Anda di halaman 1dari 14

DAFTAR ISI

Halaman
Daftar Isi .............................................................................................................. 1
BAB I DEFINISI......................................................................................... 2
.
BAB II RUANG LINGKUP ......................................................................... 4
BAB III TATA LAKSANA............................................................................ 5
BAB IV DOKUMENTASI ............................................................................. 15

1
BAB I
DEFINISI
1. Maternal adalah jangka waktu dari mulai kehamilan, bersalin sampai masa nifas (42 hari
setelah melahirkan).
2. Perinatal adalah jangka waktu dari masa konsepsi sampai 7 hari setelah lahir. Sebagai
batasan operasional, periode perinatal dimulai pada usia kehamilan 28 minggu hingga
bayi baru lahir sampai 7 hari
3. Neonatal adalah periode bayi baru lahir sampai usia 28 hari
4. Kematian maternal adalah kematian seorang wanita hamil atau dalam 42 hari sesudah
melahirkan, tidak pandang usia dan letak kehamilan, disebabkan atau berhubungan
dengan kehamilan atau penanganannya, tetapi bukan disebabkan kecelakaan
5. Kematian perinatal adalah kematian yang terjadi pada janin dalam kandungan mulai usia
kehamilan 28 minggu sampai bayi baru lahir usia 0-7 hari
6. Kematian neonatal adalah kematian yang terjadi pada bayi baru lahir (0-28 hari setelah
lahir).
7. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari
2500 gram, yang ditimbang pada saat lahir sampai dengan 24 jam setelah lahir
8. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyelenggarakan pelayanan rawat inap,
rawat jalan, dan gawat darurat.
9. RSU kelas C dalah Rumah Sakit yang mempunyai fasilitas dan kemampuan medis 4
spesialistik dasar.
10. Pelayanan kesehatan Maternal dan Neonatal adalah merupakan salah satu unsur
penentu status kesehatan, pelayanan neonatal yang dimulai sebelum bayi dilahirkan
melalui pelayanan kesehatan yang diberikan kapada ibu hamil.
Hal-hal yang mempengaruhi dan melatarbelakangi kematian ibu yang menderita komplikasi
dalam bentuk 3 terlambat, yaitu :
1. Terlambat mengenali tanda bahaya dan mengambil keputusan ditingkat keluarga
2. Terlambat mencapai tempat pelayanan
3. Terlambat mendapat pertolongan medis yang memadai.
Komplikasi obstetric tidak selalu dapat diramalkan sebelumnya dan mungkin saja terjadi pada
ibu yang hamil yang di identifikasi normal. Oleh karena itu kebijakan Departemen Kesehatan
adalah mendekatkan pelayanan obstetric dan neonatal sedekat mungkin kepada ibu hamil
sesuai denagn pendekatan Making Pregnancy Safer (MPS) yang mempunyai 3 pesan kunci
yaitu :
1. Persalinan bersih dan aman oleh tenaga terampil
2. Penanganan komplikasi kehamilan dan persalianan secara adekuat
3. Setiap kehamilan harus diinginkan dan tersedianya akses bagi penanganan komplikasi
abortus tidak aman.

BAB II
RUANG LINGKUP
2
Pelayanan Maternal dan Perinatal di Rumah sakit meliputi perawatan dan penanganan ibu
hamil, melahirkan dan nifas serta bayi baru lahir sampai 7 hari di rawat jalan, Instalasi Gawat
Darurat, ruang bersalin, rawat gabung, dan perinatologi rumah sakit.
Pelaksana panduan ini adalah para tenaga kesehatan, yaitu:
1. Dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi
2. Dokter spesialis Anak
3. Dokter umum terlatih
4. Perawat terlatih
5. Bidan

BAB III
TATA LAKSANA

3
A. Konsep Pelayanan :
1. Dilakukan secara kerja sama team ( team work )
2. Pelayanan dilakukan sesuai standar
3. Peralatan yang tersedia memenuhi ketentuan
4. Semua tindakan terdokumentasi dengan baik
5. Harus ada system monitor dan evaluasi

