Anda di halaman 1dari 10

A.

PENGERTIAN BIAYA / BEBAN


Pengertian biaya tidak dapat dipisahkan dengan pengertian kos dan aset serta rugi (loss). APB
menjelaskan, biaya timbul hanya dalam kaitannya dengan kegiatan penciptaan laba yang
mengakibatkan perubahan ekuitas. Pengiriman barang (direpresentasi dengan kos barang
terjual) dalam transaksi penjualan merupakan biaya karena hasil bersih (net result) penjualan
tersebut adalah perubahan ekuitas. Di lain pihak, timbulnya kewajiban untuk pembelian aset
bukan merupakan biaya karena ekuitas tidak dapat berubah pada saat pembelian tersebut.
Dengan makna yang hampir sama, IAI (IASC) mendefinisikan biaya dalam Standar
Akuntansi Keuangan (2002) sebagai berikut: Beban adalah penurunan manfaat ekonomi
selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau
terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut
pembagian kepada penanam modal.

B. PENGAKUAN BIAYA / BEBAN


Pada dasarnya cost memiliki dua kedudukan penting, yaitu : sebagai aktiva (potensi
jasa) dan sebagai beban pendapatan (biaya).Proses pembebanan cost pada dasarnya
merupakan proses pemisahan cost. Oleh karena itu agar informasi yang dihasilkan akurat,
bagian cost yang telah diakui sebagai biaya pada periode berjalan dan bagian cost yang
akan dilaporkan sebagai aktiva (diakui sebagai biaya periode mendatang) harus dapat
ditentukan dengan jelas. Ada dua masalah yang muncul sehubungan dengan pemisahan
cost tersebut yaitu :
1. Kriteria yang digunakan untuk menentukan cost tertentu yang harus dibebankan pada
pendapatan periode berjalan.
2. Kriteria yang digunakan untuk menentukan bahwa cost tertentu ditangguhkan
pembebanannya.
Semua cost dapat ditangguhkan pembebanannya sebagai biaya, apabila cost tersebut
memenuhi kriteria sebagai aktiva yaitu :
Memenuhi definisi aktiva (memiliki manfaat ekonomi masa mendatang, dikendalikan
perusahaan berasal dari transaksi masa lalu).
Ada kemungkinan yang cukup bahwa manfaat ekonomi masamendatang yang melekat pada
aktiva dapat dinikmati oleh entitas yang menguasai.
Besarnya manfaat dapat diukur dengan cukup andal.

Dari uraian di atas, secara umum dapat dirumuskan bahwa berdasarkan konsep
penandingan (matching), pengakuan biaya padadasarnya sejalan dengan pengakuan
pendapatan. Apabila pengakuanpendapatan ditunda, maka pembebanan biaya juga ditunda.
Untukmengatasi berbagai perbedaan pendapat tentang pengakuan biaya, biasanya badan
berwenang mengeluarkan aturan tertentu untuk mengakui biaya. IAI (1994), misalnya,
dalam Konsep Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan menyatakan :

Beban diakui dalam laporan rugi laba kalau penurunan manfaat ekonomi masa datang yang
berkaitan dengan penurunan aktiva atau kenaikan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur
dengan andal.(paragrap 94).

C. PENGUKURAN BIAYA / BEBAN

Sejalan dengan penilaian aktiva dapat diukur atas dasar jumlahrupiah yang digunakan
untuk penilaian aktiva dan hutang. Oleh karena itu, pengukuran biaya dapat didasarkan pada :
1. Cost historis
Cost historis merupakan jumlah kas atau setaranya yang dikorbankan untuk
memperoleh aktiva. Pengukuran biaya atas cost historis, dapat digunakan untuk jenis aktiva
seperti : gedung, peralatan dan sebagainya.
2. Cost pengganti / cost masukan terkini (replacement cost / curentinput cost)
Cost masukan menunjukkan jumlah rupiah harga pertukaran yang harus dikorbankan
sekarang oleh suatu entitas untuk memperoleh aktiva yang sejenis dalam kondisi yang sama
contohnya, penilaian untuk
persediaan.
3. Setara kas (cash equivalent)
Setara kas adalah jumlah rupiah kas yang dapat direalisir dengan cara menjual setiap
jenis aktiva di pasar bebas dalam kondisi perusahaan normal. Nilai ini biasanya didasarkan
pada catatan harga pasar barang bebas yang sejenis dalam kondisi yang sama. Pos aktiva
berwujud biasanya menggunakan dasar penilaian ini.

