Anda di halaman 1dari 4

UTILITAS BANGUNAN

SEDERHANA (RUSUNAWA)
Utilitas bada bangunan Rusunawa Buruh Industri

Gambar 1. Denah Lantai Dasar dan lantai 1-3 Rusunawa Buruh Industri

Bangunan merupakan rumah susun 4 lantai yang digunakan para buruh industri. Beberapa sistem
utilitas yang diperluka pada bangunan tersebut ialah:

1. Instalasi Air Bersih dan Air Kotor


2. Instalasi Listrik (Lampu, Stop Kontak)
3. Instalasi CCTV
4. Instalasi Pemadam Kebakaran
5. Instalasi Penangkal Petir
6. Instalasi Pembuangan Sampah
7. Instalasi AC

1. Instalasi Air Bersih dan Kotor

a. Instalasi Air Bersih

Sumber air bersih berasal dari jaringan air PDAM dengan sumber cadangan dari sumur artesis.
Air dari jaringan PDAM dialirkan ke ground water tank yang diletakkan di bawah muka air
tanah, kemudian dipompakan ke roof tank yang letaknya lebih tinggi, terdapat dua jenis roof tank
yang pertama untuk penggunaan sehari-hari, yang kedua untuk pencegahan kebakaran. Dengan
mengandalkan gaya gravitasi, air dari roof tank kemudian didistribusikan ke tiap titik
pengambilan air seperti keran wastafel, keran bak air mandi, sprinkler dan hidrant dengan sistem
shaft. Meskipun dengan pemakaian roof tank membutuhkan ruang tersendiri serta beban struktur
yang lebih namun dibandingkan dengan menggunakan pompa yang langsung dialirkan ke titik-
titik pendistribusian air akan lebih efektif karena rusunawa yang memiliki banyak ruang akan
mebutuhkan tenaga atau daya dari pompa dalam jumlah besar.

Skema Distribusi Air Bersih

Denah Pendistribusian Air Bersih

b. Instalasi Air Kotor

Jaringan air kotor dalam bangunan terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu :

Limbah cair, berupa air kotor yang berasal dari floor drain kamar mandi, wastafel, dll.,
Limbah padat, yang berasal dari kloset kamar mandi,
Air hujan.

Pada penanganan limbah cair, air kotor yang berasal dari floor darain kamar mandi, wastafel,
tempat cuci piring dsb pada tiap lantai disalurkan ke bawah melalui pipa menuju ke lantai dasar,
lalu disalurkan menuju bak kontrol. Kemudian air dialirkan menuju sumur resapan sebelum
dibuang ke saluran kota.
Pada penanganan limbah padat, kotoran yang berasal dari kloset tiap lantai disalurkan melalui
pipa limbah padat secara vertikal menuju ke lantai dasar yang kemudian langsung disalurkan ke
dalam septic tank. Pipa limbah padat yang melintang secara horizontal harus memiliki
kemiringan minimal 5% tiap 1 meter untuk meminimalkan resiko tersumbat. Karena hal ini,
penempatan septic tank juga perlu diperhatikan, apabila jaraknya semakin jauh dari letak kloset
lantai dasar, maka penempatan septic tank akan membutuhkan kedalaman yang semakin besar.
Pada septic tank, limbah kemudian ditampung dan diendapkan, lalu air yang tersisa dialirkan ke
sumur resapan. Untuk penempatan septic tank beserta resapannya, sebaiknya diletakkan
berjauhan dengan sumur artesis maupun gorund water tank, minimal berjarak 15 meter. Hal ini
dilakukan agar jaringan air bersih tidak tercemar limbah dari septic tank.

Untuk penanganan air hujan, digunakan talang yang disesuaikan dengan bentuk atap, yang
kemudian dialirkan secara vertikal melalui pipa menuju ke bak kontrol yang sama dengan yang
digunakan pada penanganan limbah cair di lantai dasar.

diagram pembuangan limbah cair dan limbah padat

Skema Pembuangan Limbah Cair

Denah Pembuangan Limbah Cair :

Skema Pembuangan Limbah Padat :

Denah Pembuangan Limbah Padat :


1. Instalasi Listrik

Sumber listrik pada bangunan ini berasal dari jaringan listrik PLN dan memiliki cadangan listrik
yang bersumber dari genset yang dapat digunakan apabila terjadi pemadaman listrik dari jaringan
PLN. Rusunawa ini memiliki beberapa fasilitas yang membutuhkan daya listrik seperti lampu,
stopkontak, CCTV, pompa air, serta pemadam kebakaran. Untuk mewadahi instalasi listrik
diperlukan Main Distribution Panel dan ruang genset. Automatic Transfer Switch atau ATS
bekerja mengalirkan listrik dari genset ketika terjadi pemadaman listrik dari PLN. Listrik yang
berasal dari Main Distribution Panel kemudian dialirkan ke Sub Distribution Panel pada tiap-tiap
lantai Rusunawa kemudia dialirkan ke fasilitas yang membutuhkan daya listrik tersebut.

