudara, apa upaya yang harus dilakukan agar penanganan dalam
Pembinaan Khusus Narapidana Penderita HIV/AIDS mudah untuk disembuhkan atau
setidaknya adanya pengurangan)?

PERUMUSAN MASALAH 2

5. Jika kita melihat Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI No. M.MH.01.PH.02.05
Tahun 2010 menetapkan Rencana Aksi Nasional Penanggulangan HIV/AIDS dan
3) Anonimus, Pedomana Layanan Komprehensif HIV-AIDS dan IMS di Lapas, Rutan dan Bapas,
Direktorat Jenderal Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kementerian Kesehatan RI, dan Direktorat Jenderal
Pemasyarakatan, Kementerian Hukum dan HAM RI, 2012, Jakarta, hlm. V.
Penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif Berbahaya Lainnya pada
Unit Pelaksanaan Teknis Pemasyarakatan Tahun 2010-2014?
- Apa tanggapan anda tentang peraturan tersebut?
- Lainnya ... ?
6. Secara mekanisme, bagaimana pola perawatan narapidana penderita HIV/AIDS di
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Kuala Simpang?
7. Terkait dengan Peraturan Menteri dan Hukum HAM, apakah ada faktor Eksternal
Penghambat Pembinaan Narapidana Penderita HIV/AIDS)
Permasalahan yang sering dibahas:
- Masih adakah pengaruh dari pihak luar (hal ini pengaruh temannya diluar)?
- Lainnya ... ?
8. Apakah ada pola penanganan untuk menghambat faktor eksternal ini?
9. Apakah ada faktor internal Penghambat Pembinaan Narapidana Penderita HIV/AIDS?
- Kondisi Kamarnya?
- Obat-obatan yang digunakan?
- Bimbingan Rohani?
10. Menurut pendapat Anda, apa saja yang perlu dievaluasi dari Peraturan Menteri di atas
terkait penanganannya sekarang?

PERUMUSAN MASALAH 3

11. Menurut anda apakah ada kebijakan khusus terkait Pembinaan Narapidana penderita
HIV/AIDS?
12. Apa yang menjadi kendala Pembinaan Khusus Narapidana HIV/AIDS di Lembaga
Pemasyarakatan Kelas IIB Kuala Simpang?
- Ruangan Perawatan?
- Klinik kesehatan?
13. Apa yang menjadi Upaya Pembinaan Khusus Narapidana Penderita HIV/AIDS di
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Kuala Simpang?
- Seperti apa upayanya?
- Apakah ada upaya pendekatan Agama/Kesehatan?
- Apakah ada saran dari anda terkait upaya pembinaan ini?

Anda mungkin juga menyukai