Anda di halaman 1dari 9

Pengaruh Solvent dan Waktu Terhadap Yield Dari Daun Alpukat

Sebagai Pewarna Alami Dengan Metode Ekstraksi

Agung Prastyo (114002)

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA


AKADEMI KIMIA INDUSTRI SANTO PAULUS SEMARANG

ABSTRAK
Daun alpukat mengandung senyawa tanin. Tanin merupakan zat pewarna
yang menimbulkan warna cokelat atau kecokelatan. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui pengaruh solvent dan waktu terhadap yield dari daun
alpukat sebagai pewarna alami Dengan Metode Ekstraksi.Metode ekstraksi yang
digunakan yaitu ekstraksi soxhlet, Metode ini dilakukan dengan menempatkan
serbuk sampel dalam sarung selulosa (dapat digunakan kertas saring) dalam
klonsong yang ditempatkan di atas labu dan di bawah kondensor. Pelarut yang
sesuai dimasukkan ke dalam labu dan suhu penangas diatur di bawah suhu reflux.
Metode penelitian menggunakan metode RAL (Rancangan Acak Lengkap).
Dilakukan dengan dua kali ulangan dengan 2 Variabel. Variabel pertama adalah
rasio pelarut yaitu etanol 95% dan aseton dengan perbandingan 1:4 ; 2:3 ; 3:2 ;
4:1 ; 5:0 dan faktor kedua adalah waktu ekstraksi 60,90,120,150 dan 210 menit.
Dari percobaan perlakuan variabel 1 menunjukan perlakuan terbaik menggunakan
rasio solvent 5:0 dengan berat yang didapat 2,57 gram. Dalam perlakuan variabel
2 menunjukkan perlakuan terbaik yang didapat adalah waktu ekstraksi selama
180 menit dengan berat ekstrak daun alpukat sebesar 2,57 gram ,disisi lain
perlakuan dengan waktu ekstraksi 150 juga menunjukan hasil yang baik,yaitu 2,22
gram. Pada pengukuran menggunakan spektrofotometer didapatkan hasil yang
baik adalah perlakuan waktu ekstraksi selama 210 menit.
Kata kunci : Zat Warna, Ekstraksi soxhlet, Tanin
ABSTRACT
Avocado leaves contain tannin. Tannins are dyes that cause brown or
brownish color. The purpose of this study was to determine the effect of solvent
and time on the yield of avocado leaves as natural dyes With Ekstraksi.Metode
method of extraction used Soxhlet extraction, this method is done by placing the
sample in a sheath cellulose powder (can be used filter paper) in the klonsong
placed above and below the condenser flask. Suitable solvents incorporated into
the flask and bath temperature is set below the reflux temperature.
The research method using RAL (Complete Random Design). Conducted with two
replications with two variables. The first variable is the ratio of the solvent is 95%
ethanol and acetone in the ratio 1: 4; 2: 3; 3: 2; 4: 1; 5: 0 and the second factor
is the extraction time 60,90,120,150 and 210 minutes. From the experimental
treatment variables 1 shows the best treatment using solvent ratio of 5: 0 by
weight obtained 2.57 grams. In the treatment of variable 2 shows the best
treatment is obtained during the extraction time of 180 minutes with avocado leaf
extract weight of 2.57 grams, on the other hand treatment with extraction time
150 also showed good results, which is 2.22 grams. In the measurement using a
spectrophotometer obtained good results is the treatment of the extraction time
for 210 minutes.
Keywords : Dyes, soxhlet extraction, Tanin