D. PENILAIAN BIAYA / BEBAN


Penilaian pendekatan biaya ini digunakan untuk penilaian bangunan yaitu dengan cara
memperhitungkan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk membuat suatu bangunan baru obyek
yang dinilai dikurangi penyusutan. Perkiraan biaya dilakukan dengan cara menghitung biaya
setiap komponen utama bangunan, material dan fasilitas lainnya.
Langkah-langkah penerapan Penilaian Pendekatan Biaya :
a. Menentukan biaya pembangunan baru bangunan
b. Memperkirakan besarnya penyusutan atau depresiasi bangunan
c. Mengurangi biaya pembangunan baru bangunan dengan penyusutan(depresiasi),sehingga
didapat Nilai Bangunan
d. Menentukan nilai tanah dimana bangunan itu didirikan.
e. Menambahkan nilai bangunan dan nilai tanah sehingga diperoleh nilai pasar wajar property

E. PENYAJIAN BIAYA
Penyajian biaya tidak dapat dilepaskan dari penyajian pendapatan dan saran untuk itu
adalah statemen laba rugi.
Laporan laba-rugi dapat disusun dalam dua langkah.

a. Single Step (langkah tunggal)


Penyajiannya semua pendapatan dijumlahkan menjadi satu dikurangi
seluruh beban yang ada pada periode laporan.

b. Multi Step (langkah ganda)


Penyajiannya ialah pendapatan dikelompokkan menjadi pendapatan
usaha dan pendapatan di luar usaha. Sedangkan beban
dikelompokkan menjadi beban usaha dan di luar usaha. Penyajian
dengan langkah ganda akan dapat dilihat laba yang diperoleh dari
usaha dan laba yang diperoleh dari luar usaha.

Laporan laba-rugi hendaklah memuat beberapa hal:


1. Menuliskan nama perusahaan.

2. Menuliskan jenis laporannya dalam hal ini: laporan laba-rugi.

3. Menyajikan periode laporan.

4. Menyajikan pendapatan dan beban, beban ditulis secara rinci dan


lengkap. Penulisan beban dimulai dari yang terbesar ke beban
terkecil, kecuali beban lain-lain ditulis paling bawah.

F. PENGUNGKAPAN BIAYA / BEBAN


Pengungkapan biaya terdiri dari :
a. Di dalam neraca, jumlah kewajiban yang timbul sebagai akibat perbedaan antara jumlah
pendanaan yang telah dilakukan oleh pemberi kerja sejak pembentuk program dengan jumlah
yang diakui sebagai beban selama periode yang sama.

Di dalam laporan laba rugi, jumlah diakui sebagai beban selama periode yang bersangkutan;

Pengertian Beban (Expenses)