B. Strata Pelayanan Maternal dan Neonatal Di RS


Pelayanan Maternal dan Perinatal Medik Spesialistik strata II, mencakup:
1. Pelayanan antenatal dan postnatal
2. Pelayanan persalinan normal dan penanganan persalinan resiko tinggi
3. Perdarahan dalam kehamilan persalinan nifas
4. Pelayanan perinatal level II
5. Perawatan bayi dengan kelainan sedang-berat
6. Perwatan Metode Kanguru pada BBLR
7. Inisiasi Menyusu Dini dan pemberian ASI pada neonatus
8. Imunisasi
9. Keluarga Berencana

C. Alur Pelayanan di RS

ALUR PASEN MATERNAL RS PERTAMINA PRABUMULIH

IGD / K. Tindakan
Pasien maternal Poliklinik
4

K. Operasi K. Bersalin
ICU

R. Perawatan
Kebidanan

Pasien pulang
Administrasi

Pasien kontrol
poliklinik

ALUR PASEN NEONATAL RS PERTAMINA PRABUMULIH

IGD / K. Tindakan
Pasien neonatal Poliklinik

Perawatan bayi level II


5 K. Perinatologi
Pasen pulang
Administrasi

Pasen kontrol
poliklinik

D. Prosedur Pelayanan
I. PRE EKLAMSI DAN EKLAMSI
a. Pengertian
Semua wanita hamil beresiko komplikasi obstetrik. Komplikasi yang mengancam
jiwa kebanyakan terjadi selama persalinan dan ini semua tidak dapat diprediksi.
Prenatal Screening tidak mengidentifikasi semua wanita yang akan
mengembangkan kompilkasi. Pre-Eklampsia adalah hipertensi yang timbul
setelah 20 minggu kehamilan disertai dengan proteinuria. Pre-eklamsia dan
eklamsia merupakan kesatuan penyakit, yakni yang langsung disebabkan oleh
kehamilan, walaupun belum jelas bagaimanan hal itu terjadi. Pre-Eklamsia diikuti
dengan hipetensi disertai protein urin dan oedema.

b. Pengaplikasian terapi

6
1) Belum ada kesepakatan dalam strategi pencegahan pre eklamsia. Beberapa
penelitian menunjukan pendekatan nutrisi (diet rendah garam, diet tinggi
protein, suplemen kalsium, magnesium, dll).
2) Medika mentosa (Teofilin, Anthihipertensi, diuretic, Aspirin, dll) dapat,
mengurangi pre-eklamsia.

c. Tata laksana Pre-Eklamsia dan Eklamsia


1) Medika mentosa diberikan dimana hipertensi yang timbul setelah 20 minggu
kehamilan disertai dengan proteinuria dan oedema.
2) Sebelum melakukan tindakan, harus menjelaskan kepada pasien akan
dilakukan agar ibu tidak mengalami kejang.
3) Sebelum melakukan tindakan harus menjelaskan tujuan, efek yang
diharapkan, prosedur tindakan, biaya yang harus di tanggung serta akibat
bila tidak dilakukan tindakan.
4) Untuk pasien dengan pembiayaan jaminan perusahaan atau asuransi, maka
harus dimintakan persetujuan kepada pihak penjamin.
5) Bila mana pihak penjamin tidak menyetujui tindakan yang akan dilakukan,
maka harus diinformasikan kepada pasien atau keluarga pasien.
6) Tindakan dilakukan sesuai dengan perintah dokter.
7) Bidan/ perawat mempersiapkan pemeriksaan penunjang sesuai instruksi
tindakan.
8) Persiapan obat oleh petugas farmasi yang bersertifikat pelatihan.
9) Pada saat penyiapan obat dan pemberian obat petugas mebggunakan APD
lengkap.
10) Penanganan sampah medis dengan benar.