I. Pendahuluan sudah semakin luas terutama


Zat warna merupakan suatu zat dalam makanan, minuman
aditif yang ditambahkan pada maupun tekstil, karena warna
beberapa produk industri. Warna dapat memberikan daya tarik bagi
merupakan faktor penting yang konsumen (Winarti dkk., 2008).
pertama kali dilihat oleh Berdasrkan sumbernya, zat warna
konsumen yang juga berperan dibagi menjadi dua jenis, yaitu
sebagai sarana untuk memperkuat pewarna alami dan pewarna
tujuan dan aspek identitas suatu buatan. Pewarna sintetis yang
produk. Penggunaan zat warna mengandung bahan kimia dapat
berbahaya dan limbah yang dengan menempatkan serbuk
dibuang dapat merusak sampel dalam sarung selulosa
lingkungan, sehingga pengolahan (dapat digunakan kertas saring)
limbahnya pun membutuhkan dalam klonsong yang
biaya yang cukup besar bagi ditempatkan di atas labu dan di
indusri. Di berbagai negara maju bawah kondensor. Pelarut yang
dan berkembang pewarnaan sudah sesuai dimasukkan ke dalam labu
mulai beralih menggunakan zat dan suhu penangas diatur di
warna alami, yang lebih ramah bawah suhu reflux. Keuntungan
lingkungan dibandingkan dari metode ini adalah proses
pewarnaan dengan pewarna ektraksi yang kontinyu, sampel
buatan. terekstraksi oleh pelarut murni
Kandungan kimia daun alpukat hasil kondensasi sehingga tidak
juga dibuktikan oleh Antia et al., membutuhkan banyak pelarut dan
(2005) bahwa ekstrak daun tidak memakan banyak waktu.
alpukat mengandung saponin,
tanin,phlobatanin, flavanoid, II. Tujuan Penelitian
alkaloid, dan polisakarida. Tanin Mengetahui perlakuan yang
merupakan golongan senyawa dapat menghasilkan hasil terbaik
polifenol yang sifatnya polar, dalam ekstraksi daun alpukat
dapat larut dalam gliserol, sebagai pewarna alami.
alkohol dan hidroalkoholik, air III. Metode Penelitian
dan aseton, tetapi tidak larut A. Alat dan Bahan
dalam kloroform, petroleum eter Alat:
dan benzene. Baskom, pisau, oven,
Ekstraksi adalah proses timbangan, pH meter,
penarikan suatu zat dengan spektofotometer, beaker glass,
pelarut sehingga terpisah dari gelas ukur, blender, rangkaian
bahan yang tidak dapat larut soxlet, corong, erlenmeyer,
dengan pelarut cair. Ekstraksi hreeneck, pendingin lebig,
soxhlet,Metode ini dilakukan vakum, thermometer, labu
distilasi, pendingin bola, selang, Partikel size 80 mesh
waterbath. Rasio solvent terbaik dari
Bahan: variabel bebas 1
Daun alpukat, ethanol, aseton, 2.3 Variabel terikat
aquades Yield ekstrak daun alpukat
Kualitas warna ekstrak daun
B. Variabel Tetap alpukat
1. Variabel bebas 1 Prosedur Kerja
1.1 Variabel bebas 1. Cara kerja variabel 1
Rasio Pelarut (etanol dan Mencuci daun alpukat
keton ; 1:4 ; 2:3 ; 3:2 ; sampai bersih, kemudian
4:1 ; 5:0) dikeringkan dalam oven dengan
1.2 Variabel tetap menggunakan suhu 800 C
Suhu 800 C selama kurang lebih 5 jam
Waktu 3 jam lalu dihaluskan dan ukur partikel
Berat daun alpukat 10 gr size 80 mesh.Lalu Daun alpukat
Volume solvent 300 ml ditimbang sebanyak 10 gram,
Ukuran partikel daun kemudian dibungkus kain
alpukat 80 mesh saring,Setelah itu Sampel
1.3 Variabel terikat dimasukkan ke dalam soxhlet
Yield ekstrak daun alpuka dan diekstraksi menggunakan
2. Variabel bebas 2 pelarut sesuai dengan
2.1 Variabel bebas perlakuan jenis pelarut yaitu

Waktu ektraksi daun alpukat menggunakan etanol dan

(60,90,120,150 dan 210 aseton dengan perbandingan

menit) etanol dan aseton 1:4 ; 2:3 ;