Expense juga merupakan konsep arus (a flow concept) yang menggambarkan
perubahan-perubahan yang negatif (unfavoroble) dalam sumber perusahaan. Yang lebih
tepat beban dapat dikatakan sebagai pemakaian atau konsumsi barang dan jasa dalam
proses untuk memperoleh pendapatan.
Tidak jarang terjadi beban didefinisikan dalam pengertian biaya yang habis
digunakan(cost expiration) atau alokasi biaya. Penilaian expense adalah suatu masalah
yang berbeda dengan definisi expense. Expense diukur melalui penilaian dari jumlah
barang atau jasa yang dipakai atau diasumsikan. Pertayaan-pertayaan sehubungan
dengan istilah extenses.
Apa yang seharusnya dimasukkan dalam Expense?
Dalam definisi diatas, hanya perubahan-perubahan negatif (unsavorable) yang
terjadi dalam proses pendapatan saja yang dimasukkan dalam expense.
Potongan-potongan penjualan (sales discont) dan bed debt losses secara
konvensional diperlukan sebagai expense. Potongan-potongan adalah pengurangan
pendapatan dan bukannya bunga dari dana yang dipinjam.
Asset expiration dan kewajiban-kewajiban yang timbul dengan adanya transaksi
modal tidak boleh dimasukkan sebagai expense tetapi sebagai pengurangan modal.
Tujuan untuk memperoleh pendapatan sangat tidak langsung, seperti halnya
pengeluaran-pengeluaran yang dibutuhkan atas utang-utang atau kebutuhan untuk
menservice utang perusahaan.
Pengklasifikasian expense kedalam selling, administrative atau cost of good
soldakan berguna untuk maksud-maksud penganalisaan didalam perusahaan sendiri.
Sementara masing-masing klasifikasi dapat menggambarkan pemakaian barang-barang
dan jasa dalam proses operasi perusahaan pada waktu yang berbeda-beda, tetapi
kesemuanya merupakanexpense. Cost of good sold merupakan expense, sama saja halnya
dengan komisi untuk para tenaga penjual.
Bagaimana seharusnya pengukuran terhadap Expense?
Pengukuran barang-barang dan jasa-jasa yang dipakai dalam operasi perusahaan
tidak mempunyai solusi yang sederhana. Menurut pendapat pihak-pihak yang menyatakan
bahwaexpense merupakan penurunan aktiva perusahaan, pengukuran yang logis adalah
nilai dari barang-barang dan jasa yang digunakan dalam operasi perusahaan. Sebaliknya,
pihak-pihak yang menekankan pada laporan arus kas expense diukur dalam pengertian
transaksi. Pengukuran-pengukuran yang umum digunakan dalam expense, adalah :
Biaya Historis
Alasan utama penggunaan biaya-biaya historis adalah karena biaya-biaya tersebut
dapat diverifikasi mengingat hal tersebut menggambarkan pengeluaran perusahaan.
Harga yang berlaku sekarang (current price)
Seperti halnya pendapatan, expenses juga harus diukur dengan harga sekarang dari
barang atau jasa yang dipakai. Income yang dihasilkan penjualan merupakan kelebihan
kas atau claim yang akan diterima atas jumlah sumber-sumber yang dipakai. Jadi,
pengukuranexpenses dalam harga-harga sekarang mempunyai keuntungan karena
membedakan :
Income yang dihasilkan dari transaksi, dan
Gains dan losses yang diakibatkan karena perusahaan memiliki/menahan terlebih dahulu
aktiva sebelum masanya dipakai dalam operasi. Harga berlaku sekarang dapat
menggambarkan baik harga likuidasi saat ini (penjualan) ataupun biaya-biaya lainnya.
Timing daripada Expenses
Timing ataupun pembuatan laporan expenses akan ditampakkan dengan mencatat
aktivitas-aktivitas (pemakaian) dalam perkiraan atau memasukkannya kedalam laporan
keuangan. Definisi sebagai perubahan-perubahan dalam nilai pada umumnya
mengatakan bahwa expenses harus dilaporkan setiap saat terjadinya penurunan nilai
ataupun bilamana tidak ada keuntungan-keuntungan atau nilai-nilai yang jelas akan
diterima pada masa yang akan datang yang berasal dari penggunaan barang dan jasa.
Beberapa timing daripadaexpenses, yaitu :
1. Konsep Perbandingan (matching concept)
Sebagaimana didefinisikan oleh komite AAA pada tahun 1964,
konsep matchingmerupakan proses pelaporan beban berdasarkan hubungan sebab akibat
dengan pendapatan yang dilaporkan. Matching yang tepat hanya terjadi apabila dapat
ditemukan kaitan yang wajar antara pendapatan dengan beban. Dengan demikian timing
expenses mengisyaratkan adanya :
Kaitannya dengan pendapatan, dan
Dilaporkan dalam periode yang sama dengan laporan pendapatan
2. Perbandingan langsung atau produk
Dalam hal ini pemakaian barang dan jasa dikaitkan dengan produk tertentu dan
produk tersebut kemudian dihubungkan dengan pendapatan pada saat hal tersebut
dilaporkan. Penggunaan barang dan jasa dikaitkan dengan produk tertentu, dan
kemudian produk itu dikaitkan dengan pendapatan pada saat pendapatan dilaporkan.
Penandingan harga pokok produk dengan pendapatan menimbulkan beberapa masalah
yang rumit, yaitu :
Identifikasi biaya produk
Biaya biaya atas produk yang masih ada dalam perusahaan baik sebagai barang jadi
yang belum terjual ataupun barang-barang setengah jadi harus dimasukkan sebagai
persedian dan simpanan sampai saat terjadinya penjualan atau melaporkan pendapatan.
Biaya-biaya produksi yang secara langsung dikaitkan dengan produksi produk-produk
tertentu. Sedangkan biaya-biaya produksi tidak langsung merupakan barang-barang dan
jasa-jasa yang dipakai dalam proses yang tidak dapat diidentifikasikan dengan produk
tertentu.
Expense yang berkaitan langsung dengan pendapatan yang akan datang tetapi tidak
termasuk dalam biaya produk.
Biaya-biaya yang dapat dikaitkan dengan pendapatan pada masa yang akan datang
tidak dapat dibebankan secara langsung kepada produk perusahaan karena tidak
menggambarkan nilai yang ditambahkan kepada produk-produk tertentu. Biaya-biaya
tersebut pada umumnya merupakan biaya-biaya administrasi dan penjualan yang secara
jelas dapat dihubungkan dengan pendapatan masa yang akan datang. Biaya-biaya lain
yang dapat dilanjutkan pembebanannya (carry forward) pada dasarnya
merupakan expense yang dibayar dimuka atau terlebih dahulu (repaid exponse).
Beban langsung yang timbul sesudah pendapatan dilaporkan
Kadang-kadang beban langsung akan terjadi sesudah pelaporan pendapatan yang
berkaitan. Bilamana pendapatan dilaporkan terlebih dahulu sebelum pengiriman terakhir
barang-barang yang dijual maka akan sangat mungkin ada biaya-biaya tambahan untuk
penjualan dan pengiriman barang tersebut. Dimana dalam hal seperti ini mana mungkin
pantas untuk mencatat jumlah pendapatan sebesar harga penjualan dikurangi dengan
biaya-biaya tambahan yang diperkirakan.
3. Pembanding langsung atau pembanding disuatu periode
Laporan expense dalam periode dimana barang dan jasa dipakai dalam proses
produksi adalah suatu proses matching pengukuran barang dan jasa dengan periode
pemakaiannya, hal ini merupakan laporan barang dan jasa dalam periode dimana mereka
diperoleh atau dibayar.
Hal-hal berikut ini sering kali digunakan sebagai justifikasi untuk pembandingan tak
langsung:
Banyak expense periode secara tidak langsung dikaitkan dengan pendapatan yang
dihasilkan pada periode berjalan, jadi tidak ada penyimpangan yang material dari
prinsipmatching apabila expense dilaporkan pada saat barang atau jasa dipakai diproses
produksi.
Dalam banyak hal, tidak dapat ditemukan kaitan antara expense dengan pendapatan,
tetapi apabila expense diperlukan untuk keseluruhan proses produksi, maka ini berarti
bahwaexpense tersebut harus dibebankan kepada periode berjalan.
Langkah-langkah dalam proses membebankan expense kedalam suatu periode :
Penentuan saat terjadinya ekspirasi barang dan jasa
Mengklasifikasikan expense menurut aktivitas utama perusahaan.
Konsep Alokasi
Dalam bidang akuntansi, alokasi adalah suatu proses pembagian sekumpulan atau
sejumlah penilaian dan membebankan hasil-hasil yang diperoleh kedalam klasifikasi atau
periode yang terpisah.
Athur L. Thomas dalam tulisannya The Allocation Problem in Financial
Accounting Theory mengatakan bahwa untuk dijustifikasi secara teoritis, maka alokasi
harus dapat memenuhi tiga kriteria yaitu :
Defensibility (dapat ditambahkan)
Unambiguity (tidak membingungkan)
Defensibity (dapat dipertahankan)