Denah Instalasi Listrik

1. Instalasi CCTV

Instalasi CCTV dalam bangunan diperlukan sebagai alat pengawasan keamanan baik di dalam
bangunan maupun di sekitar bangunan. Komponen komponen dalam sistem CCTV terdiri dari
:

Kamera pengawas, yang diletakkan di titik tertentu yang dianggap strategis dan memiliki
jangkauan jarak pandang yang luas.
Digital Video Recording (DVR), sebagai alat perekam dari tiap tiap kamera yang ada
dan diletakkan pada control room.
Monitor CCTV, yaitu monitor yang menampilkan gambar dari setiap kamera yang ada
untuk diawasi oleh para pengawas di control room
Jaringan kabel, yang menjadi penghubung antara kamera, DVR Unit, dan monitor CCTV.

Denah Titik-titik Penempatan CCTV:

1. Instalasi Pemadam Kebakaran

Beberapa perangkat pemadam kebakaran atau pencegahan kebakaran yang terdapat pada
bangunan Rusunawa antara lain :

Pendeteksi gejala kebakaran (detektor)


Alarm atau sirine kebakaran
Spinkler
Hidrant

Pendeteksi gejala kebakaran yang diperluka berupa :

Detektor asap
Detektor panas
Detektor Api

Peletakan detektor berapa pada langit-langit pada setiap ruangan di Rusunawa serta di lorong
dengan jarak tertentu. Detektor akan mendeteksi adanya asap atau tanda-tanda lain kebakaran
kemudian secara otomatis mengaktifkan alarm atau sirine kebakaran, namun jika alarm otomatis
tidak berfungsi terdapat tuas manual yang ditarik untuk mengaktifkan sirine kebakaran.
Kemudian sprinkler akan bekeja menyemprotkan air ketika alarm berbunyi. Air yang digunakan
sprinkler berasal dari roof tank untuk pemadaman pada instalasi air bersih.

Selain Sprinkler terdapat pula hidrant yang terdapat masing-masing dua diletakkan di pojok
lorong pada setiap lantai, sumbernya dari roof tank pemadaman kebakaran pada instalasi air
bersih. Pada saat terjadi kebakaran para penghuni menggunakan tangga darurat yang berada di
sisi kanan dan kiri bangunan untuk melakukan evakuasi.
Skema Instalasi Pemadam Kebakaran

1. Instalasi Penangkal Petir

Karena bentuk bangunan memanjang, penangkal petir yang digunakan pada bangunan ini adalah
penangkal petir tipe sangkar Faraday. Penangkal petir sangkar Faraday terdiri dari :

Batang penangkal petir, berupa batang batang logam berujung runcing yang diletakkan
pada bagian teratas atap bangunan,
Kabel konduktor, yang merupakan kabel penyalur petir yang dipasang pada sisi luar
bangunan dan diberi lapisan pelindung / isolator,
Tempat pembumian / grounding, berupa batang elektroda tembaga yang ditanam di
dalam tanah.

1. Instalasi Pembuangan Sampah

Pada bangunan bertingkat banyak, dibutuhkan shaft sampah agar dapat mempermudah
pengumpulan sampah tanpa harus naik-turun tiap lantai. Shaft sampah biasanya diletakkan di
ujung bangunan. Sampah yang telah dipilah pilah sesuai jenisnya dan telah dimasukkan
kedalam kantung sampah kemudian dibawa ke shaft sampah yang ada di tiap lantai. Lalu sampah
dimasukkan melalui pintu shaft sampah yang biasanya berukuran 50 x 50 cm. Lalu sampah turun
melalui saluran shaft sampah hingga mencapai bak penampungan sampah di lantai dasar. Bak
penampungan sampah ini harus dapat diakses oleh mobil, agar pengambilan sampah dapat
dilakukan dengan mudah yang selanjutnya dibawa menuju ke TPA.

Diagram Pembuangan Sampah

Denah Pembuangan Sampah

1. Instalasi AC

AC pada bangunan ini hanya diletakkan pada ruang pengelola dan pada ruang penunjang fasilitas
umum. Jenis AC yang digunakan adalah AC split wall dengan daya s.d. PK. Pada masing
masing ruangan hanya diletakkan 1 indoor unit.

Anda mungkin juga menyukai