2.2 Variabel tetap 3:2 ; 4:1 dan 5:0, masing-masing

Suhu 800 C sebanyak 300 mL dengan ukuran

Berat daun alpukat 10 gr partikel 80 mesh.Ekstraksi


secara soxhletasi menggunakan
Volume solvent 300 ml
suhu pemanasan 800 C selama 3
jam.Ekstrak daun alpukat aseton dengan rasio pelarut
kemudian dievaporasi terbaik dari praktikum variabel
menggunakan rotary vacuum bebas 1 masing-masing
evaporator untuk sebanyak 300 mL, serta
menghilangkan pelarut dalam menggunakan perlakuan
ekstrak, dengan suhu di bawah perbedaan Waktu ektraksi daun
titik didih pelarut (50-600 C). alpukat (60,90,120,150 dan 210
Evaporasi dilakukan sampai menit).Ekstraksi secara
pelarut pada labu pemisah tidak soxhletasi menggunakan suhu
menetes lagi, sehingga pemanasan 800 C selama 3 jam.
dihasilkan ekstrak kasar daun Ekstrak daun alpukat
alpukat yang diharapkan sudah kemudian dievaporasi
tidak mengandung menggunakan rotary vacuum
pelarut.Kemudian timbang evaporator untuk
ekstrak daun alpukat. menghilangkan pelarut dalam
ekstrak, dengan suhu di bawah
2. Cara kerja variabel 2 titik didih pelarut (50-600 C).
Mencuci daun alpukat sampai Evaporasi dilakukan sampai
bersih, kemudian dikeringkan pelarut pada labu pemisah tidak
dalam oven dengan menetes lagi, sehingga
menggunakan suhu 800 C dihasilkan ekstrak kasar daun
selama kurang lebih 5 jam alpukat yang diharapkan sudah
lalu dihaluskan hingga ukuran tidak mengandung
partikel 80 mesh.Daun alpukat pelarut.Kemudian analisa pH
ditimbang sebanyak 10 gram, ekstrak daun alpukat, berat dan
kemudian dibungkus kain uji spektrofotometer.
saring.Sampel dimasukkan ke
dalam soxhlet dan diekstraksi
menggunakan pelarut sesuai
dengan perlakuan jenis pelarut
yaitu menggunakan etanol dan
IV. Hasil dan Pembahasan dengan perbandingan pelarut
1. Pengamatan variabel 1 5:0 memiliki rerata rendemen
(Rasio Solvent) yang lebih tinggi yaitu
sebesar 25,7 %. Hal ini
Rasio Pelarut Rerata randemen ( % )
diduga senyawa dalam daun
1:4 11,9
alpukat yang terekstrak
2:3 14,3
3:1 18,0 dengan pelarut etanol 95 % :
4:1 20,6 aseton = 5:0 memiliki
5:0 25,7 kepolaran yang tinggi
sehingga dapat menghasilkan
Tabel 1.Pengaruh rasio
solvent terhadap yield rendemen paling
tinggi.Rendemen ekstrak yang
Dari hasil analisa
berbeda pada setiap
selama proses berlangsung dari
perlakuan bergantung pada
perlakuan pertama hingga
kemampuan masing-masing
kelima larutan di dalam soxhlet
pelarut yang digunakan untuk
pada waktu ekstraksi yang
menarik zat warna. Zat
sama menunjukan tingkat
warna tanin merupakan
kekeruhan yang berbeda saat
senyawa polar maka akan
mendekati selesai proses
larut baik di dalam pelarut-
ekstraksi. Pada hasil
pelarut yang bersifat polar ,
penelitian dapat diketahui
dimana pelarut polar pun
bahwa rerata rendemen
memiliki tingkat kepolaran
ekstrak daun alpukat berkisar
yang berbeda-beda.
antara 11,9 % - 25,7 %.
Pada analisis ragam
menunjukkan perbandingan
pelarut yang digunakan
berpengaruh nyata pada
penelitian ini. Dari hasil yang
diperoleh, diketahui ekstrak
2. Pengamatan variabel 2 untuk mengekstrak tanin pun
(Perbedaan waktu ektraksi) berbeda . Perlakuan waktu
ekstraksi juga mempengaruhi
Waktu ekstraksi Yield
soxchlet (menit) ( gram ) total tanin ekstrak yang
60 1,47 dihasilkan. Hal ini dikarenakan
90 1,67 semakin lama waktu ekstraksi,
120 1,78 maka kontak antara pelarut
150 2.22
dan bahan yang diekstrak
210 2,07
juga akan semakin lama,
Tabel 2.Pengaruh waktu ekstraksi sehingga ekstraksi senyawa
terhadap yield
pada bahan juga akan