Expends: Beban
Kriteria pengakuan beban sangat penting untuk praktek akuntansi. Dalam bab ini, kita membahas
panduan yang standar akuntansi IASB AASB bagaimana pengakuan dan pengukuran beban. Metode
mengalokasikan biaya (sebab dan akibat, alokasi sistematis dan rasional, dan pengakuan langsung)
diuraikan. praktek-praktek yang ada, seperti pencocokan (matching) dan konservatisme,
menimbulkan masalah bagi pembuat standar akuntansi dan auditor.

DEFINISI BEBAN
Dalam kerangka ayat 70, beban didefinisikan sebagai berikut : Beban penurunan manfaat ekonomi
selama periode akuntansi pada fokus arus keluar atau depletions incurrences aset atau kewajiban
yang mengakibatkan penurunan ekuitas, selain yang berkaitan dengan distribusi kepada peserta
ekuitas.

Beban mencakup kerugian serta biaya yang timbul dalam rangka kegiatan normal entitas. Namun,
kerangka menyatakan bahwa kerugian mewakili penurunan manfaat ekonomi dan karena itu tidak
berbeda di alam dari biaya lainnya. Oleh karena itu, beban tidak dianggap sebagai elemen terpisah.
Perusahaan telah berusaha untuk membedakan antara biaya dan kerugian yang terjadi dalam dan di
luar aktivitas normal dengan mengelompokkan item sebagai normal atau luar biasa dalam laporan
laba rugi. Praktek ini tidak diperkenankan dalam IAS I / 101 AASB penyajian laporan keuangan
paragraf 85 .

