Anda di halaman 1dari 2

Teknik Penetasan Telur Bebek yang Baik

Juni 7, 2009 at 4:35 pm (- Teknik Penetasan Telur Bebek yang Baik)

Pemilihan Telur Bebek

Sebenarnya untuk usaha DOD/penetasan telur bebek menjadi meri lebih baik memiliki
indukan sendiri, karena kita akan tahu riwayat hidup indukan dan telur. Karena jika hanya
membeli dari luar, kita tidak tahu apakah yang kita beli telur yang bagus atau tidak, jadi harus
memilih telur dahulu.

Bebek yang siap bertelur berumur 4-5 bulan. Jenis bebek yang di Cirebon, yakni bebek
Rambon bisa bagus diternakkan dimana saja, baik dengan digembalakan, maupun dikandang.
Ini karena bebek Rambon kakinya lebih panjang dari bebek Mojosari, sehingga larinya lebih
lincah dan cepat. Selain itu bebek Rambon memiliki leher yang lebih panjang dari bebek
Mojosari.

Untuk menghasilkan telur yang fertile, tentunya indukan betina harus dikawinkan dengan
indukan jantan dengan perbandingan 1:10 (1 jantan mengawini 10 betina). Setiap harinya
bebek bisa bertelur 1 butir. Sebenarnya ada cara untuk memperbesar ukuran telur, yakni
dengan menggunakan zat pemacu berupa Ena Egg berbentuk butiran yang dicampur
bersamaan dengan pakan. Namun perlakuan tersebut membuat bebek kelelehan untuk
memproduksi telur, yakni yang biasanya bisa sampai 2 tahun memproduksi, namun setelah
menggunakan zat tersebut hanya sampai 1,5 tahun, karena dubur atau kloakanya cepat rusak.

Alat Penetas

Usaha bebek sebelum tahun 70-an belum terorganisir dengan baik. Barulah setelah tahun 70-
an dan dibuatnya alat penetasan telur, usaha bebek lebih terorganisir, walaupun untuk
penggunaan alat baru dilakukan oleh 1-2 orang. Penetasan telur umumnya pada saat itu masih
menggunakan bantuan entok, karena bebek tidak mau mengerami telurnya. Alat penetasan
telur/incubator tersebut dinamakan lemari odel Akhyar, karena memang yang pertama kali
menciptakan alat tersebut adalah Akhyar, seorang penduduk desa Kroya Cirebon yang kini
telah lama meninggal dunia.

Dalam usaha penetasan telur, penggunaan lemari Akhyar tersebut tidak serta merta membuat
telur lebih cepat menetas, namun hanya membantu kemudahan dan kepraktisan sehingga
lebih ekonomis. Proses penetasan tetap memakan waktu selama 28 hari, layaknya
pengeraman dengan bantuan entok. Cara ini terbilang lebih ekonomis , karenapenetasan meri
tidak perlu memilki entok untuk mengerami yang pastinya membutuhkan lahan yang cukup
luas. Selain bisa dilakukan diruang terbatas, denganpenggunaan alat tersebut membuat usaha
ini tidak menghasilkan limbah apapun.

Lemari model Akhyar juga bisa dibuat sendiri oleh penetas meri, karena bahan dan modelnya
sangat sederhana. Lemari tersebut terbuat dari bahan kayu dan triplek. Modelnya seperti
lemari pakaian biasa ukuran 1 x 1 x 2 m, dengan beberapa susunan sekat/rak dari triplek
beralas Koran, memiliki kaca dibagian depan agar bisa terus dipantau keadaan telurnya.
Dalam 1 lemari 6 rak mampu menampung 800 butir telur bebek.
Proses Penetasan Meri

Pada proses penetasan saat ini masih dilakukan dalam 2 cara, yakni penggunaan alat yang
pemanasnya dari lampu minyak dan pemanas dari listrik/kumparan/lampu. Kedua cara
tersebut memilki kelebihan dan kekurangan. Misalnya pemanas dengan listrik/kumparan
memilki kelebihan, yakni tidak mengeluarkan asap hitam sehingga alat tetap bersih. Karena
tergantung listrik, jadi jika terjadi mati lamapu maka bisa menganggu penetasan. Sedangkan
dengan cara sederhana, yakni dengan lampu minyak memang akan mengeluarkan sedikit asap
hitam, namun tidak terganggu jika terjadi mati lampu.

Pada rak tingkat pertama yang berda 50 cm dari dasar lantai, terdapat wadah berbentuk
Loyang kotak kue dari kaleng sebagai wadah air. Dan ruang kosong paling bawah jarak 50
cm dari dasar lantai ditempatkan sebuah lampu minyak untuk menjaga suhu agar tetap stabil
di 100F dan menjaga kelembaban dengan terciptanya uap air dari air yang dipanaskan.
Karena penetasan membutuhkan uap panas lembab, bukan panas kering. Pemanasan dengan
lampu minyak memang yang paling cocok, karena harus dilakukan terus sampai telur
menetas. Jika menggunaka lampu listrik, tidak baik karena suka berbahaya jika sedang mati
lampu sehingga pembentukan meri menjadi tidak sempurna. Hal tersebut menyebabkan
bentuk tubuh meri tidak sempurna.

Dengan kapasitas lemari Akhyar 800 butir telur bebek, penetas bisa mendapat untung bersih
sampai Rp.400 ribu samapi menetas. Karena biaya hanya untuk bahan bakar minyak sekitar
10 liter selama 28 hari. Biaya produksi terbilang cukup sedikit karena tidak perlu pakan dan
tempat yang luas.

Menurut Prof. Dr. Penny S. Hardjosworo, Praktisi Perunggasan IPB, keberhasilan penetasan
telur bebek menjadi meri umumnya hanya 50%, namun jika ada yang mencapai 70-80% itu
sudah sangat bagus, karena cangkang telur bebek sangat tebal sehingga memakan waktu lama
dan lebih sulit dari penetasan ayam.

Untuk sentra penetasan meri di desa Kroya Cirebon, selama ini 60% telur lebih banyak dibeli
dari luar, daerah seperti Indramayu, Subang, dan Brebes. Telur yang tidak fertile biasanya
masuk ke dalam usaha pengasinan telur.

Untuk membedakan meri jantan dan betina, meri yang jantan pada duburnya terdapat
tonjolan, sedangkan yang betina tidak. Selain itu bulu meri jantan lebih kasar dari betina.
Meri yang baru menetas, bisa diberi vaksin Vitachick agar tahan penyakit, namun bisa pula
tidak diberi vaksin, karena menurut Prof. Dr. Penny S. Hardjosworo, meri labih tahan
penyakit daripada anak ayam.

Pakan untuk meri yang baru menetas biasanya berupa pakan pabrik, yakni Kopan/Phokphand
5-11, barulah umur 1 minggu bisa diberi menir (pecahan beras) kukus dan kangkung. Untuk
pencegahan penyakit juga bisa diberikan rajangan daun mengkudu sebulan sekali.

Meri yang baru menetas biasanya hanya ditempatkan di keranjang dari kawat ram ukuran 1 x
2 m, yang dilapisi kain. Dan bila akan dibawa dalam perjalanan meri tak perlu diberi
perlakuan apapun, cukup ditempatkan pada box kardus ukuran 25 x 25 cm atau tas rinjing
biasa.

Anda mungkin juga menyukai