d. Kewajiban dan Tanggung Jawab


1) Dokter Penanggung Jawab Pasien
a) Melakukan assesmen, melakukan pemeriksaan umum, penilaian skala
sebelum dilakukan pre-eklamsi.
b) Penjelasan tujuan, efek yang diharapkan, prosedur tindakan pre-eklamsi
c) Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
d) Melakukan tindakan sesuai prosedur
e) Menilai hasil tindakan pre-eklamsi
f) Memonitoring kegagalan pasca tindakan
g) Menangani komplikasi dan efek kegagalan
h) Pendokumentasian di rekam medik

2) Bidan Ruangan
a) Mempersiapkan tempat dan pemeriksaan penunjang
b) Memberikan obat bila perlu
c) Melakukan pemantauan respon pemberian obat
d) Melakukan pendokumentasian pada formulir catatan perkembangan
pasien terintergrasi.
e) Melakukan penanganan sampah.
f) Instalasi Farmasi
g) Melakukan pemesanan obat

7
h) Memberikan ke bidan/ perawat untuk rawat inap dan obat yang sudah
tersedia.
i) Melakukan rekonsitusi obat
j) Administrasi
Menjelaskan biaya yang harus ditanggung oleh pasien.

II. KPD (KETUBAN PECAH DINI)


A. Pengertian
1. Ketuban pecah dini merupakan masalah penting dalam obstetric berkaitan
dengan penyulit kelahiran premature dan terjadinya infeksi sampai sepsis yang
meningkatkan morbilitas dan mortalitas prenatal dan menyebabkan infeksi pada
ibu. Dalam keadaan normal 8-10% perempuan hamil aterm akan mengalami
ketuban pecah dini.
2. KPD adalah rupturnya membran ketuban sebelum persalinan berlangsung. KPD
preterm adalah KPD sebelum usi 37 minggu. KPD yang memanjang adalah
KPD yang terjadi > 12 jam sebelum waktunya melahirkan.
3. Pengaplikasian KPD
a. Untuk proteksi janin
b. Mencegah perlengketan janin
c. Menambah suplai cairan janin
d. Membersihkan janin lahir bila ketuban pecah.

B. Tata Laksana KPD


1. Berikan obat berdasarkan asessmen dan analisa KPD untuk penanganan tindak
lanjut
2. Sebelum melakukan tindakan, harus menjelaskan kepada pasien akan
dilakukan tindakan agar ibu tidak merasa takut.
3. Sebelum melakukan tindakan harus menjelaskan tujuan, efek yang diharapkan,
prosedur tindakan, biaya yang harus ditanggung serta akibat bila tidak dilakukan
tindakan.
4. Untuk pasien dengan pembiayaan jaminan perusahaan atau asuransi, maka
harus dimintakan persetujuan kepada pihak penjamin.
5. Bila mana pihak penjamin tidak menyetujui tindakan yang akan dilakuan, maka
harus diinformasikan kepada pasien atau keluarga pasien.
6. Tindakan dilakukan sesuai dengan perintah dokter.
7. Bidan/ perawat mempersiapkan pemeriksaan penunjang sesuai indikasi
tindakan.
8. Persiapan obat oleh petugas farmasi yang bersertifikat pelatihan.
9. Pada saat penyiapan obat dan pemberian obat petugas menggunakan APD
lengkap.
10. Penanganan sampah medis dengan benar.

C. Kewajiban dan Tanggung Jawab


1. Dokter Penanggung Jawab Pasien
a. Melakukan assesmen, melakukan pemeriksaan umum, penilaian skala
sebelum tindakan dilakukan.