Pandangan dalam IASB / kerangka AASB berbeda dari yang ditetapkan oleh dewan standar
akuntansi keuangan (FASB), pembuat standar AS. Konsep Pernyataan no.6 (ayat 68-9)
membedakan antara biaya dan kerugian. Yang terakhir ini adalah penurunan aktiva bersih dari
transaksi perifer atau insiden dan dari kegiatan yang mungkin lebih besar di luar kendali
perusahaan.

Perubahan aktiva dan kewajiban

Sebagaimana dijelaskan dalam bab 7 dan 8, pendapatan dan beban secara langsung berhubungan
dengan aspek nilai aset dan kewajiban. Secara alami mereka, pendapatan dan beban terjadi karena
peristiwa (yaitu, peningkatan nilai kewajiban atau penurunan nilai aset) dalam operasi bisnis. Pada
kenyataannya, kejadian peningkatan aktiva dan kewajiban penurunan mungkin sulit untuk
mengamati. Apa yang membuat Definisi biaya operasional adalah konsep arus fisik yang melibatkan
entitas, sehingga definisi kerangka kerja mengacu pada arus keluar atau depletions aset atau
incurrences kewajiban.

Beban dan biaya

Kerangka kerja ini menunjukkan bahwa penggunaan dari aset memerlukan biaya entitas. Hal ini
sesuai dengan argumen sebelumnya bahwa biaya merupakan perubahan nilai. Perubahan nilai
mengacu pada pengorbanan yang harus membuat perusahaan untuk memperoleh layanan. Jika tidak
ada biaya untuk perusahaan, maka tidak ada beban.

PENGAKUAN BEBAN
Ketika telah menentukan outflow merupakan beban pada perusahaan, langkah selanjutnya adaah
memutuskan kapan harus diakui. tersebut menetapkan dua kriteria untuk pengakuan beban dalam
ayat 83 : Sebuah item yang memenuhi defenisi suatu unsur harus diakui jika :

1. Kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir
ke atau dari entitas, dan
2. Item tersebut mempunyai biaya atau nilai yang dapat diukur dengan kehandalan.

PENGUKURAN BEBAN

Pengukuran merupakan penambahan kewajiban dan deplesi aset di periode berjalan mungkin terlihat
sebagai tugas sederhana. Namun, kewajiban mungkin meningkat karena akuuisisi pada periode
berjalan, sejumlah keputusan harus dibuat, bagaimana biaya harus dialokasikan ke periode yang
akan datang dari pendapatan yang dihasilkan. Ada beberapa standar akuntansi yang memberikan
panduan mengenai hal-hal seperti itu, tapi menawarkan pilihan dalam model biaya dan pembagian
pendapatan. Sebagai contoh, IAS 16/AASB 116 aset, dan tetap memungkinkan untuk nilai aset tetap
diukur dalam beberapa cara setelah pengakuan (misalnya model biaya atau model penilaian) dan
beberapa pilihan penyusutan alternatif. Kriteria keputusan yang dimaksud harus didukung oleh
konsep akuntansi akrual dan biaya yang sesuai terhadap pendapatan pada periode yang
bersangkutan. Kompleksitas proses ini dan atas kebijaksanaan yang mendasari dalam adopsi teknik
alokasi dan pengukuran merupakan masalah utama bagi mahasiswa akuntansi.

Alokasi beban

sebuah pendekatan untuk menentukan beban adalah dengan mengalokasikannya untuk periode
yang bersangkutan. Konsep matching membentuk dasar akuntansi akrual. IASB / kerangka AASB
mengakui konsep matching dalam paragraf 95 yang menyatakan Beban perusahaan diakui dalam
laporan laba rugi berdasarkan pada keterkaitan langsung antara biaya yang terjadi dan pendapatan
tertentu dari penghasilan. Proses pencocokan melibatkan pengakuan simultan atau gabungan
pendapatan dan beban yang dihasilkan secara langsung dan bersama-sama dari transaksi yang
sama atau peristiwa lainnya.

Tiga metode dasar konsep matching yang bisa diandalkan:

hubungan sebab dan akibat

alokasi sistematis dan rasional

-Pengakuan langsung
Kritik Alokasi.