Dari tabel dapat
semakin banyak.
diketahui rerata total tanin
3. Pengamatan absorbansi
dengan perlakuan proporsi
ekstrak daun alpukat
pelarut dan waktu ekstraksi
memiliki pengaruh yang Waktu Nilai
ekstraksi Absorbansi
berbeda.Dengan kata lain
soxchlet
proporsi pelarut dengan (menit)
waktu ekstraksi berpengaruh
60 0,075
pada total tanin ekstrak yang 90 0,073
dihasilkan. Pelarut yang 120 0,079
150 0,068
memiliki tingkat kepolaran
180 0,069
yang sama dengan senyawa 210 0,114
tanin diekstrak menggunakan
Tabel 3. Nilai absorbansi
waktu yang lebih lama akan dengan perlakuan waktu
menghasilkan senyawa tanin Pada hasil penelitian
yang terekstrak juga akan ektraksi daun alpukat
lebih maksimal. Hal ini diketahui nilai absorbansi
diduga disebabkan karena ekstrak berkisar antara 0,068
sifat kepolaran pelarut yang 0,114.Pada hasil analisis
berbeda sehingga kemampuan ragam absorbansi,
menunjukkan bahwa V. Simpulan
perlakuan waktu ekstraksi Dari percobaan perlakuan
memberikan perbedaan variabel 1 menunjukan perlakuan
terhadap absorbansi ekstrak terbaik menggunakan rasio solvent 5:0
daun alpukat. Hasil ini dengan berat yang didapat 2,57 gram.
menunjukkan semakin lama Dalam perlakuan variabel 2
waktu ekstraksi yang menunjukkan perlakuan terbaik yang
digunakan dalam proses didapat adalah waktu ekstraksi selama
ekstraksi, maka absorbansi 180 menit dengan berat ekstrak daun
juga akan semakin tinggi. Hal alpukat sebesar 2,57 gram ,disisi lain
ini dikarenakan total tanin perlakuan dengan waktu ekstraksi 150
yang diekstrak cukup banyak, juga menunjukan hasil yang baik,yaitu
sehingga warna yang 2,22 gram. Pada pengukuran
didapatkan memiliki intensitas menggunakan spektrofotometer
warna yang baik. Hasil didapatkan hasil yang baik adalah
analisis ragam menunjukkan perlakuan waktu ekstraksi selama 210
rerata absorbansi ekstrak menit dengan nilai absorbansi 0,114
tertinggi terdapat pada A.
perlakuan waktu ekstraksi
210 menit. Hasil ini VI. SARAN
menunjukkan semakin lama Dalam setiap penelitian sangat
waktu ekstraksi yang penting mengenali sifat dari material
digunakan dalam proses atau bahan yang digunakan.dalam
ekstraksi, maka absorbansi penelitian ini saat proses mengunakan
juga akan semakin tinggi. Hal pemanasan perlu mengetahui titik
ini dikarenakan total tanin didik pelarut agar tidak melebihi titik
yang diekstrak cukup banyak, didihnya. Dalam percobaan dengan
sehingga warna yang solvent etanol perlu menggunakan
didapatkan memiliki intensitas water bath agar suhu tetap terjaga dan
warna yang baik. tidak mengganggu proses.
VII. Daftar Pustaka Warna Ubi Jalar Ungu
(Ipomoea batatas L.) sebagai
http://www.academia.edu/9121878/Ka Pewarna Alami. Jurnal
ndungan_Kimia_Daun_Alpukat Teknik Kimia 3(1) : 207 -
213
https://ardydii.wordpress.com/2013/03
/10/ekstraksi/
Adha,1009, Agoes,2007, Badan Pusat
Statistik,2012, Cahyadi,2008,
Indyah 2007, Lestari, P,
Prayitno dkk.,2003, Putri
dkk.,2005, Peawita,2014:4,
Robinson,1995, Rama 2008,
Shinta dkk.,2008, Seidel V
2006, Wijana, S., Putri, I.
Winarti dkk.,2008 Ekstraksi
Tanin dari Daun Alpukat
(persea americana mill.)
Sebagai Pewarna Alami. Jurnal
Jurusan Teknologi Industri
Pertanian - Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas
Brawijaya Malang.
Mukhriani. Ekstraksi, Pemisahan
Senyawa, dan Identifikasi
Senyawa Aktif. Jurnal Program
Studi Farmasi Fakultas Ilmu
Kesehatan UIN Alauddin
Makassar.
Winarti, S., Ulya S. dan Dhini A.
2008. Ekstraksi dan Stabilitas

Anda mungkin juga menyukai