8
b. Penjelasan tujuan, efek yang diharapkan, prosedur tindakan KPD.
c. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan.
d. Melakukan tindakan sesuai prosedur
e. Menilai hasil tindakan KPD
f. Memonitoring kegagalan pasca tindakan.
g. Menangani komplikasi dan efek kegagalan
h. Pendokumentasian di rekam medik.
2. Bidan Ruangan
a. Mempersiapkan tempat dan pemeriksaan penunjang
b. Memberikan obat bila perlu
c. Melakukan pemantauan respon pemberian obat
d. Melakukan pendokumentasian di catat pada formulir catatan perkembangan
pasien terintegrasi.
e. Melakukan penanganan sampah.
3. Instalasi farmasi
a. Melakukan permintaan obat
b. Memberikan ke bidan/ perawat untuk rawat inap dan memberikan obat
sudah tersedia.
c. Melakukan rekonsitusi obat
4. Administrasi
Menjelaskan biaya yang harus ditanggung oleh pasien

D. Persiapan tindakan persalinan


1. Pemeriksaan jika perdarahan pervaginam dengan nyeri perut, curigai adanya
kemungkinan solusioplasenta. Jika ada tanda-tanda inferksi (demam dan cairan
vagina bau) berikan anti biotik.
2. Jika kehamilan <37 minggu berikan anti biotik untuk mengurangi morbilitas janin
dan ibu.

III. ASFIKSIA
A. Pengertian
Asfiksia adalah bayi baru lahir tidak dapat bernafas secara spontan dan teratur.
Faktor yang menyebabkan kejadian asfiksia adalah faktor ibu yaitu usia ibu kurang
dari 20 tahun atau lebid dari 35 tahun. Kehamilan pada usia muda termasuk resiko
tinggi dimana keduanya berperan meningkatkan morbilitas dan mortalitas pada ibu
maupun janin.

B. Tata Laksana
1. Resusitasi diberikan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernafas secara spontan
dan teratur.
2. Sebelum melakukan resusitasi, harus menjelaskan kepada pasien akan
dilakukan resusitasi agar bayi dapat bernafas spontan.
3. Sebelum melakukan resusitasi harus menjelaskan tujuan, efek yang diharapkan,
prosedur resusitasi, bayi yang harus ditanggung serta akibat sila tidak dilakukan
resusitasi.

9
4. Bila pasien dan keluarga pasien menyetujui tindakan resusitasi maka keluarga
pasien menandatangani informed consent.
5. Resusitasi dilakukan sesuai dengan SPO
6. Bidan/ perawat mempersiapkan pemeriksaan penunjang sesuai indikasi
tindakan resusiatasi.
7. Persiapan obat sitostonika oleh petugas farmasi yang bersertifikat pelatihan.
8. Ada saat penyimpanan obat dan pemberian obat oleh petugas menggunakan
APD lengkap.
9. Penanganan sampah medis dengan benar.

C. Kewajiban dan Tanggung Jawab


1. Dokter Penanggung Jawab Pasien
a. Melakukan assesmen, melakukan pemeriksaan umum, penilaian skala
sebelum tindakan dilakukan.
b. Penjelasan tujuan, efek yang diharapkan, prosedur tindakan resusitasi
c. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan resusitasi
d. Melakukan tindakan sesuai prosedur resusitasi
e. Menilai hasil tindakan resusitasi
f. Memonitoring kegagalan pasca tindakan resusitasi
g. Menangani komplikasi dan efek kegagalan resusitasi
h. Pendokumentasian di rekam medik.
2. Bidan/ Perawat Ruangan
a. Mempersiapkan tempat dan pemeriksaan penunjang
b. Memberikan obat bila perlu
c. Melakukan pemantauan respon pemberian obat
d. Melakukan pendokumentasian di catat terintegrasi
e. Melakukan penanganan sampah.
3. Instalasi farmasi
a. Melakukan permintaan obat
b. Memberikan ke bidan/ perawat untuk rawt inap dan memberikan obat sudah
tersedia.
c. Melakukan rekonsitusi obat
4. Administrasi
Menjelaskan biaya yang harus ditanggung oleh pasien