Paton dan Littleton Furnished membat kerangka logis untuk akuntansi konvensional. Konsep
matching adalah kunci utama dalam kerangka alokasi. Pencocokan beban terhadap pendapatan
dengan gagasan upaya yang sesuai dengan yang dicapai. Mereka melihat proses bisnis sebagai
aliran biaya, aliran yang pasti berakhir sampai ke laporan laba rugi sebagai biaya berakhir.
Menentukan jumlah biaya yang telah kedaluwarsa/lewat merupakan salah satu tugas pokok akuntan.
Namun, seperti yang ditunjukkan oleh Sprouse, proses pencocokan telah membuat neraca sekunder
terhadap laporan laba rugi, melainkan hanya mnyajikan tempat biaya yang belum berakhir.
Pendekatan ini mengurangi kegunaan neraca pengguna sebagai pembuat keputusan. Dalam
beberapa tahun terakhir pembuat standar fokus pada kriteria definisi dan pengakuan untuk aktiva dan
kewajiban yang menjamin neraca tidak sama penting dengan laporan laba rugi.

praktek alokasi juga dikritik oleh Thomas, yang berpendapat bahwa banyak dari laporan akuntan
adalah sampah, karena dasar informasi akuntansi sebagian besar menggunakan alokai.Thomas
berpendapat bahwa alokasi teoritis dibenarkan. Untuk menjadi dibenarkan tiga kriteria yang
disarankan:

aditif. keseluruhan bagian harus sama

Unambiguity, cara alokasi yang akan dilakukan harus jelas.

ketahanan. Setelah metode alokasi dipilih, orang yang membuat seleksi harus mampu memberikan
argumen yang meyakinkan pilihannya, dan mempertahankannya terhadap metode alternatif lain.

Pertahanan Alokasi

Zimmerman menyatakan bahwa alokasi biaya untuk keperluan internal berguna sebagai alat untuk
mengontrol dan memotivasi manajer, dan oleh karena itu dibenarkan. Dalam analisisnya, Zimmerman
menunjukkan bahwa alokasi biaya tampaknya merupakan biaya tertentu untuk lebih diamati ketika
tanggung jawab pengambilan keputusan yang ditugaskan kepada para manajer dalam perusahaan.
Artinya, alokasi biaya, ketika digabungkan dengan skema insentif yang mendorong manajer untuk
memperhatikan biaya yang dilaporkan, membantu mengurangi beberapa kontrol dan masalah
koordinasi yang timbul ketika manajer dalam perusahaan diberikan hak untuk membuat keputusan
tertentu.

Tantangan bagi pembuat standar akuntansi


Standar IASB telah ditulis dan direvisi selama lebih dari 30 tahun. Kerangka ini bertujuan untuk
memberikan definisi umum dan kriteria pengakuan, untuk konsistensi antara standar.

di samping itu, Kerangka Kerja khusus menyatakan bahwa konsep pencocokan/matching tidak harus
diterapkan sedemikian rupa untuk memungkinkan pengakuan item dalam neraca yang tidak
memenuhi definisi aktiva atau kewajiban (para.95). seperti yang tercantum dalam Bab 1 pedoman
untuk pengakuan pendapatan termasuk dalam IAS 18/AASB 11 B menimbulkan item dalam neraca
yang tidak memenuhi definisi kerangka aktiva atau kewajiban.
Masalah untuk auditor

Auditor menghadapi isu-isu sekelilingnya yang berbeda antara beban dan aset, periode di mana
beban diakui, dan pengukuran yang sesuai biaya. Definisi biaya dalam kerangka, paragrah 70,
seperti penurunan manfaat ekonomi, dalam bentuk outflow atau deplesi aset memfokuskan perhatian
pada pilihan antara beban mendebit atau aset saat mencatat arus keluar aset (atau timbulnya
kewajiban).

Praktek big bath dan akuntansi cookie-jar melanggar prinsip-prinsip alokasi sistematis dan rasional
biaya terhadap periode akuntansi yang bersangkutan. Auditor bisa terpengaruh untuk memberikan
perhatian lebih terhadap kemungkinan bahwa beban overstead dari understated karena yakin bahwa
pendekatan konservatif untuk pengukuran laba sangat diperlukan.bagaimanapun kenetralan
kerangka sebagai karakteristik kualitatif yang diperlukan dan pengenalan IAS 37/AASB 137 akan
muncul untuk memaksa auditor untuk mendapatkan bukti yang cukup untuk memastikan bahwa
mereka tidak menimbulkan akun dengan beban yang tinggi.

Anda mungkin juga menyukai