D. Penatalaksanaan
1. Persiapan resusitasi
a. Persiapan keluarga: sebelum menolong persalinan, bicarakan dengan
keluarga mengenai kemungkinan-kemungkinan yang timbul pada ibu dan
bayi pada saat persalinan.
b. Persiapan tempat resusitasi: persiapan yang diperlukan meliputi ruang
bersalin dan tempat resusitasi.
c. Persiapan alat resusitasi: sebelum menolong persalinan, selain
menyiapakan alat-alat persalinan juga harus disiapkan termasuk alat
resusitasi dalam keadaan siap pakai.
d. Persiapan diri: memakai APD, lepaskan perhiasan (cincin, jam tangan)
sebelum cuci tangan, cuci tangan dengan air mengalir dan sabun bilas

10
dengan air bersih dan mengalir selanjutnya keringkan dan gunakan sarung
tangan.
2. Keputusan Resusitasi BBL
a. Penilaian
1) Sebelum bayi lahir: Apakah bayi cukup bulan atau tidak. Apakah air
ketuban jernih atau bercampur meconium.
2) Setelah bayi lahir: Apakah bayi menangis atau megap-megap dan
tonus otot baik.
b. Keputusan resusitasi
1) Bayi tidak cukup bulan dan bayi megap-megap tidak bernafas atau
tonus otot bayi tidak baik.
2) Air ketuban meconium
c. Tindakan resusitasi
1) Beritahu ibu dan keluarga tindakan yang akan dilakukan
2) Meminta kepada keluarga untuk meberikan dukungan moral kepada
ibu dan menjaga ibu bila terjadi perdarahan
3) Jaga bayi tetap hangat
4) Atur posisi kepala bayi sedikit ekstensi
5) Isap lender
6) Keringkan dan rangsang bayi
7) Atur kemabli posisi kepala bayi dan selimuti bayi
8) Lakukan penilaian terhadap bayi, apabila bayi menangis lakukan IMD
dan apabila bayi belum nangis lakukan ventilasi.
3. Setelah bayi lahir lakukan tindakan antara lain :
a. Bayi bernafas normal
1) Potong tali pusat
2) Lakukan langkah awal
b. Bayi tidak bernafas/ megap-megap
1) Buka lebar mulit bayi usap dengan kasa lalu isap lender
2) Potong tali pusat
3) Lakukan langkah awal
4) Lakukan penilaian, apabila bayi belum menangis ulangi ventilasi
selama 20x selama 30 detik dan hentikan ventilasi setiap 30 detik. Bila
setelah selesai dilakukan resusitasi selama 10 menit pertimbangkan
resusitasi dan hentikan apabila bayi menagis lakukan IMD.

4. Pencegahan Hipoglikemi
a. Membaringkan bayi dalam ruangan > 25C bersama ibunya.
b. Mendekap bayi dengan dekatan kulit ke kulit sesering mngkin.
c. Menunda memandikan bayi sampai 6-24 jam.
d. Menimbang bayi terselimuti
e. Menjaga bayi tetap hangat selama dilakukan pemeriksaan.

IV. BBLR (BAYI BERAT LAHIR RENDAH)


A. Pengertian
1. Bayi lahir dengan bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu faktor
resiko yang mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada

11
masa perinatal. Selain itu bayi berat lahir rendah dapat mengalami gangguan
mental dan fisik pada usia tumbuh kembang selanjutnya, sehingga
membutuhkan biaya perawatan yang tinggi.
2. BBLR adalah bayi berat badan lahir < 2500gram.
3. Pengaplikasian terapi
a) Memberikan terapi medikamentosa sesuai anjuran tujuan untuk mencegah
perdarahan otak
b) Melihat apakah bayi menghisap kuat atau tidak.

B. Tata laksana
1. Medika mentosa diberikan untuk mengurangi perdarahan otak pada bayi
2. Sebelum melakukan tindakan, harus menjelaskan kepada pasien akan
dilakukan.
3. Sebelum melakukan tindakan harus menjelaskan tujuan, efek yang
diharapkan, prosedur tindakan, biaya yang harus ditanggung serta akibat bila
dilakukan tindakan.
4. Tindakan dilakukan sesuai dengan perintah dokter.
5. Bidan/ perawat mempersiapkan pemeriksaan penunjang sesuai instruksi
tindakan.
6. Persipan obat oleh peugas farmasi yang bersertifikat pelatihan.
7. Pada saat penyimpanan obat dan pemberian obat oleh petugas menggunakan
APD lengkap.
8. Penanganan sampah medis dengan benar.

C. Kewajiban dan tanggung jawab


1. Dokter Penanggung Jawab Pasien
a. Melakukan assesmen, melakukan pemeriksaan umum, penilaian skala
sebelum dilakukan tindakan BBLR
b. Penjelasan tujuan, efek yang diharapkan, prosedur tindakan BBLR.
c. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan.
d. Melakukan tindakan sesuai prosedur.
e. Menilai hasil tindakan.
f. Memonitoring kegagalan pasca tindakan
g. Menangani komplikasi dan efek kegagalan.
h. Pendokumentasian di rekam medik.
2. Perawat Ruangan
a. Mempersiapkan tempat dan pemeriksaan penunjang
b. Memberikan obat bila perlu
c. Melakukan pematauan respon pemberian obat
d. Melakukan pendokumentasian di catatan terintegrasi
e. Melakukan penanganan sampah
3. Instalasi Farmasi
a. Melakukan permintaan obat
b. Memberikan ke bidan/ perawat untuk rawat inap dan memberikan obat
sudah tersedia.
c. Melakukan rekonsitusi obat
4. Administrasi
a. Menjelaskan biaya yang harus di tanggung oleh pasien

12
D. Penatalaksanaan
1. Persiapan Tindakan
a. Persiapan keluarga
b. Persiapan tempat
c. Memberikan pemberian vitamin K1
d. Injeksi 1 mg IM sekali pemberian
e. Peroral 2 mg pemberian atau 3 kali pemberian (saat lahir 3-10 hari dan
umur 406 minggu)
f. Apabila bayi belum ada reflek mengisap dan menelan harus dipasang
siang penduga/ sonde fooding.
g. Biarkan bayi menyusu pada ibu semau bayi. Ingat bahwa bayi kecil malas
menyusu dan lemes.
h. Pantau pemberian minum dan kenaikan berat badan untuk menilai
efektifitas menyusu. Apabila bayi kurang menghisap tambahan ASI peras
dengan menggunakan salah satu alternative cara pemberian minum.
1) Apabila suhu bayi normal :
- Bebaskan jalan nafas
- Membersihkan jalan nafas
- Memberikan obat mata
- Membungkus bayi dengan kain hangat
- Pengakajian keadaan bayi
- Mempertahankan suhu tubuh bayi
- Menidurkan bayi di incubator
- Bila terjadi penyulit koreksi dan lakukan tindakan segera.
2) Melakukan dokumentasi pada berkas rekam medic pasien.

13
BAB IV
DOKUMENTASI

Dokumentasi yang dilakukan dalam pelaksanaan pelayanan maternal dan neonatal adalah :
1. Istilah partograf secara lengkap yang mencakup identitas ibu, riwayat kehamilan,
jalannya persalinan, kondisi ibu, kondisi janin dan kondisi BBL pada setiap persalinan.
2. Observasi kondisi janin/ bayi seperti apakah ada gawat janin sebelumnya, apakah air
ketuban meconium dan apakah bayi menagis spontan dan bergerak aktif.
3. Formulir Maternal Perinatal, form ini mencatat data semua ibu bersalin/ nifas dan
perinatal yang masuk
4. Formulir AMP, formulir ini dipakai untuk menulis hasil/ kesimpulan dari audit maternal
perinatal
5. Buku KIA
.

Prabumulih, 01 September 2016


RUMAH SAKIT PERTAMINA PRABUMULIH
Direktur,

dr. Fidi Hendra Anwar

14

Anda mungkin juga menyukai